Beranda / Pernikahan / Bukan Suami Sempurna / 95. Napasku untuk Bahagia

Share

95. Napasku untuk Bahagia

Penulis: ISMI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 13:14:17

***

"Aku memang tak bisa membayangkan untuk bisa jauh darimu, Mas. Tapi, aku enggak mau egois. Aku harus mengerti dan mendukung mimpimu. Saat ini mimpi terbesarmu itu akan menjadi nyata, jadi kalau aku malah menghambatnya... sama saja, aku merusak bahagiamu, Mas. Aku bahagia karena melihatmu bisa mewujudkan semuanya," tutur Kanaya menatap bangga suaminya.

Raka menghela napas, sangat sulit baginya untuk mengambil keputusan. "Tapi ini di Jepang, Nay. Mas tidak bisa gampang bolak-balik ke Jakarta, entah bisa pulang atau enggak selama study di sana. Mas pasti kangen sama kamu dan anak-anak... Sulit."

"Pikirkan masa depan saja, Mas. Kalau Mas enggak bisa pulang ke Jakarta. Kapan-kapan biar aku dan anak-anak yang menyusulmu ke sana. Kan kita belum pernah liburan ke Jepang, yah... nabung dulu, pakai dana di luar tabungan. Bagaimana?"

"Besok kita pikirkan lagi. Mas besok mau bertanya langsung pada atasan Mas mengenai program Doctoral degree ini," balas Raka.

"Oke, Mas. Kita tidur dan Mas haru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Suami Sempurna    96. Jodoh dari Langit

    ***Raka akhirnya menempati rumah baru, ia melihat senyum mengembang di kedua wajah anaknya. Adam bahkan terus saja berada di kamarnya yang bernuansa biru. Mainan anak bungsunya itu tertata rapi di lemari khusus. Maryam pun tak mau ikut kumpul di ruang keluarga karena asyik dengan kamarnya.Raka menggelengkan kepalanya, ia bergegas menuju ruang tengah di mana keluarganya kumpul di sana."Anak-anak enggak ikut turun, Mas?" tanya Kanaya."Mereka asyik dengan kamarnya masing-masing. Biarkan saja," balas Raka."Pasti mereka senang karena akhirnya dapat kamar impian. Dari semalam malah Adam ngoceh terus tentang kamar barunya dan berencana ngajak teman-temannya untuk nginep dan tidur di kamarnya," celetuk Rieke terkekeh."Kasihan, sudah lama Adam dan Maryam tidur satu kamar. Mas ngerasa bersalah, apalagi sama kamu, Nay." Raka menatap istrinya dengan rasa bersalah."Memangnya Mas seorang kriminal?" tanya Kanaya."Enggak juga. Mas kan suami kamu," sahut Raka."Aduh, Mas. Jangan merasa bersal

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Bukan Suami Sempurna    97. Hari-hariku Berbeda tanpa Hadirmu

    ***"Kamu mau ke mana?" tanya Veronica, ia langsung berlari menghampiri Bara yang sudah di ambang pintu."Mau ke luar, Mi." Bara menjawab singkat."No! Kamu mau menikah seminggu lagi! Mami ingin kamu di rumah saja. Pamali kalau calon pengantin ke luar mendekati hari H," cegah Veronica.Bara mendesah kesal. "Mami... Mami... kenapa sih primitif banget di zaman modern kayak gini. Bara kan cuma ke luar sama teman-teman. Enggak mungkin kabur! Pikiran Mami sungguh ketinggalan zaman," ketus Bara."Bukan masalah primitif, Nak! Hanya jaga-jaga biar kamu tidak capek saja. Minggu depan pasti butuh stamina yang besar, pesta pernikahanmu diadakan sampai tengah malam," ungkap Veronica menjelaskan alasannya."Mami tenang saja, anakmu itu enggak mudah capek atau bisa kehabisan energi hanya gara-gara nongkrong sama teman sebentar. Anak Mami ini enggak loyo," ujar Bara."Pokoknya sebelum kamu nikah, Mami enggak mau kamu kemana-mana! Kamu harus tetap di sini! Jika kamu mau ke luar, harus bawa bodyguard

