Home / CEO / Runtuhnya Dinasti Bisnis CEO tampan / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Runtuhnya Dinasti Bisnis CEO tampan: Chapter 51 - Chapter 60

83 Chapters

Bab 51 Kepemimpinan yang Tergadai

Setelah melihat Abidin memiliki anak, Rihana merasa hatinya hancur. Kenangan pahit tentang kegugurannya sendiri kembali menghantui pikirannya. Meskipun ia berusaha tersenyum dan memberikan ucapan selamat kepada Abidin dan Destia, rasa sedih itu tetap tidak bisa disembunyikan. Marcel, yang selalu peka terhadap perasaan istrinya, merasakan perubahan suasana hati Rihana. Ia menggenggam tangan Rihana dengan erat, mencoba memberikan dukungan dan kekuatan. “Sayang, aku tahu ini sulit bagimu,” bisik Marcel lembut. “Tapi kita akan melalui ini bersama.” Rihana mengangguk pelan, air mata mulai mengalir di pipinya. “Aku hanya merasa begitu kosong, Kak Marcel. Melihat Abidin dan Destia dengan bayi mereka membuatku teringat akan kehilangan bayi kita.” Marcel memeluk Rihana erat-erat. “Kita akan mencoba lagi, dan aku yakin kita akan diberkati dengan anak suatu hari nanti.” Sementara itu, di sudut lain, Tommy dan Endah sedang merencanakan sesuatu yang jahat. Mereka telah lama menyimpan denda
Read more

Bab 52 Penyalahgunaan Dana

Keesokan paginya, seluruh karyawan berkumpul di ruang rapat, menunggu pengumuman penting dari dewan direksi. Suasana tegang terasa di udara. Akankah Abidin dipecat, atau akankah dewan memberikan kesempatan kedua? Semua mata tertuju pada pintu ruang rapat, menunggu dengan napas tertahan.Pak Haris akhirnya muncul dan berdiri di depan ruangan. “Setelah mempertimbangkan semua bukti dan penjelasan, dewan direksi telah memutuskan bahwa Abidin akan diberhentikan dari jabatannya sebagai pemimpin perusahaan cabang.”Suara gemuruh terdengar di ruangan itu. Beberapa karyawan tampak lega, sementara yang lain masih terkejut. Abidin, yang berdiri di sudut ruangan, merasa dunianya runtuh. Ia tahu bahwa ini adalah akhir dari kariernya di perusahaan ini.Marcel, yang juga berada di ruangan itu, merasa campur aduk. Di satu sisi, ia merasa simpati terhadap Abidin, tetapi di sisi lain, ia tahu bahwa ini adalah kesempatan baginya untuk membuktikan dirinya. Pak Haris melanjutkan, “Kami juga telah memutusk
Read more

Bab 53 Masa Lalu Kembali suram

Pagi itu, Ruswanda, seorang direktur dari perusahaan PT.RSTI, akhirnya keluar dari rumah sakit. Dokter mendiagnosa bahwa Ruswanda sembuh total setelah menjalani perawatan intensif selama beberapa bulan. Sudarta, sahabat sekaligus rekan kerja Ruswanda, merasa sangat bahagia melihat Ruswanda kembali sehat dan siap bekerja seperti biasa.Setibanya di kantor, Ruswanda disambut dengan hangat oleh para karyawan. Mereka semua merasa lega dan senang melihat direktur mereka kembali. Ruswanda langsung menuju ruangannya, diikuti oleh Sudarta yang tak bisa menyembunyikan senyum bahagianya.“Pak Sudarta,” sahut Ruswanda sambil duduk di kursinya. “Selama saya tidak ada, ada kejadian apa saja di perusahaan kita?”Sudarta dengan cepat menjawab, “Pak Ruswanda, ada beberapa hal penting yang perlu Bapak ketahui. Salah satunya adalah Abidin telah dikeluarkan dari perusahaan.”Ruswanda mengernyitkan dahi, terkejut mendengar kabar tersebut. “Mengapa Abidin dikeluarkan? Apa yang terjadi?”Sudarta menghela n
Read more

