Home / CEO / Runtuhnya Dinasti Bisnis CEO tampan / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Runtuhnya Dinasti Bisnis CEO tampan: Chapter 41 - Chapter 50

83 Chapters

Bab 41 Tipu Muslihat Abidin

Namun, sebelum pertemuan berakhir, Marcell tiba-tiba berdiri dan menatap Abidin dengan tajam. “Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu, Abidin,” katanya dengan suara penuh kecurigaan.Abidin merasa jantungnya berdebar kencang, tetapi ia tetap tenang. “File itu bukan punyaku,” jawabnya dengan suara datar, mencoba mengendalikan situasi.Marcell tidak terpengaruh. “Aku belum menyebutkan file apapun,” katanya, matanya menyipit. “Bagaimana kau tahu tentang file itu?”Abidin terdiam sejenak, menyadari kesalahannya. Namun, ia segera mengubah taktik. “Aku hanya berasumsi karena kau tampak sangat serius,” katanya dengan senyum tipis. “Aku tidak tahu file apa yang kau maksud.”Marcell tidak puas dengan jawaban itu. “Kita akan menyelidiki lebih lanjut,” katanya dengan tegas. “Aku ingin kau tetap di sini sampai kita menyelesaikan ini.”Abidin merasa terpojok, tetapi ia tahu bahwa ia harus tetap tenang. “Tentu saja, Marcell. Aku akan membantu sebisa mungkin,” katanya, meskipun di dalam hatinya
Read more

Bab 42 Ancaman dan Kehamilan

“Aku tak mengerti, siapa sebenarnya pria bertopeng ini? Pak Mustafa sudah dipenjara, tapi masih ada saja yang membuat usil kepada kami,” kata Marcell dengan suara penuh frustasi. Ia berjalan mondar-mandir di ruang rapat, mencoba mencari jawaban atas pertanyaan yang terus menghantuinya.Sudarta hanya bisa terdiam, wajahnya menunjukkan kebingungan yang sama. Ia juga bingung sebenarnya siapa dalang di balik semua ini. “Ayah juga tidak tahu, Marcell. Semua ini sangat aneh. Kita sudah meningkatkan keamanan, tapi ancaman masih terus datang.”Marcell menghela napas panjang dan duduk di kursinya. “Kita harus menemukan jawabannya. Kita tidak bisa terus hidup dalam ketakutan seperti ini, Ayah.”Sementara itu, di tempat persembunyiannya, Abidin merasa puas dengan kekacauan yang telah ia ciptakan. Ia tahu bahwa Marcell dan Sudarta sedang kebingungan dan itu memberinya keuntungan. Dengan topeng yang selalu ia kenakan, identitasnya tetap tersembunyi dan ia bisa bergerak bebas tanpa dicurigai.Abidi
Read more

Bab 43 kedatangan tamu dari pusat

Matahari bersinar dengan terang, memberikan kehangatan yang menyelimuti kota. Namun, suasana di perusahaan cabang Sangar terasa mencengkam. Pagi itu, Ruswanda, seorang pria paruh baya dengan rambut yang mulai memutih, berjalan dengan langkah mantap menuju kantor. Ia ingin bertemu dengan teman lamanya, Sudarta, yang kini menjadi salah satu petinggi di perusahaannya tersebut.Setibanya di kantor, Ruswanda disambut oleh resepsionis yang ramah. “Selamat pagi, Pak Ruswanda. Pak Sudarta sudah menunggu di ruang rapat,” katanya sambil tersenyum.Ruswanda mengangguk dan mengikuti arahan resepsionis menuju ruang rapat. Ketika pintu terbuka, ia melihat Sudarta duduk di ujung meja, terlihat sibuk dengan tumpukan dokumen di depannya. Wajah Sudarta tampak lelah, tetapi ia tersenyum lebar ketika melihat Ruswanda.“Pak Ruswanda! Sudah lama sekali kita tidak bertemu,” kata Sudarta sambil bangkit dari kursinya dan memeluk temannya.“Pak Sudarta, senang sekali bisa bertemu denganmu lagi,” jawab Ruswanda
Read more

