Home / Romansa / Si Badut Itu, Pangeranku! / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Si Badut Itu, Pangeranku!: Chapter 21 - Chapter 30

46 Chapters

Bab 21 Kemarahan Gema

"Honey, kenapa? Jangan diam di pintu." Asep merangkul Tania yang tersentak sesaat. "Operasinya akan berbahaya, Hottie. Kang Gema bisa sadar lagi, kan? Aku takut. Kenapa ketika aku ingin bahagia. Pasti saja, ada kesedihan seperti ini." Tania langsung memeluk Asep yang merasakan sakit hati. "Bisa, Gema orang yang kuat. Aku pun takut, tapi percayalah. Kita bisa melalui ini semua. Di sini ada aku. Kamu enggak sendirian lagi." Asep mengelus punggung dan menyadari sesuatu. Untung, tangannya sudah bersih dari darah. "Insyaallah, operasi berjalan baik. Taniaku, lupa, yah? Enggak, ganti baju dulu?" Lanjut Asep yang membuat Tania mendongak. "Oh, iya. Aku masih pakai dress. Duh, dingin lagi." Tania kebingungan sampai tas pun tidak dibawa. Hanya membawa ponsel saja. "Wah, obat juga enggak dibawa? Pakai, nanti bilang kalau mulai sesak lagi." Asep langsung memasang jaket kulit hitamnya ke Tania. "Iya, di tas semua. Makasih, Asepku. Aku ingat obat-obatannya, nanti beli di apotik Rumah Sak
Read more

Bab 22 Harapan Asep

Kekacauan yang mengundang pasien dan keluarga pasien di lorong itu. Mereka menyaksikan adegan paling dramatis dalam sebuah keluarga. Mereka ada yang berbisik-bisik dan melirik sinis. Ada juga diantara mereka yang sangat ingin tahu sebabnya. Pihak keamanan pun membubarkan kerumunan itu, Ucup dan Asep pun meminta maaf ke pasien sebelah juga pihak Rumah Sakit. Gema masih sesegukan yang terus dipeluk Tania. Asep pun menghampiri dan menenangkan calon kakak iparnya itu. Ucup, Iim, dan Denny berbicara di ruang tunggu. Gema terus menerus minta maaf ke Asep, calon kakak ipar merasa tidak enak hati ke Asep. Asep memaklumi hal itu. Perawat pun masuk lagi untuk mengecek keadaan dari tensi sampai melihat luka jahitan. Lalu perawat pun menyuntikan antibiotik ke jalur selang di punggung tangan pasien. Dan satu obat lagi penahan sakit ke tabung infusan. Akhirnya, makan malam pun datang. Tania menyuapi bubur sumsum ke Gema yang kembali berbaring karena tidak bisa duduk terlalu lama. "Asep,
Read more

Bab 23 Keanehan Rose

"Oh, ya. Aa enggak apa-apa? Senjata Aa masih timbul tuh." Tania yang menunjuk ke bawah. Asep pun tersenyum manis dengan merangkul leher kekasihnya itu. "Sebenarnya, enggak baik-baik juga sih. Mau gimana lagi. Nanti aku keluarin di kontrakan saja." Asep menarik tangan pasangannya untuk berpelukan. "Sendiri? Main sendiri, kan? Awas, saja sama yang lain! Aa aku sunat lagi weh!" gertak Tania dengan wajah menyeramkannya. Asep hanya cekikikan dengan menenangkan wanita itu. Pukul 20.30 WIB, mereka yang sudah puas menghirup udara segar dan bersenang-senang pun pulang. Mereka bergandengan tangan dengan jalan cepat. Namun, perut Tania langsung keroncongan dan ingin membeli martabak telur. Asep pun memutar balik arah, menuju tukang martabak telur langganannya. Mereka harus menyeberang di jalanan besar ke gang dekat kontrakannya. Asep pun memesan cukup banyak martabak telur dan martabak manis untuk orang di rumah. Saat menunggu makanannya datang, mereka berpapasan dengan Ujang dan Iis yang k
Read more

