Semua Bab TERNYATA AKU YANG KEDUA: Bab 51 - Bab 60

145 Bab

51

"Kam-kamu kenapa tiba-tiba pengen ikut urus perusahaan ?" tanya Denis. Raut wajah pria itu tampak begitu lucu di mata Leona, seolah dia terjebak dalam kepanikan yang memuncak. Dalam situasi tersebut, Leona berusaha untuk bersikap seolah tak tahu menahu tentang apa yang terjadi agar suaminya tidak menaruh curiga padanya. "Nggak ada, Mas, aku cuma nggak tega sama kamu yang harus bolak-balik luar kota demi bisnis, ditambah kamu sendirian mengelola perusahaan Papaku. Kamu terlihat sangat lelah, jadi aku memutuskan untuk membantu mengurus perusahaan," jelas Leona. Denis menelan ludahnya, dadanya berdegup kencang menyadari betapa mengejutkan permintaan istrinya ini. "Aku nggak apa-apa, Sayang. Aku sanggup mengurus semuanya, demi kamu apapun akan kulakukan, sayang," rayu Denis dengan penuh rayuan, berusaha keras untuk membujuk Leona agar tidak ikut campur urusan perusahaan. Leona sebenarnya tahu ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

52

"Sama sekali nggak dong mbak, aku emang sudah ada niat mau menghubungi mbak Saras," sahut Leona, raut ekspresinya menyiratkan banyak sekali rencana. "Hah.. Ada apa Leona?" tanya Saras keheranan, niat hati dirinya ingin memantau aktifitas Denis dan Leona, namun siapa sangka jika wanita itupun berniat menghubunginya. "Aku mau kasih tau kalau Mama sudah pulang mbak, selama mbak tinggal dirumahku, aku belum sempat ajak mbak dan anak-anak jalan-jalan, bagaimana kalau kita bertemu di kediaman Mama Laras, setelah itu aku akan mengajak kalian jalan-jalan keliling kota Jakarta," usul Leona. Dalam kebingungan, Saras hanya mampu terdiam tanpa memberikan persetujuan. la masih mencerna makna di balik ucapan Leona. Tak ada rasa curiga dalam benak Saras; malah, ia merasa kesempatan ini sangat menguntungkan. Sebab jika mereka sama-sama tinggal di kediaman Mama Laras, maka Saras bisa mengawasi Denis dan Leona lebih dekat.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

53

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Laras, Leona dan Denis terjebak dalam kebisuan. Leona sibuk dengan ponselnya, sementara Denis nampak melamun, kepalanya berdenyut memikirkan keributan yang mungkin terjadi di rumah Ibunya nanti. Sesekali, Leona menoleh manatap Denis yang nampak begitu serius mengemudi. la sedikit bersyukur karena Denis tak memperhatikannya, sebab saat ini ia tengah bertukar pesan dengan Tari. Sungguh Leona merasa tak akan tenang sebelum benda aneh itu jauh dari rumahnya, maka dari itu ia sengaja meminta Tari untuk mengambilnya. "Mas, ngelamun mulu, mikirin apa sih?" tanya Leona sambil menepuk pelan bahu Denis. Denis menoleh, memaksakan senyum tipis di bibirnya, senyum yang penuh keterpaksaan. "Di kantor lagi sibuk banget, Leona. Jadi mulai besok aku nggak bisa libur. Kamu nggak keberatan kan jalan-jalan sendiri sama mereka?" bohongnya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

54

Tak berapa lama, mertua, adik ipar, serta Saras menghampiri. Semua orang menyambut Leona dengan senyuman yang begitu memuakan. Sungguh, wajah-wajah mereka sangat menyebalkan di mata Leona. Tega sekali mereka berbuat semacam ini hanya demi merebut harta. "Sayang, Mama memang masih kangen sama kamu, ehh.. akhirnya kamu kemari," ucap Laras, sementara saras yang berdiri di belakangnya hanya bisa menahan tawa, beginilah sifat asli ibu mertuanya, munafik, gila harta dan sangat mengesalkan. Berbeda dengan Dini, wanita itu urung menyapa kakak iparnya, sebab lagi-lagi bayangan menyeramkan semalam melintas dalam benaknya, membuat wanita itu takut luar biasa, dan memutuskan masuk kedalam kamarnya. "Mah, Leona sengaja kemari, selain masih rindu dengan Mama, Leona juga punya janji dengan mbak Saras, dia keponakan Mama kan?" ucap Leona. Laras melirik salah satu menantunya yang lain, ia tersenyu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

55

Kepergian Saras membuat Denis gelisah, tentu mengusik kedamaian di hatinya. Dia merasa setelah ini pasti akan ada badai pertengkaran diantara dia dan Sarah. Pening di kepalanya belum juga mereda, kini sudah di tambah lagi. Meski begitu dia harus tetap berusaha meluluhkan hati Saras yang tengah merajuk karena ulah Leona. "Tidak apa-apa, Mah, Leona mengerti kok. Ya sudah, kami juga naik ya," ucap Leona, mencoba bersikap biasa, padahal dalam hati bahagia luar biasa karena bisa melihat ekspresi kesal di wajah madunya. Kembali Leona menggandeng lengan Denis dengan penuh kemesraan, mempertontonkan kasih sayang mereka di depan Saras yang merasa tercabik-cabik. Leona seolah telah berubah total, rasa ibanya seakan lenyap, berganti dengan seorang wanita yang cerdik dan penuh intrik. "Sial, kenapa dia berubah begitu?" gumam Saras geram. " Dan Denis... mengapa dia hanya diam? Mereka semua memang s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-02
Baca selengkapnya

