Beranda / Pernikahan / Bukan Suami Sempurna / 89. Terjebak dalam Ruang Sedih

Share

89. Terjebak dalam Ruang Sedih

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-15 11:00:49

***

"Apa benar Kak Bara sudah melupakan dia seluruhnya?" Netra Cherry menuntut kejujuran lelaki itu.

Bara tersenyum, sebisa mungkin ia harus tenang dan tak gampang menunjukkan emosinya di hadapan gadis itu. "Aku harus melupakannya, bahkan aku tidak mau bermimpi lagi untuk mengingat rupanya dengan jelas. Apa kamu tetap meragukanku?"

Cherry mendesah ragu, ia sebenarnya ingin percaya sepenuhnya pada lelaki itu, tapi saat ia sering mendengar Bara sering menggaungkan nama gadis itu membuatnya sulit untuk percaya dengan apa yang lelaki itu katakan. "Aku sedikit ragu dengan kejujuranmu, Kak."

"Alasannya apa?" Bara mencoba tenang lagi, meski hatinya memaki-maki gadis itu.

"Karena dalam tidur Kak Bara, nama gadis itu sering kamu sebut, bahkan Kakak memanggil nama itu dengan penuh kesedihan, terdengar juga Kakak memanggilnya seperti seorang pesakitan," jawab Cherry menerangkan.

"Karena dulu aku terperangkap dalam masa lalu, aku tak bisa keluar mencari jalan keluar karena tidak ada yang tahu k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Suami Sempurna    90. Perihal Waktu

    *** “Mulai lagi deh!” celetuk Kanaya.“Mulai apa lagi, sayang?” tanya Raka.“Mulai lagi gombalan ala remaja,” sahut Kanaya.“Kan Mas itu niru papa,” kata Raka menjelaskan.Asep terkejut saat mendengar Raka menyebut namanya. “Kok niru Papa?”“Papa itu role mode Raka. Raka ingin menjadi suami sempurna, ayah yang hebat seperti Papa,” puji Raka.Asep merasa bangga karena dirinya menjadi panutan. “Tuh kan, Ma… menantu kita saja nge-fans sama Papa, puji Papa. Masa Mama bilang Papa itu lebay,” bangganya menyombongkan diri.“Sudah Aki-aki saja kamu, Pa. Kalau Raka dan teh Nay yah wajar, mereka masih muda,” balas Santi.“Romantis itu jangan terpaku karena usia dong, Ma. Cinta itu tidak mengenal si tua atau si muda. Malah cinta akan membuat kita awet muda dan juga tambah bahagia. Bersikap romantis terhadap pasangan itu tak mengenal waktu, selalu awet meski usia sudah renta,” jelas Asep.Melihat Asep yang selalu menggoda istrinya membuat Raka dan Kanaya tersenyum melihat keduanya. Raka benar-b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Bukan Suami Sempurna    91. Menemukan Bahagiaku, Rumahku

    ***Kanaya sedang sibuk browsing furniture-furniture lucu untuk rumah barunya, ia mencari referensi di internet, saking ia fokus di depan laptop dan tak menyadari ada seseorang yang tersenyum melihat wajahnya yang serius."Warna pink itu lucu, tapi pasti nanti Adam protes. Harus cari yang anak-anak kompak suka," gumamnya bicara sendiri. Kanaya langsung tersadar saat ada yang memanggil namanya. "Bara!" pekiknya terkejut.Bara tersenyum. "Kebiasaan kamu itu enggak pernah sadar ada orang yang datang kalau lagi asyik sama dunianya sendiri deh!"Kanaya nyengir. "Iya, nih. Aku keasyikan, jadi enggak ngeuh juga sama sekitar." Eh... kamu kenapa di sini? Mau beli kopi?""Salah satunya itu. Tapi, aku ke sini juga mau jemput keponakannya Cherry," jawab Bara."Wah, siapa namanya?" tanya Kanaya."Brenda. Mungkin Adam juga kenal.""Brenda– Oh, anak kecil yang punya mata sipit dan juga pipinya itu chubby lucu yang rambut sering dikuncir dua, kan?"Bara mengangguk. "Iya, itu!""Cherry ke mana? Kok ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Bukan Suami Sempurna    92. Memilih Teman Hidup

