Semua Bab Madu Untuk Mantan Mertua: Bab 141 - Bab 150

174 Bab

BAB 141

Lima tahun kemudian, kehidupan keluarga David dan Anya dipenuhi dengan tawa dan keceriaan anak-anak mereka. Aksara, si bungsu yang penuh energi, berlari-lari di sekitar rumah sambil memanggil kakaknya, Misella, yang dengan jahil mengambil mainannya. Suara tawa kecilnya memenuhi ruangan."Kakak, kembalikan mainanku!" teriak Aksara dengan semangat, sambil berusaha mengejar Misella yang berlari lebih cepat.Di sudut ruangan, Arjuna duduk tenang dengan buku di pangkuannya. Dia berbeda dari saudaranya yang suka bermain, lebih memilih dunia buku yang penuh petualangan dan pengetahuan. Meskipun begitu, dia tetap memperhatikan kedua saudaranya dengan senyum tipis di wajahnya, seolah menikmati hiruk-pikuk tanpa terlibat langsung.Anya memperhatikan anak-anaknya dengan tatapan lembut. “Mas, lihat mereka. Aksara tak pernah lelah berlari, dan Arjuna—sejak kapan dia begitu serius dengan buku-bukunya?” David tertawa kecil sambil merangkul Anya. “Mereka sudah tumbuh begitu cepat, sayang. Tiap-tiap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-18
Baca selengkapnya

BAB 142

“Anak-anak ayo istirahat dulu, mama bawakan cemilan untuk kalian.” Ucap Anya bersama pelayan yang menghampiri anak-anaknya di taman.Misella dan dua anak kembar itu segera berlari, sedangkan Rose hanya tetap diam di sana seolah takut.Anya yang melihat Rose tetap berdiri di tempatnya dengan ragu, tersenyum lembut dan menghampirinya. "Rose, kau juga boleh ikut istirahat. Aku sudah siapkan banyak cemilan untuk kalian. Jangan malu, ya," katanya dengan suara menenangkan.Rose tersenyum sedikit canggung, lalu mengangguk. "Terima kasih, Tante Anya. Aku hanya… tidak terbiasa berada di rumah sebesar ini," gumamnya sambil melirik ke arah pelayan yang membawa nampan penuh makanan.Anya meletakkan tangan lembut di bahu Rose. "Tidak perlu merasa takut, sayang. Anggap saja ini seperti rumahmu sendiri. Kami semua senang kau bisa bermain dengan Misella dan adik-adiknya."Mendengar kata-kata Anya, Rose tampak sedikit lebih tenang dan akhirnya ikut berjalan menuju meja tempat cemilan disiapkan. Sement
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya

BAB 143

“Misa!!” Rose yang baru tiba di hari pertama sekolah setelah libur panjang berlari menghampiri Misella.Saat ini mereka telah masuk ajaran baru dimana mereka naik ke kelas empat sekolah dasar.“Rose, kamu juga baru datang?” Misella tersenyum melihat sahabatnya itu.“Iya, kita nanti satu bangku lagi kan?” Tanya Rose dengan penuh semangat.Misella tersenyum lebar dan mengangguk. "Tentu saja! Aku sudah bilang pada guru kalau kita mau duduk bersama lagi."Rose tampak lega mendengar itu, senyum lebarnya tak bisa disembunyikan. "Aku senang banget! kamu tahu, liburanku seru, tapi aku lebih suka sekolah kalau bisa duduk sama kamu.""Ah, aku juga, Rose! Lagipula, kita punya banyak cerita untuk diceritakan sekarang," balas Misella sambil menggandeng tangan Rose dan mereka berjalan menuju kelas bersama."Bagaimana dengan Arjuna dan Aksara?" tanya Rose sambil tertawa kecil, mengingat adik-adik Misella."Masih sama, Arjuna sibuk membaca, dan Aksara... ya, masih usil seperti biasa," jawab Misella s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-20
Baca selengkapnya

