All Chapters of Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan: Chapter 301 - Chapter 310

398 Chapters

Masih Menunggu

“Semoga pelakunya segera tertangkap, agar kita juga bisa menyiapkan pernikahan dengan tenang. Kalau begini kita tidak akan tenang, apalagi belum tahu siapa yang sebenarnya diincar,” ucap Mia ketika sore itu Gio pulang bersama Alaric.Gio menatap Mia yang begitu cemas, lalu mencoba menenangkan.“Bibi tenang saja, aku yakin polisi akan segera tahu siapa dalangnya. Apalagi ayahnya Christina juga ikut bertindak, aku yakin polisi tidak akan bekerja dengan lelet,” balas Gio.Alaric dan yang lain juga penasaran, kenapa tiba-tiba ada yang menyerang Gio dan Christina.“Apa kamu sedang berselisih dengan orang?” tanya Alaric memastikan untuk mencari tahu siapa sebenarnya yang ingin mencelakai sepupunya itu.Gio menatap Alaric, hingga kemudian berkata, “Aku tidak sedang berselisih dengan siapa pun, jika tebakan Christina benar. Dalang dari kejadian yang menimpa kami, kemungkinan pria yang malam itu melecehkan Christina. Waktu acara pesta pembukaan hotel.”Alaric ingat acara itu. Dia tidak datang
Read more

Sudah Ditangkap

Bastian dan Gio mendatangi sebuah perusahaan. Terlihat jelas Bastian tampak murka setelah mendapat kabar dari polisi. Bahkan staff yang melihat kedatangan Bastian ke sana juga terlihat terkejut sampai memandang pria itu. Saat sampai di salah satu ruangan, tanpa permisi Bastian membuka kasar pintu itu. Tak cukup hanya membuka kasar, Bastian berjalan cepat menghampiri pria yang duduk sambil menatap terkejut karena kedatangan Bastian. “Berani-beraninya kamu ingin mencelakai putriku!” Bastian mencengkram kerah kemeja pria itu, lalu melayangkan pukulan begitu keras ke wajah pria yang pernah melecehkan Christina. Gio sangat terkejut melihat calon mertuanya ternyata begitu ganas. Dia mencoba melerai agar sang mertua tak mendapat masalah jika terus menghajar pria itu. Pria yang dipukul Bastian terjatuh memegangi pipi yang panas, lantas memandang Bastian yang sedang ditarik mundur. “Apa kamu punya bukti, hah? Datang-datang membuat kericuhan, apa kamu pikir aku tidak bisa melaporkanmu?” Pri
Read more

Banyak Yang Menanti

Waktu berlalu begitu cepat. Keluarga Gio dan Christina sibuk mengurusi persiapan pernikahan keduanya yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.“Iya, Ma. Aku akan segera pulang setelah periksa,” ucap Emily saat Mia menghubunginya.Emily mengakhiri panggilan setelah bicara dengan Mia, lalu menoleh ke Alaric yang duduk di sampingnya.“Mama bilang apa?” tanya Alaric.“Gaun milikku untuk acara pernikahan Gio sudah datang. Mama minta cepetan pulang biar aku bisa cobain,” jawab Emily sambil memasukan ponsel ke tas.“Dasar Mama, periksa saja masih antri, diminta cepat pulang.” Alaric sampai geleng-geleng kepala.Emily tertawa mendengar ucapan Alaric, lalu membalas, “Mama sekarang sangat antusias dalam segala hal, apalagi nunggu baby kita.”Emily mengusap perutnya yang sekarang sudah besar karena menginjak usia tujuh bulan.“Nyonya Emily!” Perawat memanggil Emily u
Read more