    *** “Ajak Manda tinggal di rumah ini ? Maksudnya?” tanya Maharani bingung.“Iya, ajak tinggal sama Ibu di sini. Manda, dia juga tinggal sendirian, dari pada di sana dia kesepian mending tinggal sama Ibu. Kamar di rumah ini kan banyak,” kata Rama.“Tapi Manda-nya mau enggak yah?” tanya Maharani.“Kalau Ibu yang ajak pasti dia mau. Manda juga kelihatan sayang sama Ibu,” timpal Rama.“Iya, Ibu juga sayang sama Manda. Saat Raka dan Manda pacaran dulu, Ibu sudah jatuh hati padanya. Sayangnya… Manda enggak jadi sama Raka,” kata Maharani.“Jangan ngomong begitu, Bu. Kalau Ibu terus ngobrol seperti itu enggak baik. Mereka enggak berjodoh, takdir Allah itu yang terbaik. Mungkin kalau mereka berjodoh bisa menimbulkan apa nantinya. Ibu harus bersyukur karena menantu Ibu itu Kanaya. Kanaya itu baik, Bu. Mas malah bangga sama Raka karena dia bisa dapetin istri sehebat Kanaya. Raka jadi lebih bahagia dan tidak murung lagi,” ucap Rama.“Iya. Memang Kanaya itu perempuan yang baik, didikan dari ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Bukan Suami Sempurna    93. Memilih Lelaki yang Tepat

    ***"Berdua datang bersamamu? Lalu, nanti mas Raka gimana?" tanya Kanaya."Maksudnya, nanti biar aku dan Mark yang jemput kamu di rumah. Kita berempat datang ke sana, aku jamin mereka tidak akan pernah mau mengusikmu atau berurusan denganmu," kata Lea."Mereka emangnya takut denganmu?" tanya Kanaya."Mereka tahu siapa aku, jadi jika tahu kamu adalah sahabatku. Maka, aku jamin kamu tak akan lagi mereka usik," jawab Lea dengan bangganya."Lagian juga, mana mungkin mereka mengusikku lagi. Aku dan Bara sudah mempunyai kebahagiaan masing-masing. Aku pun sudah mempunyai dua anak dan Bara tidak akan lagi melawan kedua orang tuanya," ucap Kanaya."Dulu Bara pernah melawan kedua orang tuanya demi kamu?" tanya Lea penasaran."Iya dan dulu Bara harus sampai dikurung dalam rumah. Kadang lucu dan aneh saja, kenapa orang tua dia begitu. Namanya anak remaja saling cinta dan belum tentu juga kan sampai ke jenjang pernikahan. Mereka sangat takut kalau aku sampai membuat Bara kabur dari rumah. Beruntun

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Bukan Suami Sempurna    94. Menjadi Simpul yang Indah?

    ***Kanaya mengetuk pintu kamar Rieke dan membukanya. Ia melihat Rieke yang menangis sambil memegang ponselnya. Rieke menatap Kanaya dan tangisannya tambah pecah.Kanaya menghampirinya dan memeluknya, tangisan Rieke semakin sesak. "Kenapa Ibu dari dulu tak pernah mendengarkan apa yang anak-anaknya inginkan? Ibu selalu egois! Selalu ingin apa yang diinginkannya itu diikuti juga oleh kita. Apa Ibu enggak peka, kalau bahagia itu kita yang merasakannya? Harusnya Ibu belajar dari rumah tangganya mas Rama, karena kehendak Ibu dan campur tangannya, pernikahan mas Rama hancur. Apa Ibu enggak pernah intropeksi selama ini?" ungkap Rieke dengan suara yang terisak.Kanaya menepuk pundak Rieke pelan. "Tidak ada orang tua yang ingin anak-anaknya itu menderita, seburuk apapun orang tua itu. Mereka tetap ingin anaknya bahagia. Hanya saja, ibu menunjukan rasa sayangnya dengan cara yang tidak tepat. Ibu mungkin hanya takut kamu akan menderita setelah menikah, banyak hal yang ibu takutkan karena kamu ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Bukan Suami Sempurna    95. Napasku untuk Bahagia