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Bukan Suami Sempurna    98. Benciku Tumbuh Lagi (KANAYA POV)

    ***Aku terkejut saat melihat wajah lelaki itu. Dia adalah orang yang sangat kubenci, mungkin sampai mati pun aku tak sudi untuk memaafkannya. Saat dia menyapaku, ada pisau yang seolah mencabik-cabik seluruh tubuhku, hatiku dan pikiranku seperti ditikam, sangat perih.Lelaki itu tersenyum padaku, seolah yang kulihat dari matanya menunjukkan kepuasan karena telah menemukanku setelah sekian lama. Ya Allah, aku harus bagaimana? Tubuhku terasa lemas, kaku dan lidahku kelu. Aku ingin menghilang dari hadapannya saat ini dan percaya bahwa ini hanyalah mimpi. Bahkan dalam mimpiku pun, aku tak sudi melihat wajahnya, aku ingin benar-benar hilang ingatan tentangnya.Tubuhku ambruk dan dengan sigap dia menopang tubuhku, aku langsung menepis tangannya yang ingin menyentuhku. "Jangan sentuh aku!" bentakku padanya, aku menatapnya dengan perasaan jijik.Dia menatapku dengan sedikit khawatir, dia ingin membantuku untuk berdiri, sekali lagi kuhempaskan tangannya, aku benar-benar merasa alergi, ketika

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Bukan Suami Sempurna    99. Yang Berharga pasti Dijaga

    ***"Sayang, kenapa?" tanya Raka, ia melihat wajah Kanaya yang pucat dan ketakutan."Mas Raka," cicit Kanaya dan ia peluk memeluk suaminya, menangis di bahu Raka. Tangis Kanaya pecah, kejadian yang paling menyakitkan itu terbawa sampai mimpi.Raka tak banyak bertanya, ia tahu kalau Kanaya hanya butuh ditenangkan, ia tak mau mendesak istrinya untuk mengatakan semuanya. Raka tak ingin memaksanya, ia tidak ingin membuat Kanaya semakin terguncang."Bunda..." suara Maryam mengaggetkan keduanya.Kanaya menatap Maryam dan Adam yang sedang menangis melihatnya. Kanaya merasa bersalah karena menangis dan ketakutan di hadapan kedua anaknya. "Bunda hanya lagi sakit, sayang. Lagi manja sama ayah, Kakak sama Adam sudah makan?""Belum, Bun. Tapi, kata ayah kita mau makan di luar malam ini. Kalau Bunda sakit mending makan di rumah saja. Delivery order saja," jawab Maryam.Kanaya menggelengkan kepalanya. "Kita makan di luar saja, enggak apa-apa kok. Bunda juga sudah sehat, tadi tidur lumayan lama. Kak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Bukan Suami Sempurna    100. Seperti Merpati yang Tak Pernah Ingkar Janji

    ***"Bara, hentikan!" teriak Veronica, ia langsung menghampiri keduanya dan melerai perkelahian diantara keduanya. "Kalian kenapa harus begini? Kalian bukan anak remaja lagi! Kalian itu saudara, kenapa bertingkah seperti anak kecil?" kesal Veronica.Bara acuh, ia tak peduli dengan omelan Veronica, ia langsung mengambil saputangan dan mengelap tangannya yang ia rasa kotor karena menyentuh Daniel. Bara langsung pergi, ia tak ingin berlama-lama melihat wajah Daniel yang membuatnya muak dan membangkitkan amarahnya."Bara! Jangan ke luar! Kamu harus di rumah, lusa kamu akan menikah!" perintah Veronica, ia berteriak memanggil Bara agar anaknya itu mendengarnya. Namun, sia-sia Bara tak menggubrisnya sama sekali. Anak lelakinya itu benar-benar tak mendengar apa yang ia katakan semenjak berpisah dari Kanaya."Anak itu!" geram Veronica, ia langsung melihat Daniel yang wajahnya lebam karena ulah Bara. "Maafkan Bara, Daniel. Tante juga tidak mengerti kenapa dia makin gampang tersulut emosi," uja

