Semua Bab Mencintai Pacar Sahabatku: Bab 101 - Bab 110

225 Bab

Benih Dalam Rahim

Setelah mematikan panggilan telepon dari Anggara, Bayu meletakkan ponselnya kembali di meja kecil samping kasur. Dia kembali meraih gadis yang telah tertidur itu ke dalam pelukannya. Mencium dahi Dany dengan penuh perasaan dalam durasi yang cukup lama. Bayu menutup tubuh polos mereka dengan selimut tebal, karena merasa kelelahan mereka lupa untuk membersihkan tubuhnya dari sisa percintaan terlarang yang sudah kesekian kalinya mereka lakukan. Bayu telah mendapatkan apa yang dia mau.Selama dia berpacaran dengan para gadis sebelum mengenal Dany, dia sudah terbiasa melakukannya. Namun dia selalu memakai pengaman untuk menghindari hal buruk yang terjadi, karena usianya yang masih muda dan tak cukup matang untuk memiliki anak dari pacarnya.Pergaulan bebas yang dijalani Bayu, karena pengaruh dari pertemanannya dengan anak-anak yang usianya berada di atasnya. Tak cuma dengan teman sebayanya di bangku sekolah, namun Bayu juga berteman dengan pemuda berusia di atas dua puluh satu tahun. Seper
Baca selengkapnya

Junior Kesakitan

Jam serasa bergerak lebih cepat, Anggara telah menyelesaikan tugas kuliahnya. Tak terasa kini sudah jam tiga dini hari.Dia bergerak merenggangkan ototnya yang kaku, tatapannya beralih pada gadis cantik yang telah terlelap di kasur. Wajah damai itu begitu menarik perhatiannya. Bukan baru kali ini ia melihat wajah tidur Akira, sebelumnya pernah menatapnya saat gadis itu tertidur di mobil.Senyum terbentuk di sudut bibirnya, segera Anggara mematikan komputernya. Berjalan menuju kasur untuk menghampiri gadis itu. Selimut yang tadinya menutup tubuh Akira, kini sedikit tersibak karena pergerakannya.Anggara memposisikan tubuhnya untuk berbaring di sisi Akira. Memasukkan tubuhnya ke dalam selimut yang sama. Suhu hangat dari kulit Akira yang bersentuhan dengan kulitnya, membuat hawa dingin menghilang secara perlahan.Anggara menatap lekat ke wajah Akira yang terlihat damai dalam tidurnya. Dia mensejajarkan tubuhnya agar lebih mudah menatap wajah cantik yang selalu mengisi pikirannya.Wajah y
Baca selengkapnya

Pemandangan Pagi yang Mengejutkan

Malam berganti pagi, matahari mulai terbit dari ufuk barat. Cahaya hangat menembus masuk melalui celah-celah gorden yang tidak tertutup sempurna.Pemuda tampan yang tengah mengalami patah hati untuk pertama kalinya terbangun. Matanya mengerjap sesaat lalu perlahan terbuka. Dia tak terlalu ingat apa yang terjadi semalam, namun yang dia tahu tempat ini seperti tak asing. Matanya merotasi ke seluruh penjuru ruangan, hingga dia pun mengetahui bahwa saat ini ia telah berada di rumah Bayu.Dia bangkit dari tidurnya, mencari keberadaan ponsel dan tasnya. Hingga akhirnya menemukannya di atas sofa yang berada di kamar itu.Argi menyibak selimut yang menutupi pinggang dan kakinya. Dia menyadari bahwa dia semalam tidur masih menggunakan alas kaki. Segera Argi membuka sepatunya dan menaruhnya di lantai. Hawa dingin dari pendingin ruangan mulai membelai kakinya yang semalaman terbungkus.Ketika dia akan menapakkan kakinya ke lantai, rasa pusing mendera kepala. Membuatnya mengurungkan niat, dan kem
Baca selengkapnya

