Home / Rumah Tangga / Madu Untuk Mantan Mertua / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Madu Untuk Mantan Mertua: Chapter 131 - Chapter 140

174 Chapters

BAB 131

“Biar aku saja yang buka, Anya.” Ucap David dengan serius, karena dia takut jika kotak itu berisi hal yang berbahaya untuk istrinya.Karena mereka tak tahu hal nekat apa yang akan dilakukan Amelia karena tingkahnya di masa lalu.Anya menatap David sejenak, menyadari kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah suaminya. "Baiklah, Mas. Buka saja," katanya dengan lembut, menyerahkan kotak itu kepadanya.David dengan hati-hati membuka kain beludru yang menyelimuti benda kecil di dalam kotak tersebut. Di dalamnya, terlihat sebuah liontin perak yang indah, namun anehnya, terlihat begitu familiar.Anya meraih surat kecil yang tadi dia baca sekilas, dan mulai membacanya keras-keras:_"Untuk Anya, kenangan masa lalu tak pernah benar-benar hilang. Liontin ini mungkin bisa mengingatkanmu tentang sebuah hubungan yang tak pernah benar-benar berakhir. A."_Anya terdiam. David mengerutkan alis, menatap liontin itu dengan ekspresi yang berubah menjadi tegang. "Ini dari Amelia, bukan?" tanyanya dengan n
last updateLast Updated : 2024-09-05
Read more

BAB 132

Mendekati hari kelahiran, Anya semakin tidak bisa bergerak. Semua kakinya sangat bengkak bahkan sekarang seluruh tubuhnya rasanya sakit saat di gerakkan.David yang melihat kondisi istrinya tersebut menjadi khawatir.“Wajahmu sangat pucat sayang, bagaimana jika ke dokter?” Tanya David yang berusaha membujuk Anya.Namun Anya menggeleng, hal seperti ini sudah biasa dia rasakan meskipun sekarang agak lebih parah dari beberapa hari lalu.“Aku hanya ingin tidur, kemarin lusa kita sudah ke dokter dan dokter hanya mengatakan jika ini normal jika mengandung bayi kembar.” Ucap Anya dengan senyum tipisnya.David menghela napas panjang, meskipun kata-kata Anya berusaha menenangkannya, dia tetap tidak bisa menghilangkan kekhawatirannya. "Baiklah, tapi kalau kamu merasa lebih buruk, tolong janji kita akan segera ke rumah sakit," ucapnya dengan lembut namun tegas.Anya mengangguk pelan, kemudian mencoba berbaring lebih nyaman di tempat tidur. "Aku janji, Mas. Aku hanya butuh istirahat lebih banyak,
last updateLast Updated : 2024-09-06
Read more

BAB 133

Jantung David berdetak lebih cepat, melihat istrinya pingsan dengan nafas yang sangat lambat.“SIAPKAN MOBIL!” Teriak David karena melihat istrinya dalam bahaya.Dia segera membopong istrinya keluar dari kamar dan menuju ke mobil untuk pergi ke rumah sakit secepat mungkin.“Panggil polisi untuk mengawal kita, aku tidak ingin kita terjebak macet!” Titah David segera.Keringat mengalir di dahinya, napasnya berat, tetapi fokusnya hanya pada keselamatan istrinya. Para pelayan segera menyiapkan mobil, sementara salah satu dari mereka langsung menghubungi polisi untuk mendapatkan pengawalan."Segera! Kita harus bergegas!" David berteriak lagi, nada suaranya memancarkan kecemasan yang dalam.Saat mobil siap, David dengan hati-hati meletakkan Anya di kursi belakang, lalu duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Anya dengan erat. "Bertahanlah, sayang. Aku di sini," bisiknya dengan nada lirih, penuh dengan ketakutan namun tetap mencoba menenangkan dirinya sendiri.Di luar, sirene polisi mulai ter
last updateLast Updated : 2024-09-07
Read more

