Home / Pernikahan / Aku Ingin Bercerai, Pak CEO! / 260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

Share

260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

Author: Adinasya Mahila
last update Last Updated: 2024-11-21 14:26:07
Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha.

“Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha.

Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana.

“Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih.

Risha mengangguk.

“Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi.

“Iya,” balas Risha sambil memulas senyum.

Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut.

“Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha.

“Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei.

Adhitama dan Risha saling tatap.

“Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama.

Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.”

“Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama.

“Em ... kalau Lily suka di
Adinasya Mahila

Terima Kasih aku ucapkan buat kalian yang mengikuti kisah ini sampai bab ini, Sebenarnya aku ga mau berpisah karena sayang banget sama Lily, cuma aku harus move ke proyek Novel baru :( 😞 Tapi selama novel baru belum rilis aku masih akan kasih extra part kok, jadi tenang aja aku mau kasih bocoran ke kalian kalau next Novel kalian bakal masih ketemu sama Tama Risha kok hihihi jadi tungguin ya Yuk kita ke Extra part dulu

| 17
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yessy Susanti
yahhhh koq tamat sih......... qrin msh pnjang bab ny.. d tnggu karya slnjut ny Ka Na...
goodnovel comment avatar
sasri
terima kasih thor...
goodnovel comment avatar
Wida
huaaaa akhirnya kalian hidup bahagia
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 1 : Dari Butik Ke Sekolah

    Hari itu Risha mengajak Alma pergi ke butik untuk melihat baju pernikahan. Mereka sudah ada di butik dan sedang melihat-lihat katalog untuk memilih model mana yang cocok.Saat masih memilih, Alma memberanikan diri untuk mengajak Risha mengobrol. “Kak, entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku lihat akhir-akhir ini Lily jadi pemurung, apa ada masalah?” tanya Alma sambil mengalihkan tatapan dari desain gaun di katalog ke Risha. “Bukan masalah besar. Dia hanya sedih karena Audrey sudah tidak bekerja dengan kami lagi dan juga dia kehilangan adiknya,” jawab Risha. Alma mengangguk-angguk paham. Dia merasa bersimpati dan kasihan. “Mungkin nanti kalau anakku lahir, aku akan minta Lily yang memberinya nama supaya Lily senang dan sedikit terhibur,” ujar Alma. Risha terkejut sampai menoleh Alma. “Jangan, bisa-bisa nanti anakmu malah diberi nama yang aneh-aneh Sama Lily.” Alma tertawa kecil mendengar jawaban Risha. Mereka masih sibuk mengobrol sambil melihat-lihat baju

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 2: Tidak Berkontribusi

    Tanpa memberitahu, Malam harinya Haris menjemput Alma di rumah Risha. Saat sampai di sana, dia pergi ke kamar Lily dan bocah itu langsung meminta gendong karena masih sakit. “Kenapa badannya hangat?” tanya Haris saat menggendong Lily. “Dia demam, makanya tadi dijemput dari sekolah,” jawab Risha. Haris kaget, lalu menoleh Lily yang menyandarkan kepala di pundak. “Lily sakit? Sudah minum obat belum?” tanya Haris. “Sudah,” jawab Lily. "Lily bobok aja ya." Haris membujuk. Lily menggeleng lalu berkata," Lily maunya digendong Paman Haris.” Haris memeluk Lily, membiarkan anak itu bersikap manja, lalu kembali membujuk dan mengajak Lily berbaring di kasur. Haris mengambil buku cerita di nakas kemudian membacakan cerita untuk Lily. Alma juga ada di sana, ikut mendengarkan Haris bercerita. “Aku tinggal sebentar,” kata Risha pamit dan Alma membalasnya dengan anggukan kepala. Risha berjalan keluar dari kamar Lily. Saat menuruni anak tangga, dia melihat Adhitama yang baru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 3 : Ada Apa Dengan Haris

    Setelah makan malam yang sedikit menegangkan itu, Haris dan Alma beranjak pulang. Risha dan Adhitama juga memilih mengantar keduanya sampai ke halaman. “Hati-hati di jalan,” ucap Risha bersamaan dengan Haris dan Alma yang berjalan menuju mobil.Alma mengangguk lalu masuk mobil, begitu juga dengan Haris.Haris melajukan mobil meninggalkan rumah Risha. Sepanjang perjalanan, Haris melihat Alma terus saja diam. Sikap Alma membuatnya berpikir, apakah gadis itu marah karena tindakan tegasnya ke staf HRD.“Apa kamu marah?” tanya Haris untuk memastikan.“Tidak,” jawab Alma dengan suara agak lirih.Haris diam sejenak, berpikir jika Alma sudah menjawab seperti itu artinya dia tidak perlu memperpanjang masalah.“Bagaimana tadi, apa kamu sudah dapat baju untuk pernikahan kita?” tanya Haris. Untuk memecah rasa canggung dia memilih membahas hal lainnya.“Belum karena tadi Kak Risha harus menjemput Lily yang sakit,” jawab Alma dengan suara datar.Haris merasa Alma bersikap sedikit aneh. Dia kembal