Ingat Saat Kecil

“Tidak ketat, kan?” tanya Mia saat Emily baru saja selesai berganti pakaian mencoba gaun yang akan dipakai diacara pernikahan Gio dan Christina.Emily mencoba merasakan dulu apa nyaman atau tidak memakai gaun itu, sebelum kemudian menjawab, “Tidak, Ma. Ini pas dan nggak ketat juga.”Mia senang karena desainer yang membuat gaun mereka paham dengan kondisi Emily yang sedang hamil, hingga saat pengukuran gaun sebulan sebelum ini, desainer sudah bilang untuk memperbesar ukuran gaun berjaga-jaga ada perubahan pada tubuh Emily karena sedang hamil.“Syukurlah. Gaunnya juga sangat cantik, meski hamil tapi kamu terlihat anggun,” ucap Mia memuji penampilan Emily.Malam itu, Aruna dan Ansel ke sana untuk mengunjungi Emily sekalian membawa makanan yang diinginkan. Mereka makan malam bersama sehingga malam itu ruang makan terlihat ramai.“Apa persiapan untuk dekorasi pernikahannya sudah selesai semua?” tanya Aruna yang ikut ambil andil dalam persiapan pernikahan Gio.“Sudah. WO juga sudah mengabar
Read more

Pernikahan Gio

Hari pernikahan Gio dan Christina akhirnya tiba. Ballroom hotel bintang lima itu sudah disulap menjadi tempat pesta yang sangat mewah oleh tim WO kepercayaan keluarga Byantara.“Kalian harus pastikan makanannya tidak pernah kekurangan sedetik pun. Andai stok di dapur habis atau belum bisa restok, langsung ganti dengan menu lain, yang penting meja tidak kosong,” ucap Aruna memberi instruksi ke pelayan yang ditugaskan untuk menjaga stand makanan dan minuman.“Baik, Bu.” Semua pelayan yang dibriefing menjawab bersamaan.Aruna menatap meja yang penuh dengan makanan berat, ringan, dan buah, lalu saat hendak mengecek ke meja lain, ternyata Emily berdiri di sampingnya.“Ada apa?” tanya Aruna saat melihat Emily memandang buang di meja.“Mi, boleh makan itu dulu, ga?” tanya Emily menunjuk ke semangka.“Makan saja, makan apa pun yang kamu mau,” jawab Aruna.Emily melebarkan senyum, lalu mengambil buah yang diinginkan.Di ruang pengantin. Gio sudah selesai bersiap-siap untuk prosesi pernikahan.“
Read more

Pria Asing

Emily merasa lega karena sudah bisa memenuhi panggilan alamnya. Dia segera merapikan gaunnya lagi setelah cuci tangan, kemudian berjalan keluar dari toilet.Hingga saat dia sedang berjalan menuju ballroom, ada pria yang berdiri di jalan yang akan dilewatinya. Emily mengabaikan, lantas berjalan melewati pria itu.“Kamu Emily, kan?” tanya pria itu.Emily menghentikan langkah saat pria itu menyebut namanya. Dia lantas menoleh hingga saling berhadapan dengan pria itu.Emily memperhatikan pria yang berpenampilan formal dengan bulu halus di sekitar rahang pria itu. Dia merasa tak mengenal sama sekali pria yang ada di hadapannya.“Maaf, apa aku mengenalmu?” tanya Emily memastikan.Pria itu berjalan mendekat, membuat Emily mundur karena waspada, sampai-sampai Emily menyentuh perutnya.Pria itu sadar jika Emily waspada, membuatnya menghentikan langkah agar Emily tidak bertindak impulsif.“Apa kita bisa bicara secara pribadi? Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan,” ucap pria itu.Emily menaikkan
Read more

Ingin Tahu

Ansel menghentikan langkah mendengar ucapan Simon. Emily menoleh ke Simon dengan ekspresi wajah bingung karena bagaimanapun ada namanya di dalam kalimat pria itu. “Selama ini Papa sudah membiarkan dan tak pernah mengganggu kalian karena dia sadar betapa besar kesalahannya. Tapi meski begitu, Papa bukankah masih berhak juga, apa bahkan hanya memperlihatkannya ke Papa saja tidak bisa?” Simon menunjuk ke Emily di akhir kalimat. Emily mulai menerka-nerka maksud ucapan Simon, hingga menatap Ansel yang hanya diam saat menyadari ke mana arah pembicaraan Simon. “Emilio, apa dia papa kandungku?” tanya Emily sambil menatap Ansel. Ansel mengalihkan pandangan dari Emily seolah berat untuk menjawabnya. “Pi.” Emily menatap sang papi yang hanya diam. “Ya, dia papa kandungmu,” jawab Simon karena Ansel tak mau menjawab. Emily menoleh sekilas ke Simon, kemudian kembali menatap Ansel. Sang papi masih tidak berkata apa-apa, hingga akhirnya Emily menoleh ke Simon lagi. “Sejak lahir, aku han
Read more

