Semua Bab Bukan Suami Sempurna : Bab 121 - Bab 130

143 Bab

121. Pelaku Rindu

***Suasana malam ini begitu sepi, di sebuah kamar apartemen mewah, ada dua sejoli yang sedang memadu kasih dalam pekatnya kenikmatan. Suara mereka yang tak karuan tak keduanya sadari.Di tengah-tengah pergumulan hebat di atas ranjang, tiba-tiba saja wajah Kanaya terlintas di benaknya, wajah Kanaya yang sedang menamparnya membuat Daniel menghentikan aktifitasnya itu."Kenapa, Hun?" tanya Lucy dengan suara yang masih tak karuan.Daniel tak menjawab, ia langsung bergegas menuju kamar mandi tanpa memakai baju sehelai benang pun.Daniel langsung membuka kran shower dan mengguyur tubuhnya. Pikirannya yang mengingat tentang perempuan itu ingin ia enyahkan, ia tak ingin perempuan itu terus saja mengusiknya setiap saat. Bahkan, dalam tidur pun selalu saja terbayang wajah Kanaya."Sial! Aku harus bisa mengendalikan perasaan terkutuk ini!" racau Daniel di tengah guyuran air.Setengah jam berlalu, Daniel ke luar dari kamar mandi dan di atas ranjang, Lucy masih setia menunggunya. Kali ini Lucy me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

122. Kebahagiaan yang Tertidur Panjang

***Bara sudah sampai di Jakarta sehari lebih cepat, ia langsung ke penthouse pribadinya dan tak pulang ke rumahnya yang ia tinggali bersama Cherry. Bara merasa lelah karena dua hari ini sibuk melakukan perjalanan bisnis di Thailand.Bara langsung melepaskan lelahnya dengan merebahkan dirinya di atas kasur. Sudah dua hari ini, ia tak mengabari Cherry. Bara masih belum bisa melepaskan bayang-bayang Kanaya di hatinya. Rasa cemburunya saat lelaki lain mengenggam tangan Kanaya membuatnya sampai tak bisa mengendalikan amarahnya. Beruntung ia langsung pergi ke Thailand, jika masih di rumah saja mungkin saja istrinya akan terkena dampaknya.Ada seseorang yang masuk ke unit penthouse-nya, Bara tahu siapa satu-satunya yang bisa bebas masuk ke unitnya, siapa lagi kalau bukan Betrand. Bara langsung ke luar dari kamar dan duduk menemui lelaki itu."Sudah kuduga, kamu pasti pulang ke sini dari pada ke rumahmu. Kenapa kamu tak pulang ke rumah? Istrimu selalu menunggu kabarmu dan juga kepulanganmu,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

123. Sebuah Tanya yang Membelenggu

***"Mas kenapa?" tanya Kanaya, ia merapihkan baju ke dalam koper dan menghampiri suaminya yang dari tadi duduk melamun di depan layar televisi."Anak-anak sudah tidur?" Raka malah bertanya balik."Sudah, Mas. Anak-anak tidur cepat, besok kan sudah harus ke Bandung," jawab Kanaya. "Mas ada masalah? Mau cerita sama aku?" tanyanya lagi."Mas hanya kepikiran sesuatu. Ada yang telepon Mas tadi. Kamu mau bantu Mas, enggak?" "Tentu saja aku mau bantu, Mas. Aku pasti membantumu secara maksimal," balas Kanaya.Raka mengulas senyum. Saat ini ia tidak mau menebak-nebak lagi, ia tak mau tenggelam dalam pikirannya. Semuanya harus tuntas dan jelas agar tak ada tanya yang membelenggu di hatinya."Kamu ingat enggak punya teman sekolah waktu SMA yang bernama Dery?" tanya Raka.Kanaya berpikir sejenak untuk mengingatnya, tak lama ia langsung menggelengkan kepalanya. "Aku enggak ingat dia dan enggak ada teman SMA yang bernama Dery, Mas. Kenapa memangnya? Ada orang yang namanya Dery itu ngaku sebagai t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

