Semua Bab Mencintai Pacar Sahabatku: Bab 91 - Bab 99
99 Bab
Curahan Hati Akira
Ucapan Bayu membuat Argi mengalihkan pandangannya, Argi merasa belum cerita apapun pada temannya. Namun mengapa Bayu seakan telah mengetahui semua.“Dany ada cerita apa ke lu?” Tanyanya sembari menatap ke arah temannya.“Cerita apa? Gak ada cerita apa.” Bayu mengedikkan bahunya sembari tersenyum.“Ah lu gak asyik. Pulang dah sana.” Ucap Argi sembari menyesap rokoknya dan kembali mengalihkan pandangan ke depan.“Ngambek. Kayak anak ingusan aja lu, isi ngambek segala.” Ujar Bayu sembari menyiku lengan temannya.“Lagian lu, gue nanya lu gak mau jawab.”“Hmm, Dany gak cerita banyak ke gue, cuma inti-intinya saja.”“Intinya gimana maksud lu? Dany cerita apa?” Kembali Argi mengulang pertanyaannya, berharap dia mendapat jawaban dari temannya, karena apa yang dikatakan Dany tentu karena Akira menceritakan sesuatu padanya.“Ya kayak tadi gue bilang, perasaan lu gak dibalas sama Akira. Is that true?”Argi tampak menghembuskan nafas beratnya, raut wajahnya kembali terlihat menyedihkan, mengingat
Baca selengkapnya
Tingkah Konyol Bayu
Hari sudah semakin sore, sedari tadi Bayu mengajak Argi untuk main game. Niatnya untuk membuat temannya melupakan kisah cintanya.Meskipun di setiap permainan, Argi sedikit kurang fokus sehingga membuat tim mereka kalah. Tak biasanya permainan Argi payah, mungkin karena kondisi hati yang sedang tidak baik, sehingga mempengaruhi cara bermainnya. Bayu tak mempermasalahkannya, yang terpenting adalah kebaikan temannya.Selama dua jam lebih mereka main, hingga kebosanan melanda keduanya, kini mereka berdua merebahkan tubuh di kasur. Tidur berdampingan dengan pandangan menuju langit-langit kamarnya.“Nanti malam kita jadi keluar ya, Gi. Kita nongkrong tempat Aang.” Ajak Bayu tanpa mengalihkan pandangannya.Argi terdiam tak menjawab ajakan Bayu. Matanya terpejam, namun tak tidur. Pikirannya terus berkelana, memiliki rasa cinta yang bertepuk sebelah tangan begitu menyakitkan, menyesakkan dada.Hingga tiba-tiba terdengar ketukan pintu, mama Lina telah berada di balik pintu, mengajak mereka unt
Baca selengkapnya
Mencari yang Enak
Setelah menyelesaikan acara makan, mereka melangkah kembali ke kamar. Bayu segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sementara Argi kembali menyalakan rokoknya dan termenung di sofa.Hingga Bayu keluar dari kamar mandi, Argi masih hanyut dalam pikirannya sendiri. Bayu berjalan menuju lemari, mencari baju milik Argi, karena dia tak membawa baju ganti. Mengambil satu baju yang menjadi favorit dari temannya. Sengaja mengenakannya untuk melihat respon dari Argi. Dia memang menggunakan caranya sendiri untuk mengganggu temannya. Dan kebetulan ukuran mereka tak jauh berbeda. Hanya celana panjangnya yang terlihat lebih panjang, sehingga dia menggulung bagian bawahnya.Memantapkan dirinya di depan cermin besar yang berada di balik lemari baju. Melirik dari cermin ke arah temannya yang masih termenung. Dan senyum jahil terlihat di bibirnya.Dengan segera menutup kembali lemari itu, dan berjalan menghampiri Argi.“Gi, yuk gue sudah siap. Lu gak mandi?” Ucapnya memancing perhatian Arg