Tercyiduk, Pukulan untuk Teman Pengkhianat

Sementara itu di kamar kos-kosan Anggara terbangun karena bunyi alarm yang berasal dari ponsel Akira.Segera dia bergerak mematikan alarm, melirik ke arah jam, meskipun sedikit kesiangan namun masih ada waktu satu jam untuk mengantar Akira.Anggara menepuk lembut bahu gadis yang masih terlelap.“Sayang, bangun. Sudah pagi, ayo aku anter pulang.” Suaranya terdengar pelan namun tepat di depan daun telinga gadis itu.Matanya terasa sangat berat untuk terbuka, Akira mengabaikan suara itu. Dia kembali berbalik arah menghadap tembok dan melanjutkan tidur.Anggara kembali mendekati gadis itu, dan kembali membisikan kata-kata.“Sayang, bangun yuk. Nanti telat sekolahnya.” Suaranya sengaja dibuat lebih keras dari yang tadi. Tangannya bergerak mengusap pipi Akira dengan lembut.Namun sepertinya usahanya gagal, Akira semakin mengeratkan selimutnya dan matanya masih tertutup.Hingga akhirnya Anggara menghujani wajahnya dengan kecupan. Dahi, pipi, hidung dan bibir tak luput dari kecupannya. Usahan
Baca selengkapnya

Mencari Keberadaan Argi

“Argi, aku minta maaf. Aku dari dulu tidak berkata jujur. Aku merasa tidak enak menolakmu tapi aku juga gak bisa membalas perasaanmu. Aku juga tidak bisa memilih dengan siapa aku jatuh cinta. Aku sendiri tidak mengerti justru rasa itu datang ketika aku bersama Aang.” Jelas Akira sembari tangannya masih menahan lengan Argi agar tidak mendekati Anggara lagi.“Sejak kapan?” Tanya pemuda itu, kini tatapannya beralih pada gadis yang berada di sampingnya.“Aku lupa, semenjak kita sering ketemu tanpa sengaja.” “Oh, terus dia juga suka sama kamu?” Dia yang dimaksud adalah Anggara. Akira tak menjawab dan hanya mengangguk. “Maafin aku Argi, sungguh aku minta maaf.” “Kamu tahu perasaanku ke kamu, dia juga tentu tahu perasaanku ke kamu. Kenapa harus Anggara?” Argi mengusap wajahnya dengan frustasi. Rasa sesak dalam dada mengetahui kebenaran yang begitu menyakitkan.“Maafin aku Argi. Aku tidak bisa memilih dengan siapa aku jatuh cinta.” Wajah Akira juga merasa hancur melihat keadaan Argi yang b
Baca selengkapnya

Kecelakaan

Bayu menepuk jidatnya, kenapa sampai lupa, padahal pagi ini dia janji akan membawa Dany pulang ke rumah Akira. Karena posisi motornya ada di sini. Dia menjadi ragu untuk mengangkat telepon itu atau tidak.Beberapa detik dia hanya diam, hanya memandang layar ponselnya yang terus berdering. Hingga dering ponselnya mati dengan sendirinya.Satu notifikasi pesan masuk, dia hanya berani membaca isi pesan itu dari layar ponselnya yang masih terkunci.[Dimana lu Bay, gue udah tunggu di rumah Akira. Mana Dany? Mana kuncinya? Akira mau ambil baju seragam.]Kepalanya terasa cenat cenut memikirkan balasan apa yang akan dia ketik. Hingga suara pintu kamar mandi terbuka, Dany keluar dengan wajah segarnya tanpa make up. Memandang ke arah kekasihnya yang tengah kebingungan.“Beb, ada apa?” Langkah Dany mendekat ke arah samping ranjang.“Gue lupa sudah janji sama Aang bawa lu ke rumah Lena pagi ini. Sekarang dia nanya kunci rumah, Lena mau ambil seragam.” Jelas Bayu.“Kuncinya gue taruh di atas metera
Baca selengkapnya

Merindukan Anggara

Hingga tak lama kemudian dia telah sampai di rumah sakit terdekat. Menghentikan mobilnya di depan lobby rumah sakit. Lalu keluar dari mobil.“Pak tolong pak, ada korban kecelakaan. Tolong bantu pak!” Teriaknya pada security yang menjaga di depan lobby.Security segera menghampirinya, dan melihat ke dalam mobil yang telah dibuka. Segera dia menelepon petugas rumah sakit untuk membawakan brankar.Tak lama beberapa petugas berseragam putih mulai berlari sambil mendorong brankar. Mereka mulai memindahkan tubuh pemuda yang begitu pucat itu ke atas brankar, lalu mendorongnya menuju ke dalam pintu ruangan gawat darurat. Bapak yang tadi mengantar, mengikutinya dari belakang sambil berlarian kecil.Bapak tadi adalah seorang supir. Dia tadinya habis mengantar majikannya ke bandara dan berniat akan kembali ke rumah besar majikannya. Karena istri majikan memintanya untuk mengantar berbelanja.Namun di tengah perjalanan dia melihat kecelakaan yang tepat terjadi di depan matanya. Dia tak banyak pik
Baca selengkapnya

