All Chapters of Anak Rahasia Sang Presdir: Chapter 31 - Chapter 40

72 Chapters

Tidur Bersama

“Paman Tam—Eh, Papa?!”Felix yang melihat kedatangan orang yang sudah ia tunggu-tunggu itu segera turun dari kasurnya. Kaki kecilnya berjalan cepat ke arah Saka yang baru saja masuk ke kamarnya.“Sst!” Saka meletakkan jari telunjuknya di depan bibir ketika melihat Ariana yang tertidur pulas. Felix segera menghentikan langkahnya dan menutup mulut. Ia mengangguk cepat setelah paham dengan maksud Saka.Akan tetapi, Ariana yang tertidur tidak membuat reuni ayah dan anak itu terasa canggung. Saka segera menarik Felix ke dalam gendongannya. Terlihat senyum lebar di kedua sudut bibir laki-laki itu.“Sst, Mama sedang tidur. Mama sepertinya capek sekali hari ini. Jangan sampai membuat Mama terbangun, ya, Pa,” bisik Felix di telinga Saka.Mendengar hal itu, Saka berusaha menahan tawanya. Ada desiran aneh dalam dadanya ketika mendengar Felix memanggilnya dengan sebutan ‘Papa’. Tidak pernah Saka membayangkan dirinya akan disebut seperti itu oleh orang lain. Awalnya, ia berpikir akan biasa saja,
Read more

Bertemu Keluarga

“Apa? Aku juga ikut?” Ariana menatap Saka dengan pandangan tidak percaya.“Iya, ikutlah bersama kami,” ucap Saka sekali lagi. “Cepat ganti bajumu. Jangan membuatku malu karena kamu pergi dengan pakaian seperti itu!”“Ba-baiklah! Beri aku waktu sebentar,” seru Ariana. Ia segera bangkit dan berlari ke kamarnya.Ariana langsung berlari ke kamar mandi, ia membersihkan wajahnya agar lebih segar, untungnya ia sudah mandi bersamaan dengan Felix mandi tadi. Ia segera membuka lemari pakaiannya dan mencari gaun mana yang paling cocok untuk acara keluarga Wilson. “Ya ampun, kenapa tiba-tiba mengajakku ikut juga, sih?” gumam Ariana kewalahan. “Duh, apa tidak apa-apa untukku ikut? Aku bahkan belum mempersiapkan diri!”Akhirnya, pilihan Ariana jatuh pada gaun putih dengan pita abu-abu. Ia memilihnya tanpa pikir panjang. Ia hanya pernah memakai gaun itu sekali saat datang ke acara penghargaan.Tak hanya itu, Ariana pun mencoba memakai riasan dalam waktu singkat. Untungnya, ia berhasil siap dalam wa
Read more

Sebuah Kecupan

Ariana dan Saka sama-sama mematung. Sementara itu, Felix masih menunggu mereka melakukan apa yang ia minta.“Benarkah? Kalau begitu Papa juga harus melakukannya.”“Apa?” respon Ariana dengan mata membulat. Berbeda dengannya, Felix justru berteriak kegirangan.Ketika Ariana menoleh ke arah Saka, ternyata pria itu sudah berjalan ke arahnya dan tiba-tiba saja jarak mereka menjadi sangat dekat. Secara spontan Ariana pun langsung menutup matanya rapat-rapat.Cup!Kecupan ringan mendarat di pipi Ariana. Karena tidak merasakan apapun lagi, Ariana pun perlahan membuka matanya. Tangannya dengan gemetar menyentuh bekas kecupan Saka. Meski sangat singkat, tetapi Ariana bisa merasakan sisa bibir Saka di sana. Rasa panas pun menjalar di pipi Ariana.“Sudah,” ucap Saka dengan memasang wajah datarnya. Ia tidak berekspresi apa pun dan bersikap seolah ia tidak pernah mencium pipi Ariana. “Papa pergi dulu, ada pekerjaan yang harus Papa urus,” ucapnya pada Felix.Saka berjalan dan melirik ke arah Ariana
Read more