Bab 44 Menjebak Rihana

Endah duduk di kamarnya, merencanakan langkah berikutnya dengan hati-hati. Dia tahu bahwa untuk menghancurkan kebahagiaan Marcel dan Rihana, dia harus melakukan sesuatu yang lebih drastis. Pikiran jahatnya berputar-putar, dan akhirnya dia menemukan cara yang kejam untuk mencapai tujuannya: membuat Rihana keguguran.Endah tahu bahwa Tommy, mantan kekasih Rihana, masih memiliki perasaan yang kuat terhadapnya. Dia memutuskan untuk memperalat Tommy tanpa memberitahunya bahwa Rihana sedang mengandung. Dengan cara ini, Tommy akan menjadi alat yang sempurna untuk melaksanakan rencananya tanpa menyadari dampak sebenarnya dari tindakannya.Endah menghubungi Tommy dan mengatur pertemuan di tempat yang sepi. Ketika mereka bertemu, Endah mulai berbicara dengan nada yang penuh simpati. “Tommy, aku tahu kamu masih mencintai Rihana. Aku juga tahu bahwa kamu ingin melihat Marcel menderita.”Tommy mengangguk, matanya penuh dengan kebencian. “Ya, aku ingin dia merasakan sakit yang sama seperti yang aku
Read more

Bab 45 Menjadi Tahanan

Polisi datang ke rumah Endah untuk memberikan keterangan. Endah membuka pintu dengan wajah tenang, meskipun hatinya berdebar kencang. Dua polisi berpakaian dinas berdiri di depan pintu, salah satunya memperkenalkan diri sebagai Inspektur Rahman.“Selamat pagi, Bu Endah. Kami dari kepolisian. Kami ingin berbicara dengan Anda mengenai insiden yang terjadi di taman beberapa hari yang lalu,” kata Inspektur Rahman dengan suara tegas namun sopan.Endah mengangguk dan mempersilahkan mereka masuk. “Silakan masuk, Pak. Ada apa ini sebenarnya?”Setelah duduk di ruang tamu, Inspektur Rahman mulai menjelaskan. “Kami sedang menyelidiki insiden yang menyebabkan Rihana mengalami keguguran. Kami memiliki bukti CCTV yang menunjukkan bahwa Tommy, seorang kenalan Anda, meletakkan kulit pisang di jalur yang dilalui Rihana, menyebabkan dia jatuh.”Endah berpura-pura terkejut. “Tommy? Saya tidak mengenal siapapun bernama Tommy. Dan saya tidak tahu apa-apa tentang insiden itu.”Polisi lainnya, Sersan Budi,
Read more

Bab 46 Proyek Pembangunan Pabrik

Angin malam berhembus lembut di sebuah kafe yang terletak di sudut kota. Abidin duduk di salah satu meja, ditemani oleh temannya, Rukyadi. Kafe itu cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang menikmati minuman mereka dalam keheningan. Abidin menatap cangkir kopinya dengan tatapan kosong, pikirannya melayang jauh.“Rukyadi, aku baru saja mendengar berita bahwa Rihana mengalami keguguran,” kata Abidin dengan suara rendah, hampir berbisik.Rukyadi, seorang konselor yang sudah lama mengenal Abidin, mengangguk pelan. “Aku juga mendengarnya. Itu berita yang sangat menyedihkan.”Abidin menghela nafas panjang. “Aku masih dendam dengan Marcel dan ayahnya sudarta, begitu juga dengan Ruswanda. Mereka telah menghancurkan hidup ayahku, Mustafa. Perusahaan yang seharusnya menjadi milik ayahku sekarang berada di tangan mereka.”Rukyadi menatap Abidin dengan penuh perhatian. Dia tahu betapa dalamnya ambisi Abidin untuk menguasai perusahaan Ruswanda. “Abidin, aku mengerti perasaanmu. Tapi dendam ti
Read more

Bab 47 CEO sakit

Suatu hari, berita mengejutkan tersebar bahwa Ruswanda, CEO yang dihormati telah masuk ke rumah sakit. Kabar ini membuat banyak orang khawatir terutama Sudarta teman dekatnya dan Subroto iparnya. Mereka segera bergegas ke rumah sakit untuk menjenguk Ruswanda.Di rumah sakit, Sudarta dan Subroto disambut oleh perawat yang mengarahkan mereka ke kamar Ruswanda. Ketika mereka masuk, mereka melihat Ruswanda terbaring di tempat tidur, terlihat lemah namun tetap berusaha tersenyum.“Ruswanda, bagaimana keadaanmu?” tanya Sudarta dengan suara penuh kekhawatiran.Ruswanda menghela nafas panjang. “Aku sudah tua, Sudarta. Tubuhku tidak sekuat dulu lagi. Tapi aku masih berjuang,” jawabnya dengan suara serak.Subroto duduk di samping tempat tidur Ruswanda. “Kamu harus kuat, Ruswanda. Kami semua mendukungmu. Perusahaan ini tidak akan sama tanpamu,” katanya dengan penuh semangat.Ruswanda tersenyum tipis. “Terima kasih, Subroto. Aku tahu kalian selalu ada untukku. Aku hanya berharap bisa melihat peru
Read more

Bab 48 Fitnah !