124. Bidadari Bermata Bening

***Acara lamaran Gibran dengan Mutia akhirnya berjalan lancar. Mereka berbincang hangat dengan keluarga calon besan. Keluarga Mutia sangat baik dan juga ramah pada mereka. Apalagi ayahnya Mutia sangat cocok dengan Asep, mereka berdua yang jadi pemecah kesunyian."Nanti kalau Gibran buat kamu nangis, jangan sungkan bilang sama kami yah, Nak. Papa dan mama pasti marahin dia," pinta Asep."Insya Allah A Gibran enggak begitu, Pa. Semenjak kami pacaran sampai sekarang pun A Gibran sangat baik, bahkan membantu Abah sama Ambu dan adik-adik," jawab Mutia."Syukur kalau anak Papa ini enggak pernah buat kamu nangis. Papa sama mama selalu mendoakan hari H kalian nanti berjalan lancar dan rumah tangga kalian nanti harmonis dan diberi keberkahan sama Gusti Allah," ucap Asep berdoa."Kami senang karena anak kami mau menikah dengan A Gibran. Mutia itu anak yang masih manja, tidur juga minta ditemani. Makanya saat Mutia bilang mau menikah, kami kaget. Kok bisa Mutia yakin mau nikah, padahal dia ogah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

125. Perih itu Masih Tertinggal di Hati

***"Teteh," panggil Gibran."Kenapa?""Gibran mau bicara sama Teteh. Tapi kalau bisa berdua saja, penting," bisik Gibran."Memangnya rahasia yah?" tanya Kanaya mengernyitkan keningnya. Gibran mengangguk. "Bentar atuh yah, Teteh bicara dulu sama mas Raka, takutnya dia cariin Teteh," pintanya."Gibran tunggu saja di kamar ya, Teh."Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Kanaya datang. Ia langsung duduk di sebelah adiknya. "Kamu memangnya mau bicara apa sama Teteh? Kok serius banget, sampai harus bicara berdua."Gibran menghela napas panjang, ditatapnya Kanaya dengan perasaan gusar. "Teh, waktu itu Gibran bertemu dengan lelaki brengsek itu," ujarnya."Siapa lelaki brengsek itu?" Kanaya menatap Gibran dengan penuh tanya."Lelaki yang membuat hidup keluarga kita hampir berantakan," jawab Gibran pelan.Kanaya terdiam sejenak, ia tersenyum tipis dan mengerti siapa lelaki yang dimaksud oleh Gibran. "Daniel kan?" tanyanya memastikan.Gibran mengangguk. "Teteh sudah tahu dia datang ke Indon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

126. Menunggu Hari untuk Melepas atau Mendekap

***Raka dan Kanaya menikmati malam Minggu mereka di Bandung. Kanaya tampak berbeda malam ini, riasan yang dipakainya saat ini terkesan lebih membuat Kanaya tampak muda. Raka tertegun, ia tersenyum menatap surga nyata di depannya."Mas kok senyum-senyum sendirian?" Mas butuh piknik yah?" tanya Kanaya.Raka tersenyum, ia langsung menarik pinggang Kanaya yang saat ini terasa ramping. "Cukup menatapmu saja membuat pikiran Mas jadi waras kok," balasnya sambil memincingkan sebelah matanya."Masa? Berarti Mas enggak butuh liburan? Jadi kalau aku dan anak-anak mau liburan, Mas diam saja ya di rumah. Kalau suntuk tinggal lihat foto aku, bereskan?" Lagi-lagi ucapan Kanaya mengundang tawa bagi Raka. Ia tersenyum dan membelai lembut rambut Kanaya. "Masa Mas enggak diajak, Mas kan mau terus disamping kalian.""Mas di sini yang datang anak muda semua, kita kok berasa jadi yang paling tua ya," ucap Kanaya sambil tertawa pelan."Mereka enggak tahu kalau kita sudah kepala tiga. Apalagi kamu masih ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

127. Aku Ingin Kau Bersandar padaku (POV RAKA)

***Aku belum bisa membuat Kanaya merasa lebih baik. Kejadian malam itu membuat aku banyak bertanya-tanya, ada apa dengan istriku? Dia tak menjawab setiap tanya yang kuberikan, setiap aku bertanya ada apa, kenapa, siapa pengirim sebuket bunga itu, jawaban dia hanya menangis dan menangis.Aku ingin marah saat itu, kenapa dia tak pernah mau jujur padaku. Selama ini, aku tak banyak menuntutnya, tak banyak bertanya karena aku ingin dia yang menceritakan segalanya padaku. Aku ingin dirinya menganggap aku sebagai tempatnya untuk bersandar.Aku terbangun dalam tidurku dan kulihat Kanaya sedang melamun dengan tatapan kosong di sebelahku. Aku membelai wajahnya dan dia terperanjat melihat ke arahku."Kenapa melamun? Susah tidur?" tanyaku dengan suara serak.Kanaya hanya tersenyum samar. "Mas kenapa bangun?" "Mungkin Mas juga sulit tidur karena kamu alasannya," jawabku jujur. Aku menghela napas panjang dan aku menatap Kanaya lekat. "Sudah dua malam kamu begini, setelah pulang dari Bandung pun k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