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   1. Hubungan Dua Sejoli

    [Suamimu berselingkuh, Sha. Aku melihatnya mengunjungi rumah seorang wanita dan memeluknya!] Mengingat isi pesan singkat yang dia terima beberapa waktu lalu membuat hati Risha sakit. Setelah lama menjalin pernikahan tanpa cinta, akhirnya sekarang dia mendapatkan jawaban atas sikap dingin suaminya, Adhitama. “Kenapa kamu menangis?" Pertanyaan itu membuat Risha menoleh, menatap sosok sang suami yang baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan diri. Pria itu baru saja pulang setelah sekian lama mengurus perusahaannya di luar kota. Akan tetapi, bukan ucapan cinta dan kasih sayang yang dia ucapkan guna melepas rindu, melainkan menyeret Risha ke dalam kamar dan memaksa wanita itu melakukan kewajibannya. Dengan wajah dingin, Adhitama berkata, "Jangan bersikap seperti kamu tidak menginginkannya. Ini tujuan utamamu menghubungiku, bukan?" Pria itu menanggalkan pakaiannya tanpa sedikit pun peduli dengan ekspresi Risha yang terluka. Sesak, sungguh sesak dada Risha mendenga

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   2. Menginginkan Anak?

    Adhitama Mahesa, pengusaha muda bertangan dingin. Keluarga Mahesa adalah keluarga terpandang yang begitu dihormati dan disegani di ibu kota, dan Adhitama adalah calon pewaris utama. Adhitama memiliki reputasi yang sangat baik sehingga tidak ada orang yang berani menentang ataupun menolaknya. Selama tiga puluh tiga tahun hidup, ia terbiasa dengan hal itu. Namun, kini, ada seseorang yang ingin menolak untuk hidup bersama dirinya. Dan, itu adalah istrinya. “Mas Adhitama, mari berpisah.” Permintaan tersebut, melukai harga dirinya. Adhitama meletakkan cangkir teh di tangannya dan berbalik, menatap Risha dalam diam. “Berpisah?” Darimana pemikiran wanita itu untuk meminta cerai darinya? Adhitama selalu memperlakukan wanita itu dengan baik selama dua tahun pernikahan mereka. Adhitama juga telah bertanggung jawab baik secara lahir maupun batin. Namun, wanita itu tiba-tiba mengatakan ingin berpisah darinya? “Ya. Mas Tama tenang saja. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi, jadi

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   3. Pernikahan Dingin

    “Kamu masih bisa tersenyum setelah mendapati suamimu selingkuh, ha?” Amarah Niki naik, tidak habis pikir bagaimana Risha masih bertahan dalam pernikahannya. Niki adalah sahabat satu-satunya yang dimiliki Risha, Niki tahu semuanya. Jadi, ketika Niki tanpa sengaja melihat Adhitama bersama wanita lain, ia langsung memberitahukan Risha. Tidak percaya dengan apa yang ia lihat pertama kali, Niki secara sukarela menyelidiki Adhitama hingga akhirnya tahu jika suami dari sahabatnya itu memiliki wanita lain di kota lain. “Sudahlah jangan membahas itu,” ucap Risha. Hari itu Niki yang kebetulan memiliki urusan di kota tempat Risha tinggal memutuskan menemani sang sahabat pergi ke rumah sakit. Setelah perdebatan Risha dengan Adhitama malam itu, Risha akhirnya tetap menuruti permintaan Adhitama untuk memeriksa kandungannya. Risha tidak bisa melawan, setelah perdebatan itu, Adhitama menghukumnya dengan menghujamnya berkali-kali di ranjang, hingga Risha kelelahan. Itu adalah kali pertama

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   4. Bukan Prioritas Suamiku

