Semua Bab Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan: Bab 291 - Bab 300

398 Bab

Disuruh Pulang

“Kenapa harus pergi dari rumah?” tanya Gio sambil menatap Christina yang menemuinya. “Ya, karena ....” Christina belum menceritakan soal ayahnya yang melarang dirinya dekat dengan Gio. Gio juga tak menceritakan soal Bastian yang memintanya menjauhi Christina. Dia hanya tak ingin ada masalah di antara Bastian dan Christina. “Karena apa?” tanya Gio menuntut penjelasan. “Ya, karena aku mau mandiri saja. Aku akan tinggal di apartemen,” jawab Christina meyakinkan. Gio menatap Christina yang tersenyum canggung, lalu bertanya, “Apa sebelumnya kamu pernah tinggal sendiri?” Christina ingin berbohong, tapi saat melihat tatapan Gio membuatnya urung berbohong. “Tidak, dulu saat di Amerika tinggal di rumah keluarga.” “Lalu, apa benar alasanmu ingin tinggal di apartemen hanya karena ingin mandiri saja?” tanya Gio seolah menuntut kejujuran Christina. Christina ingin menjawab tapi urung. Dia tampak berpikir sejenak, hingga kemudian membalas, “Sebenarnya Papa tidak suka kalau aku dekat denganmu
Baca selengkapnya

Diam Bukan Solusi

Hari berikutnya Christina terlihat menuruni anak tangga siap ke kantor. Namun, dia tidak berbelok ke ruang makan, tapi langsung menuju pintu keluar.“Chris, kamu tidak sarapan dulu?” tanya Nana karena melihat Christina langsung berjalan menuju pintu.“Tidak nafsu,” jawab Christina tanpa menoleh ke sang mama.Nana cukup terkejut mendengar ucapan Christina, hingga kemudian menoleh ke Bastian.“Lihat, ini hasil dari sikap kerasmu. Kamu hanya mementingkan egomu, apa harus sampai begini? Apa kamu baru akan menyesal kalau kita kehilangannya? Jika memang itu demi kebahagiaannya, kenapa kamu tidak coba mengalah? Kita dulu pernah diberi pilihan, dan sekarang Christina pun berhak mendapat pilihan.”Setelah mengatakan itu Nana memilih meninggalkan ruang makan. Tidak berselera karena keluarganya tidak harmonis akibat keegoisan masing-masing.Bastian hanya diam mendengar Nana mengamuk, lalu kemudian memilih melanjutkan sarapan.Di rumah Bobby. Gio baru saja keluar dari kamar sambil memperhatikan po
Baca selengkapnya

Mencari Tahu Sendiri

Siang itu Nana nekat pergi ke perusahaan Gio. Dia hanya ingin memastikan jika Gio memang baik sama seperti yang Christina katakan. Dia ada di lobi menemui resepsionis agar bisa bertemu Gio.“Apa Anda sudah membuat janji dengan Pak Gio?” tanya resepsionis.“Belum,” jawab Nana karena tak mungkin berbohong.“Kalau begitu maaf, saya tidak bisa mengizinkan Anda menemui Pak Gio,” ucap resepsionis ramah.“Tapi bisakah hubungi dia. Katakan saja kalau mamanya Chris mau bertemu,” kata Nana.Resepsionis itu tersenyum canggung dan agak bingung karena takut menyalahi aturan. Namun, karena Nana terus memaksa, membuat resepsionis itu akhirnya mencoba menghubungi ruangan Gio.“Halo, Pak. Di bawah ada wanita yang ingin menemui Anda. Dia bilang mamanya Chris,” kata resepsionis ketika panggilannya dijawab Gio.Di ruang kerjanya, Gio cukup terkejut mendengar perkataan resepsionis.“Beliau masih di sana?” tanya Gio memastikan.“Masih, Pak,” jawab resepsionis, “apa Anda mau menemuinya?” tanya resepsionis l
Baca selengkapnya