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Bukan Suami Sempurna    101. Rinduku Berbahasa Air Mata

    ***"Kondisi apapun itu, sayang. Mas janji tidak akan pernah meninggalkanmu," jawab Raka.Kanaya tersenyum. "Kita harus tidur, Mas. Besok aku juga harus masak, siapin bekal makan siang untukmu."Raka mengangguk, ia langsung mematikan laptop-nya, menggenggam tangan Kanaya dan menatapnya mesra.Keesokan harinya, seperti biasanya Kanaya repot menyiapkan segala keperluan suami dan kedua anaknya, termasuk bekal yang ia siapkan untuk ketiganya."Sayang, Mas nanti mau dijemput sama Adit. Mobil kamu pakai saja. Mas juga nanti mau lembur, mungkin pulang sangat larut. Kamu tidur saja yah, jangan menunggu Mas!" "Iya, Mas. Nanti siang berarti enggak akan ikut makan siang bareng dong sama mas Rama?""Iya, Mas enggak bisa ninggalin kerjaan. Mas harus cepet selesein sebelum nanti ke Jepang," jawab Raka."Kalau memang sibuk, Sabtu enggak usah pergi ke Bandung, Mas. Jangan maksain, ke Bandung-nya bisa nanti kalau Mas lagi santai saja.""Justru Mas lembur biar besok kita bisa ke Bandung. Mas juga sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Bukan Suami Sempurna    102. Menghapus Ingatan dan Bayang-bayang Luka

    *** “Kamu masih membahasnya?” tanya Daniel, ia menatap tajam ke arah Lucy. “Jika kamu sekali lagi bicara hal itu padaku, maka aku akan benar-benar membuangmu!” ancamnya.Lucy tersentak, baru kali ini Daniel menatapnya dengan tajam. Hati Lucy sakit, ia akhirnya mengalah. Luci melakukan itu agar terus bisa berada di sisi lelaki itu, ia harus mengikuti apa yang Daniel mau. “Maafkan, aku… barusan aku hanya asal bicara,” ucap Lucy, ia memaksakan tersenyum.Daniel tersenyum senang. “Aku tahu kamu adalah salah satu perempuan yang paling tahu bagaimana diriku, untuk itu aku betah denganmu selama belasan tahun. “Aku mau ajak kamu bertemu teman lamaku, kebetulan dia ada di sini. Kamu mau ikut?”“Kamu punya teman di sini? Mengapa aku baru tahu?” tanya Lucy terkejut.“Dia teman lama yang sulit aku temui, makanya kamu tidak tahu dia,” balas Daniel. Daniel dan Lucy langsung beranjak dari kursinya dan menemui kenalan Daniel.“Halo, Nay!”Suara lelaki yang sangat ia benci membuat Kanaya langsung te

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Bukan Suami Sempurna    103. Ruang Tersembunyi

    ***"Aku merindukan tamparanmu ini, belasan tahun berlalu dan aku masih merindukannya dan benar-benar melekat dalam pikiranku," ucap Daniel dengan seringainya."Gila!" hardik Kanaya, ia pergi meninggalkan lelaki itu sendirian. Pikiran Kanaya kacau, ia ingin segera pergi dan tak mau melihat wajah Daniel."Nay!" seru Alisya, ia melambaikan tangan pada sahabatnya, ia benar-benar merindukannya.Kanaya tersenyum, ia memeluk Alisya. "Aku kangen," cicitnya pelan.Ada yang berbeda dari Kanaya, entah apa yang terjadi padanya. Alisya merasa sahabatnya itu sedang dalam keadaan yang buruk. "Kamu kenapa?" tanyanya menyelidik.Kanaya menggelengkan kepalanya sembari mengulas senyum. "Aku hanya agak capek saja," balasnya berbohong.Lea dan Alisya paham bahwa sahabatnya itu sedang berbohong. Alisya memberi kode pada Lea dan perempuan itu pun mengerti."Nay, kita main ke time zone yuk!" ajak Lea. Lea tahu kalau dari dulu, saat mereka masih kuliah, jika Kanaya merasa sedih maka pelampiasannya adalah mai