Baca selengkapnya
Tequila
Sementara itu di rumah, Akira tampak begitu lelah dengan pekerjaan rumah yang dia kerjakan sedari sore. Besok ayah dan ibunya akan pulang ke rumah, sehingga dia harus membersihkan rumah. Dari menyapu, mengepel dan mencuci bajunya dia lakukan dengan sepenuh hati. Berharap ibunya akan merasa senang ketika pulang ke rumah.Akira menyandarkan punggungnya di sofa untuk mengistirahatkan badannya, tugas terakhir mengepel seluruh sudut rumah telah dia selesaikan. Kini rasa lelah baru terasa olehnya, namun dia merasa puas dengan hasil kerjanya, rumah terasa lebih bersih dan wangi dari sebelumnya.“Calon ibu rumah tangga yang baik lu.” Ujar Dany, sedari tadi dia hanya sibuk mengurus kuku-kukunya dan mengenakan masker pada wajahnya.“Kasian ibu kalau besok sampai rumah, keadaannya kotor, Dan. Hitung-hitung olahraga sore.” Ucap Akira sambil menghapus peluh di pelipisnya.“Rajin lu, Na. Kalau gue di rumah, nyokap marah baru gue bersih-bersih. Btw, jam berapa ayah ibu pulang besok?”Akira menaik-t
Baca selengkapnya
Suasana Hati Argi
Sementara itu Anggara mulai menyiapkan minuman yang dipesan kedua temannya. Dalam hati dia bertanya-tanya, tentang apa yang terjadi dengan Argi, memang semalam Akira sempat berkata kalau dia akan jujur pada Argi tentang perasaannya. Namun Anggara sedikit ragu gadis itu bisa melakukannya karena mengetahui sifat Akira yang kurang tegas. Sehingga dia memutuskan untuk nantinya akan menanyakan langsung ke Akira sepulang ia kerja.Anggara meletakkan dua gelas sloki tequila beserta jeruk nipis sebagai pelengkapnya di hadapan kedua temannya.“Lu gak minum, Ang?” Tanya Bayu sebelum menikmati minuman di hadapannya itu.“Gue kan lagi kerja.” Jawabnya, melirik sekilas ke arah Argi, yang hanya menatap ke arah minumannya tanpa menyentuhnya. Memang Argi jarang meminum minuman yang memiliki kadar alkohol cukup tinggi itu, bahkan dia belum pernah merasakannya. Karena selama hidupnya baru kali ini dia merasakan patah hati dan galau tingkat tinggi seperti sekarang ini.Ini kali pertamanya dia akan minum
Baca selengkapnya
I Love You, Akira!
Akira dan Dany masih terbangun, mereka sedang tiduran di kamar dengan tangan yang memegang ponsel masing-masing. Setelah melihat pesan dari Anggara, dia bangkit dari kasur dan berjalan mengambil jaket putih milik Anggara dari balik pintu, lalu mengenakannya.“Dan, gue keluar bentar, lu mau nitip sesuatu?” Ucap Akira membuat Dany menoleh ke arahnya.“Lu mau kemana? Keluar sendiri?” Tanya Dany.“Lu mau nitip apa, nanti telpon saja, Dan.” Akira tak berniat menjawab pertanyaan Dany.Dia membuka pintu kamar dan berjalan keluar rumah, duduk di teras rumah untuk menunggu kedatangan Anggara.Dany bangkit berdiri, dia merasa penasaran dengan kemana perginya Akira. Berjalan membuntuti dari belakang, melihat pintu telah tertutup namun dia melangkah menuju jendela. Menyibak tirai untuk mengintip ke arah luar.Terlihat Akira tengah terduduk di teras rumah dengan mata yang fokus pada layar ponsel di hadapannya. Tak lama kemudian terdengar bunyi motor dari arah luar, motor vespa coklat sudah terpark
Baca selengkapnya
Kangen Dany