Bab 24 Kembang Api Besar

"Loh, ada apa? Kok tiba-tiba tadi pergi, Kang? Eh, Teh Tania kenapa matanya merah? Habis nangis?" tanya Ujang yang heran melihat dua sejoli itu langsung termenung di kursi besi. "Ujang, sudah beres, kan? Sini dulu aku mau ngobrol." Asep menarik Ujang yang mengangguk. Asep pun menceritakan inti permasalahannya. Sahabatnya itu syok berat, menatap Tania yang sedang melamun. "Aku curiga, Wawan. Rose bisa nekat seperti itu. Pasti ada yang bantu dan menghasut," terka Asep yang menatap tajam Ujang yang sedang berpikir. "Itu pasti! Pasti dibantu uang lagi. Apa rencana si Abdullah itu? Kalau terus memanfaatkan orang-orang seperti Rose. Abdullah ingin menggerogoti warga setempat!" geram Ujang yang mengepalkan tangan. Asep menghela napas panjang. "Entahlah, yang pasti dia ingin mengancam warga negara kita. Kita harus mengintai pergerakan Rose. Aku punya firasat buruk. Malam ini! Buat empat tim. Dua tim untuk mengintai kontrakan ki
Read more

Bab 25 Informasi Baru

"Sialan! Sialan!" murka Tata yang membanting topinya dan berjongkok menahan jerit. "Aku harus apa lagi! Si Abdullah enggak ada di kandang lagi. Dia bersembunyi di mana sih!" keluh Doni yang meninju pohon. Dan memanggil ketiga orang itu. "Kalian cari informasi terbaru. Cari di mana Abdullah!" seru Doni yang terus meninju pohon hingga tangan terluka. "Jadi, kejadian Sari dan Iis ulah mereka bertiga? Seriusan? Pantas saja aku merasa aneh!" gerutu Tata yang mengecek ponselnya, terus membalas pesan Iis. "Bagus, kan. Kita jadi tahu sarang kedua ada di mana. Komandan sudah menjawab?" tanya Doni yang membalas pesan Tania. "Belum, masih rapat sepertinya. Kita pulang dulu." jelas Tata. "Kalian harus berhati-hati dan kalau sudah selesai. Pulang istirahat," perintah Doni melalui Walkie Talkie. Mereka pun beres-beres dan berangkat pulang. *** Mereka pun mengendap-endap ke kontrakan, membuka kunci sangat pelan. Mereka
Read more

Bab 26 Pertunangan Yang Dramatis 1

"Pasti, Si Tampan dan Si Cantik. Bersanding yang akan membuat orang lain terpesona dan terkesima," puji Ujang yang menarik Iis. Iis merangkul lengan Ujang dan mempraktikkan sambil berjalan seperti Raja dan Ratu yang melambaikan tangan ke rakyatnya. "Ah, kalian ini. Sudah. Ayo, ke mesjid," ajak Asep ke Ujang yang langsung membawa sarung dan sajadah. "Oke, bye-bye, Sweetie. Assalamualaikum!" Ujang berlari mengejar Asep yang sudah duluan. "Waalaikumsalam, hati-hati!" Serempak dua wanita itu menjawab. Jum'atan pun dilakukan dengan husyu dan hikmat. Tania dan Iis menghangatkan makanan lagi. Mereka makan dengan lahap sebelum bertempur membantu memasang tenda dan lainnya. Mereka pun selesai makan dan langsung meluncur ke rumah Tania. Tania berjalan dengan diam, memikirkan bagaimana menghadapi Ucup. Asep menatap lekat Tania yang terlihat sedih. Pria itu merangkul dan menenangkan Tania. Iis pun menggenggam tangan sahabatnya dengan erat. Ucup menyambut
Read more

Bab 27 Pertunangan Yang Dramatis 2

Asep melihat Tania mulai terlelap tidur dengan hati-hati bangun. Asep yang masih mendengar kamar sebelah ada percecokan pun hanya bisa terdiam dan memijat dahinya. Dia menempelkan guling dan merapikan selimut lagi, mengelus rambut dengan mengecup dahi kekasihnya. Dia berjalan pelan sambil menutup pintu, Ucup mematung di kursi. Suasana yang sangat tidak baik-baik saja membuat Asep bingung harus melakukan apa. Tim dekorasi sedang makan malam, untungnya mereka profesional tidak terganggu dan tetap bekerja. Ujang menghampiri Asep, sahabatnya menenangkan dengan memeluk serta mengelus punggung. Pak Aan, Bi Nur, dan Bu Cici menyusul dengan mengelus kepala dan bahu Asep. Mereka pun paham dengan kegundahan hati Asep yang penuh dengan cobaan menjelang pertunangan dan pernikahannya. "Nak, yang kuat! Ingat, Tania. Kasian dia kalau sendirian." Pak Aan menasihati Asep dengan suara lembutnya. "Inilah ujian sebelum menikah, Nak. Apa lagi nanti berumah tangga. Kamu harus siap. Ka
Read more

