Home / Pernikahan / Bukan Suami Sempurna / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Bukan Suami Sempurna : Chapter 81 - Chapter 90

143 Chapters

81. Lotre Kebahagiaan

*** “Aku?” Raka balik bertanya. “Kenapa harus aku?”Manda tersenyum. “Karena aku banyak dosa sama kamu, Ka. Aku tidak tenang karena sampai detik ini kamu masih marah dan sepertinya benci denganku.”Raka menghela napas pendek. “Kenapa kamu bisa sampai kepikiran ke arah sana, Nda. Aku tidak marah ataupun benci denganmu,” sahutnya.“Tapi aku merasa ada dosa sama kamu, Ka. Dari dulu aku selalu saja menyakitimu dan kejadian malam itu pasti membuatmu tambah membenciku,” cicit Manda bersedih.“Aku tidak pernah membenci siapapun dan menyimpan dendam pada siapapun, apalagi denganmu,” terang Raka. “Kamu kalau merasa bersalah, lebih baik menata hidupmu lebih baik lagi, jangan terkurung dari rasa sesal terlalu lama, jangan! Jika kamu terkurung terlalu lama malah akan membuat kesedihanmu kekal. Kalau sudah sedih, bagaimana kamu mau bahagia. Kamu mau kan bahagia?” Manda mengangguk lemah. “Aku mau banget, Ka. Tapi aku bodoh karena melepaskan bahagiaku yang jelas terlihat, aku menyesal,” lirihnya p
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

82. Yang Pertama dan Kuharap Satu-satunya

***Di dalam mobil menuju sekolah Adam, Kanaya terus saja diam. Ia hanya menjawab dengan gumaman saat Raka bertanya padanya. Raka terus saja berbicara dan Kanaya tak menanggapinya sama sekali. Bagi Kanaya saat ini suara Raka tak terdengar, hanya ada sunyi di hatinya. Terasa sangat sepi.Melihat Kanaya diam saja dan melamun membuat Raka paham, bahwa istrinya itu saat ini sedang bersedih. Raka langsung menepikan mobilnya di bahu jalan untuk berhenti. Dan benar saja, Kanaya tak bergeming, perempuan itu masih saja melamun dengan tatapan kosong.Raka langsung menggenggam tangan Kanaya, ia menoleh ke arah suaminya dan terkejut mendapati kalau mobil telah berhenti. "Mas mau ke mana? Kok berhenti?" tanya Kanaya heran."Enggak ke mana-mana. Mas hanya ingin tahu kenapa kamu terus melamun," jawab Raka. "Maafkan ibu yah," lanjut Raka menatap netra Kanaya lembut.Kanaya menggelengkan kepalanya. "Memangnya ibu salah apa, Mas? Masa harus sampai aku maafkan.""Ucapan ibu tadi, pasti buat kamu sedih.
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

83. Melepaskan Masa Lalu

***Kanaya sedang menunggu Maryam di sekolahnya bersama Adam. Ponselnya berdering dan nomor yang tak dikenal terlihat di layar ponselnya. Kanaya mengangkatnya.'Hallo, Assalamualaikum.''Wa'alaikumussalam. Ini Kanaya?' tanya suara perempuan yang samar-samar ia kenali suaranya.'Iya. Maaf ini siapa yah?' Kanaya balik bertanya.'Ini sama Manda.'Kanaya terkejut karena Manda tiba-tiba menghubunginya. 'Oh, Mbak Manda. Ada apa, Mbak? Sudah pulang dari rumah sakit?''Alhamdulillah baik. Iya, ini sudah pulang, ini baru saja sampai.' Manda menjeda obrolannya. 'Aku telepon kamu karena mau menjelaskan tentang gosip yang mungkin kamu dengar dan buat kamu kepikiran,' tambahnya. 'Gosip apa ya, Mbak?''Gosip tentang Raka yang menyuapiku dan aku malah buat status di whatsapp. Itu memang aku yang salah, aku enggak memikirkan jangka panjangnya. Dan enggak ada maksud apa-apa yah, hanya ingin menertawakan diri sendiri saja, aku disuapin sudah gede begini,' jelas Manda.'Iya, Mbak. Enggak apa-apa.''Da
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

