Home / Rumah Tangga / TERNYATA AKU YANG KEDUA / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of TERNYATA AKU YANG KEDUA: Chapter 71 - Chapter 80

145 Chapters

71

Pagi ini, Leona terbangun dengan semangat yang membara. Ia tak ingin lagi terpuruk dalam kepedihan, berlarut-larut dalam kesedihan. Mengurus perusahaan menjadi hal utama yang harus dia tuntaskan. Leona tak mau perusahaan yang ayahnya bangun dengan susah payah jatuh bangkrut. Leona tak ingin Denis tertawa sinis atas kegagalannya.Dengan pakaian formal yang rapi, Leona menuruni anak tangga. Pandangannya mengedar, mengamati setiap penjuru rumahnya. Banyak kenangan yang tersemat di sana, tawa dan tangis bercampur menjadi satu. Itulah sebabnya, meski terasa berat, Leona tak sanggup menjual rumah tersebut."Pagi, Nyai," sapa para ART dengan suara lembut."Pagi," jawab Leona dengan senyum sumringah, berusaha menyembunyikan kesedihan di matanya.Seluruh pekerja di rumah sudah mengetahui tentang Denis, saat Denis sibuk menyiapkan kejutan, Sulis memberitahu kan hal tersebut pada Leona. Berbekal pengetahuan itu, Leona telah bersiap menghadapi apa yang akan t
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

72

Laras menarik kursi untuk duduk, perasaan cemas dan ketakutan menyelimuti dirinya saat berhadapan dengan aparat berwajib. Dalam hati, ia berusaha menenangkan diri. Laras menelan air liurnya berulang kali, mengusahakan agar kekhawatiran yang menyelimutinya tidak begitu kentara. "Jadi, ada apa ya, Pak?" tanyanya dengan hati berdebar."Begini, Bu," jawab salah seorang polisi dengan nada serius. Kami sedang mencari seorang pria bernama Denis. Dari informasi yang kami dapat, dia adalah putra Ibu Laras."Laras mengangguk pelan, jari-jemarinya saling mengait dengan erat. Dalam hati, ia sebenarnya sudah mengetahui kemungkinan Denis dilaporkan ke polisi, namun ia tak menyangka akan terjadi begitu cepat. "Benar, Pak. Tapi kami tidak tahu di mana dia berada sekarang. Dia meninggalkan kami tanpa kabar," Laras berbohong dengan nada berat.Kedua polisi itu mengangguk-anggukkan kepala, matanya mencermati ekspresi Laras yang terlihat gelisah. "Kalau begitu, kami harap bil
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

73

"Ras, HPku di mana?" tanya Denis, seraya menyibak tumpukan bantal di atas kasurnya."Aku isi daya, tuh di luar sana," sahut Saras dengan nada yang terdengar masih menyimpan kekesalan padanya. Namun, Denis tak ingin berdebat dan memilih memaklumi sikap Saras yang tiba-tiba berubah seperti itu."Papa, kapan kita pulang? Miko ingin sekolah," rengek anak laki-laki Denis seraya bergelayutan di kaki ayahnya."Sabar ya, Nak. Nanti kita pulang, sekarang kita liburan dulu," jawab Denis dengan penuh kesabaran. Pria itu menyalakan ponselnya, mengamati beberapa panggilan dan pesan masuk dari nomor sang adik. Saras, yang melihat itu, tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya, "Liburan apanya? Kita ini buronan kali!" Denis menghela napas panjang, harapannya agar Saras bisa mengerti dan tidak terus memojokan dirinya. Namun, wanita itu tetap saja bersikap demikian."Miko, sama Mama dulu ya. Papa mau hubungi Nenek," kata Denis sambil mengelus kepala putranya dengan
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