Bab 54 Masa lalu yang meyakitkan

“Nayla!” kata Sudarta dengan nada terkejut. “Jadi kamu yang menjadi investor kami?”Nayla, yang kini dikenal sebagai Mrs. Andrian, hanya bisa tersenyum tipis. “Ya, Pak Sudarta. Saya yang akan menjadi investor untuk kantor cabang di Tegal.”“Ya Tuhan, bagaimana ceritanya? Dulu kamu hanyalah seorang sekretaris, sekarang kamu menjadi orang hebat,” kata Sudarta, masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Nayla tersenyum lebih lebar. “Waktu dan kerja keras bisa mengubah banyak hal, Pak Sudarta. Saya telah bekerja keras untuk mencapai posisi ini.”Tiba-tiba, dari balik kerumunan, Abidin muncul dan berdiri di hadapan Sudarta. Wajah Sudarta berubah menjadi pucat. “Abidin, kaukah itu?” tanyanya dengan suara gemetar.“Benar, Pak! Saya Abidin yang sekarang menjadi bagian dari perusahaan Mrs. Andrian,” jawab Abidin dengan nada penuh kemenangan.Sudarta tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia merasa dunia seakan berputar di sekelilingnya. Dengan tangan gemetar, ia mempersilahkan Nayla dan Abidin
Read more

Bab 55 Dilema di Tengah Badai

Pagi itu, matahari bersinar terang, memancarkan sinarnya ke seluruh penjuru kota. Namun, bagi Ruswanda, sinar matahari itu terasa seperti bayangan kelam yang menutupi hatinya. Ia duduk di bangku taman rumah sakit, memandangi langit biru yang seolah-olah mengejek kesedihannya. Air mata perlahan mengalir di pipinya, membasahi wajah yang penuh dengan beban dan kekhawatiran.Istrinya, Ratnawati, masih terbaring lemah di kamar ICCU. Ia merasa tak berdaya, hanya bisa menunggu dan berharap keajaiban terjadi. Setiap kali ia melihat Ratnawati terbaring dengan alat-alat medis yang mengelilinginya, hatinya terasa hancur berkeping-keping.Ruswanda mengingat kembali saat-saat bahagia mereka bersama. Senyuman Ratnawati yang selalu bisa menghangatkan hatinya, tawa riangnya yang selalu bisa mengusir kesedihan. Namun kini, semua itu terasa begitu jauh. Ia merasa seperti berada di ujung jurang, tak tahu harus berbuat apa untuk menyelamatkan istrinya.Di tengah kesedihannya, pikiran tentang Nayla kembal
Read more

Bab 56 Anak yang Terlupakan

Di sebuah taman dekat danau, suasana pagi itu terasa tenang dan damai. Angin sepoi-sepoi berhembus, membawa aroma segar dari air danau yang tenang. Burung-burung berkicau riang, seolah-olah menyambut hari yang baru. Namun, di tengah ketenangan itu, ada dua sosok yang sedang berdiri dengan perasaan yang campur aduk.Sudarta berjalan perlahan menuju bangku taman tempat seorang wanita duduk. Wajahnya sudah keriput, tanda usia yang tak lagi muda. Begitu juga dengan Sudarta, rambutnya yang dulu hitam legam kini sudah memutih, dan keriput di wajahnya menunjukkan perjalanan hidup yang panjang. Namun, matanya masih menyimpan kilauan yang sama, kilauan yang penuh dengan kenangan masa lalu.“Vina, kaukah itu?” tanya Sudarta dengan suara gemetar. Ia mendekati wanita itu dengan hati-hati, seolah-olah takut bahwa ini semua hanya mimpi.Vina menoleh, dan senyuman tipis muncul di wajahnya yang juga sudah keriput. “Sudarta, akhirnya kamu datang juga,” jawabnya dengan suara lembut namun penuh emosi.S
Read more

Bab 57 Bayangan masa lalu

Vina duduk di sebuah rumah yang sangat mewah, memandang ke luar jendela dengan tatapan kosong. Rumah ini adalah simbol dari kesuksesan dan kemewahan, namun di dalam hatinya, Vina merasakan kehampaan yang mendalam. Siapakah Vina sebenarnya? Vina adalah ibu dari Nayla, seorang wanita yang telah melalui banyak penderitaan dan kesedihan.Dua puluh lima tahun yang lalu, Sudarta, seorang pria yang pernah dicintai Vina, telah melukai hatinya dengan sangat dalam. Pengkhianatan Sudarta meninggalkan luka yang tak pernah sembuh di hati Vina. Sejak saat itu, Vina bertekad untuk melindungi putrinya, Nayla. Namun, takdir berkata lain.Nayla tumbuh menjadi seorang wanita yang kuat, namun kehidupannya penuh dengan kesulitan. Selama dua puluh lima tahun, Nayla hidup terlantar bersama ibunya, Vina. Mereka berpindah-pindah tempat, mencari perlindungan dan penghidupan yang layak. Meskipun hidup dalam keterbatasan, Nayla tidak pernah menyerah. Dia selalu berusaha untuk bangkit dan mencari jalan keluar da
Read more

