Semua Bab Runtuhnya Dinasti Bisnis CEO tampan: Bab 21 - Bab 30

83 Bab

Bab 21 Pertemuan yang Mengubah Segalanya

Ruswanda duduk di kursi kantornya, menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Malam itu, setelah diusir oleh istrinya, Wati, dia tidak punya tempat lain untuk pergi. Kantor menjadi tempat perlindungannya, meskipun dingin dan sepi. Pagi yang cerah datang, tetapi hatinya tetap kelam. Karyawan-karyawannya mulai berdatangan, dan bisik-bisik mulai terdengar di seluruh ruangan.“Apa yang terjadi dengan Pak Ruswanda? Kenapa dia tidur di kantor?” tanya seorang karyawan dengan nada penasaran.“Katanya dia selingkuh dengan sekretarisnya,” jawab yang lain dengan nada berbisik, seolah takut terdengar oleh Ruswanda.Ruswanda hanya bisa mendengar bisikan-bisikan itu tanpa bisa membela diri. Dia tahu bahwa kebenaran lebih menyakitkan daripada gosip yang beredar.Suatu hari, Abidin, anak Mustafa, datang mengunjungi kantor pusat bersama Sudarta. Abidin adalah seorang pemuda yang penuh semangat, tetapi hari itu, semangatnya tampak redup. Dia melihat keadaan Ruswanda yang tampak lesu dan penuh beban.
Baca selengkapnya

Bab 22 Cinta ditolak Mantan

Di pagi hari yang sangat cerah, Marcel duduk di bangku taman, merenungkan dilema besar yang menghantui pikirannya. Di satu sisi, ada Endah, wanita yang telah lama ia kenal dan kagumi. Endah adalah seorang guru yang penuh kasih sayang, selalu sabar dan bijaksana dalam mengajar anak-anak didiknya. Sifat keibuannya terpancar jelas, membuat Marcel merasa nyaman dan tenang setiap kali berada di dekatnya. Endah adalah sosok yang dewasa, mampu memberikan nasihat yang bijak dan selalu siap mendukung Marcel dalam setiap langkah hidupnya.Disisi lain, ada Rihana, gadis muda yang baru saja lulus dari universitas. Rihana adalah sosok yang ceria dan penuh semangat, selalu membawa keceriaan di setiap kesempatan. Namun, sifat kekanak-kanakannya masih terlihat jelas, membuat Marcel sering kali merasa ragu apakah Rihana siap untuk hubungan yang serius. Meskipun begitu, pesona dan energi positif Rihana membuat Marcel merasa hidupnya lebih berwarna dan penuh petualangan.Marcel teringat saat-saat indah
Baca selengkapnya

Bab 23 Kejutan dimalam itu

“Bagaimana Marcel? Apakah kamu sudah siap?” tanya ayahnya dengan senyum penuh arti. Marcel merasa heran dengan apa yang dikatakan ayahnya.“Ayah punya kabar baik untukmu, bagaimana jika ayah melamar Rihana untukmu?” Mendengar kata-kata dari Ayahnya, Marcel terkejut seperti mendapatkan angin segar darinya.“Ma, maksud ayah?” tanya Marcel tak percaya dengan ucapan ayahnya. Ayahnya pun menjelaskan lebih lanjut.“Iya, ayah akan melamar Rihana malam ini untukmu. Bapaknya sangat dekat dengan ayah, ternyata dia adalah teman lama ayah saat SMA dulu. Namanya Pak Subroto. Dia juga seorang investor di perusahaan Ayah.”“Jadi, mulai saat ini. Kamu harus rapi, malam nanti kita bertemu dengan keluarga Pak Subroto. Jadi, bersiap-siaplah! Potong rambutmu agar terlihat rapi dan berkesan. Semoga Rihana dan kedua orang tuanya bisa menerima kamu.” Marcel merasa tak percaya sehingga ia memeluk ayahnya.“Terima kasih ayah! Hari ini saya sangat bahagia, sekali lagi terima kasih banyak Ayah!” jawab Marcel be
Baca selengkapnya