Bab 28 Pertunangan Yang Dramatis 3

Hari yang ditunggu-tunggu pun datang, semua sibuk mempersiapkan diri. Uun dan Denny mengarahkan para pria, Endah dan Asri mengarahkan para wanita. Semuanya pun berdandan cantik dan rapi, wanita menggunakan kebaya brukat biru motif bunga anggrek. Sedangkan, pria menggunakan batik khas Majalaya. Mereka berkumpul di ruang makan untuk sarapan dulu. Endah dan Asri sibuk mengecek kembali barang yang akan dibawa. Yang paling penting kotak Cincin klasik turun temurun dari keluarga Uun. Mereka pun masuk ke bus dan menikmati perjalanan yang cukup panjang. Asep dan Ujang yang sudah menunggu di pinggir jalan, kedua pria itu naik bus juga. Di sisi pihak wanita, MUA sudah datang dari jam 04.00 menjelang subuh. Tania yang sedang di make-up ala Sundanes bride yang anggun dan elegan. Tidak lupa sanggul sedang dan sedikit disasak pun menghiasi rambut tebal Tania. Aksesoris serba biru dan putih mendominasi, di pasang dari kepala sampai leher. Iis yang sudah duluan didandani terus menerus memfoto dan mem
Read more

Bab 29 Jack Datang Kembali!

"Iis pasti selamat, kan? Iya, kan?" tanya Tania yang sangat khawatir. Melihat kacau situasi saat ini. Panitia yang pria pun mengamankan acara dan para tamu. "Harus, ada Ujang dan teman-temanku yang ikut. Aku percaya sama mereka. Kamu dan semua keluargamu untuk sekarang dan ke depannya. Jangan keluar sendirian kalau mau pun temani satu orang pria. Paham?" Asep mengingatkan hal itu. Uun dan Gema menghampiri panggung yang terkejut ada perkelahian di depan tenda. "Aku baru selesai makan. Ada apa ini? Itu Pak Aan." Gema menenangkan Tania yang sangat ketakutan sekali. "Kalian aman? Tidak ada yang menyerang kalian? Aku makan bareng sama Gema. Ibu sama yang lain, kan? Ucup?" cecar Uun yang panik dan syok dengan mencari istri dan calon besan itu. "Mereka aman kok. Tadi, aku lihat bersama para ibu-ibu di dapur. Ucup bersama kakak dan bapak Pak Uun," jelas Gema yang membuat Asep dan Uun tenang. "Oh, syukurlah." Uun mengelus dadanya. "
Read more

Bab 30 Perasaan Asep

Tania perlahan membuka mata, mengedipkan mata berkali-kali. Dia merasakan sakit luar biasa di bahunya. Dia mendongak melihat kantong infus dan darah yang menggelantung. Wanita yang sudah menganti pakaian dengan baju pasien berwarna biru. Tania mencari seseorang yang sangat dirindukannya, ingin bangun tapi seluruh tubuh kaku. Terdengar suara pintu dibuka, dia memfokuskan penglihatannya. Tania tersenyum manis, saat Asep melihatnya terpaku lalu menangis. Tania melambaikan tangan, Asep langsung memeluk dan menciumi kening, pipi, dan bibir Tania. Mereka pun larut dalam tangisan pilu dan rasa rindu yang terobati. Suara Tania masih serak dan perlahan, Asep menggelengkan kepala untuk tidak memaksakan bicara. Asep mengambil botol minum dan menuangkan air ke gelas lalu menuangkan air panas dari termos. Asep memberi kabar orang rumah bahwa Tania sudah sadarkan diri. Wanita itu tidak sadarkan diri selama dua hari, Tania yang mendengar itu pun syok. "Oh, aku dua hari tidur? Gimana di r
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status