Bayu membangunkan Argi yang tengah memejamkan matanya, dalam posisi terbaring di sofa. Leo menghampiri mereka untuk menyampaikan niatnya akan menutup kafe, sehingga mereka harus meninggalkan tempat itu.“Gi, bangun lu. Ayo pulang!” Ujar Bayu sembari menggoyang tubuh Argi, namun sepertinya pemuda yang tengah mabuk itu masih ingin melanjutkan tidurnya. Membuat Bayu lebih keras mengguncang bahu Argi.“Apaan sih, Bay. Lu kalau mau pulang, pulang saja! Gue masih nyaman di sini.” Ucap Argi dengan mata yang masih terasa berat untuk dibuka.“Woi, kafe sudah mau tutup, ayolah pulang!” ajak Bayu kali ini dengan suara yang lebih keras agar temannya sadar dan mau pulang.Argi dengan malas bangkit dari tidurnya, memijat pelipisnya karena rasa pusing mulai mendera. Matanya terbuka perlahan melihat ke arah Bayu, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Leo yang berdiri di sebelahnya dengan jaket yang sudah melekat di tubuhnya bersiap akan pulang.Tanpa kata-kata, Argi meraih tas mencari kunci motor di
Baca selengkapnya
Melewati Batas Kesekian Kalinya (+21)
Dia telah menghabiskan dua batang rokok, hingga suara motor terdengar, dan dia melihat dari kejauhan kekasihnya telah datang. Segera dia bangkit berdiri menghampiri Dany.“Sayang, ayo masuk. Kita ngobrol di dalam.” Ajak Bayu sambil meraih tangan Dany.“Beb, dimana mobilmu?” Tanya Dany, sedari tadi dia tak melihat mobil merah milik kekasihnya, yang ada satu motor yang terparkir.“Di rumah Argi, gue dari siang main kesana. Tadi keluar pakai motor, baru saja sampai rumah, tadi Argi gue ajak minum biar bisa lupain sahabat lu itu.” Bayu menutup kembali pintu rumahnya lalu mengunci.“Terus mana Argi?” Tanya Dany.“Sudah tidur tuh.” Jawab Bayu sembari menunjuk kamar tamu. “Kita ke atas ya, sayang.” Bayu merangkul Dany, menuntunnya menaiki tangga menuju lantai dua.Langkah Bayu kini menggiring mereka menuju kamar di samping studio musik. Ya, kamar milik pemuda itu sendiri. Dany hanya mengikuti kemana kekasihnya akan membawanya.Setelah memasuki kamar bernuansa biru itu, Bayu membawa Dany untu
Baca selengkapnya
Tanpa Pengaman (21+)
Mata indah itu tak lama terbuka perlahan, menatap sayu ke arah Bayu yang berada di atasnya. Bayu menggunakan kedua sikunya untuk menahan berat badannya agar tak menimpa gadis di bawahnya. “I love you, sayang.” Ucapnya lagi, seakan meyakinkan Dany. Dia tak ingin membuat gadis itu merasa ketakutan, seperti yang dia lakukan sebelumnya di villa milik temannya. Dia kini meminta persetujuan dari kekasihnya sebelum melakukannya. “Love you too, sayang.” jawab Dany yang telah kehilangan akal sehat, menatap pasrah dan mengisyaratkan Bayu untuk melakukannya. Bayu menatapnya mesra dan tersenyum manis, lalu mulai memagut bibir Dany, sembari mulai menggerakkan pinggulnya ke bawah. Kejantanannya mulai mengisi liang kewanitaan Dany dengan sangat mudah, karena cairan kewanitaan yang keluar begitu banyak hingga membuatnya licin. Bayu membenamkan juniornya hingga seluruhnya masuk ke dalam, merasakan sensasi yang begitu nikmat. Dia masih mengamati raut wajah Dany, yang menurutnya terlihat semakin cant
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status