Semua Bab Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!: Bab 251 - Bab 260

268 Bab

251. Melarikan Diri

Di kamarnya, beberapa waktu yang lalu Alma masih belum bisa tidur meski waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Alma membaca ulang beberapa pesan Haris. Dia ingin membalas, tapi karena Risha sudah melarangnya, membuat Alma memilih mengabaikan. [Kamu pergi ke mana?] [Kenapa tidak menjawab panggilanku?] [Apa aku ada salah, sampai kamu mengabaikanku?] [Alma, setidaknya jawab pesanku kalau tidak mau mengangkat telponku agar aku tahu kamu baik-baik saja.] “Sekarang dia seperti sangat mencemaskanku, tapi kenapa kemarin dia begitu cuek?” gumam Alma. Alma mengusap perutnya. Dia diam dan berpikir. “Meski tanpa tanggungjawab Pak Haris, aku pasti masih bisa membesarkannya sendiri,” gumam Alma. Alma memandangi ponsel sambil berbaring, hingga tanpa sadar dia pun mengantuk sampai akhirnya tertidur begitu saja. ** Keesokan harinya. Semua orang sudah bangun. Alma keluar dari kamar untuk menghirup udara pagi, sampai dia terkejut ketika melihat Adhitama di sana. Alma melihat Lily yang
Baca selengkapnya

252. Punya Pacar

Adhitama dan Risha masih bicara ke Audrey, mereka persis seperti seorang hakim yang sedang bicara ke terdakwa. “Apa benar kamu berumur dua puluh tahun?” tanya Adhitama menyelidik. Apapun tentang Audrey kini di kepalanya hanya berisi sebuah kebohongan belaka. Setelah melontarkan pertanyaan itu. Adhitama sejenak teringat cerita Risha, dia tiba-tiba menggeleng pelan karena tak bisa membayangkan apa yang dilihat Risha dan menodai mata istrinya itu. “Benar, saya berumur dua puluh tahun,” jawab Audrey meyakinkan. Adhitama dan Risha masih tidak percaya, lalu Adhitama kembali menekan. “Kenapa kamu berbohong? Sebenarnya apa hubunganmu dengan perusahaan penyedia jasa pengawal yang kami pakai sampai mereka bisa memberi data tidak sesuai tentangmu?” tanya Adhitama. Meski tertangkap basah Audrey sama sekali tak menunjukkan wajah takut, dia hendak menjawab Adhitama, tapi Lily tiba-tiba muncul di sana. Lily menatap bingung karena ketiga orang itu seperti terkejut saat melihatnya. “Bunda,
Baca selengkapnya

253. Lupa

“Apa kamu berniat melarikan diri dariku?”Alma menggeleng menjawab pertanyaan Haris, tapi pria di depannya ini ternyata tidak bisa percaya begitu saja.“Apa kamu mau memisahkan anak dari ayah kandungnya?”“Apa, Pak?” Alma syok bukan kepalang. Matanya mengerjap beberapa saat mencoba menyadarkan dirinya.Alma senang mendengar ucapan Haris. Namun, dia mencoba menyembunyikan perasaan itu.“Kenapa kamu seolah tidak ingin aku bertanggung jawab. Bayi yang ada di perutmu itu anakku, kenapa kamu tega sekali?” Haris bertanya sambil menunjuk bagian perut Alma.Alma masih tak bisa membalas ucapan Hari, dia hanya mematung memandang wajah pria itu.‘Kenapa dia sangat tampan?’Alma dan Haris masih saling diam berhadap-hadapan di depan villa saat Risha keluar membawa sebotol air. Risha gemas melihat Haris dan Alma yang seperti masih ingin menutup-nutupi perasaan masing-masing.Risha mendekat lalu memberikan botol mineral pada Haris.“Katanya tadi haus,” kata Risha sambil menyodorkan botol itu.Haris
Baca selengkapnya

