***Daniel tersenyum penuh kemenangan karena akhirnya ia bisa menaklukkan hati Kimberly anak satu-satunya dari Stephen Markus, pengusaha asal Jerman yang mempunyai darah Indonesia. Langkahnya semakin mudah untuk menggantikan Bara sebagai pewaris dari Tjandra Group. Daniel ingin lelaki itu menderita karena kalah darinya.Daniel terkejut melihat ada Lucy di apartemen mewahnya. Perempuan itu sedang menatapnya dengan penuh amarah."Kenapa tak pernah menjawab pesan atau panggilan dariku?" tanya Lucy dengan kesal."Kewajibanku bukan mengurus hal receh seperti itu," jawab Daniel tak peduli."Kamu benar-benar ingin membuangku?" tanya Lucy. Suaranya benar-benar terasa menyakitkan."Aku sudah bosan denganmu dan kamu juga tahu kalau aku benci dengan namanya komitmen, aku benci dikurung yang mengatasnamakan pernikahan," sahut Daniel.Lucy tertawa, ia merasa harga dirinya sangat rendah di mata Daniel. "Apa yang kulakukan selama ini untukmu itu... apa tidak ada artinya sama sekali di matamu?""Kita
***"Mas tadi lucu banget lho lihat Rieke jadi pendiam gitu," ucap Kanaya sambil menahan tawanya."Rieke? Masa sih? Dia mana bisa jadi anak yang diam gitu," tukas Raka tak percaya."Mungkin tadi terasa mimpi baginya Mas. Aku yakin malam ini dia masih bengong dan tidak bisa tidur dengan nyenyak," balas Kanaya terkekeh."Memangnya ada apa sih, yang? Kok bisa tadi sikap Rieke mendadak jadi kalem gitu, enggak banyak ngomong? Mas juga ngerasa Rieke sedikit berbeda," kata Raka penasaran."Tadi Rieke sempat salah salah paham dengan kedatangan Ibu. Rieke merasa jika ibu datang ke kedai kopi milik dan Rendra itu untuk menghinanya lagi. Mereka sempat adu argumen. Saat ibu bilang kalau dia datang karena ingin lihat kedai kopi milik calon menantunya, Rieke benar-benar terlihat syok, lucu lihat wajah Rieke tadi," ungkap Kanaya terkekeh."Alhamdulillah, akhirnya ibu bisa menerima Narendra dan perjuangan mereka bertahun-tahun enggak sia-sia," ujar Raka ikut senang mendengarnya."Iya, Mas. Alhamdulil
***"Ciee... yang sebentar lagi mau dilamar," goda Manda. Rieke hanya tersipu malu-malu karena di rumah pun Manda terus saja menggodanya. "Apaan sih, Kak. Kamu juga kan sama calon manten," balasnya tak mau kalah."Aku calon manten? Kamu sengaja ya bilang gitu, biar bikin aku baper," celetuk Manda. "Calonnya saja belum kelihatan wujudnya.""Wah, harus bilang sama mas Rama nih! Dia enggak dianggap sama sekali sama Kak Manda," ucap Rieke."Hubungannya apa dengan mas Rama? Kok bawa-bawa dia segala?" tanya Manda tak mengerti."Sudahlah, Kak. Jangan pura-pura begitu! Kami tahu kok kalau tiap malam, diam-diam mas Rama sering video call sama Kakak, kan? Mas Rama juga selalu mengirim kata-kata puitis untuk Kakak?" tanya Rieke menyelidik."Si—siapa yang suka video call-an, kamu mungkin salah mengira. Bukan aku perempuan yang sering dia hubungi," jawab Manda agak gugup."Mata itu enggak bisa bohong! Lihat saja mata Kak Manda merasa takut ada yang tahu . Benar kan, Nay?" Rieke meminta pendapat K
***"Kak, aku mau ngadain privat party untuk acara ulang tahunku. Apa boleh?" tanya Cherry."Tentu saja boleh, mau dirayain di mana? Mau di Bali?" balas Bara bertanya balik."Di Jakarta saja, Kak. Aku mau undang beberapa teman saja. Enggak mau terlalu mewah juga," jawab Cherry."Oke. Kamu atur saja, aku ikut maunya kamu," ujar Bara."Aku boleh undang kak Kanaya sama suaminya?" tanya Cherry.Bara terdiam sebentar