Keyakinan yang Mulai Goyah

‘Besok, temui papa di ruang kerja Papa. Ada hal yang ingin Papa bicarakan denganmu.’Sudah beberapa hari sejak Arnold mengatakan hal itu pada Saka, tetapi Saka belum juga sempat berangkat ke sana. Karena hari ini ia sedang tidak banyak kerjaan, Saka pun akhirnya menyempatkan diri untuk menemui ayahnya.Saka tidak datang sendirian. Ia kali ini mengajak Felix untuk ikut dengannya. Setelah melihat kedekatan Felix dengan kakek dan neneknya, Saka bisa melihat adanya kesempatan untuk membuat orang tuanya menyukai Felix. Ia ingin Felix semakin dekat dengan keluarganya.Apalagi, ketika Saka akan memberitahukan kedatangannya pada Arnold dan Diana, mereka langsung senang. Diana seketika bercerita bahwa ia sangat ingin bertemu dengan Felix, tetapi tidak tahu bagaimana caranya.“Sebentar lagi kita akan sampai, Felix,” ucap Saka saat mereka sudah memasuki kawasan mansion. “Bagaimana perasaanmu?”“Aku sudah tidak sabar bertemu sama Kakek dan Nenek!” jawab Felix antusias.Saka tersenyum kecil meliha
Read more

Menyingkirkan Pria Berkuasa

Ariana merapikan penampilannya sebelum turun dari mobil. Ia tersenyum melihat bayangannya sendiri di cermin yang ia bawa. Entah mengapa hari ini suasana hatinya terasa lebih baik dari biasanya. Setelah itu, Ariana pun turun.Baru selangkah Ariana keluar dari mobil, seorang pria melambaikan tangan ke arahnya. “Ariana!” seru Alano yang menyadari keberadaannya terlebih dahulu dari pada orang lain.Ariana tersenyum dan menghampiri Alano. “Halo, Alano! Rasanya sudah lama sekali kita tidak satu jadwal syuting, ya?”“Iya, kamu benar. Bagaimana kabarmu? Sudah lama aku tidak main lagi ke apartemenmu,” ucap Alano. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Ariana. “Aku kangen banget sama Felix, sudah lama tidak bertemu dengannya.”Ariana tertawa kecil melihat Alano yang memasang wajah pura-pura sedihnya. “Jangan khawatir, Alano. Aku dan Felix baik-baik saja, kok.”Tiba-tiba, Ariana terdiam. Alano pun menyadari bahwa senyum Ariana berubah masam. Namun, Alano tidak berani bertanya lebih lanjut. “Syukurla
Read more

Felix Diculik

Tidak ada yang tahu dengan apa yang terjadi pada anak kecil itu. Ketika Felix sudah kehilangan tenaga dan kesadarannya, segera saja pria itu mengangkatnya dengan mudah dan membawanya masuk ke sebuah mobil hitam yang ia kendarai.“Semoga saja tidak ada yang melihat kita,” ucap Maria, nenek yang tadi berpura-pura kesusahan membawa barang belanjaannya. Berkat aktingnya, ia jadi bisa menipu Felix. Awalnya, Maria tidak berpikir bahwa hal itu akan berhasil, tetapi ternyata Felix dapat ditipu dengan trik murahan.“Sudah, pokoknya kita cepat pergi dari sini saja!” seru David dan mulai menyalakan mesin mobilnya setelah ia meletakkan Felix ke kursi penumpang.Mobil itu pun dengan segera melaju dengan kecepatan tinggi menuju titik kumpul yang sudah ditetapkan.***“Presdir, apa sebaiknya kita tidak menghubungi Nona Alice terlebih dahulu sebelum datang menjemput Felix?” tanya Nichole yang berjalan mengikuti Saka. Kini pekerjaan mereka sudah selesai dan Saka berniat untuk menjemput Felix seperti y
Read more