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20

Bab terbaru

  • Bukan Suami Sempurna    143. Mari Saling Mengenggam Tangan (TAMAT)

    ***"Ini minum!" Kanaya menyerahkan segelas cappucino pada Bara.Bara mengangguk dan langsung meminumnya. Beberapa menit, mereka terdiam. "Aku itu memang manusia yang selalu membuat siapapun sial ya, Nay. Benar kata Daniel, kalau aku terlahir membawa kesialan bagi orang yang ada di sisiku.""Kamu bukan Tuhan dan Tuhan pun tak pernah menciptakan manusia untuk terlahir membawa sial," tukas Kanaya."Tapi aku berbeda, Nay. Aku membuat siapapun yang di dekatku menderita. Mulai dari kamu yang menderita karena aku. Mami yang bertahan menanggung luka demi aku dan sekarang Cherry. Dia menyelamatkanku dan mengorbankan dirinya, bahkan calon anak kami pun ikut jadi korban. Sepertinya aku hidup pun tak layak.""Kamu harus bersyukur, Bara. Kamu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangimu. Apalagi Cherry, istrimu itu begitu mencintaimu, dia menganggap saat ini kamu membencinya karena dia keguguran. Tidak ada pun rasa dendam padamu, dia benar-benar mengkhawatirkanmu," ungkap Kanaya."Nay, ap

  • Bukan Suami Sempurna    142. Ingin Bahagia

    ***"Kalian yang menjadi penyebab kenapa aku bisa begini!" ungkap Daniel."Kenapa kamu menyalahkan kami karena kemalanganmu, Ha! Kamu sendiri lah yang tahu bagaimana cara untuk membahagiakan diri sendiri. Jangan menyalahkan kemalanganmu pada siapapun!" balas Bara.Melihat keduanya semakin memanas membuat Veronica berusaha untuk menengahinya. "Sudah, kalian jangan bertengkar di depan orang yang sedang sakit," pintanya. "Daniel karena kamu sudah datang untuk menjenguk om, ayo kita makan malam. Tante sudah masak hari ini. Pasti kamu belum makan kan?""Jangan berpura-pura peduli denganku, Tante! Aku tahu selama ini perhatianmu itu palsu dan tak tulus. Kamu hanya ingin anakmu bahagia dan mengorbankan perasaanku, kan? Kamu hanya berpura-pura menyayangiku!" sahut Daniel dengan intonasi suara yang meninggi."Jangan membentak mamiku! Kamu tidak berhak untuk membentaknya!" geram Bara."Oh, kamu cemburu selama ini, kan? Cemburu pada perhatian kedua orang tuamu yang lebih padaku? Kamu ingin meng

  • Bukan Suami Sempurna    141. Hati yang Terlalu Berharga

    ***Akhirnya Gibran dan Mutia sah menjadi suami istri. Rasa bahagia campur haru terus saja menyelimuti kedua keluarga keduanya. Apalagi Asep, ia merasa bangga pada anak bungsunya yang begitu lantang saat mengucapkan ijab Kabul."Akhirnya ya, sekarang enggak jomlo dan galau lagi," goda Kanaya sambil terkekeh."Memangnya a Gibran pernah galau, Teh?" tanya Mutia penasaran."Pernah dan galaunya Gibran itu sampai enggak mau makan dan ngurung diri di kamar," jawab Kanaya, ia sengaja menaikkan volume suaranya agar Gibran mendengarnya dengan sangat jelas."Apaan sih, Teh. Teteh mah ngarang! Siapa juga yang galau sampai enggak mau makan," sahut Gibran protes. "Jangan percaya sama teteh ya, geulis (cantik)," tambahnya menatap mesra sang istri."Dih, ngarang dari mana coba! Kalau Teteh ngarang, lalu ucapan mama sama papa disebut apa? Halu?" tukas Kanaya."Teteh bisa diam tidak? Sudah, itu kan zaman Gibran masih labil," ucap Gibran. Ia tidak mau sampai Kanaya terus membahasnya karena takut rahasi

