Share

Tercyiduk, Pukulan untuk Teman Pengkhianat

Sementara itu di kamar kos-kosan Anggara terbangun karena bunyi alarm yang berasal dari ponsel Akira.

Segera dia bergerak mematikan alarm, melirik ke arah jam, meskipun sedikit kesiangan namun masih ada waktu satu jam untuk mengantar Akira.

Anggara menepuk lembut bahu gadis yang masih terlelap.

“Sayang, bangun. Sudah pagi, ayo aku anter pulang.” Suaranya terdengar pelan namun tepat di depan daun telinga gadis itu.

Matanya terasa sangat berat untuk terbuka, Akira mengabaikan suara itu. Dia kembali berbalik arah menghadap tembok dan melanjutkan tidur.

Anggara kembali mendekati gadis itu, dan kembali membisikan kata-kata.

“Sayang, bangun yuk. Nanti telat sekolahnya.” Suaranya sengaja dibuat lebih keras dari yang tadi. Tangannya bergerak mengusap pipi Akira dengan lembut.

Namun sepertinya usahanya gagal, Akira semakin mengeratkan selimutnya dan matanya masih tertutup.

Hingga akhirnya Anggara menghujani wajahnya dengan kecupan. Dahi, pipi, hidung dan bibir tak luput dari kecupannya. Usahan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status