Share

Bab 46 Proyek Pembangunan Pabrik

Angin malam berhembus lembut di sebuah kafe yang terletak di sudut kota. Abidin duduk di salah satu meja, ditemani oleh temannya, Rukyadi. Kafe itu cukup sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang menikmati minuman mereka dalam keheningan. Abidin menatap cangkir kopinya dengan tatapan kosong, pikirannya melayang jauh.

“Rukyadi, aku baru saja mendengar berita bahwa Rihana mengalami keguguran,” kata Abidin dengan suara rendah, hampir berbisik.

Rukyadi, seorang konselor yang sudah lama mengenal Abidin, mengangguk pelan. “Aku juga mendengarnya. Itu berita yang sangat menyedihkan.”

Abidin menghela nafas panjang. “Aku masih dendam dengan Marcel dan ayahnya sudarta, begitu juga dengan Ruswanda. Mereka telah menghancurkan hidup ayahku, Mustafa. Perusahaan yang seharusnya menjadi milik ayahku sekarang berada di tangan mereka.”

Rukyadi menatap Abidin dengan penuh perhatian. Dia tahu betapa dalamnya ambisi Abidin untuk menguasai perusahaan Ruswanda. “Abidin, aku mengerti perasaanmu. Tapi dendam ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status