BAB 134

“Mereka sangat menggemaskan.” Gumam Misella dengan takjub saat melihat adik-adiknya di belakang kaca pembatas dimana para bayi yang baru lahir di letakkan.Aditya tersenyum, “Iya, dia sangat lucu.” Ucapnya pada sepupu kecilnya.Kevin juga mengangguk, “Aku punya keponakan dua langsung. Posisimu sebagai pewaris Baskara telah bergeser, Adit.” Ucap Kevin pada anaknya.Aditya terkekeh, “Aku juga tidak berminat memegang bisnis Baskara sebesar itu.”Kevin menepuk pundak Aditya sambil tersenyum. "Nah, tidak semua orang mau memegang tanggung jawab sebesar itu, dan itu tidak masalah. Yang penting, keluarga kita tetap solid."Aditya mengangguk. "Benar, Pah. Lagipula, aku lebih tertarik pada jalanku sendiri daripada mengikuti jejak keluarga."“Kalian sedang apa?” Tiba-tiba saura David yang dingin membuat mereka berbalik menatapnya.“Bagaimana Anya? Apakah sudah membaik?” Tanya Kevin, karena mereka tidak boleh diizinkan masuk untuk melihat Anya dan memilih melihat bayinya saja.David menatap merek
last updateLast Updated : 2024-09-09
Read more

BAB 135

Tubuh Anya terasa sangat kaku sekarang, tubuhnya seolah dicabik-cabik bahkan untuk menggerakkan tubuhnya saja dia seperti merasakesakitan.Perlahan dia mulai membuka matanya, melihat sekeliling jika dia berada di rumah sakit. Terakhir dia ingat masih di kamar, tapi tiba-tiba dia sudah berada di rumah sakit tanpa dia sadari.Pikirannya langsung menuju keperutnya, namun perut itu rata yang membuatnya panik dan takut jika dia gagal menjadi ibu lagi kali ini.Dia langsung melihat kesamping, dimana melihat suaminya tengah tidur di sofa.“Mas…” Panggilnya dengan lemah smabil menangis, dia takut jika bayinya telah meninggal didalam perutnya.David yang tertidur di sofa langsung terbangun mendengar suara lemah Anya. Begitu melihat istrinya sudah sadar dan menangis, dia segera bergegas ke sisinya. “Sayang, aku di sini. Jangan menangis,” ucap David dengan suara lembut namun penuh kecemasan, sambil meraih tangan Anya dan mengecupnya.Anya menangis lebih keras, tangannya gemetar ketika dia meraba
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more

BAB 136

“Kau ingin memberikan nama putra-putra kita siapa sayang? Bukankah waktu itu kau bilang sudah memiliki nama dan masih merahasiakannya padaku?” Tanya David dengan lembut sambil duduk menggendong putranya dan Anya menggendong putranya yang lain.Anya tersenyum lembut sambil menatap kedua putranya yang sedang berada di pelukan mereka. "Iya, Mas. Aku memang sudah memikirkan nama untuk mereka sejak lama, tapi aku ingin memastikan dulu sebelum memberitahumu," jawabnya sambil memandang bayi di gendongannya.David menatap Anya dengan penuh rasa ingin tahu. "Aku penasaran, sayang. Apa nama yang sudah kau pilih untuk kedua pangeran kecil kita?"Anya menghela napas pelan, merasakan kehangatan yang mengalir di hatinya. "Aku ingin menamai mereka Aksara dan Arjuna."David tersenyum, mendengar nama itu. "Aksara dan Arjuna... Keduanya terdengar kuat dan bermakna. Apa alasanmu memilih nama itu?""Aksara," Anya mulai menjelaskan, "melambangkan fondasi kehidupan, seperti huruf-huruf yang membentuk kata.
last updateLast Updated : 2024-09-11
Read more

BAB 137

Setelah beberapa hari Anya pulang, dia belum bisa membawa putra-putranya kembali karena masih berada di bawah pengawasan dokter.Tapi saat dia pulang, dia terkejut dengan suasana mansion yang berbeda kali ini.Anya berdiri di pintu mansion dengan mata berbinar, melihat ke dalam dengan penuh keharuan. Seluruh staf rumah tangga berkumpul, menyambutnya dengan senyum hangat dan tepuk tangan. Balon-balon berwarna pastel tergantung di sudut-sudut ruangan, dan ada sebuah spanduk yang bertuliskan **"Selamat Datang, Ibu Anya dan Para tuan muda"** tergantung di dinding."Kalian semua..." Anya menutup mulutnya, matanya berkaca-kaca. "Ini sangat luar biasa. Terima kasih!"Salah satu pelayan senior, yang dekat dengan Anya, melangkah maju sambil tersenyum. "Kami semua sangat senang Anda kembali, Nyonya Anya. Kami tahu ini adalah momen penting bagi keluarga, jadi kami ingin membuat sesuatu yang spesial."David, yang berdiri di samping Anya, ikut tersenyum bangga. "Aku hanya bilang mereka harus menyi
last updateLast Updated : 2024-09-13
Read more

