Главная / Romansa / Si Badut Itu, Pangeranku! / Глава 11 - Глава 20

Все главы Si Badut Itu, Pangeranku!: Глава 11 - Глава 20

46

Bab 11 Kecurigaan Tania ke Asep 1

"Nanti kamu pulang langsung ke rumah. Jangan minta yang aneh-aneh sama Ujang. Oh, jangan pelukan di motor! Paham?" perintah Asep saat melihat wanita itu siap-siap pulang bersama Ujang. "Oke, Hottie. Cie, cemburu nih?" goda Tania dengan merangkul lengan Ujang. Ujang pun langsung merespon dengan mimik wajah super model. "Lepas, Ujang! Iya, enggak suka." Asep melempar bantal lagi ke arah wajah Ujang. Langsung disambut tertawa jahil dari mereka. Tania bersalaman dan berpelukan sebentar. "Aa makan yang banyak. Istirahat yang cukup. Biar nanti aku bisa ketemu ibu dan ayah Aa." Tania menoleh ke arah gantungan baju. Dia baru berdiri dan sadar ada benda aneh di situ. "Aa itu apa? Ada rompi yang sering dipakai tentara sama polisi gitu deh?" tanya Tania yang membuat panik kedua pria itu. Ujang langsung menutup gantungan yang ada di belakang pintu. "Oh, itu. Dulu kalau tampil di event ulang tahun atau syukuran anak-anak sekolah. Pakai itu." Ase
Читайте больше

Bab 12 Pertemuan Keluarga Besar Asep

"Iya, tapi jangan pakai baju seksi. Pakai kaos sama celana pendek selutut. Paham?" cetus Asep yang membuat Tania cekikikan. "Aa juga sama jangan yang ketat dan pendek. Paham?" balas Tania yang membuat Asep tertawa lepas. Mereka pun berangkat lagi dengan hati senang. Di belokan setelah jembatan kuning, Asep masuk ke gang kecil dan masuk lagi melewati gapura. Mereka pun berhenti di sebuah rumah dengan halaman belakang perkebunan dan sawah. Rumah sederhana berwarna biru langit dan putih. Ada dua orang yang sudah menunggu di depan teras duduk di bangku rotan. Wanita dan pria paruh baya dengan uban yang menghiasi rambutnya. Mereka tersenyum manis dan berdiri menyambut sang anak dan calon mantunya. Endah berlinang airmata, langsung memeluk erat Asep. Sang ayah Uun Kurniawan menepuk-nepuk bahu anaknya. Dia menarik lembut Tania dan mereka saling berpelukan hangat. Mereka menangis bahagia dan rindu yang terbayarkan. Asep memang sudah lama tidak pulang kampung. Terakhir ketika lebaran saja
Читайте больше

Bab 13 Tania Membuka Hatinya lagi

"Teh, mau sayurnya? Tambahin sama oseng tempe, ya." Tania mengambil piring oseng tempe dan mangkuk untuk menuangkan sayur. "Eh, iya. Boleh-boleh. Kamu jam berapa sampai? Pasti perjalanan jauh." Asri menerima piring itu dan mengambil kerupuk. "Jam 12. Soalnya, banyak berhenti pas dari Cibiru. Kan di situ macet parah mau jam makan siang." Tania mengambil gehu dan teh hangat buat Asep. "Duh, pasti cape pisan. Nanti udah makan langsung istirahat." Asri makan dengan lahap. Ibu menyusui jauh lebih banyak makannya. "Iya, teh. Kalau udah makan. Isoma deh." Tania berpamitan untuk ke dalam di susul Asep. *** Mereka shalat berjamaah dengan saudara yang lain. Bibi dari pihak bapak langsung menarik Tania agar bersebelahan dengannya. Ketika shalat selesai mulailah bergosip ria. Asep yang mengerti sorotan mata dari Tania yang meminta tolong untuk keluar dari kerumunan itu. Asep dengan sopan menarik Tan
Читайте больше

