Share

BAB 131

Penulis: Mayasa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Biar aku saja yang buka, Anya.” Ucap David dengan serius, karena dia takut jika kotak itu berisi hal yang berbahaya untuk istrinya.

Karena mereka tak tahu hal nekat apa yang akan dilakukan Amelia karena tingkahnya di masa lalu.

Anya menatap David sejenak, menyadari kekhawatiran yang terlihat jelas di wajah suaminya. "Baiklah, Mas. Buka saja," katanya dengan lembut, menyerahkan kotak itu kepadanya.

David dengan hati-hati membuka kain beludru yang menyelimuti benda kecil di dalam kotak tersebut. Di dalamnya, terlihat sebuah liontin perak yang indah, namun anehnya, terlihat begitu familiar.

Anya meraih surat kecil yang tadi dia baca sekilas, dan mulai membacanya keras-keras:

_"Untuk Anya, kenangan masa lalu tak pernah benar-benar hilang. Liontin ini mungkin bisa mengingatkanmu tentang sebuah hubungan yang tak pernah benar-benar berakhir. A."_

Anya terdiam. David mengerutkan alis, menatap liontin itu dengan ekspresi yang berubah menjadi tegang. "Ini dari Amelia, bukan?" tanyanya dengan n
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 132

    Mendekati hari kelahiran, Anya semakin tidak bisa bergerak. Semua kakinya sangat bengkak bahkan sekarang seluruh tubuhnya rasanya sakit saat di gerakkan.David yang melihat kondisi istrinya tersebut menjadi khawatir.“Wajahmu sangat pucat sayang, bagaimana jika ke dokter?” Tanya David yang berusaha membujuk Anya.Namun Anya menggeleng, hal seperti ini sudah biasa dia rasakan meskipun sekarang agak lebih parah dari beberapa hari lalu.“Aku hanya ingin tidur, kemarin lusa kita sudah ke dokter dan dokter hanya mengatakan jika ini normal jika mengandung bayi kembar.” Ucap Anya dengan senyum tipisnya.David menghela napas panjang, meskipun kata-kata Anya berusaha menenangkannya, dia tetap tidak bisa menghilangkan kekhawatirannya. "Baiklah, tapi kalau kamu merasa lebih buruk, tolong janji kita akan segera ke rumah sakit," ucapnya dengan lembut namun tegas.Anya mengangguk pelan, kemudian mencoba berbaring lebih nyaman di tempat tidur. "Aku janji, Mas. Aku hanya butuh istirahat lebih banyak,

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 133

    Jantung David berdetak lebih cepat, melihat istrinya pingsan dengan nafas yang sangat lambat.“SIAPKAN MOBIL!” Teriak David karena melihat istrinya dalam bahaya.Dia segera membopong istrinya keluar dari kamar dan menuju ke mobil untuk pergi ke rumah sakit secepat mungkin.“Panggil polisi untuk mengawal kita, aku tidak ingin kita terjebak macet!” Titah David segera.Keringat mengalir di dahinya, napasnya berat, tetapi fokusnya hanya pada keselamatan istrinya. Para pelayan segera menyiapkan mobil, sementara salah satu dari mereka langsung menghubungi polisi untuk mendapatkan pengawalan."Segera! Kita harus bergegas!" David berteriak lagi, nada suaranya memancarkan kecemasan yang dalam.Saat mobil siap, David dengan hati-hati meletakkan Anya di kursi belakang, lalu duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Anya dengan erat. "Bertahanlah, sayang. Aku di sini," bisiknya dengan nada lirih, penuh dengan ketakutan namun tetap mencoba menenangkan dirinya sendiri.Di luar, sirene polisi mulai ter

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 134

    “Mereka sangat menggemaskan.” Gumam Misella dengan takjub saat melihat adik-adiknya di belakang kaca pembatas dimana para bayi yang baru lahir di letakkan.Aditya tersenyum, “Iya, dia sangat lucu.” Ucapnya pada sepupu kecilnya.Kevin juga mengangguk, “Aku punya keponakan dua langsung. Posisimu sebagai pewaris Baskara telah bergeser, Adit.” Ucap Kevin pada anaknya.Aditya terkekeh, “Aku juga tidak berminat memegang bisnis Baskara sebesar itu.”Kevin menepuk pundak Aditya sambil tersenyum. "Nah, tidak semua orang mau memegang tanggung jawab sebesar itu, dan itu tidak masalah. Yang penting, keluarga kita tetap solid."Aditya mengangguk. "Benar, Pah. Lagipula, aku lebih tertarik pada jalanku sendiri daripada mengikuti jejak keluarga."“Kalian sedang apa?” Tiba-tiba saura David yang dingin membuat mereka berbalik menatapnya.“Bagaimana Anya? Apakah sudah membaik?” Tanya Kevin, karena mereka tidak boleh diizinkan masuk untuk melihat Anya dan memilih melihat bayinya saja.David menatap merek