BAB 144

“Kakak!” Misella yang melihat Aditya datang menjemputnya langsung berlari dari luar gedung sekolah.“Kenapa kakak yang jemput? Dimana mama?” Tanya Misella dengan bingung.“Mama mu sedang pergi keluar kota bersama papa mu, tapi sore nanti sudah pulang jadi kau akan bersama kakak sampai sore.” Ucap Aditya dengan lembut.Misella yang mendengar itu mengangguk dan perhatiannya teralihkan oleh wanita cantik yang berada di belakang pamannya.“Kak Agnia juga ikut? Wah, aku tak akan kesepian dan bosan kalau begitu.” Ucap Misella dengan semangat.Aditya tersenyum melihat semangat keponakannya. "Iya, Agnia ikut. Kita akan makan siang bersama, bagaimana menurutmu?"Misella tersenyum lebar dan melompat kegirangan. "Aku suka! Kak Agnia, nanti kita makan di mana?"Agnia, yang sebelumnya sedikit canggung, ikut tersenyum hangat. "Terserah kamu, Misella. Kamu mau makan apa?"Misella berpikir sejenak sambil menggoyang-goyangkan tasnya, "Hmm... aku ingin makan pizza! Kak Agnia suka pizza, kan?"Agnia ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-21
Baca selengkapnya

BAB 145

“Dia sudah tertidur?” Tanya Aditya pada Agnia saat mereka berada di mobil.Agnia yang sedang memangku Misella saat gadis kecil itu tidur mengangguk, “Sepertinya, dia kekenyangan dan tidur, tuan.” Ucap Agnia dengan sopan.“Jika begitu kita antar saja ke mansion langsung, lalu kita bisa pergi berdua.” Ucap Aditya dengan tenang.“Maaf?” Ucap Agnia karena takut salah dengar apa yang dikatakan bos-nya itu.Agnia menatap Aditya dengan ekspresi terkejut, masih mencoba memastikan apakah dia benar mendengar apa yang barusan dikatakan. "Maaf, Tuan Aditya, maksud Anda... pergi berdua?"Aditya tersenyum tipis, matanya tetap fokus ke jalan. "Iya, Agnia. Setelah kita antar Misella ke mansion, bagaimana kalau kita makan malam bersama? Hanya kita berdua. Anggap saja sebagai bentuk apresiasi atas kerja kerasmu selama ini."Agnia merasakan jantungnya berdebar lebih cepat. Dia tak pernah membayangkan Aditya mengajaknya keluar untuk makan malam di luar urusan pekerjaan. Namun, sebagai asisten profesional
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-22
Baca selengkapnya

BAB 146

“Sayang, sepertinya kita mampir ke dessert favorit Misella, karena hari ini kita meninggalkannya di rumah.” Ucap Anya saat mereka dalam perjalanan pulang ke Jakarta setelah mereka pergi ke Bandung.David tersenyum dan menoleh sejenak ke arah Anya, “Ide bagus. Aku yakin Misella akan senang. Dessert favoritnya adalah cheesecake, kan?” Anya mengangguk sambil tersenyum. “Ya, dia pasti akan sangat bahagia. Apalagi setelah seharian kita meninggalkannya. Mungkin kita bisa ambil beberapa pilihan lain juga.”David memacu mobil dengan tenang sambil berpikir. "Aku ingat tempat itu di daerah Senayan, kita bisa mampir di sana sebelum pulang."Anya meletakkan tangannya di tangan David yang sedang menggenggam kemudi. “Terima kasih, sayang. Aku yakin Misella pasti akan sangat senang saat kita pulang dengan kejutan ini.” David tersenyum hangat. "Apa pun untuk membuat putri kita tersenyum."“Iya, Aksara dan Arjuna juga sangat nyenyak di belakang. Kita juga belikan untuk mereka agar tidak berebut deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya

BAB 147

“Nona, anda ingin make up seperti apa? Apakah anda punya referensi untuk bisa kamu terapkan?” Tanya wanita yang merupakan pekerja salon pada Agnia.Secara khusus Aditya membawa Agnia ke salon yang cukup terkenal, pria itu benar-benar mempersiapkan segalanya dengan sangat baik untuk malam ini seolah malam ini adalah malam spesial.Agnia menatap cermin di depannya dengan sedikit gugup. Dia masih belum terbiasa dengan perhatian berlebih yang diberikan Aditya hari ini. Ketika wanita dari salon itu bertanya tentang riasan, Agnia merasa bingung harus memilih seperti apa."Saya tidak punya referensi khusus," jawab Agnia dengan lembut. "Tapi, saya ingin terlihat natural saja. Tidak terlalu mencolok, hanya ingin tampil rapi dan elegan."Wanita salon itu tersenyum ramah. "Tentu, saya akan membuatnya natural namun tetap memancarkan keanggunan Anda," ucapnya.Sementara Agnia menyiapkan diri, pikirannya melayang pada perlakuan Aditya hari ini. Segala persiapan yang dilakukan pria itu membuatnya me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya

BAB 148

Makan malam canggung akhirnya selesai, itu pikiran Agnia. Tapi siapa sangka ternyata keluarga Aditya masih mengajaknya minum teh setelah makan malam di taman restoran mewah itu.“Aditya dulu sangat menggemaskan, kapan-kapan aku akan menunjukkan fotonya saat dia masih kecil.” Ucap Rima pada Agnia.Agina tersenyum canggung, dia juga tak ingin melihat masa kecil bosnya itu. Tapi kenapa keluarganya memperlakukannya seolah dia adalah calon mantu mereka?Agnia merasa semakin bingung dengan perlakuan keluarga Aditya. Di satu sisi, dia hanya ingin mempertahankan hubungan profesional, tetapi di sisi lain, keluarga Aditya tampak memperlakukannya seperti lebih dari sekadar asisten."Terima kasih, Ibu, tapi sepertinya tuan Aditya tidak akan terlalu senang jika fotonya yang masih kecil dilihat orang lain," jawab Agnia dengan senyum sopan, mencoba meredakan suasana.Rima tertawa kecil, "Oh, tidak usah khawatir. Dia akan baik-baik saja. Lagipula, ini hanya bagian dari keluarga. Kami senang melihatmu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-26
Baca selengkapnya

BAB 149

“Aku percayakan perusahan kita di Jerman untukmu, kembangkan perusahaan itu dan paman percayakan padamu sepenuhnya. Kau punya waktu satu minggu untuk memutuskan.” Ucap David pada Aditya.Aditya terkejut mendengar kabar itu, “Paman.. Tapi aku rasa aku belum mampu untuk mengelola bisnis kita di Jerman.” Ucap Aditya yang sedikit merasa keberatan.David menatap Aditya dengan penuh keyakinan. "Aku tahu kau mampu, Aditya. Kau sudah membuktikan dirimu berkali-kali di perusahaan ini. Aku tidak akan memberimu tanggung jawab ini jika aku tidak yakin. Kau hanya perlu percaya pada dirimu sendiri."Aditya terdiam sejenak, masih mencerna apa yang baru saja didengar. Tanggung jawab sebesar itu memang merupakan kesempatan besar, tetapi pikirannya langsung tertuju pada Agnia. Bagaimana jika dia tidak siap untuk pindah ke luar negeri bersamanya?"Terima kasih atas kepercayaanmu, Paman. Tapi… bagaimana jika aku tidak bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik? Jerman bukan tantangan kecil," ujar Aditya, m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

BAB 150

“Sayang, kau tak makan sarapanmu?” Tanya Anya dengan khawatir.Misella, putrinya tampak murung saat ini dan seolah dia tak berselera makan karena itu.“Aku tak lapar, mama. Boleh aku langsung berangkat sekolah saja?” Tanya Misella pada Anya.Anya tersenyum, “Baiklah, bawa bekalmu. Nanti sarapan di sekolah ya.” Ucap Anya dengan lembut.“Iya, ma.”Anya merasa ada yang tidak beres dengan putrinya, namun ia memilih untuk tidak memaksanya berbicara saat itu juga. "Baiklah, tapi ingat, kalau ada apa-apa, kamu selalu bisa cerita ke Mama," katanya dengan lembut sambil menyerahkan bekal untuk Misella.Misella mengangguk perlahan, mengambil bekalnya tanpa banyak bicara. "Terima kasih, Ma," jawabnya pelan sebelum beranjak menuju pintu.David yang sedang mengamati dari belakang ikut mendekati Anya setelah Misella pergi. "Sepertinya ada yang mengganggunya, ya?"“Mas, coba tanyakan pada guru disana. Aku takut jika Misella dapat masalah dengan teman sekelasnya.”David mengangguk, “Akan aku hubungi me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
131415161718
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status