Butuh Menenangkan Diri

“Di mana Emi dan Alaric?” tanya Gio karena tak mendapati keduanya di tempat pesta.“Al bilang kalau Emi tidak enak badan, jadi mereka pulang lebih dulu,” jawab Mia.“Apa Emi baik-baik saja?” tanya Gio mencemaskan Emily.Mia tersenyum melihat Gio cemas, lalu menjelaskan, “Iya, dia baik-baik saja. Mungkin di sini terlalu engap dan capek saja.”“Sudah, kamu jangan berpikiran macam-macam. Nikmati acaranya karena ini pernikahanmu,” ucap Mia menenangkan Gio.Di rumah. Alaric masuk kamar membawa minuman hangat untuk Emily. Semenjak mendengar penjelasan Ansel, Emily tiba-tiba lemas karena itu Alaric memutuskan untuk membawa Emily pulang.“Minumlah selagi hangat,” ucap Alaric saat menghampiri Emily yang duduk diam memandang ke jendela.Alaric melihat Emily menoleh, tatapan istrinya begitu sendu. Dia duduk di tepian ranjang, lalu memberikan minuman hangat agar sang istri lebih tenang.Emily memilih minum lebih dulu meski agak gemetar. Alaric tidak tega melihat kondisi Emily tapi juga memang leb
Read more

Bingung

Ansel dan Aruna pulang lebih dulu setelah memastikan jika Emily baik-baik saja. Ansel masuk kamar lalu membuka salah satu lemari di kamar ganti dan mengeluarkan kotak kecil dari sana.Aruna memandang yang dilakukan suaminya, hingga melihat kotak yang dikeluarkan Ansel.“Kamu akan memberikannya ke Emi?” tanya Aruna.Ansel menoleh ke Aruna, lalu menganggukkan kepala.“Ini miliknya, sudah seharusnya aku berikan,” ucap Ansel meski dengan suara agak berat.Aruna mendekat ke suaminya, lalu memeluk Ansel erat.“Keputusanmu menceritakan yang sebenarnya tanpa terkecuali sudah benar, Emi berhak mengetahuinya,” ucap Aruna sambil mengusap punggung Ansel secara konstan.Ansel hanya diam saat istrinya memeluk karena pikirannya tertuju ke Emily.“Aku yakin, Emi akan membuat keputusan yang tepat. Jangan sesali apa pun. 27 tahun kebersamaan bersamanya, lebih dari cukup untuk menunjukkan betapa sayangmu kepadanya serta alasan kenapa kamu menyembunyikan status Emily yang sebenarnya,” ujar Aruna lagi kar
Read more

Membuat Keputusan

Hari berikutnya. Ansel dan Aruna berniat pergi ke rumah Bobby untuk menemui Emily lagi. Namun, saat keduanya baru saja ingin keluar, pembantu menghampiri dan berkata jika ada tamu.“Tamu? Siapa?” tanya Aruna bingung.Ansel dan Aruna saling tatap, hingga akhirnya pergi melihat siapa yang datang.Saat baru saja keluar ke ruang tamu, Ansel terkejut karena Simon yang datang ke rumahnya.“Kamu mengenalnya?” tanya Aruna karena Ansel hanya diam.“Dia anak angkat Emilio,” jawab Ansel.Aruna terkejut hingga menatap Simon yang sedikit membungkuk memberi hormat kepadanya, membuat Aruna akhirnya membalas dengan menganggukkan kepala.“Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Ansel sedikit tak senang.“Aku akan terus memohon agar Anda mau mengizinkan Emily pergi menjenguk Papa. Kami tidak minta banyak hal, hanya kehadiran Emily saja,” ucap Simon to the point karena Ansel juga melakukan hal sama.Ansel mendengkus kasar mendengar ucapan Simon, sedangkan Aruna merasa kasihan karena bagaimanapun Simon hany
Read more
PREV
1
...
2930313233
...
40
DMCA.com Protection Status