dan ia menatap Cherry. "Memangnya kamu dengan Kanaya itu dekat? Kalian hanya saling kenal saja, kan?" "Aku memang jarang bertemu dengannya, tapi aku dan kak Kanaya sering chat dan teleponan kok. Sering juga curhat sama dia. Makanya, aku ingin ketemu langsung sama dia. Enggak apa-apa kan?" tanya Cherry memastikan sekali lagi."Aku sih enggak masalah. Tapi, kamu beneran enggak mempermasalahkannya? Nanti cemburu lagi sama dia, nanti nangis lagi," balas Bara.Cherry tertawa pelan. "Awalnya saja dulu aku cemburu dan sedih, Kak. Sekarang sikap Kak Bara benar-benar berubah dan juga
***Kanaya datang bersama Raka di privat party Cherry. Cherry yang melihat Kanaya langsung merasa antusias dan menghampiri Kanaya serta memeluknya. "Kak, akhirnya kita ketemu ya!" serunya dengan girang."Selamat ulang tahun ya, Cher! Maaf telat datang karena drama anak-anak biasa selalu banyak tingkahnya," ujar Kanaya memberi alasan."Iya, Kak. Aku pikir Kakak enggak akan datang. Tapi, aku senang karena Kakak mau datang," ucap Cherry senang. "Yuk! Kak, kita gabung makan bareng di sana, kalau suami Kakak biar gabung sama suamiku dan yang lain saja. Boleh kan?" tanya Cherry meminta izin pada Raka.Kanaya dan Raka saling menatap satu sama lainnya, dengan berat hati Raka mengangguk, ia mau ngelarang pun enggak enak untuk menolak permintaan sang tuan rumah.Kanaya dengan berat hati akhirnya gabung dengan Cherry dan teman-temannya, ia banyak diam karena memang tak nyaman harus ikut nimbrung dengan para sosialita. Kanaya harus akui kalau dirinya memang tak pernah cocok hidup dalam lingkaran
***Sudah seminggu berlalu. Sekarang di rumah besar milik Maharani sedang diadakan jamuan khusus menyambut kedatangan calon besan. Hari ini memang Narendra memboyong keluarga besarnya ke Jakarta untuk menyampaikan niat baik, yaitu membahas masalah lamaran untuk Rieke, pujaan hatinya yang memang sudah lama ia ingin segera bawa ke pelaminan.Tampak Rieke sedikit gugup, hari ini jelas dia yang paling cantik karena memang dialah tokoh utamanya. "Gugup ya?" tanya Kanaya tersenyum."Iya, padahal cuma ketemu keluarga besarnya saja. Apalagi kalau nanti lamaran dan akad ya, Nay. Enggak kebayang gugupnya gimana," balas Rieke."Wajar gugup karena saat ini kamu ada dalam fase menuju awal kebahagiaan, babak baru dalam kehidupanmu. Untuk ngilangin rasa gugup, kamu menghela napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Tenang saja, aku lihat kedua orang tua Narendra baik banget dan juga sepertinya mereka sudah suka dengan kamu," ucap Kanaya."Aku pernah ketemu orang tua Narendra dulu sekali, mereka m
***Publik heboh dengan berita rencana pernikahan Daniel dengan Kimberly. Publik tak menyangka bahwa perjalanan si lelaki playboy itu akhirnya berhenti di hati Kimberly. Padahal yang publik ketahui bahwa selama ini Daniel selalu mengatakan bahwa lelaki itu akan melajang dan tak ingin menikah sama sekali.Berita yang menjadi hot topik itu tentu saja membuat siapapun ingin tahu dan membayangkan bahwa pesta pernikahan keduanya pasti akan digelar sangat mewah, tak kalah dari pesta pernikahan Bara dan juga Cherry."Daniel..." Kim memanggil calon suaminya itu dengan lembut."Ada apa, Honey?" tanya Daniel menatap Kim mesra."Apa kamu serius menikah denganku?" tanya Kim menatap ragu.Daniel tersenyum. "Bukankah aku sudah datang menemui kedua orang tuamu di Jerman? Aku menemui mereka tanpa diketahui kamu. Aku