Endah sedang termenung di kamarnya, merenungi kejadian-kejadian yang telah berlalu. Ia merasa beruntung karena Rihana, istri Marcel, telah memaafkannya. Kesalahan besar yang hampir membuatnya masuk penjara kini hanya menjadi kenangan pahit. Meskipun Rihana mengalami keguguran akibat insiden tersebut, ia tetap memaafkan Endah dengan hati yang besar.Hari-hari berlalu, namun rasa bersalah dan marah masih menghantui Endah. Ia tahu bahwa kesalahannya telah menyebabkan banyak penderitaan, terutama bagi Rihana dan Marcel. Namun, ada satu orang yang tidak bisa ia maafkan yaitu Tommy. Tommy adalah orang yang telah mengkhianatinya, menyebabkan semua masalah ini terjadi.Suatu hari, Endah memutuskan untuk menghadapi Tommy. Ia tidak bisa lagi menahan amarahnya. Dengan tekad yang bulat, ia pergi ke rumah Tommy. Ketika tiba di sana, ia merasa gugup namun tetap berusaha tegar. Ia mengetuk pintu dengan keras, berharap bisa melabrak Tommy dan menuntut penjelasan atas penghianatannya.Tommy membuka pi
Read more

Bab 49 Intrik di Balik Jebakan

Pagi harinya, Endah merasa heran mengapa foto wanita cantik yang menggoda Marcel sudah viral terlebih dahulu, padahal dia belum mengirimnya kepada siapapun. Rasa penasaran dan kekhawatiran mulai menghantui pikirannya. Dia segera menghubungi Tommy untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.“Tommy, aku heran, kenapa foto Marcel dan wanita itu sudah viral duluan? Aku belum mengirimnya kepada siapapun,” tanya Endah dengan nada bingung.Tommy, yang juga terkejut mendengar kabar itu, mencoba menenangkan Endah. “Aku tidak tahu, Endah. Mungkin ada orang lain yang juga mengambil foto mereka. Kita harus mencari tahu siapa yang menyebarkannya,” jawab Tommy dengan suara tenang.Endah merasa semakin cemas. “Tapi siapa yang bisa melakukan itu? Aku sudah merencanakan semuanya dengan hati-hati. Tidak mungkin ada orang lain yang tahu,” katanya sambil menggigit bibirnya.Tommy berpikir sejenak. “Mungkin ada seseorang yang diam-diam mengamati kita. Kita harus berhati-hati dan mencari tahu siapa yan
Read more

Bab 50 Ambisi dan Pengorbanan Abidin

Di pagi hari yang tenang, Abidin membuka komputernya seperti biasa. Namun, ada sesuatu yang aneh. Beberapa file penting tampak telah diakses tanpa izin. Rasa curiga mulai merayapi pikirannya. Dengan cepat, Abidin memeriksa log aktivitas dan menemukan bahwa seseorang telah membobol komputernya.Dengan jantung berdebar, Abidin melacak jejak digital yang ditinggalkan oleh peretas tersebut. Setelah beberapa saat, ia menemukan bahwa Desi, seorang karyawan yang tampaknya tidak mencurigakan adalah pelakunya. Abidin merasa marah dan khawatir. Jika rencananya terbongkar, semua usahanya untuk menjatuhkan Marcel akan sia-sia.Abidin memutuskan untuk mengambil tindakan drastis. Ia mengirimkan pesan kepada Desi dengan nada yang sangat mengancam. “Desi, aku tahu apa yang telah kamu lakukan. Jika kamu berani membocorkan informasi ini, aku tidak akan ragu untuk menghabisimu. Ingat, aku bisa melakukan apa saja untuk melindungi rencanaku.”Desi, yang sedang duduk di mejanya, terkejut menerima pesan ter
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status