    ***"Aku memang tak bisa membayangkan untuk bisa jauh darimu, Mas. Tapi, aku enggak mau egois. Aku harus mengerti dan mendukung mimpimu. Saat ini mimpi terbesarmu itu akan menjadi nyata, jadi kalau aku malah menghambatnya... sama saja, aku merusak bahagiamu, Mas. Aku bahagia karena melihatmu bisa mewujudkan semuanya," tutur Kanaya menatap bangga suaminya.Raka menghela napas, sangat sulit baginya untuk mengambil keputusan. "Tapi ini di Jepang, Nay. Mas tidak bisa gampang bolak-balik ke Jakarta, entah bisa pulang atau enggak selama study di sana. Mas pasti kangen sama kamu dan anak-anak... Sulit.""Pikirkan masa depan saja, Mas. Kalau Mas enggak bisa pulang ke Jakarta. Kapan-kapan biar aku dan anak-anak yang menyusulmu ke sana. Kan kita belum pernah liburan ke Jepang, yah... nabung dulu, pakai dana di luar tabungan. Bagaimana?""Besok kita pikirkan lagi. Mas besok mau bertanya langsung pada atasan Mas mengenai program Doctoral degree ini," balas Raka."Oke, Mas. Kita tidur dan Mas haru

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Bukan Suami Sempurna    96. Jodoh dari Langit

    ***Raka akhirnya menempati rumah baru, ia melihat senyum mengembang di kedua wajah anaknya. Adam bahkan terus saja berada di kamarnya yang bernuansa biru. Mainan anak bungsunya itu tertata rapi di lemari khusus. Maryam pun tak mau ikut kumpul di ruang keluarga karena asyik dengan kamarnya.Raka menggelengkan kepalanya, ia bergegas menuju ruang tengah di mana keluarganya kumpul di sana."Anak-anak enggak ikut turun, Mas?" tanya Kanaya."Mereka asyik dengan kamarnya masing-masing. Biarkan saja," balas Raka."Pasti mereka senang karena akhirnya dapat kamar impian. Dari semalam malah Adam ngoceh terus tentang kamar barunya dan berencana ngajak teman-temannya untuk nginep dan tidur di kamarnya," celetuk Rieke terkekeh."Kasihan, sudah lama Adam dan Maryam tidur satu kamar. Mas ngerasa bersalah, apalagi sama kamu, Nay." Raka menatap istrinya dengan rasa bersalah."Memangnya Mas seorang kriminal?" tanya Kanaya."Enggak juga. Mas kan suami kamu," sahut Raka."Aduh, Mas. Jangan merasa bersal

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Bukan Suami Sempurna    97. Hari-hariku Berbeda tanpa Hadirmu

    ***"Kamu mau ke mana?" tanya Veronica, ia langsung berlari menghampiri Bara yang sudah di ambang pintu."Mau ke luar, Mi." Bara menjawab singkat."No! Kamu mau menikah seminggu lagi! Mami ingin kamu di rumah saja. Pamali kalau calon pengantin ke luar mendekati hari H," cegah Veronica.Bara mendesah kesal. "Mami... Mami... kenapa sih primitif banget di zaman modern kayak gini. Bara kan cuma ke luar sama teman-teman. Enggak mungkin kabur! Pikiran Mami sungguh ketinggalan zaman," ketus Bara."Bukan masalah primitif, Nak! Hanya jaga-jaga biar kamu tidak capek saja. Minggu depan pasti butuh stamina yang besar, pesta pernikahanmu diadakan sampai tengah malam," ungkap Veronica menjelaskan alasannya."Mami tenang saja, anakmu itu enggak mudah capek atau bisa kehabisan energi hanya gara-gara nongkrong sama teman sebentar. Anak Mami ini enggak loyo," ujar Bara."Pokoknya sebelum kamu nikah, Mami enggak mau kamu kemana-mana! Kamu harus tetap di sini! Jika kamu mau ke luar, harus bawa bodyguard

