Home / Rumah Tangga / TERNYATA AKU YANG KEDUA / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of TERNYATA AKU YANG KEDUA: Chapter 81 - Chapter 90

145 Chapters

81

"Leona, kamu sudah kembali, nak?" Sapaan dengan nada lembut itu membuat Leona muak. Dulu, ia akan langsung memeluk wanita itu, namun kini kalimat-kalimat lembut yang keluar dari mulut Laras maupun Dini hanya membuat hatinya merasa kesal."Untuk apa kalian kemari?" tanya Leona dengan nada dingin dan datar."Mbak, kami ingin bicara." ucap Dini dengan tatapan memelas yang penuh harap.Leona menatap mereka tajam. "Lebih baik kalian segera pergi. Saya sedang lelah dan tak ingin mendengar sepatah kata pun dari kalian. sahut Leona yang langsung melangkah cepat meninggalkan mereka.Baru beberapa langkah Leona berjalan menuju lift, suara teriakan Dini membuatnya terhenti. "Mbak, apa mbak nggak punya hati? Kami sudah jauh-jauh kesini mbak. tolong beri waktu kami sedikit saja. ucap Dini dengan getir.Siapa sangka, ibu dan anak itu justru berlutut di lantai. mencuri perhatian semua orang. Leona menatap mereka terperanjat. tak pernah menyangka bahwa m
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

82

"Loh Saras, kamu pulang. Ras? Di mana Denis?" Seorang wanita paruh baya yang ternyata ibu dari Saras terkejut mendapati anak dan kedua cucunya berdiri di depan rumahnya."Nggak ikut." jawab Saras singkat sambil berjalan cepat masuk ke dalam rumah. Menempuh perjalanan panjang yang sangat melelahkan, akhirnya Saras dan kedua anaknya tiba juga di Jember."Nenek!" seru Miko dan Mayra girang. Wanita paruh baya bernama Dewi itu merangkul erat tubuh kedua cucunya dengan penuh kebahagiaan. la tak menyangka mereka akan kembali. mengingat sudah lama sekali Saras dan suaminya tak pulang ke Jember, kurang lebih selama dua tahun lamanya."Di mana ayah kalian. Miko?" tanya Dewi dengan wajah penasaran. sambil menatap nanar ke arah Saras yang nampak cuek saja."Tidak ikut. Nek. Ayah pergi jauh." jawab Miko."Pergi jauh ke mana? Kenapa tidak ikut, sayang?" sahut Dewi lagi, merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Saras dan anak-anaknya."Sudahl
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

83

Denis tampak benar-benar seperti seorang gelandangan, tanpa tujuan yang jelas dalam hidupnya, ia terus memantau rumah Leona dari kejauhan, walaupun mengetahui bahwa area tersebut dipenuhi oleh banyak petugas polisi. Sepertinya Leona benar-benar waspada dan melakukan segala cara untuk menjaga keamanannya."Leona, apa semuanya harus berakhir seperti ini? Aku menyesal. Leona." batin pria itu dengan perasaan nelangsa.Denis terduduk lemas di balik rindangnya pepohonan. bersembunyi di balik pohon yang tepat berada di depan taman kediaman istri mudanya. Pandangan matanya terus terarah ke rumah itu, rumah yang selama dua tahun telah menjadi saksi bisu atas kebohongan yang dia tebarkan.Dari sana. Denis bisa melihat kamar yang dulu pernah mereka tempati bersama. Lampu di kamar itu masih menyala, memberikan kesan seolah-olah Leona masih belum bisa tertidur, padahal waktu menunjukkan hampir pukul sepuluh malam.Hati pria itu berkecamuk, berbagai perasaan be
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