84. Akan Baik-baik Saja

***"Keluarga Tjandra?" tanya Lea terkejut. "Iya, mereka menyebut nama keluarga itu terus, apa Kakak tahu? Aku tidak tahu siapa mereka," sahut Gibran."Sekarang lebih baik kamu memikirkan mama, dia pasti sangat sedih karena papa sudah di tahan. Urusan itu biar Kakak yang tangani," tukas Lea."Iya, Kak. Aku mau jemput mama juga di kantor polisi. Mama masih syok dan enggan pisah sama papa. Alhamdulillah besok teteh mau ke sini," ucap Gibran."Mereka belum tahu kalau papa sudah di tahan?" tanya Lea."Belum. Mungkin teh Nay tidak tahu apa-apa.""Gibran saat ini kuatkan mama yah! Katakan padanya, kalau Kakak enggak akan tinggal diam. Pasti papa Asep akan bebas secepatnya, sabar saja untuk menantinya," ucap Lea."Iya, Kak. Terima kasih sekali lagi, Kakak memang penyelamat keluarga kami, semoga kebaikan Kakak biar Tuhan yang membalasnya," cicit Gibran terharu.Setelah Gibran pamit pergi, Lea langsung menghubungi pengacara handal dan setelah diskusi, para pengacara itu perlu beberapa hari
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

85. Lelaki yang Tuhan Pilihkan

***Betrand langsung ke Jakarta menemui Ridwan sekaligus menjenguk Bara. Ia melihat Cherry sangat perhatian dan juga telaten mengurus Bara. Betrand sempat tak mengerti kenapa hati Bara tidak luluh dengan gadis secantik Cherry dan gadis itu menerima Bara apa adanya."Gimana sekarang, apa kamu sudah baikan?" tanya Betrand."Lihat kamu, mood-ku semakin buruk," jawab Bara dingin."Nah, kamu sudah pintar mengumpat, jadi kamu sudah sehat lagi, itu artinya besok lusa kita akan ke Bangkok," tukas Betrand."Kamu saja sendiri! Aku mau tidur sampai mood-ku kembali baik," timpal Bara."Kepalamu baik-baik saja, kan? Tumben seorang Bara mau rebahan di atas kasur," sindir Betrand."Kamu enyah dari hadapanku! Aku sedang tidak mau bicara dengannmu," usir Bara."Oh... kamu ngusir aku karena ingin berduaan dengan Cherry yah? Hmm... ingat! Kalian belum sah, jadi jangan melakukan hal yang di luar batas," goda Betrand."Dasar primitif! Sana!" usir Bara sekali lagi. "Dan kamu juga ikut pergi ke luar," tamba
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

86. Kita Menua Bersama

***Ridwan menyuruh Betrand untuk pergi ke Bandung dan menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh Bara. Ia tidak mau menanggung resiko dan berurusan dengan Lea, ia tahu bagaimana sepak terjang Lea. Terlebih lagi Lea adalah keponakan dari Shin Lee, salah satu orang yang mempunyai kendali dalam dunia bisnis.Ridwan masuk ke kamar Bara dan melihat anaknya itu sedang duduk di teras balkon kamar."Papi mau bicara denganmu."Ridwan duduk di sebelah anaknya. "Bicara apa lagi?""Kenapa kamu masih mencari perhatian perempuan itu?" Ridwan menatap Bara dengan kecewa."Perempuan siapa? Aku tidak pernah mencari perhatian pada perempuan mana pun," balas Bara."Jangan pernah sekali-kali kamu mengambil kesempatan untuk menarik perhatiannya! Perempuan itu sudah berkeluarga, dia sudah hidup bahagia, kamu pun harus hidup bahagia dengan Cherry. Papi tidak mau kamu hidup menyedihkan, mengemis cinta dan berharap pada perempuan yang tidak layak di sisimu," tukas Ridwan menjelaskan."Papi bukan aku! Jadi Pa
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

87. Hati ini Sudah Satu

***"Angkat saja, sayang," perintah Raka, ia ingin tahu tujuan lelaki itu menghubungi istrinya malam-malam begini.Kanaya menghela napas pendek, ia langsung mematikan gadget-nya dan menyimpannya kembali di atas nakas."Lho kok enggak kamu terima saja telepon dari dia?" tanya Raka, keningnya mengerut."Buat apa? Mas memangnya enggak cemburu kalau aku ditelepon lelaki lain jam segini?" Kanaya malah balik bertanya."Cemburu kalau dia meneleponmu diam-diam di belakang Mas. Kalau barusan kamu angkat kan bisa di loud speaker dan Mas tahu juga kalian bicara apa," sahut Raka."Meski di belakang Mas pun, aku enggak akan angkat. Buat apa coba, kalau mau ya chat atau kirim pesan dulu. Tanya ke aku, apa aku bisa mengangkat teleponnya dan dia jelaskan alasannya kenapa harus bicara lewat telepon," kata Kanaya."Bara sering yah menghubungi kamu?" tanya Raka."Enggak sering juga sih, Mas. Waktu dulu ketemu pertama kali di Bandung, dia sering telepon, aku pernah mengangkatnya sekali. Tapi saat dia tel
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