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18

Bab terbaru

  • Bukan Suami Sempurna    143. Mari Saling Mengenggam Tangan (TAMAT)

    ***"Ini minum!" Kanaya menyerahkan segelas cappucino pada Bara.Bara mengangguk dan langsung meminumnya. Beberapa menit, mereka terdiam. "Aku itu memang manusia yang selalu membuat siapapun sial ya, Nay. Benar kata Daniel, kalau aku terlahir membawa kesialan bagi orang yang ada di sisiku.""Kamu bukan Tuhan dan Tuhan pun tak pernah menciptakan manusia untuk terlahir membawa sial," tukas Kanaya."Tapi aku berbeda, Nay. Aku membuat siapapun yang di dekatku menderita. Mulai dari kamu yang menderita karena aku. Mami yang bertahan menanggung luka demi aku dan sekarang Cherry. Dia menyelamatkanku dan mengorbankan dirinya, bahkan calon anak kami pun ikut jadi korban. Sepertinya aku hidup pun tak layak.""Kamu harus bersyukur, Bara. Kamu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangimu. Apalagi Cherry, istrimu itu begitu mencintaimu, dia menganggap saat ini kamu membencinya karena dia keguguran. Tidak ada pun rasa dendam padamu, dia benar-benar mengkhawatirkanmu," ungkap Kanaya."Nay, ap

  • Bukan Suami Sempurna    142. Ingin Bahagia

    ***"Kalian yang menjadi penyebab kenapa aku bisa begini!" ungkap Daniel."Kenapa kamu menyalahkan kami karena kemalanganmu, Ha! Kamu sendiri lah yang tahu bagaimana cara untuk membahagiakan diri sendiri. Jangan menyalahkan kemalanganmu pada siapapun!" balas Bara.Melihat keduanya semakin memanas membuat Veronica berusaha untuk menengahinya. "Sudah, kalian jangan bertengkar di depan orang yang sedang sakit," pintanya. "Daniel karena kamu sudah datang untuk menjenguk om, ayo kita makan malam. Tante sudah masak hari ini. Pasti kamu belum makan kan?""Jangan berpura-pura peduli denganku, Tante! Aku tahu selama ini perhatianmu itu palsu dan tak tulus. Kamu hanya ingin anakmu bahagia dan mengorbankan perasaanku, kan? Kamu hanya berpura-pura menyayangiku!" sahut Daniel dengan intonasi suara yang meninggi."Jangan membentak mamiku! Kamu tidak berhak untuk membentaknya!" geram Bara."Oh, kamu cemburu selama ini, kan? Cemburu pada perhatian kedua orang tuamu yang lebih padaku? Kamu ingin meng

  • Bukan Suami Sempurna    141. Hati yang Terlalu Berharga

    ***Akhirnya Gibran dan Mutia sah menjadi suami istri. Rasa bahagia campur haru terus saja menyelimuti kedua keluarga keduanya. Apalagi Asep, ia merasa bangga pada anak bungsunya yang begitu lantang saat mengucapkan ijab Kabul."Akhirnya ya, sekarang enggak jomlo dan galau lagi," goda Kanaya sambil terkekeh."Memangnya a Gibran pernah galau, Teh?" tanya Mutia penasaran."Pernah dan galaunya Gibran itu sampai enggak mau makan dan ngurung diri di kamar," jawab Kanaya, ia sengaja menaikkan volume suaranya agar Gibran mendengarnya dengan sangat jelas."Apaan sih, Teh. Teteh mah ngarang! Siapa juga yang galau sampai enggak mau makan," sahut Gibran protes. "Jangan percaya sama teteh ya, geulis (cantik)," tambahnya menatap mesra sang istri."Dih, ngarang dari mana coba! Kalau Teteh ngarang, lalu ucapan mama sama papa disebut apa? Halu?" tukas Kanaya."Teteh bisa diam tidak? Sudah, itu kan zaman Gibran masih labil," ucap Gibran. Ia tidak mau sampai Kanaya terus membahasnya karena takut rahasi