Bab 58 Perjuangan dan Penghianatan

Para dokter dan perawat bekerja dengan cepat dan penuh konsentrasi, melakukan segala upaya untuk menyelamatkan Ratnawati. Ruswanda berdiri di sudut ruangan, hatinya dipenuhi kecemasan dan doa. Waktu seakan berjalan lambat saat ia menyaksikan tim medis berjuang untuk menghidupkan kembali istrinya.Setelah beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup, salah satu dokter akhirnya menoleh ke arah Ruswanda dengan ekspresi serius namun penuh harapan. "Kami berhasil mengembalikan detak jantungnya, Pak Ruswanda. Namun, kondisinya masih sangat kritis. Kami akan memindahkannya ke ICU untuk pemantauan lebih lanjut."Ruswanda merasakan campuran antara lega dan ketakutan. Meskipun Ratnawati berhasil diselamatkan untuk saat ini, perjuangan mereka belum berakhir. Dengan hati yang penuh harapan, Ruswanda mengikuti tim medis yang membawa istrinya ke ICU, berdoa agar keajaiban terus berpihak pada mereka.Setelah sekian lama menunggu, akhirnya dokter berhasil mengembalikan Ratna kembali hidup. “Pak Ru
Read more

Bab 59 Cinta dan Harapan

Dari dalam mobil yang berkilau, keluarlah seorang wanita yang memancarkan pesona. Rambutnya tergerai, mata tajamnya menembus kegelapan malam. Marcel, yang sedang berdiri di dekat pintu rumah sakit, terpana memandang wanita itu. Siapakah gerangan perempuan yang sangat cantik itu? Dia berjalan dengan langkah mantap, mengabaikan pandangan orang-orang di sekitarnya yang terkesima.Marcel memikirkan wanita itu. Sepertinya dia pernah melihatnya, tapi di mana? Teka-teki ini selalu saja muncul dalam hidupnya. Saat Marcel hendak kembali ke rumah, Rihana sudah berada di pintu rumah sakit dengan ayahnya Pak Subroto.“Bapak?” sapa Marcel kepada mertuanya, suara tercekat di tenggorokan. “Kapan datang ke Indonesia?” Marcel mencoba menutupi kebingungannya dengan senyum, tetapi hatinya berdebar kencang.Subroto hanya memberikan senyumnya saja. Wajahnya penuh keriput, matanya lelah setelah perjalanan panjang. “Bagaimana kabar ayahmu, Nak?” tanya Subroto dengan suara lembut, merasa sedih melihat anak m
Read more

Bab 60 Rahasia dibalik Senyuman

Pak Sudarta mengangkat wajahnya, matanya terbelalak. Di hadapannya berdiri Nayla, mantan sekretaris Ruswanda yang kini dikenal sebagai Mrs. Andrian, seorang CEO yang sukses. Sudarta merasa seperti melihat hantu dari masa lalu.“Nayla?” gumamnya, suaranya tercekat. “Eh, maksud saya, Mrs. Andrian.” Ia berusaha menyembunyikan kekagumannya. Bagaimana mungkin Nayla, yang dulu hanya seorang sekretaris, bisa berubah menjadi sosok begitu berpengaruh?Nayla tersenyum, matanya tajam. “Ngomong-ngomong, Pak Sudarta, kenapa kaki Bapak banyak perban?” tanyanya. “Ada apa?”Sudarta merenung pada perban yang melilit kakinya. “Kemarin,” katanya dengan suara parau, “saya ditabrak oleh pengendara yang tidak bertanggung jawab.”Nayla menarik napas dalam-dalam. “Ya Tuhan, lalu bagaimana, Pak? Apakah masih sakit?”Sudarta tersenyum lemah. “Alhamdulillah, sekarang saya diperbolehkan pulang hari ini.” Ia merasa lega, meski tubuhnya masih terasa lemah akibat kecelakaan itu.“Syukurlah kalau begitu,” kata Nayla
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status