88. Pada Angin yang Menyentuhmu, Aku pun Cemburu

***Pagi ini adalah pagi terindah yang pernah Raka lewatkan, ia melihat senyum bahagia mengembang di kedua sudut bibir Kanaya yang mungil, melihat kedua anaknya yang bersenda gurau dan terlihat sangat bahagia. Pagi ini memang pagi yang cerah, pagi yang mungkin Raka tidak tahu apa akan ada pagi yang seindah ini.Raka melihat Asep terus bersenda gurau dengan kedua anaknya, kakeknya itu selalu saja membuat Maryam dan Adam tertawa lepas."Mas kenapa melamun?" tanya Kanaya.Raka langsung beralih menatap Kanaya dengan mesra. "Ngelamunin kamu yang makin cantik saja," godanya dengan sengaja.Wajah Kanaya langsung berubah malu, ia langsung mendaratkan pukulan kecil di lengan kanan Raka membuat suaminya itu pura-pura meringis kesakitan.Melihat anak mantunya yang saling bercanda penuh cinta membuat Asep tersenyum. Ia bahagia karena ikatan diantara keduanya semakin erat. Ia tak perlu khawatir lagi akan keduanya, ia tidak terlalu takut jika ada orang yang ingin memutuskan tali diantara keduanya.
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

89. Terjebak dalam Ruang Sedih

***"Apa benar Kak Bara sudah melupakan dia seluruhnya?" Netra Cherry menuntut kejujuran lelaki itu.Bara tersenyum, sebisa mungkin ia harus tenang dan tak gampang menunjukkan emosinya di hadapan gadis itu. "Aku harus melupakannya, bahkan aku tidak mau bermimpi lagi untuk mengingat rupanya dengan jelas. Apa kamu tetap meragukanku?" Cherry mendesah ragu, ia sebenarnya ingin percaya sepenuhnya pada lelaki itu, tapi saat ia sering mendengar Bara sering menggaungkan nama gadis itu membuatnya sulit untuk percaya dengan apa yang lelaki itu katakan. "Aku sedikit ragu dengan kejujuranmu, Kak.""Alasannya apa?" Bara mencoba tenang lagi, meski hatinya memaki-maki gadis itu."Karena dalam tidur Kak Bara, nama gadis itu sering kamu sebut, bahkan Kakak memanggil nama itu dengan penuh kesedihan, terdengar juga Kakak memanggilnya seperti seorang pesakitan," jawab Cherry menerangkan."Karena dulu aku terperangkap dalam masa lalu, aku tak bisa keluar mencari jalan keluar karena tidak ada yang tahu k
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

90. Perihal Waktu

*** “Mulai lagi deh!” celetuk Kanaya.“Mulai apa lagi, sayang?” tanya Raka.“Mulai lagi gombalan ala remaja,” sahut Kanaya.“Kan Mas itu niru papa,” kata Raka menjelaskan.Asep terkejut saat mendengar Raka menyebut namanya. “Kok niru Papa?”“Papa itu role mode Raka. Raka ingin menjadi suami sempurna, ayah yang hebat seperti Papa,” puji Raka.Asep merasa bangga karena dirinya menjadi panutan. “Tuh kan, Ma… menantu kita saja nge-fans sama Papa, puji Papa. Masa Mama bilang Papa itu lebay,” bangganya menyombongkan diri.“Sudah Aki-aki saja kamu, Pa. Kalau Raka dan teh Nay yah wajar, mereka masih muda,” balas Santi.“Romantis itu jangan terpaku karena usia dong, Ma. Cinta itu tidak mengenal si tua atau si muda. Malah cinta akan membuat kita awet muda dan juga tambah bahagia. Bersikap romantis terhadap pasangan itu tak mengenal waktu, selalu awet meski usia sudah renta,” jelas Asep.Melihat Asep yang selalu menggoda istrinya membuat Raka dan Kanaya tersenyum melihat keduanya. Raka benar-b
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status