serius denganmu, apa kamu masih meragukan ketulusanku?"Kim menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tak yakin saja dengan rencana ini yang tiba-tiba. Apa kamu benar-benar melabuhkan hatimu pa
***"Ternyata capek ya ngurus lamaran juga. Apalagi nanti kalau nikah," keluh Rieke."Kalau memang ingin di handle sendiri ya pasti capek, tapi nanti ada kepuasan sendiri setelah semua yang kamu susun itu berhasil dengan sempurna," ujar Kanaya."Iya, Nay. Aku ingin pernikahanku ini benar-benar berkesan. Biar aku ingat terus," timpal Rieke. "Dulu saat kamu dan mas Raka nikah, apa secapek ini?" tanyanya penasaran.Kanaya mengangguk. "Pasti capek, stres karena ngurus sendiri. Ada yang salah dikit, cemasnya luar biasa. Takut saja ada yang kurang," jawabnya tersenyum."Iya, sih. Kita kan enggak pakai jasa WO. Aku sih ditawarin sama teman, tapi aku menolak karena memang ingin mengurusnya sendirian," sahut Rieke."Tapi nanti jangan kecapean ya! Kamu kan calon pengantinnya, harus sehat biar enggak sakit. Jangan kayak aku, pas acara berakhir kan masuk rumah sakit karena kelelahan," ucap Kanaya mengingatkan."Iya, Nay. Nanti kalau seminggu mau mendekati hari H-nya, aku mau istirahat full di rum
***"Ini minum!" Kanaya menyerahkan segelas cappucino pada Bara.Bara mengangguk dan langsung meminumnya. Beberapa menit, mereka terdiam. "Aku itu memang manusia yang selalu membuat siapapun sial ya, Nay. Benar kata Daniel, kalau aku terlahir membawa kesialan bagi orang yang ada di sisiku.""Kamu bukan Tuhan dan Tuhan pun tak pernah menciptakan manusia untuk terlahir membawa sial," tukas Kanaya."Tapi aku berbeda, Nay. Aku membuat siapapun yang di dekatku menderita. Mulai dari kamu yang menderita karena aku. Mami yang bertahan menanggung luka demi aku dan sekarang Cherry. Dia menyelamatkanku dan mengorbankan dirinya, bahkan calon anak kami pun ikut jadi korban. Sepertinya aku hidup pun tak layak.""Kamu harus bersyukur, Bara. Kamu dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyayangimu. Apalagi Cherry, istrimu itu begitu mencintaimu, dia menganggap saat ini kamu membencinya karena dia keguguran. Tidak ada pun rasa dendam padamu, dia benar-benar mengkhawatirkanmu," ungkap Kanaya."Nay, ap
***"Kalian yang menjadi penyebab kenapa aku bisa begini!" ungkap Daniel."Kenapa kamu menyalahkan kami karena kemalanganmu, Ha! Kamu sendiri lah yang tahu bagaimana cara untuk membahagiakan diri sendiri. Jangan menyalahkan kemalanganmu pada siapapun!" balas Bara.Melihat keduanya semakin memanas membuat Veronica berusaha untuk menengahinya. "Sudah, kalian jangan bertengkar di depan orang yang sedang sakit," pintanya. "Daniel karena kamu sudah datang untuk menjenguk om, ayo kita makan malam. Tante sudah masak hari ini. Pasti kamu belum makan kan?""Jangan berpura-pura peduli denganku, Tante! Aku tahu selama ini perhatianmu itu palsu dan tak tulus. Kamu hanya ingin anakmu bahagia dan mengorbankan perasaanku, kan? Kamu hanya berpura-pura menyayangiku!" sahut Daniel dengan intonasi suara yang meninggi."Jangan membentak mamiku! Kamu tidak berhak untuk membentaknya!" geram Bara."Oh, kamu cemburu selama ini, kan? Cemburu pada perhatian kedua orang tuamu yang lebih padaku? Kamu ingin meng
***Akhirnya Gibran dan Mutia sah menjadi suami istri. Rasa bahagia campur haru terus saja menyelimuti kedua keluarga keduanya. Apalagi Asep, ia merasa bangga pada anak bungsunya yang begitu