  • Bukan Suami Sempurna    140. Sedekat Denyut Nadi

    ***Pembatalan pernikahan yang diumumkan oleh keluarga Kimberly membuat publik heboh lagi. Publik sudah menduganya karena memang video dan foto tak senonoh yang tersebar itu memang milik Daniel dan mantan kekasihnya. Hal itu sudah dipertegas juga oleh pihak kepolisian dan Daniel pun sudah dimintai keterangan dari pihak berwajib.Daniel diam seribu bahasa saat para awak media terus saja mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Kali ini sikap Daniel tak bersahabat, ia berbeda seratus delapan puluh derajat yang biasanya selalu bersikap ramah.Daniel masuk ke mobilnya, hari ini ia sudah janjian bertemu dengan Kim. Daniel yakin pernyataan keluarga besar Kim itu bukan dari perempuan itu.Daniel sudah datang ke salah satu restoran privat, tampak di sana sudah ada Kim yang sudah menunggunya. Daniel senang karena akhirnya ia bisa bertemu dengan calon istrinya itu."Sayang, kamu nunggu lama ya? Maaf ya, aku harus sembunyi-sembunyi menemuimu karena para wartawan terus saja membututiku," ucap Danie

  • Bukan Suami Sempurna    139. Badai Kehancuran Telah Datang

    ***Berita pagi ini membuat publik sangat heboh. Publik terkejut dengan tersebarnya video dan foto tidak senonoh dari Daniel dan Lucy. Tampak terlihat keduanya dengan jelas adalah pemeran dari video-video itu. Awalnya saat satu foto tersebar, publik menganggap itu hanya foto editan untuk merusak rencana pernikahan Daniel dan Kimberly, namun saat foto dan video lain tersebar membuat publik jadi yakin bahwa keduanya memang pelaku dari video tak senonoh tersebut.Daniel geram karena ponselnya pagi ini sering berdering dan ia terkejut karena berita pagi ini terus saja memojokannya.'Kenapa sampai tersebar berita sialan itu, Ha? Apa kamu belum juga mengurus si jalang itu dan keluarganya?' bentak Daniel, ia memaki asistennya di telepon.'Maaf, Tuan. Berita itu begitu tersebar tanpa bisa saya kendalikan. Saya juga sulit menemukan perempuan itu,' jawabnya.'Kamu tak bisa langsung membungkam media? Harusnya kamu langsung suap mereka dan meminta meraka untuk menghapus berita sialan itu! Kalau p

  • Bukan Suami Sempurna    138. Dendam yang Tak Bisa Dipadamkan

    ***Cherry merasa kepalanya pusing dan badannya terasa berbeda. Mood-nya pun kadang tak stabil. Tak jarang ia selalu ketus pada suaminya. Beruntung Bara hanya diam, marahnya lelaki itu hanya mengepalkan tangannya dan meninju ke sembarang tempat.Sebenarnya dua hari ia sempat beli tespack, tapi tak pernah ia pakai karena takut kecewa. Atas saran dari Kanaya karena melihat gejala yang dialaminya seperti sedang hamil.Cherry menghela napas panjang, pagi ini ia harus berani dan jika pun nanti hasilnya tak seperti yang ia harapkan, Cherry tak akan kecewa. Ditatapnya Bara yang sedang tertidur pulas di sampingnya. "Semoga ada kabar bahagia untuk kita, Kak," gumamnya tersenyum dan ia hati-hati turun dari atas kasur.Dua puluh menit Cherry masih di dalam kamar mandi. Bara yang sudah terbangun pun mencari keberadaan istrinya itu. Tampak Cherry ke luar dari kamar mandi dengan wajah yang Bara duga sedang ada masalah."Kamu kenapa? Sakit?" tanya Bara.Chery tersenyum tipis. "Kak pagi ini bisa anta