    Sesak di dada Risha semakin menjadi-jadi. Apakah wanita itu begitu penting hingga suaminya bahkan tidak ingin menjawab pertanyaannya dan tetap memilih untuk pergi? “Kalau Mas Tama memikirkan permintaanku, kita tak perlu berdebat. Bukankah akan lebih mudah bagi Mas Tama kalau kita berpisah?” Risha bertekad tidak akan berhenti sampai Adhitama setuju dengan permintaannya. “Sampai kapanpun jangan harap mendapat keinginanmu yang satu itu,” ucap Adhitama dingin. Ia tidak memiliki waktu, jadi harus segera siap-siap. Adhitama mengambil acak beberapa baju dan memasukkanya ke dalam koper karena sadar Risha tak mau membantunya. Risha masih diam di tempatnya melihat Adhitama menutup dan menyeret koper itu. Adhitama tak mengucapkan satu patah katapun berjalan melewati Risha. Namun, langkahnya terhenti, ketika Risha dengan seluruh kekuatannya berkata, “Kalau begitu, tolong berhenti menemui kekasihmu itu, Mas.” “Apa maksudmu?” tanya Adhitama saat melihat kilatan emosi dari tatapan mata Rish

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   5. Bertemu Wanita itu

    Risha tak bisa mengabaikan pesan itu begitu saja. Itu yang membuatnya kini berada di sebuah restoran, duduk berhadapan dengan wanita yang selama ini hanya dia dengar ceritanya dari Niki.Akan tetapi, Risha tak memandang Sevia, melainkan pada koper yang berada di samping tempat duduk wanita itu. Mana mungkin Sevia berada di Jakarta tanpa tujuan?Meski mencoba tenang, tetapi senyum getir tergambar jelas di paras ayu Risha.Mungkinkah Adhitama berbohong? Keluar kota hanya alasan bagi suaminya itu?“Maaf kalau aku sudah bersikap lancang meminta bertemu dengan Kakak,” ucap Sevia.Bicaranya lemah lembut, bahkan memanggil Risha dengan sebutan ‘kak’ padahal Risha tahu kalau mereka seumuran.Risha hanya menatap tanpa memberi respon, melihat Sevia tampak ingin berbicara lagi.“Aku mengajak Kakak bertemu karena merasa butuh bicara soal Mas Adhitama.”Senyum sumbang tergaris di bibir mungil Risha mendengar ucapan Sevia. Bukankah seharusnya dia sudah bisa menebak maksud wanita itu ingin menemuinya

Latest chapter

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 3 : Ada Apa Dengan Haris

    Setelah makan malam yang sedikit menegangkan itu, Haris dan Alma beranjak pulang. Risha dan Adhitama juga memilih mengantar keduanya sampai ke halaman. “Hati-hati di jalan,” ucap Risha bersamaan dengan Haris dan Alma yang berjalan menuju mobil.Alma mengangguk lalu masuk mobil, begitu juga dengan Haris.Haris melajukan mobil meninggalkan rumah Risha. Sepanjang perjalanan, Haris melihat Alma terus saja diam. Sikap Alma membuatnya berpikir, apakah gadis itu marah karena tindakan tegasnya ke staf HRD.“Apa kamu marah?” tanya Haris untuk memastikan.“Tidak,” jawab Alma dengan suara agak lirih.Haris diam sejenak, berpikir jika Alma sudah menjawab seperti itu artinya dia tidak perlu memperpanjang masalah.“Bagaimana tadi, apa kamu sudah dapat baju untuk pernikahan kita?” tanya Haris. Untuk memecah rasa canggung dia memilih membahas hal lainnya.“Belum karena tadi Kak Risha harus menjemput Lily yang sakit,” jawab Alma dengan suara datar.Haris merasa Alma bersikap sedikit aneh. Dia kembal

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 2: Tidak Berkontribusi

    Tanpa memberitahu, Malam harinya Haris menjemput Alma di rumah Risha. Saat sampai di sana, dia pergi ke kamar Lily dan bocah itu langsung meminta gendong karena masih sakit. “Kenapa badannya hangat?” tanya Haris saat menggendong Lily. “Dia demam, makanya tadi dijemput dari sekolah,” jawab Risha. Haris kaget, lalu menoleh Lily yang menyandarkan kepala di pundak. “Lily sakit? Sudah minum obat belum?” tanya Haris. “Sudah,” jawab Lily. "Lily bobok aja ya." Haris membujuk. Lily menggeleng lalu berkata," Lily maunya digendong Paman Haris.” Haris memeluk Lily, membiarkan anak itu bersikap manja, lalu kembali membujuk dan mengajak Lily berbaring di kasur. Haris mengambil buku cerita di nakas kemudian membacakan cerita untuk Lily. Alma juga ada di sana, ikut mendengarkan Haris bercerita. “Aku tinggal sebentar,” kata Risha pamit dan Alma membalasnya dengan anggukan kepala. Risha berjalan keluar dari kamar Lily. Saat menuruni anak tangga, dia melihat Adhitama yang baru