84

"Pak Ferdy, kenapa pagi-pagi sudah kemari?" Leona terkejut melihat Ferdy, sudah berada di rumahnya. Padahal matahari belum juga naik sepenuhnya, mengindikasikan masih pagi sekali."Selamat pagi Bu." sapa pria itu. "Pak Anwar meminta saya untuk menjemput Ibu. Kami mendapatkan informasi bahwa Pak Denis berada di Jakarta. Terakhir kali dia menggunakan nomor telepon ini untuk menghubungi ibunya, dia tepat di depan kantor. Pak Anwar khawatir dia akan melakukan sesuatu kepada Ibu," jelas Ferdy dengan tegas dan aura wibawa mengelilinginya, membeberkan fakta mengagetkan itu.Leona tersentak kaget. Apakah Denis benar-benar sedang mengawasi dirinya? "Apa Bapak yakin?" tanyanya, hampir berbisik.Pria itu mengangguk. "Ya. Polisi yang mengkonfirmasi hal ini. Kita hanya tinggal melaksanakan penyergapan, karena dia pasti akan terus memantau Ibu." sahut Ferdy, matanya menatap Leona dengan penuh keteguhan."Sayangnya, ponsel dan nomornya sudah tak bisa dilacak lag
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

85

"Ini berkas-berkas yang perlu ditandatangani. Bu," ujar Leo sambil meletakkan beberapa map di meja Leona.Pria itu kemudian berlalu dengan langkah pasti usai menerima anggukan singkat dari atasannya itu.Tak berselang lama. Ferdy mendekat dan meneliti berkas-berkas tersebut satu per satu dengan seksama. Pandangannya tajam bergerak gesit ke kanan dan kiri, menyelami rentetan informasi yang tertera di atas kertas-kertas itu."Apa ada sesuatu yang mencurigakan. Pak?" Leona menanyakan keganjilan sambil mendekati Ferdy, membuat mereka saling berdekatan. Leona tak sadar, tindakannya membuat Ferdy terkejut. Bahkan pria itu sempat menahan napas saat mencium aroma parfum milik Leona yang begitu menyeruak.Setelah mengontrol diri. Ferdy bergeser sedikit menjauh dan menjelaskan. "Ini berkas dari tim keuangan. Sepertinya ini hasil audit bulan lalu. Terdapat dana yang keluar dengan nominal yang cukup fantastis." Pria itu menunjukkan deretan angka yang mencolok
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

86

"Eemmm..." Dengan sekuat tenaga. Leona berusaha memberontak. Tubuhnya yang lebih kecil tentu saja kalah dibandingkan dengan sosok di belakangnya."Sayang, tenang Leona, ini aku. bisikan lembut tepat di belakang telinga Leona membuat tubuhnya terkesiap, bola mata wanita itu membulat sempurna ketika menyadari bahwa Denis-lah yang tengah menyeretnya menaiki anak tangga."Jangan terus memberontak, sayang, nanti kita bisa jatuh ke bawah," ucap Denis seraya semakin erat membekap mulut Leona. kedua tangan gadis itu ia tahan di belakang tubuhnya. Meskipun sulit, namun Denis tetap tidak menyerah dan membawa Leona naik menuju lantai empat.Tak lama. Leona mulai melemas, ia kesulitan menghirup oksigen akibat bekapan tangan Denis. Barulah di lantai empat Denis melepaskannya. Leona terjatuh ke lantai dengan tubuh yang lemas dan hati yang berdebar kencang.Memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Leona menghirup udara dengan nafas terpanjang yang bisa ia ambil,
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

87

"Bughhh..." Sebuah benda tumpul menghantam kepala Denis dengan kuat."Akkhhh..." erang Denis sambil memegangi kepalanya yang berdenyut, pisau yang tergenggam erat terlepas dari tangannya. Tubuhnya terkulai tak berdaya di lantai, matanya menatap Leona dengan pandangan sayu."Leona. kamu nggak apa-apa kan?" tanya Angga khawatir. segera memeriksa tubuh Leona dengan lembut.Leona menggeleng, isakan pilu mengguncang tubuhnya.Seolah mengerti penderitaan wanita itu. Angga pun memeluknya erat, mencoba menenangkan hatinya yang terguncang."Jadi dia yang membuat kamu berubah, Leona?" bisik Denis dengan suara parau di tengah kabut kesadarannya yang perlahan menghilang.Tak lama kemudian. Ferdy menyusul datang bersama pihak kepolisian yang segera mengamankan Denis. Darah terus mengucur deras dari kepalanya akibat hantaman benda tumpul yang diberikan Angga tadi."Tenang. Leona... Dia sudah diamankan polisi." ucap Angga dengan suara
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