  • Bukan Suami Sempurna    140. Sedekat Denyut Nadi

    ***Pembatalan pernikahan yang diumumkan oleh keluarga Kimberly membuat publik heboh lagi. Publik sudah menduganya karena memang video dan foto tak senonoh yang tersebar itu memang milik Daniel dan mantan kekasihnya. Hal itu sudah dipertegas juga oleh pihak kepolisian dan Daniel pun sudah dimintai keterangan dari pihak berwajib.Daniel diam seribu bahasa saat para awak media terus saja mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Kali ini sikap Daniel tak bersahabat, ia berbeda seratus delapan puluh derajat yang biasanya selalu bersikap ramah.Daniel masuk ke mobilnya, hari ini ia sudah janjian bertemu dengan Kim. Daniel yakin pernyataan keluarga besar Kim itu bukan dari perempuan itu.Daniel sudah datang ke salah satu restoran privat, tampak di sana sudah ada Kim yang sudah menunggunya. Daniel senang karena akhirnya ia bisa bertemu dengan calon istrinya itu."Sayang, kamu nunggu lama ya? Maaf ya, aku harus sembunyi-sembunyi menemuimu karena para wartawan terus saja membututiku," ucap Danie

  • Bukan Suami Sempurna    139. Badai Kehancuran Telah Datang

    ***Berita pagi ini membuat publik sangat heboh. Publik terkejut dengan tersebarnya video dan foto tidak senonoh dari Daniel dan Lucy. Tampak terlihat keduanya dengan jelas adalah pemeran dari video-video itu. Awalnya saat satu foto tersebar, publik menganggap itu hanya foto editan untuk merusak rencana pernikahan Daniel dan Kimberly, namun saat foto dan video lain tersebar membuat publik jadi yakin bahwa keduanya memang pelaku dari video tak senonoh tersebut.Daniel geram karena ponselnya pagi ini sering berdering dan ia terkejut karena berita pagi ini terus saja memojokannya.'Kenapa sampai tersebar berita sialan itu, Ha? Apa kamu belum juga mengurus si jalang itu dan keluarganya?' bentak Daniel, ia memaki asistennya di telepon.'Maaf, Tuan. Berita itu begitu tersebar tanpa bisa saya kendalikan. Saya juga sulit menemukan perempuan itu,' jawabnya.'Kamu tak bisa langsung membungkam media? Harusnya kamu langsung suap mereka dan meminta meraka untuk menghapus berita sialan itu! Kalau p

  • Bukan Suami Sempurna    138. Dendam yang Tak Bisa Dipadamkan

    ***Cherry merasa kepalanya pusing dan badannya terasa berbeda. Mood-nya pun kadang tak stabil. Tak jarang ia selalu ketus pada suaminya. Beruntung Bara hanya diam, marahnya lelaki itu hanya mengepalkan tangannya dan meninju ke sembarang tempat.Sebenarnya dua hari ia sempat beli tespack, tapi tak pernah ia pakai karena takut kecewa. Atas saran dari Kanaya karena melihat gejala yang dialaminya seperti sedang hamil.Cherry menghela napas panjang, pagi ini ia harus berani dan jika pun nanti hasilnya tak seperti yang ia harapkan, Cherry tak akan kecewa. Ditatapnya Bara yang sedang tertidur pulas di sampingnya. "Semoga ada kabar bahagia untuk kita, Kak," gumamnya tersenyum dan ia hati-hati turun dari atas kasur.Dua puluh menit Cherry masih di dalam kamar mandi. Bara yang sudah terbangun pun mencari keberadaan istrinya itu. Tampak Cherry ke luar dari kamar mandi dengan wajah yang Bara duga sedang ada masalah."Kamu kenapa? Sakit?" tanya Bara.Chery tersenyum tipis. "Kak pagi ini bisa anta