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 135

    Tubuh Anya terasa sangat kaku sekarang, tubuhnya seolah dicabik-cabik bahkan untuk menggerakkan tubuhnya saja dia seperti merasakesakitan.Perlahan dia mulai membuka matanya, melihat sekeliling jika dia berada di rumah sakit. Terakhir dia ingat masih di kamar, tapi tiba-tiba dia sudah berada di rumah sakit tanpa dia sadari.Pikirannya langsung menuju keperutnya, namun perut itu rata yang membuatnya panik dan takut jika dia gagal menjadi ibu lagi kali ini.Dia langsung melihat kesamping, dimana melihat suaminya tengah tidur di sofa.“Mas…” Panggilnya dengan lemah smabil menangis, dia takut jika bayinya telah meninggal didalam perutnya.David yang tertidur di sofa langsung terbangun mendengar suara lemah Anya. Begitu melihat istrinya sudah sadar dan menangis, dia segera bergegas ke sisinya. “Sayang, aku di sini. Jangan menangis,” ucap David dengan suara lembut namun penuh kecemasan, sambil meraih tangan Anya dan mengecupnya.Anya menangis lebih keras, tangannya gemetar ketika dia meraba

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 136

    “Kau ingin memberikan nama putra-putra kita siapa sayang? Bukankah waktu itu kau bilang sudah memiliki nama dan masih merahasiakannya padaku?” Tanya David dengan lembut sambil duduk menggendong putranya dan Anya menggendong putranya yang lain.Anya tersenyum lembut sambil menatap kedua putranya yang sedang berada di pelukan mereka. "Iya, Mas. Aku memang sudah memikirkan nama untuk mereka sejak lama, tapi aku ingin memastikan dulu sebelum memberitahumu," jawabnya sambil memandang bayi di gendongannya.David menatap Anya dengan penuh rasa ingin tahu. "Aku penasaran, sayang. Apa nama yang sudah kau pilih untuk kedua pangeran kecil kita?"Anya menghela napas pelan, merasakan kehangatan yang mengalir di hatinya. "Aku ingin menamai mereka Aksara dan Arjuna."David tersenyum, mendengar nama itu. "Aksara dan Arjuna... Keduanya terdengar kuat dan bermakna. Apa alasanmu memilih nama itu?""Aksara," Anya mulai menjelaskan, "melambangkan fondasi kehidupan, seperti huruf-huruf yang membentuk kata.

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 137

    Setelah beberapa hari Anya pulang, dia belum bisa membawa putra-putranya kembali karena masih berada di bawah pengawasan dokter.Tapi saat dia pulang, dia terkejut dengan suasana mansion yang berbeda kali ini.Anya berdiri di pintu mansion dengan mata berbinar, melihat ke dalam dengan penuh keharuan. Seluruh staf rumah tangga berkumpul, menyambutnya dengan senyum hangat dan tepuk tangan. Balon-balon berwarna pastel tergantung di sudut-sudut ruangan, dan ada sebuah spanduk yang bertuliskan **"Selamat Datang, Ibu Anya dan Para tuan muda"** tergantung di dinding."Kalian semua..." Anya menutup mulutnya, matanya berkaca-kaca. "Ini sangat luar biasa. Terima kasih!"Salah satu pelayan senior, yang dekat dengan Anya, melangkah maju sambil tersenyum. "Kami semua sangat senang Anda kembali, Nyonya Anya. Kami tahu ini adalah momen penting bagi keluarga, jadi kami ingin membuat sesuatu yang spesial."David, yang berdiri di samping Anya, ikut tersenyum bangga. "Aku hanya bilang mereka harus menyi