Serius atau Tidak

Setelah selesai rapat. Gio menepati janji menemui Nana. Wanita itu masih menunggu di sana, hingga akhirnya Nana mengajak Gio makan di kafe samping perusahaan agar bisa lebih nyaman ketika bicara.Gio tak banyak bicara. Dia menunggu sampai Nana menyampaikan apa yang ingin dikatakan.Nana memandang Gio yang bersikap sopan. Tidak terlihat urak-urakan atau sombong saat berhadapan dengannya. Cara duduk tak luput dari perhatian Nana, hingga wanita itu tersenyum kecil.“Sebenarnya aku datang untuk memastikan sesuatu,” ucap Nana.“Anda mau memastikan apa?” tanya Gio.Nana menghela napas pelan, kemudian berkata, “Aku hanya ingin tahu, apa kamu serius dengan Chris atau hanya mau main-main saja dengannya?”Gio seharusnya sudah bisa menebak alasan Nana menemuinya, tapi tetap saja pertanyaan wanita itu membuatnya terkejut.“Ya, mau dibilang serius, tentu saja serius. Hanya saja saya pribadi sudah bilang ke Chris untuk menjalani dulu, tidak ada kepastian bagaimana, hanya saja saya melakukan ini sem
Baca selengkapnya

Lamar Saja

“Chris, papa mau bicara.”Christina baru saja pulang, hingga langkahnya terhenti saat mendengar suara sang papa. Dia hanya mengembuskan napas kasar, kemudian kembali melanjutkan langkah.“Chris!” Bastian berdiri karena Christina tak mau bicara dengannya.“Aku malas bicara dengan Papa jika berakhir dengan perdebatan,” balas Christina terus berjalan menaiki anak tangga.Bastian diam mendengar Christina yang benar-benar marah kepadanya. Nana sendiri hanya diam memperhatikan sang suami yang diabaikan oleh putri mereka.“Semua ini salahmu, kalau kamu mau memahami sedikit saja keinginannya, pasti tidak akan ada kejadian seperti ini,” ucap Nana lalu memilih meninggalkan suaminya juga.Bastian memandang ke lantai atas. Dia akhirnya naik menuju kamar Christina untuk mengajak bicara.“Chris, Papa hanya mau bicara,” ucap Bastian setelah mengetuk pintu.Tidak ada balasan dari dalam. Bastian mencoba memutar gagang pintu kamar Christina, tapi ternyata dikunci.“Chris, kamu benar-benar tidak mau bic
Baca selengkapnya

Tamu Pagi Hari

“Chris.”Nana mengetuk pintu, memanggil putrinya agar pagi itu sarapan. Sejak semalam Christina tidak keluar untuk makan malam, bahkan tampak mengambil minum di dapur saja tidak hingga membuat Nana cemas.“Chris!” Nana kembali mengetuk pintu. “Mama tahu kamu marah ke papamu, tapi apa kamu juga mau mengabaikan mama? Padahal mama sudah kasih restu untuk hubunganmu dengan Gio.”Nana mencoba bicara untuk membujuk Christina keluar.Benar saja, pintu kamar Christina akhirnya terbuka, terlihat wanita itu berdiri di ambang pintu memandang sang mama.“Kapan Mama kasih restu? Jangan membujukku,” ucap Christina tak percaya begitu saja.“Kemarin, tanya saja ke Gio,” balas Nana.Christina mengerutkan alis mendengar ucapan Nana.“Mama bertemu dengannya?” tanya Christina memastikan.“Iya,” jawab Nana, “dia tidak cerita?” tanya Nana.Christina terdiam mendengar pertanyaan Nana, hingga kemudian mengingat ucapan Gio kemarin. Mungkinkah setelah bicara dan mendapat restu dari Nana, Gio tiba-tiba mengajak
Baca selengkapnya

Lamaran Dadakan

Bastian pergi ke ruang tamu, hingga melihat Gio dan yang lain duduk menunggu di sana.Gio terlihat tenang saat melihat bastian, sedangkan Emily yang memang sengaja duduk di samping Gio, langsung tersenyum ke sang paman.Bastian tidak punya alasan untuk tak membalas senyum Emily, hingga akhirnya membalas senyuman keponakannya itu sebelum akhirnya duduk di samping Nana.“Apa yang membawa kalian ke sini?” tanya Bastian langsung tanpa basa-basi.Emily dan Alaric melirik Gio, tapi kemudian Mia yang bicara lebih dulu.“Apa bisa menunggu Christina dulu?” tanya Mia dengan sikap sopan dan ramah.Bastian diam mendengar pertanyaan Mia, lalu menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Christina datang dengan pakaian rapi. Dia duduk di dekat sang mama dan siap mendengarkan maksud kedatangan Gio sekeluarga ke sana.Mia memulas senyum ke Christina yang baru saja duduk, hingga kemudian mulai bicara.“Maksud kedatangan kami ke sini untuk bersilaturahmi, sekalian ingin membahas soal hubungan Christin
Baca selengkapnya