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   Extra Part 1 : Dari Butik Ke Sekolah

    Hari itu Risha mengajak Alma pergi ke butik untuk melihat baju pernikahan. Mereka sudah ada di butik dan sedang melihat-lihat katalog untuk memilih model mana yang cocok.Saat masih memilih, Alma memberanikan diri untuk mengajak Risha mengobrol. “Kak, entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar, tapi aku lihat akhir-akhir ini Lily jadi pemurung, apa ada masalah?” tanya Alma sambil mengalihkan tatapan dari desain gaun di katalog ke Risha. “Bukan masalah besar. Dia hanya sedih karena Audrey sudah tidak bekerja dengan kami lagi dan juga dia kehilangan adiknya,” jawab Risha. Alma mengangguk-angguk paham. Dia merasa bersimpati dan kasihan. “Mungkin nanti kalau anakku lahir, aku akan minta Lily yang memberinya nama supaya Lily senang dan sedikit terhibur,” ujar Alma. Risha terkejut sampai menoleh Alma. “Jangan, bisa-bisa nanti anakmu malah diberi nama yang aneh-aneh Sama Lily.” Alma tertawa kecil mendengar jawaban Risha. Mereka masih sibuk mengobrol sambil melihat-lihat baju

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   260. Aku Sangat Menyayangi Kalian

    Pagi itu Lily pergi ke rumah sakit untuk menemui Risha. Dia sangat tidak sabar, sampai-sampai berjalan dengan cepat agar bisa segera menemui Risha. “Bunda!” Lily berlari ke arah ranjang ketika sampai di ruang inap Risha. Risha terkejut tapi juga senang karena Lily ada di sana. “Bunda, adiknya Lily sudah tidak ada, ya?” tanya Lily dengan tatapan sedih. Risha mengangguk. “Bunda nggak akan sakit lagi, kan?” tanya Lily lagi. “Iya,” balas Risha sambil memulas senyum. Adhitama mendekat, lalu mengusap rambut Lily dengan lembut. “Kenapa hari ini Lily tidak mau sekolah?” tanya Risha. “Nggak mau, Lily maunya sama Bunda,” jawab Lily sambil memainkan telunjuk di atas sprei. Adhitama dan Risha saling tatap. “Bagaimana di rumah Kakek Roshadi? Apa di sana seru?” tanya Adhitama. Lily hanya diam menunduk, tapi kemudian menjawab, “Iya Kakek Roshadi juga punya kolam ikan.” “Iya, Kakek membuat itu spesial untuk Lily karena Lily suka sama ikan Koi,” balas Adhitama. “Em ... kalau Lily suka di

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   259. Berurusan Denganku

    Alma tak langsung pulang setelah menitipkan barangnya ke mobil Andre. Dia masih menyelesaikan pekerjaannya sampai pukul lima. “Permisi Pak, aku izin pulang dulu,” pamit Alma.“Apa kamu sudah mengecek semuanya? siapa tahu masih ada barang yang tertinggal?” tanya Haris memastikan.Alma menggelengkan kepala.“Sudah tidak ada, semua barangnya sudah aku titipkan ke mobil Andre,” jawab Alma.Haris mengerutkan dahi.“Aku pulang dulu,” kata Alma lagi. Dia merasa sedikit canggung dan tetap memutar tumit pergi dari ruangan Haris.Saat Alma akan meraih gagang pintu, Haris mencegah dan berkata, “Besok lagi tidak ada titip-titip barang ke pria lain.”Alma menoleh dan hanya tersenyum sambil mengangguk. Dia pergi meninggalkan Haris.Alma turun ke lobi, saat sampai di sana sudah ada Andre yang menunggunya.“Ayo pulang,” kata Andre.Alma mengangguk. Dia dan Andre berjalan keluar dari lobi secara bersamaan.Saat mereka sedang berjalan, Alma mendengar ada dua staf yang berbisik-bisik menggunjing diriny

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   258. Antar Aku!