254. Identitas Asli

Adhitama mengajak Lily masuk rumah untuk menemui Haris. Namun, saat baru masuk, dia melihat Haris dan Alma sedang berciuman di ruang tengah di mana mini bar berada, meski tidak terlalu jelas, tapi gerakan siluet keduanya jelas menunjukkan kalau sedang melakukan itu. “Oh ya, tadi papa lupa mau lihat apa, ya. Ayo, ke sana lagi.” Adhitama menggiring Lily keluar rumah kembali. “Papa mau lihat apa?” tanya Lily bingung. “Em … tadi apa, ya.” Adhitama bingung memberi alasan. Risha yang menyusul jadi keheranan, kenapa Adhitama mengajak Lily keluar lagi. “Mas, kenapa keluar lagi?” tanya Risha. “Ini, masih mau jalan-jalan lagi,” jawab Adhitama. “Lily capek kalau jalan-jalan lagi, Papa,” rengek Lily. Adhitama langsung menggendong Lily, sampai membuat Risha keheranan. “Sebenarnya lihat apa, sih? Sampai-sampai sudah masuk rumah balik keluar lagi?” tanya Risha penasaran. Adhitama tidak menjawab. Dia menggendong Lily sambil mengajak Risha jalan. Mereka pergi melihat kebun teh dan b
Baca selengkapnya

255. Bukan Tentang Semut

Saat malam hari, mereka mengadakan acara barbeque-an di depan villa. Lily asik bermain bersama Audrey. Mereka berjongkok sambil melihat sesuatu di tanah, entah apa yang sedang diamati Lily. Adhitama hanya bisa memandang dan mengamati Lily yang sedang main bersama Audrey. Dia dan yang lain berada di satu meja. “Kapan Kak Haris akan menikahi Alma?” tanya Risha sambil memandang Haris dan Alma bergantian. “Secepatnya,” jawab Haris, “aku juga akan mengajak Alma pindah ke rumah, tapi bagaimana? Itu masih rumah orang tuamu,” imbuh Haris. “Ya, pakai saja. Asal Kakak tidak menjualnya, tidak masalah bautku jika terus kakak tempati, atau ambil saja aku bisa minta rumah ke Mas Tama," balas Risha dengan nada candaan. Haris dan yang lain tertawa. “Sepertinya Lily sangat dekat dengan Audrey,” kata Haris sambil mengamati Lily yang kini sedang berlarian di sekitar pohon besar yang terdapat di depan villa. “Ya, mungkin karena Lily menganggap Audrey sebagai kakak. Umur mereka selisih sekitar li
Baca selengkapnya

256. Pamit

Siang itu Audrey menjemput Lily di sekolah seperti biasa. Audrey memandang pada Lily yang baru saja masuk mobil. “Sudah,” kata Lily setelah memasang seatbelt. Anak itu tersenyum ke Audrey lalu duduk anteng di kursinya. Audrey mengangguk lalu mengemudikan mobil meninggalkan area sekolah. Dia menoleh pada Lily yang duduk di sampingnya dengan tenang. Audrey mengerutkan kening, tak biasanya Lily diam seperti ini, biasanya anak itu banyak bicara menceritakan apa yang dia lalui di sekolah hari ini. Audrey menepis pikirannya, untuk apa dia peduli pada perasaan anak kecil. “Lily." Audrey akhirnya mulai bicara. “Iya," balas Lily sambil menoleh ke samping. Sejenak wajah polos Lily membuat Audrey berpikir untuk mengurungkan niatnya. “Aku akan pergi dan tidak akan bisa menjadi pengawalmu lagi,” kata Audrey berterus terang. Lily sangat terkejut. Anak itu mengerutkan kening karena bingung. “Kenapa?” tanya Lily, “apa Lily nakal?” “Tidak, aku memang harus pergi,” ujar Audrey tan
Baca selengkapnya