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 138

    “Mereka lebih tampan dari yang di foto.” Gumam Nersa yang takjub dengan dua bayi mungil dan menggemaskan itu.Pagi ini, Anya sudah bisa menyembut kedua putranya setelah dipastikan mereka benar-benar sehat.Dan sekarang Nersa menemaninya untuk menjemput mereka karena David tiba-tiba ada urusan mendadak yang tidak bisa dia tinggal.Anya tersenyum mendengar gumaman Nersa sambil memandangi kedua putranya yang kini berada dalam pelukannya. "Iya, mereka tampan sekali, ya. Aku juga masih nggak percaya mereka sudah di sini, sehat dan selamat."Nersa mengangguk sambil menatap kedua bayi itu dengan penuh kekaguman. "Kau benar-benar beruntung, Anya. Mereka benar-benar anugerah.""Aku bersyukur," Anya membalas dengan mata yang berbinar, "David sangat ingin ikut menjemput mereka, tapi urusannya memang tidak bisa ditinggal."Nersa tersenyum menenangkan, "David pasti akan langsung pulang begitu selesai. Yang penting, kamu dan bayi-bayi ini sudah sehat dan siap pulang ke rumah."Saat mereka mempersia

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 139

    Hari yang telah ditunggu telah tiba, dimana acara syukuran dan perkenalan anggota baru keluarga Baskara yang baru lahir beberapa minggu yang lalu.Anya tampak mempesona dalam balutan dress biru muda yang elegan, menonjolkan kecantikannya yang anggun. Hari ini adalah momen penting bagi keluarga Baskara, perayaan kelahiran Arjuna dan Aksara, dua pangeran kecil yang menjadi pusat perhatian.David, yang mengenakan jas hitam yang rapi, tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Dia berdiri di samping Anya, memeluknya dengan penuh cinta. Di tengah ruangan, keluarga besar, kolega, dan sahabat-sahabat mereka mulai berdatangan, membawa senyum dan doa terbaik untuk kedua bayi yang baru lahir."Kau terlihat luar biasa hari ini," bisik David lembut di telinga Anya, yang membuatnya tersipu."Terima kasih, Mas. Aku hanya ingin hari ini menjadi momen yang sempurna untuk kita semua," jawab Anya, tersenyum manis.Mereka berdua kemudian berjalan bersama untuk menyambut tamu-tamu yang hadir. Para undangan

Bab terbaru

  • Madu Untuk Mantan Mertua   -END-

    Aditya menunggu dengan tidak sabar pemeriksaan Agnia yang masih berada di dalam bersama dokter.“Sayang, duduklah dengan tenang aku yakin Agnia baik-baik saja.” Ucap Rima pada putranya tersebut.Kevin juga mengangguk menenangkan putranya, “Benar kata ibumu.”Aditya menghela napas dalam, berusaha mengendalikan kegelisahannya. Meski ia tahu orang tuanya berusaha menenangkan, perasaan cemas tetap menguasai dirinya. “Aku tahu, tapi tetap saja… ini sangat tiba-tiba,” jawabnya sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan.Tak lama kemudian, pintu ruang pemeriksaan terbuka, dan dokter keluar dengan raut wajah yang tenang. Aditya langsung berdiri dan menghampiri, "Dokter, bagaimana keadaan istri saya?"Dokter tersenyum kecil, “Tenang, Pak Aditya. Istri Anda hanya kelelahan dan mengalami gejala yang cukup umum di trimester awal kehamilan. Selamat, Pak, Ibu Agnia sedang mengandung.” Aditya terdiam, antara terkejut dan bahagia, sebelum senyum lebar terpancar di wajahnya. Rima dan Kevin yang men

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 173

    Hari-hari berlalu, hingga pernikahan Agnia dan Aditya datang di pagi yang cerah ini.“Kau sangat tampan sayang.” Ucap Rima pada putranya yang tengah bersiap untuk prosesi pernikahannya.Aditya tersenyum pada ibunya, Rima, yang tampak berkaca-kaca melihat putranya dalam balutan pakaian pengantin. "Terima kasih, Ibu. Tanpa Ibu, aku mungkin tak akan sampai di hari ini," ucapnya sambil merapikan setelan jasnya.Rima mengangguk, menyentuh pipinya dengan lembut. "Ibu bangga padamu, Aditya. Kau telah memilih pasangan yang baik dan penuh kasih. Semoga kalian berdua selalu berbahagia."Aditya mengangguk penuh keyakinan. "Aku tahu, Bu. Agnia adalah seseorang yang benar-benar bisa kuandalkan, dan aku siap menjalani hidup bersamanya."Sementara itu, di ruangan lain, Agnia juga tengah bersiap dengan gaun pengantinnya yang anggun. Anya, Angel, dan Mila, membantu memastikan segalanya sempurna. Anya merapikan sedikit veil Agnia dan berkata dengan senyum hangat, "Kau benar-benar cantik, Agnia. Aditya

