“Semua sudah dibereskan Non. Bibi taruh di sini dulu ya. Bibi mau temui perawat.” Sifa menaruh koper kecil yang berisi baju dan perlengkapan sehari-hati Kanaya selama ia tinggal di rumah sakit. Kanaya yang sedang berdiri di depan jendela, menoleh dan mengangguk. “Terima kasih, Bi.” “Anak bibi jadi berobat di sini?” ia lanjut bertanya. “Iya Non. Kalau semua lancar, dalam waktu dekat anak bibi bisa transplantasi sumsum tulang dari kakaknya. Kalau boleh, bibi mau ijin beberapa hari ke depan.” “Biar nanti Naya ngomong sama Bapak, Bi. Sepertinya Bapak nggak akan keberatan. Kebetulan Naya pas di tempat ibu.” Hari ini, Kanaya diperbolehkan untuk pulang. Ia tidak lagi harus bed rest meskipun tetap harus berhati-hati. Dan seperti yang sudah mereka rencanakan, ia akan tinggal bersama ibunya dan Laila untuk beberapa waktu ke depan. Sehingga tanpa kehadiran Sifa, Kanaya tidak akan kesepian. “Iya, Non. Semoga aja.” Sifa begitu berharap. “Bibi pergi keluar sebentar Non, mumpung Bapak belum
Read more