Lega Tak Lega

“Semalam kamu mau papa ajak bahas ini tidak mau, sekarang senyum-senyum?” Bastian memandang Christina yang sangat bahagis.Christina melebarkan senyum mendengar sindiran sang papa. Dia lantas merangkul lengan Bastian sambil bergelayut manja.“Ya, Papa soalnya maksa agar aku menjauhi Gio, padahal aku benar-benar serius ingin menjalin hubungan dengannya,” balas Christina.Bastian menatap Christina yang sangat bahagia. Semudah itu membuat putrinya senang, tapi dia bersikukuh dengan sikap dan keputusannya yang malah membuat perselisihan di antara mereka.“Meski Papa kasih restu, tapi papa akan terus mengawasi kalian. Jika sebelum nikah saja dia membuat ulah, maka papa tidak segan membatalkan rencana pernikahan kalian,” ucap Bastian memberi ultimatum.Christina mengangkat kepala dari lengan Bastian, lalu menatap sang papa yang bicara sangat serius.“Iya, Papa jangan cemas. Papa boleh melakukan apa pun jika Gio tidak menepati janjinya. Aku hanya butuh satu kesempatan, sisanya aku hanya akan
Baca selengkapnya

Mengejar Pelaku

Christina sangat syok saat kaca pintu sampingnya dihantam tongkat hingga Gio melindungi, tapi untungnya kaca itu tidak sampai pecah.Gio begitu geram karena ada yang menyerang mereka. Saat lampu berwarna hijau dan pengendara motor tadi berusaha kabur, Gio langsung menginjak pedal gas untuk mengejar.Christina sampai syok, hingga berpegangan erat karena Gio mengemudikan mobil sangat kencang.Gio tidak akan melepas pemotor itu begitu saja, hingga mereka terlibat aksi kejar-kejaran apalagi Gio beberapa kali harus terhalang mobil lain.“Gio!” Christina benar-benar panik karena Gio mengemudi sangat kencang dan beberapa kali menghindari mobil lain sampai dirinya terhuyung ke kanan dan kiri.“Berpeganganlah, aku tidak akan membiarkan mereka lolos begitu saja,” ucap Gio tetap memacu mobilnya.Christina sampai memejamkan mata karena takut, berharap mereka selamat karena cara mengemudi Gio untuk mengejar para penjahat itu sangat menakutkan.Gio terus fokus ke pemotor yang masih terus berusaha k
Baca selengkapnya

Kemungkinan Dalangnya

Mia di rumah bersama Emily, mereka duduk di ruang keluarga sedang menonton kartun sesuai keinginan Emily. “Emi, lihat ini. Bajunya cantik, kan?” Mia memperlihatkan baju bayi perempuan yang tampak menggemaskan. “Iya, cantik.” Emily menatap foto yang diperlihatkan sang mertua. “Bagaimana kalau pesan dulu?” tanya Mia terlihat sangat antusias ingin menyiapkan segala sesuatu untuk calon cucunya. Emily menoleh Mia yang terlihat begitu bersemangat, tapi kemudian berkata, “Tapi belum tahu cewek apa cowok, Ma. Kalau anaknya cowok gimana?” Mia diam sambil berpikir, lalu berkata, “Iya juga. Tapi ini lucu banget.” Mia tetap menyukai baju itu meski belum tahu calon cucunya laki-laki atau perempuan. “Beli saja dulu, kalau nanti anakmu cowok, ya sudah ini buat anak keduamu. Siapa tahu cewek,” ujar Mia dengan entengnya. Emily tertawa mendengar ucapan Mia, mertuanya sungguh sangat antusias menanti calon bayinya. “Kamar bawah dekat tangga, mama berniat merenovasinya untuk anakmu nanti. Kira-kir
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
40
DMCA.com Protection Status