88

"Sekali saja kamu melangkah pergi dari rumah Ibu, jangan harap kamu bisa kembali! Ibu akan mengurung anak-anakmu!" Dewi mengancam dengan suara penuh amarah, kesal melihat keuletan putrinya itu.Langkah kaki Saras terhenti seketika, wanita itu berbalik menatap ibunya. "Ibu tega melakukannya pada cucu-cucu Ibu sendiri?!""Ini demi kebaikan kamu. Saras! Coba pikirkan, bagaimana jika kamu ikut terseret dalam masalah besar ini? Bagaimana jika kamu juga menjadi tersangka? Pertimbangkan anak-anakmu, bukan malah memikirkan Denis yang telah berani menikah lagi itu!" Dewi meluapkan kekesalan hatinya, berharap Saras memahami maksudnya.Bruak!Koper yang dibawa Saras terhempas. Kata-kata Ibunya memang benar. jika ikut pergi ke Jakarta, ia bisa jadi akan mendekam di balik jeruji besi karena terlibat dalam kebohongan itu. Apalagi sekarang teman-temannya pasti mencari keberadaannya. terutama setelah tahu Denis tertangkap. Pada akhirnya. Saras memutuskan untuk ke
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

89

"Leon, makan dulu nih, kamu belum makan loh, ini sudah malam." Dengan penuh perhatian. Tari menyiapkan beberapa hidangan untuk sahabatnya yang tampak begitu terpuruk.Leona hanya bisa terdiam, menatap kosong ke arah makanan di hadapannya. "Kenapa kamu harus repot-repot gini sih. Tar? Aku bisa cari makan sendiri kalau lapar." ucap Leona dengan suara yang lirih.Tari tersenyum lembut. "Aku tahu. Leona. Tapi aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja."Leona menghela napas, lalu menatap Tari dengan penyesalan. "Rendy mana? Apa dia nggak kemari? Aku mau minta maaf karena sudah berbuat keributan di kafe kalian," ujarnya penuh penyesalan.Mendengar itu Tari menghela napas panjang. "Aku sudah bilang. jangan terlalu memikirkan hal seperti itu. Leona. Suamiku mengerti kok. lagian dia juga lagi pergi ke Bogor untuk mengontrol kafe kita yang di sana. Tadinya memang dia mau balik pas denger berita ini, tapi nggak aku izinkan." ungkapnya dengan nada serius
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

90

Matahari mulai menampakan diri, menyilaukan mata Denis yang baru saja terjaga. Kepalanya berdenyut nyeri, akibat pukulan benda tumpul yang ia terima. Pikirannya dipenuhi oleh wajah ketakutan Leona yang terus menghantuinya. Setiap ucapannya seperti mengiris hatinya, membuatnya merasa terluka."Selamat pagi. Pak. Bagaimana kondisinya?" tanya dokter yang datang berkunjung.Denis hanya mengangguk, enggan menjawab. Apa yang bisa dia katakan? Kondisinya jelas tidak baik-baik saja. Belum lagi proses hukum yang menanti di depan mata, membebani pikirannya.Dokter itu mengecek tekanan darah dan beberapa hal lainnya, tak lama kemudian petugas kepolisian menghampiri mereka."Bagaimana, Dok? Apakah sudah aman?" tanya petugas itu.Dokter mengangguk. "Sudah. Pak. Kondisinya sudah lebih baik dan bisa dibawa." jelasnya.Dalam hati. Denis hanya bisa tertawa pahit. la tak pernah menyangka hidupnya akan berakhir tragis seperti ini. Sebegitu banyak k
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status