  • Bukan Suami Sempurna    137. Sayap Pelindung

    ***Raka saat ini sedang menunggu seseorang di sebuah cafe. Semalam ia tidak bisa tidur saat Kanaya menceritakan dengan detail tentang pertemuannya dengan Daniel. Raka merasa beruntung karena saat ini Kanaya tak menyembunyikan rahasia apapun darinya.Raka sudah menunggu kurang lebih lima belas menit, lelaki itu tak kunjung datang. Tak lama datanglah orang yang ia tunggu kedatangannya."Maaf agak telat," ucapnya beralasan."Tak masalah, hanya lima belas menit menunggumu," balas Raka. "Mau pesan apa?" tanyanya."Capuccino panas saja," jawabnya. Raka langsung memanggil pelayan dan mengatakan pesanannya, setelah pelayan pergi, barulah Raka mulai bicara serius. "Maaf menganggu waktumu, pasti kamu bingung kenapa tiba-tiba aku menghubungimu dan meminta untuk bertemu," ucapnya."Iya, ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Bara."Banyak, apalagi ini menyangkut istriku," jawab Raka."Ada apa dengan Kanaya?" tanya Bara, ia merasa cemas jika terjadi sesuatu pada Kanaya."Dia tak kenap

  • Bukan Suami Sempurna    136. Candu yang Memabukkan

    ***"Ternyata capek ya ngurus lamaran juga. Apalagi nanti kalau nikah," keluh Rieke."Kalau memang ingin di handle sendiri ya pasti capek, tapi nanti ada kepuasan sendiri setelah semua yang kamu susun itu berhasil dengan sempurna," ujar Kanaya."Iya, Nay. Aku ingin pernikahanku ini benar-benar berkesan. Biar aku ingat terus," timpal Rieke. "Dulu saat kamu dan mas Raka nikah, apa secapek ini?" tanyanya penasaran.Kanaya mengangguk. "Pasti capek, stres karena ngurus sendiri. Ada yang salah dikit, cemasnya luar biasa. Takut saja ada yang kurang," jawabnya tersenyum."Iya, sih. Kita kan enggak pakai jasa WO. Aku sih ditawarin sama teman, tapi aku menolak karena memang ingin mengurusnya sendirian," sahut Rieke."Tapi nanti jangan kecapean ya! Kamu kan calon pengantinnya, harus sehat biar enggak sakit. Jangan kayak aku, pas acara berakhir kan masuk rumah sakit karena kelelahan," ucap Kanaya mengingatkan."Iya, Nay. Nanti kalau seminggu mau mendekati hari H-nya, aku mau istirahat full di rum

  • Bukan Suami Sempurna    135. Jimat Kebahagiaan

    ***Publik heboh dengan berita rencana pernikahan Daniel dengan Kimberly. Publik tak menyangka bahwa perjalanan si lelaki playboy itu akhirnya berhenti di hati Kimberly. Padahal yang publik ketahui bahwa selama ini Daniel selalu mengatakan bahwa lelaki itu akan melajang dan tak ingin menikah sama sekali.Berita yang menjadi hot topik itu tentu saja membuat siapapun ingin tahu dan membayangkan bahwa pesta pernikahan keduanya pasti akan digelar sangat mewah, tak kalah dari pesta pernikahan Bara dan juga Cherry."Daniel..." Kim memanggil calon suaminya itu dengan lembut."Ada apa, Honey?" tanya Daniel menatap Kim mesra."Apa kamu serius menikah denganku?" tanya Kim menatap ragu.Daniel tersenyum. "Bukankah aku sudah datang menemui kedua orang tuamu di Jerman? Aku menemui mereka tanpa diketahui kamu. Aku serius denganmu, apa kamu masih meragukan ketulusanku?"Kim menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tak yakin saja dengan rencana ini yang tiba-tiba. Apa kamu benar-benar melabuhkan hatimu pa

DMCA.com Protection Status