128. Kamu adalah Jawaban

***"Mas aku minta maaf karena sikapku yang mungkin menciptakan ruang tanya untukmu selama ini. Aku tahu kalau selama ini aku egois karena aku tak pernah memberikan kepastian jawaban agar tak ada lagi tanya di hatimu," cicit Kanaya. "Mas, aku sebenarnya—" suara Kanaya tercekat, ia menghela napasnya dan Raka mengenggam tangannya erat membuat Kanaya menjadi jauh lebih tenang. "Dulu Daniel menjebakku dan membuatku hampir mengakhiri hidupku sendiri," tambahnya dengan suara bergetar.Raka tersentak, hatinya terasa ditikam. Bagaimana bisa gara-gara lelaki itu membuat dunia Kanaya hampir padam. "Sayang, jika menceritakan hal itu membuat luka itu basah lagi, jangan ceritakan! Mas tak masalah dan tidak akan pernah lagi menuntutmu untuk bercerita. Mas paham, jika ada rahasia yang memang harus dipendam sendirian agar tak membangunkan luka itu. Mas tak masalah, jangan ceritakan apapun," pintanya tersenyum.Kanaya menggelengkan kepalanya. "Aku harus cerita, Mas. Aku ingin kamu juga tahu sisiku yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

129. Membuatku Terasa Hampa

***Daniel tersenyum penuh kemenangan karena akhirnya ia bisa menaklukkan hati Kimberly anak satu-satunya dari Stephen Markus, pengusaha asal Jerman yang mempunyai darah Indonesia. Langkahnya semakin mudah untuk menggantikan Bara sebagai pewaris dari Tjandra Group. Daniel ingin lelaki itu menderita karena kalah darinya.Daniel terkejut melihat ada Lucy di apartemen mewahnya. Perempuan itu sedang menatapnya dengan penuh amarah."Kenapa tak pernah menjawab pesan atau panggilan dariku?" tanya Lucy dengan kesal."Kewajibanku bukan mengurus hal receh seperti itu," jawab Daniel tak peduli."Kamu benar-benar ingin membuangku?" tanya Lucy. Suaranya benar-benar terasa menyakitkan."Aku sudah bosan denganmu dan kamu juga tahu kalau aku benci dengan namanya komitmen, aku benci dikurung yang mengatasnamakan pernikahan," sahut Daniel.Lucy tertawa, ia merasa harga dirinya sangat rendah di mata Daniel. "Apa yang kulakukan selama ini untukmu itu... apa tidak ada artinya sama sekali di matamu?""Kita
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya

130. Kamu adalah Jawaban

***"Mas tadi lucu banget lho lihat Rieke jadi pendiam gitu," ucap Kanaya sambil menahan tawanya."Rieke? Masa sih? Dia mana bisa jadi anak yang diam gitu," tukas Raka tak percaya."Mungkin tadi terasa mimpi baginya Mas. Aku yakin malam ini dia masih bengong dan tidak bisa tidur dengan nyenyak," balas Kanaya terkekeh."Memangnya ada apa sih, yang? Kok bisa tadi sikap Rieke mendadak jadi kalem gitu, enggak banyak ngomong? Mas juga ngerasa Rieke sedikit berbeda," kata Raka penasaran."Tadi Rieke sempat salah salah paham dengan kedatangan Ibu. Rieke merasa jika ibu datang ke kedai kopi milik dan Rendra itu untuk menghinanya lagi. Mereka sempat adu argumen. Saat ibu bilang kalau dia datang karena ingin lihat kedai kopi milik calon menantunya, Rieke benar-benar terlihat syok, lucu lihat wajah Rieke tadi," ungkap Kanaya terkekeh."Alhamdulillah, akhirnya ibu bisa menerima Narendra dan perjuangan mereka bertahun-tahun enggak sia-sia," ujar Raka ikut senang mendengarnya."Iya, Mas. Alhamdulil
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status