74

Denis menelan air liurnya ketika wajahnya terpampang di layar televisi. Beruntung dirinya mengenakan masker, sehingga pemilik konter maupun stafnya tidak menyadarinya.Setelah menyepakati harga barang yang dijual, Denis bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Ia membeli ponsel biasa sebagai alat komunikasi dengan Saras, sementara ponsel lama mereka berlogo apel berhasil dijual seharga 25 juta."Lumayan buat tambah-tambah, bisa kirim Mama juga 10 juta," gumam Denis dengan perasaan campur aduk. Hatinya berdebar, menyadari bahwa waktu terus berjalan. Ia bergegas menuju rumah kontrakan mereka. Denis sadar bahwa mereka harus segera meninggalkan Pulau Jawa, karena cepat atau lambat, polisi akan menemukan jejak mereka.Sungguh Denis belum siap jika harus mendekam di balik jeruji besi. Malam semakin larut, tepat pukul sepuluh malam Denis kembali ke rumah. Dengan perasaan cemas, ia membuka pintu, nampak Saras sudah menunggunya."Loh, kamu belum tidur?" tan
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

75

Kebisingan suara dari luar membangunkan Saras dari tidurnya. Wanita itu segera menyambar ponsel yang semalam Denis belikan untuknya. Ia melihat waktu di layar ponsel, ternyata sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Dia bahkan tidak tahu sejak kapan anak-anaknya telah bangun."Ya ampun, udah jam sembilan," desah Saras, menyadari bahwa di kamar itu, hanya dirinya yang tertinggal. Dengan malas ia berjalan keluar kamar untuk melihat keberadaan anak-anaknya yang terdengar bercengkerama dengan ayah mereka. Begitu melangkah ke ruang tamu, Saras melihat deretan koper telah berjajar rapih, beberapa bungkus nasi terbuka di atas meja. Tampak Denis dengan penuh kasih sayang menyuapi Miko dan Mayra, kedua anak mereka yang sudah bersiap-siap dengan penampilan rapi.Saras terkesima sejenak sebelum akhirnya mengutarakan pertanyaannya, "Loh Mas, kita beneran jadi pergi hari ini?"Denis menatap istrinya sebelum menjawab singkat, "Ya."Sontak ucapan pria itu membuat
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

76

"Gimana, Leona? Sudah ada informasi mengenai keberadaan Pak Denis?" tanya Angga, sambil mengaduk menu yang tersaji di hadapannya.Leona menggelengkan kepalanya. "Belum, Ang. Tapi mereka sudah berhasil menelusuri jejak Denis melalui rekaman CCTV, rekaman itu menunjukkan mobil mereka melintasi pintu keluar tol Cilegon. Saat ini, mereka masih berusaha melacak keberadaannya, mengingat ponsel Denis sudah tidak dapat dilacak," jawab Leona dengan suara penuh harap.Angga menghembuskan nafas lega, "Syukurlah, semoga Pak Denis segera ditemukan."Ferdy yang sejak tadi hanya diam kini akhirnya ikut berkomentar, "Cepat atau lambat, seseorang yang menjadi DPO pasti akan ditemukan, Pak." Pria itu tampak acuh tak acuh, terus fokus menyantap hidangan di hadapannya tanpa menatap lawan bicaranya.Angga hanya bisa memutar bola mata seolah kesal. Andai ia tahu jika Leona membutuhkan seseorang yang bisa membantunya mempelajari lebih dalam soal bisnis, tentu saja Angga
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

77

Tok.. Tok.. Tok..Suara ketukan yang cukup nyaring menggema di udara, berasal dari sebuah rumah minimalis di kawasan Cilegon. Rangkaian ketukan mulanya penuh kesabaran, kemudian meningkat kencang, namun tetap tak ada sahutan dari dalam rumah."Maaf, cari siapa, Pak?" tanya seseorang yang tinggal di rumah sebelahnya. Wajahnya tampak menyimpan rasa keingintahuan prihal keberadaan Polisi."Maaf, Bu," jawab seorang polisi dengan sopan, menyodorkan sebuah foto keluarga. "Apa ibu pernah melihat laki-laki dalam foto ini? Dan ini keluarganya?"Wanita itu mengamati foto yang ditunjukkan padanya, mengerutkan keningnya se jenak sebelum menjawab. "Ah, saya tahu pak. Kemarin mereka masih tinggal di sini, tapi pukul 10 tadi mereka pergi," jelasnya dengan cemas."Apakah mereka memberi tahu akan pergi ke mana?" tanya petugas Polisi, menatap mata wanita itu dengan serius."Tidak, Pak. Selama tinggal di sini saja mereka tidak pernah berbaur ataupu
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