56

Denis mengemudikan mobil dengan kecepatan di atas rata-rata, layaknya seorang pembalap tangguh. Raut wajahnya tampak murung, matanya nanar, sepanjang perjalanan ia terdiam seribu bahasa. Mungkin hari ini merupakan hari terburuk dalam hidup Denis, seluruh kelelahan dunia nampak tertumpuk di pundaknya. Baru saja tiba di rumah pagi tadi, dan ia langsung kembali pergi mengantar ibunya, sepanjang perjalananpun ia harus adu mulut dengan sang adik, di tambah lagi dengan permintaan Leona yang mendesak ingin bergabung di perusahaan. Seolah belum cukup, kini ia harus merasakan amarah Saras yang pasti menyulutnya habis-habisan. Tak heran, Denis terpaksa pergi meninggalkan rumah sang Mama, demi menghindari kemungkinan Saras bertindak nekat dan memberitahu Leona semua kebenaran yang ada. "Mas, bisa pelan-pelan nggak sih?" Leona meminta dengan suara penuh ketakutan. "Kamu kenapa bawa mobil seperti ini? Kalau kita kenapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

57

Sementara itu, kepergian Leona dan Denis yang mendadak meninggalkan kebingungan. Terlebih lagi, Laras mendapati raut wajah menantu tertuanya yang tidak menyenangkan. Membuat wanita paruh baya itu semakin heran. "Ini semua salah Mbak Saras! Lagian, kenapa Mbak Saras ngintip mereka sih?" gerutu Dini kesal. Ketiganya tinggal di lantai yang sama, dan ketika Dini mendengar suara nyaring termos stanilis yang jatuh dari tangan Saras, ia bergegas keluar dari kamarnya untuk memastikan keadaan. Saras memandang adik iparnya dengan tatapan permusuhan. Suasana menegangkan itu hanya menambah pusing kepala Laras. "Apa benar kamu mengintip mereka, Ras? Apa yang sebenarnya kamu inginkan? Kamu tahu Leona juga istri Denis, dan dia berhak atas perhatian suaminya. Lagian, saat ini Denis juga kan lebih banyak menghabiskan waktu denganmu, tapi kamu tetap saja egois," tegur Laras, mencoba untuk menyeimbangkan situasi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

58

Sementara itu, Denis mengemudi dengan raut wajah yang cemas. Berulang kali pria itu mencoba menghubungi Saras, tapi tidak ada jawaban dari ponsel istri tuanya itu. Denis menahan amarah dan kekhawatirannya, "Angkat teleponnya, Saras. Kenapa kamu tidak menjawab sih?" Dengan perasaan tertekan, Denis terus mengumpat dalam hati. Usahanya untuk menghubungi Saras sudah berkali-kali, namun nihil. Akhirnya, Denis mencoba menghubungi ibunya, berharap bisa mengetahui keberadaan Saras. Setelah beberapa dering, suara ibunya terdengar di ujung telepon. "Halo, Mah," sapa Denis dengan suara yang parau. "Ada apa, Denis? Bagaimana dengan Leona?" tanya Laras dengan wajah khawatir, lebih menghawatirkan menantu kayanya. "Di mana Saras, Mah? Kenapa dia tak menjawab telepon Denis?" Denis tidak menyahuti pertanyaan ibunya, hatinya gundah dan gelisah memikirkan kondisi istri yang dicintainya. la merasa begitu terluka, menyadari ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

59

"Untuk apa kamu kemari?" Pertanyaan itu meluncur dari bibir Saras dengan nada mencemooh, sambil mendorong tubuh suaminya. Amarah yang mendalam masih menyelimuti hatinya. la menggendong Mayra, sementara Miko turun dari taksi dengan langkah terhuyung-huyung. "Jangan begini, Ras. Kita perlu bicara," ucap Denis dengan nada penuh penyesalan, sambil menggendong Miko dan menyeret koper istrinya masuk ke rumah. Namun, Saras tak memberikan perhatian, ia berlalu naik menuju kamarnya dengan langkah tegap. Mayra diberikannya pada pengasuh, "Miko, tunggu di sini, ya. Papa ingin bicara dengan Mama dulu," kata Denis sebelum meletakkan putranya bersama pengasuh, dan bergegas mengejar Saras naik ke lantai dua. Brak! Saras menutup pintu kamarnya dengan keras, seakan-akan ingin menunjukkan betapapun ia sangat kesal. Hatinya terasa tertusuk saat mengingat hujatan mertua dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

60

"Bu, sudah sampai," kata sopir taksi sambil menepikan mobil di depan kafe milik Tari. Leona, yang tengah termenung, tersadar. la memberikan beberapa lembar uang pada sopir taksi sebelum turun. "Bu, ini terlalu banyak," ujar pengemudi itu. "Tidak apa-apa, untuk Bapak dan anak-anak di rumah," sahut Leona dengan senyum ramah. Dengan langkah mantap, Leona memasuki kafe. Pandangannya mengitari seluruh ruangan, kafe milik sahabatnya cukup ramai hari ini. "Bu Leona, apa ibu mencari Bu Tari?" tanya seorang manajer kafe dengan ramah. "Iya, apa beliau ada?" tanya Leona sembari tersenyum. "Ada di ruangannya, Bu. Perlu saya antar?" tawar wanita itu dengan lagi. Leona menggeleng. "Tidak perlu, saya kesana sendiri saja," tolaknya halus. Tokk.. Tok.. Tok.. "Masuk..."
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
15
DMCA.com Protection Status