Bab 14 Tania dan Asep Dimabuk Kepayang

"Hmm, lihat saja nanti." Tania tertawa terbahak-bahak. Asep berdecak. "Pemandangannya aku suka banget! Kalau ke sini lagi bawa keluarga aku, ya. Boleh?" tanya Tania sambil menyandar di dada Asep. "Boleh, bagus juga buat Abah. Biar enggak kaku banget. Neng, sini!" pinta Asep yang membalikan tubuh Tania hingga saling berhadapan. "Sekarang, kamu latihan pernapasan. Baru terapi air terjun di patung ikan. Terus latihan berenang lagi. Baru kita pulang, oke?" perintah Asep yang membuat Tania merengek seperti anak kecil. "Enggak mau! Capek, Aa. Ih." Tania memalingkan muka dan menepuk-nepuk permukaan air hingga Asep kemasukan air kolam. "Hayo, siapa yang punya asma? Ya, sudah aku tinggalin saja," seru Asep yang langsung naik ke pinggir kolam. Tania pun panik. "Aku! Iya-iya jangan pergi!" bujuk Tania yang menarik kaki yang berbulu tipis itu. "Jangan mengeluh, ya. Janji?" Asep berjongkok dan memberikan jari kelingkingnya. Tania mengangguk dan menautkan jari kelingkingnya ke jari kel
Читайте больше

Bab 15 Kecurigaan Tania Ke Asep 2

Suara burung yang berkicau diiringi berkokoknnya ayam jantan menghiasi cuaca yang sendu. Langit masih gelap dengan kabut tebal yang masih terlihat jelas, tanah yang masih lembab karena basah. Tania masih terlelap tidur, pasutri pun masih tidur dengan mendengkur. Asep duduk bersila mengumpulkan nyawa dulu. Mata elangnya menatap lekat wanita cantik yang masih tertidur itu. Dia mengelus lembut rambut ikal Tania, menghirup dan mencium rambut hitam dengan perlahan. Dia mengecup pipi dan kening, tubuhnya direnggangkan lalu pergi ke kamar mandi. Tania menoleh dan termenung sambil mengelus bantal pasangannya yang masih terasa hangat. Dia tersenyum-senyum dan tersipu malu. Lalu dia bangun dengan mengucek mata, melirik pasutri yang masih berpelukan. Ingatan malam yang indah itu terbayang lagi, kedua tangannya menutup wajah dengan pipi merah merona. "Honey, cepat mandi. Nanti keburu adzan subuh." Asep masuk dengan tubuh bagian bawah dilingkari handuk. Dan tubuh bagian atas dengan perut sixpack-
Читайте больше

Bab 16 Iis Dalam Bahaya!

Perjalanan yang panjang itu, membuat tubuh dua kekasih itu kelelahan. Beberapa kali berhenti di restoran atau warung makan. Lalu Asep mengingat janji untuk membawa makanan Pizza Hutter yang diminta Rose. Tania pun memesan ukuran besar dan minumannya. Tania ternyata menyukai salad di tempat itu, jadi Asep memesan dan makan di sana. Tangan Tania menarik tangan Asep untuk ikut makan. Lantas mereka saling menggenggam tangan yang membuat dua sejoli itu tersenyum. Tinggal satu jam lagi pun sampai, Tania banyak membawa bingkisan dari mertua dan Pizza Hutter. Akhirnya, sampai di rumah Tania dengan selamat. Asep memberi salam dan memberikan makanan modern itu ke Rose. Awal yang sinis menjadi senyum sumringah. "Nah, gini. Sering bawa makanan yang banyak. Apa lagi itu?" tanya Rose yang menunjuk dus dan keresek besar itu. "Oh, itu makanan dari orang tuaku. Sama oleh-oleh dari Majalaya, Bu." Asep membuka dus serta keresek. Dan mengeluarkan berondong manis, dodol, dan lain-lai
Читайте больше

Bab 17 Iis Di Teror 1

"Ujang, maaf. Enggak kedengaran lagi ngobrol. Ada apa?" Asep yang menelepon balik Ujang yang melihat puluhan kali panggilan tidak terjawab. "Kang, bantu aku. Iis dalam bahaya! Kita lagi di Residen Gold Villa. Ini cabang sindikat itu. Aku sudah menghubungi komandan. Mereka akan kemari." Ujang yang memeluk Iis di sebelah pohon dekat motor tetangganya. Dia masih bersembunyi dari Jack yang terus mencari Iis. "Apa? Kok bisa? Iis kenapa?" teriak Asep yang membuat semua orang terdiam. Tania yang mendengar nama sabahatnya disebut langsung panik. "Aa, ada apa? Iis kenapa? Dia baik-baik saja, kan?" lirih Tania yang mencengkeram jaket yang sedang dipakaikan ke tubuh Asep. "Sepertinya, baik-baik saja. Aku mau bantu Ujang dulu. Situasinya bahaya! Gema, jangan ke mana-mana tetap di sini," perintah Asep yang langsung dipahami Gema. "Aku ikut! Ikut, ya? Aa!" pinta Tania yang mengekor ke Asep sambil membawa tas ke motornya. "Jangan, Taniaku
Читайте больше