Bab 24 Kencan diakhiri penculikan

“Maksud loe?” kata Marcel dengan penasaran.“Loe tahu, siapa Rihana itu?” kata Abidin, dalam keakrabannya ia ingin mengetahui lebih siapa yang akan dinikahi Marcel.“Tahu, Rihana itu anaknya Pak Subroto, bro,” jawab Marcel.“Benarkah?” kata Abidin. Marcel pun menceritakan asal usul Rihana. Bapaknya, Subroto, menginginkan Marcel menikah dengan Rihana berharap perusahaan ayahnya marcel yaitu Sudarta semakin maju dan sukses.Namun hal ini tidak disukai oleh Abidin. Abidin adalah anak dari Mustafa yang sengaja untuk menghancurkan perusahaan Ruswanda. Abidin berniat balas dendam untuk ayahnya, Mustafa. Marcel dan Abidin duduk di sebuah taman kota yang sepi, angin sepoi-sepoi menghembuskan dedaunan kering di sekitar mereka. Marcel menatap langit yang mulai memerah, sementara Abidin menatap sahabatnya dengan tatapan serius.“Gue ngerti, lo punya alasan sendiri kenapa lo nggak suka sama Rihana,” kata Marcel, mencoba mencari titik terang dalam percakapan mereka.“Bukan cuma alasan, Marcel. In
Baca selengkapnya

Bab 25 Malam Penculikan

Marcel mengejar mobil penculik dengan nafas terengah-engah. Hatinya berdegup kencang, dan panik melanda. Rihana, calon istrinya, telah diculik. Ia merasa terpukul oleh apa yang terjadi. Bagaimana ia akan menghadapi ayahnya, Pa Sudarta, dan calon mertuanya, Subroto?Mobil penculik semakin menjauh, menghilang di tikungan jalan. Marcel mencoba mengejar lebih cepat, tetapi keputusasaan merayap di hatinya. Ia tidak bisa meraihnya. Rihana, wanita yang akan menjadi pendamping hidupnya, kini berada dalam bahaya.Dalam kebingungannya, Marcel memutuskan untuk pulang. Ia duduk sendirian di ruang tamu, cahaya remang-remang menyinari wajahnya. Malam itu sangat gelap. Ia merenung tentang nasib Rihana, tentang bagaimana ia akan menghadapi orang-orang yang mencintainya.Ayahnya pasti akan marah. Subroto, calon mertuanya, mungkin akan menyalahkan Marcel. Namun, ia tidak bisa hanya berdiam diri. Ia harus bertindak. Ia harus menyelamatkan Rihana.Marcel mengambil telepon genggamnya dan memilih nomor aya
Baca selengkapnya

Bab 26 Cara Menghadapi Penculik

Rihana merasa jantungnya berdetak kencang. Cahaya remang-remang gudang tua hanya menyoroti wajah bos besar penculik, Mustafa. Dia mengenalnya sebagai sosok kejam yang tak segan mengorbankan siapa pun demi keuntungan pribadi.“Rihana,” suara Mustafa bergema di dinding-dinding gudang, “kamu gadis yang sangat cantik. Tapi kenapa harus memilih Marcel, anak Ruswanda itu?”Rihana menatapnya tajam. “Lalu urusan Bapak apa? Kenapa saya tidak boleh berhubungan dengan Marcel?”Mustafa tertawa sinis. “Kamu tidak tahu? Sudarta, ayahnya Marcel, berharap menguras harta ayahmu. Dia senang saat ayahmu menjadi investor di perusahaan Ruswanda. Jadi, alangkah baiknya kamu batalkan saja pernikahanmu dengan Marcel.”Rihana menatap Mustafa dengan mata yang membara. “Tidak mungkin! Ayahnya Marcel pastilah orang baik,” katanya tajam. Mustafa hanya bisa tertawa terbahak-bahak, dan tiga penculik lainnya ikut bergabung dalam gelak tawa sinis.“Kita lihat saja,” ucap Mustafa, wajahnya yang berkerut mengekspresika
Baca selengkapnya

Bab 27 keselamatan

Abidin merencanakan langkah selanjutnya dengan cermat. Dia tahu bahwa keluarga Sudarta tengah berada dalam tekanan besar. Uang tebusan yang diminta penculik sangat besar, dan Abidin ingin memanfaatkan situasi ini untuk keuntungannya sendiri. “Marcel, jadi apa yang harus saya lakukan?” tanya Abidin, suaranya berbisik penuh ketegangan. “Entahlah, saya juga masih bingung,” jawab Marcel, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Tapi kita harus bertindak cepat sebelum mereka menyadari sesuatu.” “Kamu benar Marcel,” jawab Abidin. Hari semakin siang, keadaan Rihana sampai siang ini belum ada kabar dari penculik. Tiba-tiba ponsel Marcel bergetar, sebuah pesan masuk dari Rihana. Dengan cepat, Marcel membuka pesan tersebut dan melihat bahwa Rihana telah mengirimkan lokasi GPS tempat persembunyiannya. Rupanya Rihana lebih cerdas, ia berhasil mengirimkan koordinatnya kepada Marcel tanpa diketahui oleh penculik. Marcel segera bergegas, mengambil kunci motor dan helmnya. “Aku harus pergi sek
Baca selengkapnya