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 172

    “Kita akan main banana boat!!” Ucap Rose dengan semangat saat mereka bermain di tepi pantai dan akan menaiki permainan itu.Rose, Misella, dan Alex tampak sangat bersemangat saat mengenakan jaket pelampung mereka. Suasana pantai yang cerah dan angin laut yang segar semakin menambah antusiasme mereka. "Ini pasti seru banget!" seru Misella dengan tawa yang lepas, tak sabar untuk segera bermain.Banana boat yang berwarna cerah itu berayun di atas air laut yang jernih, siap membawa mereka meluncur cepat di atas ombak. Alex, yang awalnya terlihat sedikit canggung, akhirnya tersenyum kecil karena semangat yang menular dari kedua temannya.Ketika banana boat mulai bergerak, Rose berteriak penuh kegembiraan, diikuti oleh Misella yang tak henti tertawa. Ombak mengayunkan mereka dengan cukup kencang, membuat perasaan adrenalin dan kegembiraan memenuhi suasana. Alex, yang awalnya tampak tenang, akhirnya ikut berteriak seru, menikmati momen tersebut bersama mereka."Pegangan yang kuat!" seru Mise

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 171

    Johanna, istri Henry yang sedang bersantai di mansionnya tampak melihat sosial medianya. Sebagai nyonya Anderson, dia sama sekali tak melakukan apapun selain menikmati hidup dan uang suaminya.Hingga tak sengaja dia melihat akun Anya, istri dan nyonya dari keluarga Baskara tersebut. Rasa penasarannya mulai timbul terlebih melihat pengikut wanita itu mencapai jutaan followers.“Dia seorang artis?” Gumam Johanna dengan penasaran namun tatapannya merendahkan, karena menurutnya pekerjaan seperti itu tak menunjukkan martabat keluarga terpandang karena terlalu mengekspose kegiatan privasinya.Dengan tenang dia mulai melihat story Anya yang begitu banyak, mulai dari pemandangan di bali hingga perayaan ulang tahunnya disana.“Apa bagusnya merayakan di Bali?” Gumam Johanna dengan sinis, hingga dia melihat video Anya yang diperlakukan suaminya bak ratu, terlebih melihat pandangan David yang begitu terlihat mencintai istrinya bahkan menciumnya setelah mengucapkan selamat ulang tahun.Johanna men

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 170

    “Happy birthday to you!!” Semua orang gembira merayakan ulang tahun Anya.Anya tertawa bahagia di tengah-tengah mereka, “Happy birthday, honey.” Ucap David sambil mengecup bibir Anya sekilas.Anya memeluk suaminya dengan lembut, “Terima kasih sayang.” Ucapnya dengan penuh cinta.Suasana pesta ulang tahun Anya di Bali terasa hangat dan penuh kebahagiaan. Semua orang bersorak-sorai, dan tawa Anya memenuhi ruangan. Dia memeluk David dengan erat, merasa sangat bersyukur memiliki suami yang selalu ada di sisinya."Ini ulang tahun terbaik," ucap Anya dengan mata berbinar, masih memeluk David. "Aku tidak bisa meminta lebih dari ini."David tersenyum, menatapnya dengan penuh cinta. "Kau pantas mendapatkan semua kebahagiaan ini, sayang."Sahabat-sahabat Anya, seperti Angel, Mila, dan Nersa, ikut memberikan ucapan selamat sambil memberikan hadiah-hadiah kecil yang dipilih dengan penuh perhatian.“Apakah kami telat?” Tiba-tiba suara Aditya datang membuat mereka semua menoleh.“Kalian sudah datan

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 169

    “Diana sudah kau siapkan barang endors-nya? Kita akan terbang pukul sepuluh pagi nanti.” Ucap Anya saat mereka akan berangkat ke Bali.Diana mengangguk, “Sudah, ini semua aman. Huft padahal kita suda menaikkan rate card-nya tapi masih banyak yang mengendors, membuatku harus mengedit lebih banyak saja.” Gumam Diana dengan mengeluh.Anya yang mendengarnya tertawa, “Bukankan gajimu sudah dua digit, setidaknya sebanding bukan?” Ucap Anya dengan kekeha ringan.Memang selama lima tahun ini karir Anya sebagai influencer sangat stabil bahkan cenderung semakin naik, meskipun Anya sekarang sudah membatasi endorsan yang masuk, namun tetap saja Diana sebagai editor dan juga manajernya cukup kalang kabut.“Tentu saja, setiap gajian aku bisa membeli satu motor baru. Tapi tetap saja lelah.” Ucap Diana dengan santai.Anya tersenyum, “Ya sudah, masukkan itu dalam mobil dan minta supir untuk mengambil sisanya. Kita berangkat sekarang, aku akan memanggil anak-anak dan juga suamiku.” Ucap Anya dengan lem