lantang saat mengucapkan ijab Kabul."Akhirnya ya, sekarang enggak jomlo dan galau lagi," goda Kanaya sambil terkekeh."Memangnya a Gibran pernah galau, Teh?" tanya Mutia penasaran."Pernah dan galaunya Gibran itu sampai enggak mau makan dan ngurung diri di kamar," jawab Kanaya, ia sengaja menaikkan volume suaranya agar Gibran mendengarnya dengan sangat jelas."Apaan sih, Teh. Teteh mah ngarang! Siapa juga yang galau sampai enggak mau makan," sahut Gibran protes. "Jangan percaya sama teteh ya, geulis (cantik)," tambahnya menatap mesra sang istri."Dih, ngarang dari mana coba! Kalau Teteh ngarang, lalu ucapan mama sama papa disebut apa? Halu?" tukas Kanaya."Teteh bisa diam tidak? Sudah, itu kan zaman Gibran masih labil," ucap Gibran. Ia tidak mau sampai Kanaya terus membahasnya karena takut rahasi
***Pembatalan pernikahan yang diumumkan oleh keluarga Kimberly membuat publik heboh lagi. Publik sudah menduganya karena memang video dan foto tak senonoh yang tersebar itu memang milik Daniel dan mantan kekasihnya. Hal itu sudah dipertegas juga oleh pihak kepolisian dan Daniel pun sudah dimintai keterangan dari pihak berwajib.Daniel diam seribu bahasa saat para awak media terus saja mencecarnya dengan banyak pertanyaan. Kali ini sikap Daniel tak bersahabat, ia berbeda seratus delapan puluh derajat yang biasanya selalu bersikap ramah.Daniel masuk ke mobilnya, hari ini ia sudah janjian bertemu dengan Kim. Daniel yakin pernyataan keluarga besar Kim itu bukan dari perempuan itu.Daniel sudah datang ke salah satu restoran privat, tampak di sana sudah ada Kim yang sudah menunggunya. Daniel senang karena akhirnya ia bisa bertemu dengan calon istrinya itu."Sayang, kamu nunggu lama ya? Maaf ya, aku harus sembunyi-sembunyi menemuimu karena para wartawan terus saja membututiku," ucap Danie
***Berita pagi ini membuat publik sangat heboh. Publik terkejut dengan tersebarnya video dan foto tidak senonoh dari Daniel dan Lucy. Tampak terlihat keduanya dengan jelas adalah pemeran dari video-video itu. Awalnya saat satu foto tersebar, publik menganggap itu hanya foto editan untuk merusak rencana pernikahan Daniel dan Kimberly, namun saat foto dan video lain tersebar membuat publik jadi yakin bahwa keduanya memang pelaku dari video tak senonoh tersebut.Daniel geram karena ponselnya pagi ini sering berdering dan ia terkejut karena berita pagi ini terus saja memojokannya.'Kenapa sampai tersebar berita sialan itu, Ha? Apa kamu belum juga mengurus si jalang itu dan keluarganya?' bentak Daniel, ia memaki asistennya di telepon.'Maaf, Tuan. Berita itu begitu tersebar tanpa bisa saya kendalikan. Saya juga sulit menemukan perempuan itu,' jawabnya.'Kamu tak bisa langsung membungkam media? Harusnya kamu langsung suap mereka dan meminta meraka untuk menghapus berita sialan itu! Kalau p
***Cherry merasa kepalanya pusing dan badannya terasa berbeda. Mood-nya pun kadang tak stabil. Tak jarang ia selalu ketus pada suaminya. Beruntung Bara hanya diam, marahnya lelaki itu hanya mengepalkan tangannya dan meninju ke sembarang tempat.Sebenarnya dua hari ia sempat beli tespack, tapi tak pernah ia pakai karena takut kecewa. Atas saran dari Kanaya karena melihat gejala yang dialaminya seperti sedang hamil.Cherry menghela napas panjang, pagi ini ia harus berani dan jika pun nanti hasilnya tak seperti yang ia harapkan, Cherry tak akan kecewa. Ditatapnya Bara yang sedang tertidur pulas