257. Tunggu Saja

Pagi itu Alma datang ke perusahaan untuk mengemasi barang-barangnya. Dia melihat beberapa rekan kerjanya masih seperti kemarin, menatapnya sinis, tapi Alma tidak peduli.Alma bergegas menuju ruang kerjanya, fokus membereskan barang-barang. Saat dia masih memasukkan barangnya ke kardus, Haris tampak datang dan langsung membantunya.“Biar aku saja,” kata Alma sambil meraih barangnya dari tangan Haris.“Tidak apa-apa,” balas Haris. Pria itu tersenyum dan bersikeras tetap ingin membantu.Alma tidak bisa mengelak, akhirnya dia membiarkan Haris membantu mengemas barang-barang miliknya.Saat sedang membereskan barang, ponsel di meja Alma berdering. Alma agak tak enak hati saat melihat nama Andre terpampang di sana.“Jawab saja,” kata Haris saat melihat Alma seperti berpikir.Alma mengangguk lalu menjawab panggilan dari Andre.“Halo," sapa Alma.“Aku diberitahu kalau kamu diminta datang ke ruang HRD,” kata Andre dari seberang panggilan."Oh iya, terima kasih sudah memberitahuku,” balas Alma,
Baca selengkapnya

258. Antar Aku!

Di sisi lain, Risha dan Adhitama pergi mengantar Lily ke sekolah. Risha menoleh Lily yang duduk di bangku belakang, sedikit ragu untuk bicara. “Nanti Bunda sama Papa tidak bisa jemput Lily, jadi Kakek Roshadi yang jemput, ya.” Risha berpesan lebih dulu agar Lily tidak bingung. “Iya,” balas Lily tanpa bertanya Risha mau ke mana. Risha mengusap lembut rambut Lily lalu mencium kening anak itu. Setelahnya dia melambai pada Lily yang sedang masuk ke gedung sekolah. Risha dan Adhitama meninggalkan sekolah Lily, mereka pergi ke rumah sakit sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter. Risha sudah mendapat kamar karena mendaftar lebih dulu sebelumnya. “Mas Tama kalau mau pulang tidak apa-apa, misal mau kerja atau apa. Aku tidak apa-apa di sini sendirian,” ucap Risha setelah berada di kamar inap. “Tidak, aku mau di sini menemanimu,” balas Adhitama. “Tindakannya masih nanti sore, jadi semisal Mas Tama ingin mengurus pekerjaan dulu juga tidak apa-apa,” ucap Risha lagi. “Tadi pag
Baca selengkapnya

259. Berurusan Denganku

Alma tak langsung pulang setelah menitipkan barangnya ke mobil Andre. Dia masih menyelesaikan pekerjaannya sampai pukul lima. “Permisi Pak, aku izin pulang dulu,” pamit Alma.“Apa kamu sudah mengecek semuanya? siapa tahu masih ada barang yang tertinggal?” tanya Haris memastikan.Alma menggelengkan kepala.“Sudah tidak ada, semua barangnya sudah aku titipkan ke mobil Andre,” jawab Alma.Haris mengerutkan dahi.“Aku pulang dulu,” kata Alma lagi. Dia merasa sedikit canggung dan tetap memutar tumit pergi dari ruangan Haris.Saat Alma akan meraih gagang pintu, Haris mencegah dan berkata, “Besok lagi tidak ada titip-titip barang ke pria lain.”Alma menoleh dan hanya tersenyum sambil mengangguk. Dia pergi meninggalkan Haris.Alma turun ke lobi, saat sampai di sana sudah ada Andre yang menunggunya.“Ayo pulang,” kata Andre.Alma mengangguk. Dia dan Andre berjalan keluar dari lobi secara bersamaan.Saat mereka sedang berjalan, Alma mendengar ada dua staf yang berbisik-bisik menggunjing diriny
Baca selengkapnya

260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha. “Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha. Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana. “Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih. Risha mengangguk. “Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi. “Iya,” balas Risha sambil memulas senyum. Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut. “Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha. “Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei. Adhitama dan Risha saling tatap. “Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama. Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.” “Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama. “Em ... kalau Lily suka di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
222324252627
DMCA.com Protection Status