  • Bukan Suami Sempurna    137. Sayap Pelindung

    ***Raka saat ini sedang menunggu seseorang di sebuah cafe. Semalam ia tidak bisa tidur saat Kanaya menceritakan dengan detail tentang pertemuannya dengan Daniel. Raka merasa beruntung karena saat ini Kanaya tak menyembunyikan rahasia apapun darinya.Raka sudah menunggu kurang lebih lima belas menit, lelaki itu tak kunjung datang. Tak lama datanglah orang yang ia tunggu kedatangannya."Maaf agak telat," ucapnya beralasan."Tak masalah, hanya lima belas menit menunggumu," balas Raka. "Mau pesan apa?" tanyanya."Capuccino panas saja," jawabnya. Raka langsung memanggil pelayan dan mengatakan pesanannya, setelah pelayan pergi, barulah Raka mulai bicara serius. "Maaf menganggu waktumu, pasti kamu bingung kenapa tiba-tiba aku menghubungimu dan meminta untuk bertemu," ucapnya."Iya, ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Bara."Banyak, apalagi ini menyangkut istriku," jawab Raka."Ada apa dengan Kanaya?" tanya Bara, ia merasa cemas jika terjadi sesuatu pada Kanaya."Dia tak kenap

  • Bukan Suami Sempurna    136. Candu yang Memabukkan

    ***"Ternyata capek ya ngurus lamaran juga. Apalagi nanti kalau nikah," keluh Rieke."Kalau memang ingin di handle sendiri ya pasti capek, tapi nanti ada kepuasan sendiri setelah semua yang kamu susun itu berhasil dengan sempurna," ujar Kanaya."Iya, Nay. Aku ingin pernikahanku ini benar-benar berkesan. Biar aku ingat terus," timpal Rieke. "Dulu saat kamu dan mas Raka nikah, apa secapek ini?" tanyanya penasaran.Kanaya mengangguk. "Pasti capek, stres karena ngurus sendiri. Ada yang salah dikit, cemasnya luar biasa. Takut saja ada yang kurang," jawabnya tersenyum."Iya, sih. Kita kan enggak pakai jasa WO. Aku sih ditawarin sama teman, tapi aku menolak karena memang ingin mengurusnya sendirian," sahut Rieke."Tapi nanti jangan kecapean ya! Kamu kan calon pengantinnya, harus sehat biar enggak sakit. Jangan kayak aku, pas acara berakhir kan masuk rumah sakit karena kelelahan," ucap Kanaya mengingatkan."Iya, Nay. Nanti kalau seminggu mau mendekati hari H-nya, aku mau istirahat full di rum

  • Bukan Suami Sempurna    135. Jimat Kebahagiaan

    ***Publik heboh dengan berita rencana pernikahan Daniel dengan Kimberly. Publik tak menyangka bahwa perjalanan si lelaki playboy itu akhirnya berhenti di hati Kimberly. Padahal yang publik ketahui bahwa selama ini Daniel selalu mengatakan bahwa lelaki itu akan melajang dan tak ingin menikah sama sekali.Berita yang menjadi hot topik itu tentu saja membuat siapapun ingin tahu dan membayangkan bahwa pesta pernikahan keduanya pasti akan digelar sangat mewah, tak kalah dari pesta pernikahan Bara dan juga Cherry."Daniel..." Kim memanggil calon suaminya itu dengan lembut."Ada apa, Honey?" tanya Daniel menatap Kim mesra."Apa kamu serius menikah denganku?" tanya Kim menatap ragu.Daniel tersenyum. "Bukankah aku sudah datang menemui kedua orang tuamu di Jerman? Aku menemui mereka tanpa diketahui kamu. Aku serius denganmu, apa kamu masih meragukan ketulusanku?"Kim menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tak yakin saja dengan rencana ini yang tiba-tiba. Apa kamu benar-benar melabuhkan hatimu pa

DMCA.com Protection Status