Bab 28 Terbukanya hati

Seiring dengan waktu, di sore hari yang cerah itu, Rihana kini dalam kesendirian di dalam kamarnya. Ia duduk di dekat jendela, memandang langit yang mulai berubah warna menjadi oranye keemasan. Angin sepoi-sepoi masuk melalui celah jendela, membawa aroma bunga melati yang menenangkan. Rihana merasa damai, namun ada sesuatu yang berbeda dalam hatinya hari ini.Tak lama kemudian, pintu kamarnya terbuka perlahan. Ibunya masuk dengan wajah penuh kecemasan. "Hana!" sahut ibunya, suaranya terdengar cemas namun lembut."Iya, Ibu," jawab Rihana dengan lembut, menoleh ke arah ibunya.Ibunya mendekat dan duduk di tepi tempat tidur Rihana. "Setelah ibu perhatikan, kamu lebih bahagia daripada hari kemarin. Sebenarnya ada apa, ya?" tanya ibunya penuh penasaran, matanya menatap Rihana dengan penuh perhatian.Rihana hanya bisa tersenyum bahagia. "Entahlah, Ibu. Hana juga bingung. Entah kenapa Hana merasa bahagia sekali, seolah-olah ada seorang pangeran yang sudah masuk ke dalam hati Hana," jawab Rih
Baca selengkapnya

Bab 29 Cinta yang Terlambat Disadari

Di tengah taman bunga yang berwarna-warni, Rihana berdiri dengan senyum lebar berbicara dengan Endah. Cahaya matahari sore membelai wajahnya yang cerah. Dari kejauhan, dia melihat Marcel, sosok yang pernah mengisi hari-harinya di universitas dulu. Rambut Marcel yang dulu gondrong kini terurai rapi, dan matanya masih sama tajam.“Kak Marcel!” panggil Rihana dengan suara riang. Marcel terkejut dan menoleh ke arahnya. Ternyata, Rihana sedang berbicara dengan Endah, teman sekelas Marcel juga, ia adalah seorang mantan pacar Marcel di masa lalu. Endah, yang dulu selalu memakai kuncir rambut tinggi, kini memiliki senyum hangat di wajahnya.Marcel merasa salah tingkah. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Endah yang pernah mengisi bagian penting dalam hidupnya di tempat yang sama. Rihana dan Endah, dua nama yang membawa kenangan manis dan getir. Rihana, yang selalu ceria dan penuh semangat, dan Endah, yang pernah menjadi cinta pertamanya.Di bawah pohon rindang, Rihana duduk bersama Endah.
Baca selengkapnya

Bab 30 Kesedihan Rihana

Sore itu, Rihana pulang dengan tubuh lelah setelah seharian bekerja. Cahaya senja menyapa jendela kamarnya, dan ia merasa hampa. Rutinitas yang monoton dan kekosongan dalam hati membuatnya merasa terisolasi.Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari temannya. “Rihana, lihat ini!” tulis teman lelakinya, disertai dengan foto Marcel yang sedang berduaan dengan seorang wanita bernama Endah. Rihana memandang foto itu dengan mata terbelalak. Marcel, calon suaminya yang baru saja dia kenal, tersenyum manis di samping Endah. Mereka terlihat begitu dekat, begitu mesra.Rihana merasa dunianya runtuh. Kenapa Marcel melakukannya? Apa yang salah? Ia mencoba menghubungi Marcel, tapi ponselnya mati begitu saja. Rihana semakin cemas. Ia menggigil, berusaha menenangkan diri. Mungkin ada penjelasan logis. Mungkin ini hanya kesalahpahaman.Namun, dalam hati Rihana, keraguan dan kekhawatiran tumbuh. Ia mengingat momen-momen indah bersama Marcel: senyumnya yang hangat, pelukannya yang menghib
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status