BAB 138

“Mereka lebih tampan dari yang di foto.” Gumam Nersa yang takjub dengan dua bayi mungil dan menggemaskan itu.Pagi ini, Anya sudah bisa menyembut kedua putranya setelah dipastikan mereka benar-benar sehat.Dan sekarang Nersa menemaninya untuk menjemput mereka karena David tiba-tiba ada urusan mendadak yang tidak bisa dia tinggal.Anya tersenyum mendengar gumaman Nersa sambil memandangi kedua putranya yang kini berada dalam pelukannya. "Iya, mereka tampan sekali, ya. Aku juga masih nggak percaya mereka sudah di sini, sehat dan selamat."Nersa mengangguk sambil menatap kedua bayi itu dengan penuh kekaguman. "Kau benar-benar beruntung, Anya. Mereka benar-benar anugerah.""Aku bersyukur," Anya membalas dengan mata yang berbinar, "David sangat ingin ikut menjemput mereka, tapi urusannya memang tidak bisa ditinggal."Nersa tersenyum menenangkan, "David pasti akan langsung pulang begitu selesai. Yang penting, kamu dan bayi-bayi ini sudah sehat dan siap pulang ke rumah."Saat mereka mempersia
last updateLast Updated : 2024-09-14
Read more

BAB 139

Hari yang telah ditunggu telah tiba, dimana acara syukuran dan perkenalan anggota baru keluarga Baskara yang baru lahir beberapa minggu yang lalu.Anya tampak mempesona dalam balutan dress biru muda yang elegan, menonjolkan kecantikannya yang anggun. Hari ini adalah momen penting bagi keluarga Baskara, perayaan kelahiran Arjuna dan Aksara, dua pangeran kecil yang menjadi pusat perhatian.David, yang mengenakan jas hitam yang rapi, tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Dia berdiri di samping Anya, memeluknya dengan penuh cinta. Di tengah ruangan, keluarga besar, kolega, dan sahabat-sahabat mereka mulai berdatangan, membawa senyum dan doa terbaik untuk kedua bayi yang baru lahir."Kau terlihat luar biasa hari ini," bisik David lembut di telinga Anya, yang membuatnya tersipu."Terima kasih, Mas. Aku hanya ingin hari ini menjadi momen yang sempurna untuk kita semua," jawab Anya, tersenyum manis.Mereka berdua kemudian berjalan bersama untuk menyambut tamu-tamu yang hadir. Para undangan
last updateLast Updated : 2024-09-15
Read more

BAB 140

Hari-hari Anya telah berubah sejak memiliki anak, setiap malam dia harus begadang untuk merawat kedua anaknya yang sedikit rewel ketika malam dan tidak tidur hingga subuh.Hal itu membuat Anya sedikit kurus, apalagi dia tak memiliki baby sitter karena dia ingin merawat anaknya sendiri dengan di bantu pelayan jika saat siang hari.“Sayang, biarkan aku yang memberikan mereka susu. Kau tidurlah.” Ucap David dengan penuh perhatian karena tak tega melihat istrinya sudah sangat mengantuk sekarang ini.Anya tersenyum lelah namun penuh kasih, menggeleng pelan. "Tidak apa-apa, Mas. Aku ingin memastikan mereka nyaman." Meskipun matanya sudah setengah tertutup karena kantuk, dia masih ingin merawat Arjuna dan Aksara sendiri. Perasaan keibuan yang kuat membuatnya sulit untuk menyerahkan tugas itu sepenuhnya kepada orang lain, bahkan kepada David.David menatapnya dengan prihatin, lalu duduk di sebelah Anya sambil menggendong salah satu bayi mereka yang mulai rewel. "Tapi kau juga perlu istirahat,
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status