Kondisi Argi

Saat ini Ruth telah berada di perjalanan. Dia berniat akan menengok terlebih dahulu pemuda yang berada di rumah sakit. “Yanto, nanti ke rumah sakit dulu. Kita harus cek keadaan anak itu. Apa sudah ada keluarga yang mengurusnya atau tidak.” Perintah Ruth pada supirnya. “Baik nyonya.” jawab pak Yanto sembari melirik ke arah nyonya majikannya dari balik spion. Ruth mempunyai hati yang lembut, dia merasa kasihan pada pemuda yang mengalami kecelakaan itu. Kunjungannya ke rumah sakit hanya ingin mengetahui apakah keluarganya sudah datang atau belum. Dan kebetulan tempat dia berbelanja mempunyai jalan yang searah dengan rumah sakit tempat pemuda itu di rawat. Hingga tak lama, mobil memasuki lobby rumah sakit. Yanto terlebih dulu keluar dari mobil, dan dengan segera membukakan pintu bagi nyonya majikannya. “Terima kasih. Siapa nama anak itu?” Tanya Ruth pada supirnya. “Maaf Nyonya, saya kurang tahu.” “Kalau gitu, antar saya bertemu dengan dokter yang mengurus anak itu.” Ucapnya lalu m
Baca selengkapnya

Berita Buruk

Sementara itu di kediaman Rinega terlihat sepi. Karena pagi hari ayah Argi akan pergi ke kantor untuk bekerja, sedangkan mama Lina di rumah bersama bik Minah, asisten rumah tangganya.Saat itu mama Lina tengah menonton film favoritnya drama Korea di ruang tengah. Dari arah luar terdengar bunyi ketukan pintu. Bik Minah yang masih berkutat di dapur, segera berjalan menuju pintu untuk melihat tamu yang datang.Wajah tua itu terlihat terkejut melihat dua lelaki berpostur tegap dengan baju dan atribut polisi, tengah berada di balik pintu.“Selamat pagi. Bisa ketemu dengan Ibunda Argi Rinega?” Tanya salah satu dari polisi tersebut dengan suara tegasnya.“Pa..pagi pak Polisi. Iya ada pak, tunggu sebentar saya panggilkan.” Ucap Minah tergagap, karena dia begitu takut hal-hal buruk terjadi pada putera majikannya. Dia berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri nyonya majikannya.“Nyonya, maaf itu di depan ada..” ucapan Minah menggantung, dia terlihat seperti ketakutan.“Siapa bik? Ada siapa di de
Baca selengkapnya

Kedatangan Raditya

“Saudara Argi Rinega, masih berada di ruang UGD Bu.” Ucap wanita dengan pakaian putih itu dengan ramah.“Terima kasih.” Lina membawa langkahnya menuju ke ruangan yang dimaksud. Dari kejauhan dia melihat seorang wanita yang duduk melamun di depan ruangan. Melihat dari samping sekilas Lina merasa mengenali wajah itu.“Ruth?” Panggilnya ke arah wanita yang seumuran dengannya. Ruth menoleh terkejut namun senyum mulai menghiasi bibirnya.“Lina.” Ruth bangkit dari duduknya menghampiri Lina yang masih berdiri, lalu memeluk hangat Lina. “Lina aku ikut sedih mendengar Argi terbaring di dalam.” Ucapnya dengan raut muka sedih.“Ruth kenapa kamu bisa di sini?” Lina menatap ke arah Ruth setelah pelukan mereka berakhir.“Sopirku tadi yang membawa Argi ke rumah sakit. Karena dia tepat ada di lokasi kejadian.” Jelas Ruth, “Aku harap kamu yang kuat ya, Lin.” Lanjutnya sembari menggenggam tangan Lina dan mengelus punggung tangannya dengan ibu jari, untuk menyalurkan kekuatan pada wanita tersebut.Air m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status