Bab 18 Tim Sayap Kanan dan Tim Sayap Kiri

"Wah, Pak RT sudah datang nih. Lama tidak berjumpa, ya?" tegur Ujang yang menyalami rekan kerja lain dari Tim Sayap Kiri. "Eh, Si Bujang ini. Lama tidak bertemu nih. Ada satu bulan yang lalu," ujar Pak RT yang bertegur sapa dengan rekan kerja dari Tim Sayap Kanan. "Ayo, semuanya masuk! Sesuai dengan barisan Tim. Aduh, Pak Eko. Jangan duduk di situ!" seru Komandan Restu yang mengatur tamu VVIP dalam rapat. "Oh, Abang Tigor? Wah, makin kekar saja itu badan! Keren!" Asep yang terkagum-kagum melihat otot atletis rekan satu timnya. Abang Tigor langsung menunjukannya seperti binaragawan. Semua orang tertawa terbahak-bahak. "Sudah-sudah, waktunya fokus rapat. Jadi, silakan Pak Restu untuk memulai." Pak Viki selaku pemimpin memerintahkan anak buahnya untuk memulai rapat. Semua orang sudah melakukan presentasi dengan berbagai bukti disertakan. Tim Sayap Kiri mengalami kebuntuan lagi dan lagi. Sedangkan, Tim Sayap Kanan sudah ada celah yang akan membuat yang lainnya syok. Asep yang mem
Читайте больше

Bab 19 Hari Pertemuan Kedua Keluarga

"Bu, sudah! Ini kebanyakan! Bawa apa lagi. Ya Allah!" gerutu Denny yang susah payah membawa dus-dus besar dan karung berisi hasil tani dan kebun. "Ih, sekalian. Nanti mah ibu lupa. Terus nanti pas pertunangan dan pernikahan enggak usah bawa-bawa yang kaya gini." Endah mengangkat keresek hitam besar ke mobil. "Kita fokus seserahan dan lain-lainnya." Lanjut Endah yang langsung duduk disamping Asri. "Iya, juga sih. Pak, dandan mulu! Sudah rapi kok. Yuk, masuk!" ajak Asri yang sudah di dalam mobil Avanza putih bersama Iim dan tiga paman lainnya. "Iya, sebentar. Bapak sudah ganteng, kan? Denny! Lihat dulu sini," panggil Uun yang terus merapikan kemeja batik dan pecinya. "Aduh, sudah ganteng banget kaya Tom Cruise!" cetus Denny yang membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. "Oh, ya. Aku ganteng kaya aktor dari barat!" Uun bergaya di cermin kaca dan didorong Denny untuk duduk di kursi depan. Pukul 05.00, di hari Minggu. Mereka sudah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Tania.
Читайте больше

Bab 20 Cacatnya Logika dan Perasaan

"Astaghfirullah aladzim! Diam!" Ujang menahan kedua tangan Rose di belakang punggung. Sampai menyudutkannya ke tembok hingga wanita itu berontak. "Lepas! Lepas tangan kotormu itu!" jerit Rose yang terus menerus mengucapkan sumpah serapahnya. "Ujang! Lepas, pegangnya dari depan saja!" tegur Asep yang membantu memapah Ucup yang sangat syok. "Sayang, enggak apa-apa?" Denny yang menarik Asri kepelukannya yang hampir ditampar Rose. "Oke, siap." Ujang menuruti perintah Asep. Denny yang marah langsung diam dihadapan Rose. "Kalau enggak punya banyak uang. Otaknya dipakai bisa? Bukannya, ikut serta diacara anaknya malah pergi. Sekarang, marah-marah enggak jelas. Kamu gila?" murka Denny yang tidak terima istrinya akan dilukai. "Dia bukan anakku! Iya, aku memang gila! Kenapa?" seru Rose yang langsung menarik tangannya dan maju menantang Denny. "Ibu, cukup! Banyak orang, bikin malu saja!" Gema yang emosi langsung menarik Rose dan masuk ke dapur. "Semuanya, aku minta maaf sekali. K
Читайте больше
Предыдущий
12345
DMCA.com Protection Status