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 168

    “Mama, apa aku boleh ajak Rose dan Alex ke bali nanti?” Tanya Misella saat mereka sedang makan malam.Anya yang mendengar nama Alex disebut juga langsung terkejut, “Alex?”Misella mengangguk, “Tadi dia bergabung denganku dan Rose, dia sudah cukup baik dari sebelumnya. Dan sepertinya teman-temannya dulu ikut menjauhinya dan sekarang dia jadi temanku. Saat aku cerita akan ke Bali dia terlihat murung, sepertinya dia tak pernah liburan bersama keluarga.” Ucap Misella.Anya dan David saling bertukar pandang, memikirkan permintaan putri mereka. Anya merasakan keraguan, terutama karena pengalaman sebelumnya dengan Alex, namun dia juga tak bisa mengabaikan sifat baik hati Misella.“Kamu sudah yakin dengan perubahan Alex, Misella? Aku tahu dia telah meminta maaf, tapi mengajaknya liburan bersama keluarga kita adalah hal yang besar,” kata Anya pelan, mencoba memahami situasinya.Misella mengangguk mantap. “Iya, Ma. Dia memang terlihat menyesal. Teman-teman lamanya juga menjauhinya, dan aku tak

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 167

    “Aihh… Calon mantuku datang. Bagaimana persiapannya? Apakah sudah memilih gaun?” Tanya Rima dengan lembut saat Agnia datang berkunjung ke mansion.Agnia tersenyum lalu menaruh kue yang dia bawa di meja.“Kau bawa apa, Agnia? Kue buatanmu lagi ya? Wahh, ayah Aditya sangat senang kemarin dan hari ini kau bawakan lagi, pasti dia sangat bahagia.” Ucap Rima dengan semangat.Agnia tertawa pelan, dia bahagia dia disambut dengan sangat hangat di mansion ini. Seolah mereka tak mempermasalahkan status Agnia bahkan hanya kue sederhana saja mereka sudah sangat bahagia sehingga dia merasa dihargai.“Hanya kue biasa, bu. Kalau ibu ingin kue yang lain nanti Agnia buatkan, kebetulan Agnia sangat suka buat kue.” Ucap Agnia dengan lembut.Rima tersenyum hangat, wajahnya penuh kebahagiaan. "Kau ini memang sangat perhatian. Kami beruntung sekali mendapatkan calon menantu sepertimu, Agnia." Dia mengambil kue dari meja, lalu mencicipinya dengan penuh antusias. "Hmm, enak sekali! Ayah Aditya pasti sangat me

  • Madu Untuk Mantan Mertua   BAB 166

    “Bagaimana dengan desain gaun ini, nona? Apakah anda suka?” Tanya desainer gaun pengantin yang ditunjuk oleh Aditya untuk Agnia.Agnia tampak bingung memilih, terlebih keluarga Aditya juga mendesak untuk acara pernikahan mereka digelar satu bulan lagi, tentu persiapan yang cukup singkat apalagi keluarga Baskara ingin acara pernikahan ini mewah.“Saya masih bingung, bisakah saya membawa gambar dari beberapa desain ini? Saya ingin menunjukkan dan meminta saran dari calon ibu mertua saya.” Ucap Agnia dengan lembut.Desainer gaun itu tersenyum sopan dan mengangguk. "Tentu saja, Nona Agnia. Saya akan menyiapkan beberapa gambar desain yang bisa Anda bawa. Kami ingin memastikan Anda merasa nyaman dan puas dengan pilihan Anda, apalagi ini hari yang sangat istimewa."Agnia tersenyum tipis, meskipun perasaan di dalam hatinya masih campur aduk. Proses persiapan yang begitu cepat dan tuntutan dari keluarga Baskara untuk membuat pernikahan mereka mewah cukup membuatnya tertekan. Dia tidak pernah m

DMCA.com Protection Status