78

Pihak kepolisian bergerak sigap dan tanpa henti mencari jejak keberadaan Denis. Sayangnya, hasil yang diperoleh belum memuaskan: mereka hanya menemukan informasi terkait istri dan anak-anak Denis. Sedangkan Denis, bagai ditelan bumi, masih belum diketahui di mana rimbanya.Hingga larut malam tiba, kepolisian memutuskan untuk kembali ke Jakarta. Mereka yakin Denis bergerak ke sana: pasalnya, mobil yang sebelumnya digunakan Denis kini telah dijual. Siasat untuk mengelabui kepolisian rupanya berhasil, dan pencarian pun akhirnya terfokus di ibukota.Suara ketukan lembut menyusup ke telinga Dini di tengah heningnya malam. Pikiran Dini masih terngiang-ngiang sosok menyeramkan Leona pada malam itu, ditambah suara ketukan di pintu rumah kontrakan yang menciptakan keresahan baru. Suasana semakin terasa mencekam. Dalam ketakutan, Dini mengguncang tubuh ibunya, "Mah, bangun Mah, ada yang ketuk pintu," ucapnya lirih."Hemm..." Laras hanya menggumam sekenanya, tidurnya
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

79

"Bukannya itu Mama? Untuk apa Mama kesana?" Denis terkejut ketika mendapati Mama dan adiknya mendatangi kantor Wiguna.Pria itu memang sudah memantau kantor sejak semalam, ia sengaja menyamar, mengenakan pakaian yang tidak mencolok agar tak ada satupun yang mengenalinya. Terpaksa, Denis berjualan balon di pinggir trotoar, tepat berseberangan dengan kantor milik istrinya. Sayang karena ia harus mencari balon lebih dulu. hingga tak mengetahui kehadiran Leona di kantor."Jangan sampai Mama malah semakin menambah kacau masalah ini, gumam Denis khawatir. la tak tahu apa tujuan sang ibu mendatangi kantor Leona, namun perasaannya tiba-tiba saja gelisah. la mencoba menahan rasa cemas yang menjalar di dada."Mau cari siapa ya. Bu?" tanya security yang berjaga di depan lobby.Denis mengamati percakapan mereka dari sebrang jalan."Apa Bu Leona ada?" tanya Laras gugup. wajahnya menampakkan kekhawatiran yang amat dalam.Security itu mengernyi
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

80

"Pak, ikuti mobil yang di sebrang sana! Denis meninggalkan barang dagangannya begitu saja, ia langsung mengejar Leona dengan menaiki taksi yang lewat dihadapannya.Tanpa banyak bertanya taksi itu segera mengikuti interupsi penumpangnya. Sesekali pengemudi itu melirik Denis yang nampak mencurigakan, topi, masker, bahkan kacamata hitam ia gunakan disiang hari seperti ini.Sementara itu. Denis tak peduli dengan tatapan aneh pengemudi itu. Seluruh konsentrasinya tertuju pada deretan mobil mewah yang melaju di depan, termasuk di antaranya adalah Leona.Tak lama, mobil-mobil itu memasuki sebuah restoran mewah tempat Denis biasa menikmati makan siang bersama kolega bisnisnya.Setelah yakin bahwa Leona dan rombongannya telah masuk ke dalam restoran, Denis bergegas turun dari taksi dan memberikan imbalan pada sang pengemudi. la melangkah cepat memasuki restoran tersebut. Penampilannya kini berubah drastis. Pakaian branded yang biasa ia kenakan kini telah d
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status