di sampingnya. "Semoga ada kabar bahagia untuk kita, Kak," gumamnya tersenyum dan ia hati-hati turun dari atas kasur.Dua puluh menit Cherry masih di dalam kamar mandi. Bara yang sudah terbangun pun mencari keberadaan istrinya itu. Tampak Cherry ke luar dari kamar mandi dengan wajah yang Bara duga sedang ada masalah."Kamu kenapa? Sakit?" tanya Bara.Chery tersenyum tipis. "Kak pagi ini bisa anta
***Raka saat ini sedang menunggu seseorang di sebuah cafe. Semalam ia tidak bisa tidur saat Kanaya menceritakan dengan detail tentang pertemuannya dengan Daniel. Raka merasa beruntung karena saat ini Kanaya tak menyembunyikan rahasia apapun darinya.Raka sudah menunggu kurang lebih lima belas menit, lelaki itu tak kunjung datang. Tak lama datanglah orang yang ia tunggu kedatangannya."Maaf agak telat," ucapnya beralasan."Tak masalah, hanya lima belas menit menunggumu," balas Raka. "Mau pesan apa?" tanyanya."Capuccino panas saja," jawabnya. Raka langsung memanggil pelayan dan mengatakan pesanannya, setelah pelayan pergi, barulah Raka mulai bicara serius. "Maaf menganggu waktumu, pasti kamu bingung kenapa tiba-tiba aku menghubungimu dan meminta untuk bertemu," ucapnya."Iya, ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?" tanya Bara."Banyak, apalagi ini menyangkut istriku," jawab Raka."Ada apa dengan Kanaya?" tanya Bara, ia merasa cemas jika terjadi sesuatu pada Kanaya."Dia tak kenap
***"Ternyata capek ya ngurus lamaran juga. Apalagi nanti kalau nikah," keluh Rieke."Kalau memang ingin di handle sendiri ya pasti capek, tapi nanti ada kepuasan sendiri setelah semua yang kamu susun itu berhasil dengan sempurna," ujar Kanaya."Iya, Nay. Aku ingin pernikahanku ini benar-benar berkesan. Biar aku ingat terus," timpal Rieke. "Dulu saat kamu dan mas Raka nikah, apa secapek ini?" tanyanya penasaran.Kanaya mengangguk. "Pasti capek, stres karena ngurus sendiri. Ada yang salah dikit, cemasnya luar biasa. Takut saja ada yang kurang," jawabnya tersenyum."Iya, sih. Kita kan enggak pakai jasa WO. Aku sih ditawarin sama teman, tapi aku menolak karena memang ingin mengurusnya sendirian," sahut Rieke."Tapi nanti jangan kecapean ya! Kamu kan calon pengantinnya, harus sehat biar enggak sakit. Jangan kayak aku, pas acara berakhir kan masuk rumah sakit karena kelelahan," ucap Kanaya mengingatkan."Iya, Nay. Nanti kalau seminggu mau mendekati hari H-nya, aku mau istirahat full di rum
***Publik heboh dengan berita rencana pernikahan Daniel dengan Kimberly. Publik tak menyangka bahwa perjalanan si lelaki playboy itu akhirnya berhenti di hati Kimberly. Padahal yang publik ketahui bahwa selama ini Daniel selalu mengatakan bahwa lelaki itu akan melajang dan tak ingin menikah sama sekali.Berita yang menjadi hot topik itu tentu saja membuat siapapun ingin tahu dan membayangkan bahwa pesta pernikahan keduanya pasti akan digelar sangat mewah, tak kalah dari pesta pernikahan Bara dan juga Cherry."Daniel..." Kim memanggil calon suaminya itu dengan lembut."Ada apa, Honey?" tanya Daniel menatap Kim mesra."Apa kamu serius menikah denganku?" tanya Kim menatap ragu.Daniel tersenyum. "Bukankah aku sudah datang menemui kedua orang tuamu di Jerman? Aku menemui mereka tanpa diketahui kamu. Aku serius denganmu, apa kamu masih meragukan ketulusanku?"Kim menggelengkan kepalanya. "Aku hanya tak yakin saja dengan rencana ini yang tiba-tiba. Apa kamu benar-benar melabuhkan hatimu pa