    Di sisi lain, Risha dan Adhitama pergi mengantar Lily ke sekolah. Risha menoleh Lily yang duduk di bangku belakang, sedikit ragu untuk bicara. “Nanti Bunda sama Papa tidak bisa jemput Lily, jadi Kakek Roshadi yang jemput, ya.” Risha berpesan lebih dulu agar Lily tidak bingung. “Iya,” balas Lily tanpa bertanya Risha mau ke mana. Risha mengusap lembut rambut Lily lalu mencium kening anak itu. Setelahnya dia melambai pada Lily yang sedang masuk ke gedung sekolah. Risha dan Adhitama meninggalkan sekolah Lily, mereka pergi ke rumah sakit sesuai dengan jadwal yang diberikan dokter. Risha sudah mendapat kamar karena mendaftar lebih dulu sebelumnya. “Mas Tama kalau mau pulang tidak apa-apa, misal mau kerja atau apa. Aku tidak apa-apa di sini sendirian,” ucap Risha setelah berada di kamar inap. “Tidak, aku mau di sini menemanimu,” balas Adhitama. “Tindakannya masih nanti sore, jadi semisal Mas Tama ingin mengurus pekerjaan dulu juga tidak apa-apa,” ucap Risha lagi. “Tadi pag

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   257. Tunggu Saja

    Pagi itu Alma datang ke perusahaan untuk mengemasi barang-barangnya. Dia melihat beberapa rekan kerjanya masih seperti kemarin, menatapnya sinis, tapi Alma tidak peduli.Alma bergegas menuju ruang kerjanya, fokus membereskan barang-barang. Saat dia masih memasukkan barangnya ke kardus, Haris tampak datang dan langsung membantunya.“Biar aku saja,” kata Alma sambil meraih barangnya dari tangan Haris.“Tidak apa-apa,” balas Haris. Pria itu tersenyum dan bersikeras tetap ingin membantu.Alma tidak bisa mengelak, akhirnya dia membiarkan Haris membantu mengemas barang-barang miliknya.Saat sedang membereskan barang, ponsel di meja Alma berdering. Alma agak tak enak hati saat melihat nama Andre terpampang di sana.“Jawab saja,” kata Haris saat melihat Alma seperti berpikir.Alma mengangguk lalu menjawab panggilan dari Andre.“Halo," sapa Alma.“Aku diberitahu kalau kamu diminta datang ke ruang HRD,” kata Andre dari seberang panggilan."Oh iya, terima kasih sudah memberitahuku,” balas Alma,

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   256. Pamit

    Siang itu Audrey menjemput Lily di sekolah seperti biasa. Audrey memandang pada Lily yang baru saja masuk mobil. “Sudah,” kata Lily setelah memasang seatbelt. Anak itu tersenyum ke Audrey lalu duduk anteng di kursinya. Audrey mengangguk lalu mengemudikan mobil meninggalkan area sekolah. Dia menoleh pada Lily yang duduk di sampingnya dengan tenang. Audrey mengerutkan kening, tak biasanya Lily diam seperti ini, biasanya anak itu banyak bicara menceritakan apa yang dia lalui di sekolah hari ini. Audrey menepis pikirannya, untuk apa dia peduli pada perasaan anak kecil. “Lily." Audrey akhirnya mulai bicara. “Iya," balas Lily sambil menoleh ke samping. Sejenak wajah polos Lily membuat Audrey berpikir untuk mengurungkan niatnya. “Aku akan pergi dan tidak akan bisa menjadi pengawalmu lagi,” kata Audrey berterus terang. Lily sangat terkejut. Anak itu mengerutkan kening karena bingung. “Kenapa?” tanya Lily, “apa Lily nakal?” “Tidak, aku memang harus pergi,” ujar Audrey tan

  • Aku Ingin Bercerai, Pak CEO!   255. Bukan Tentang Semut

    Saat malam hari, mereka mengadakan acara barbeque-an di depan villa. Lily asik bermain bersama Audrey. Mereka berjongkok sambil melihat sesuatu di tanah, entah apa yang sedang diamati Lily. Adhitama hanya bisa memandang dan mengamati Lily yang sedang main bersama Audrey. Dia dan yang lain berada di satu meja. “Kapan Kak Haris akan menikahi Alma?” tanya Risha sambil memandang Haris dan Alma bergantian. “Secepatnya,” jawab Haris, “aku juga akan mengajak Alma pindah ke rumah, tapi bagaimana? Itu masih rumah orang tuamu,” imbuh Haris. “Ya, pakai saja. Asal Kakak tidak menjualnya, tidak masalah bautku jika terus kakak tempati, atau ambil saja aku bisa minta rumah ke Mas Tama," balas Risha dengan nada candaan. Haris dan yang lain tertawa. “Sepertinya Lily sangat dekat dengan Audrey,” kata Haris sambil mengamati Lily yang kini sedang berlarian di sekitar pohon besar yang terdapat di depan villa. “Ya, mungkin karena Lily menganggap Audrey sebagai kakak. Umur mereka selisih sekitar li

DMCA.com Protection Status