Musuh Dibalik Selimut

Di tempat lain, Maria dan David baru saja sampai di sebuah villa terpencil. Felix yang masih tidak sadarkan diri digendong oleh David dan dibawa masuk. Mereka membaringkan Felix di atas tempat tidur.“Cepat ikat tangan dan kakinya supaya dia tidak kabur!” ucap Maria yang langsung dituruti oleh David.Bibir wanita itu tertarik dan membuat seringai jahat. “Duh, anak yang malang,” ucap Maria yang duduk di sebelah Felix. Ia menyentuh pipi lembut anak itu seolah-olah merasa sangat kasihan dengan nasibnya.“Ayo, Sayang. kita harus keluar sekarang. Aku tidak sabar untuk melanjutkan rencana kita yang lainnya!” ucap Maria. “Tidak salah aku bekerja sama dengan pria itu! Jika dia tahu kita berhasil menculik anak ini, dia pasti akan sangat senang!”Maria dan David keluar. Ada dua penjaga yang berdiri di samping pintu. Pria yang bekerja sama dengan Maria dan David lah yang membantu menyediakan penjaga. Kedua orang itu berjalan menuju sebuah ruangan, tempat di mana pria itu berada.Tok! Tok! Tok!“
Read more

Bertengkar

Semua orang yang ada di ruangan itu terkejut melihat kedatangan dua orang yang tidak disangka-sangka. Bahkan Saka pun sama terkejutnya dengan mereka.“Mama? Papa? Kenapa kalian ada di sini?” ujar Saka heran.Diana berjalan mendekati Saka dengan cepat. Alisnya menukik tajam dan siap untuk menceramahi Saka. “Apa maksudmu, hah? Memangnya kami akan tinggal diam saja saat cucu kami diculik?! Kamu sendiri kenapa tidak mengatakan berita penting ini sebelumnya?!” Diana terus memojokkan Saka hingga pria itu tidak bisa berkata-kata.“Ma, Mama tenang dulu,” ujar Saka dan mencoba menarik Diana untuk duduk di sofa kosong. Arnold pun ikut duduk di sebelah Diana. Masih dengan wajah kesalnya, Diana berkata, “Jadi, bagaimana ceritanya? Cepat jelaskan semuanya! Tidak boleh ada yang terlewat, Saka!”Saka pun menjelaskan semua yang terjadi pada Felix tanpa menutup-nutupinya, termasuk siapa pelaku dan apa yang mereka inginkan. Ia tidak bisa membantah ucapan Diana.Setelah Saka menyelesaikan ceritanya, Di
Read more

Menemui Penculik

[Ini adalah alamatnya.] [Datanglah kemari tanpa pengawal. Kalian juga tidak boleh melaporkan ini pada polisi. Hanya ada dua orang saja yang boleh datang kemari.][Jika kalian melanggar persyaratan di atas, tidak akan kubiarkan kalian keluar hidup-hidup!][Aku tunggu kedatangan kalian 30 menit lagi. Lebih dari itu, ucapkan selamat tinggal pada anak ini!]Setelah menunggu selama berjam-jam, akhirnya Saka mendapatkan balasan pesan dari para penculik. Mereka mengirimkan titik lokasi di mana mereka akan bertemu beserta beberapa persyaratan khususnya.“Biar aku dan Nichole saja yang akan pergi. Kalian semua tunggu di sini!” ucap Saka dan bangkit serta bersiap-siap.Akan tetapi, Ariana dengan cepat menghentikan Saka. “Tidak! Biarkan aku ikut denganmu! Aku ingin melihat langsung kondisi Felix!” cegah Ariana. Ariana sebenarnya juga ingin memastikan apakah benar orang-orang jahat itu adalah ibu tirinya atau bukan. Ia memang tahu bahwa ibu tirinya adalah orang yang kejam, tetapi ia hampir tida
Read more

Psikopat

Setelah kejadian itu, Saka segera kembali menemui Nichole di mansionnya. Alice yang melihat kondisi Ariana segera memeluk wanita itu dan menenangkannya. Penembakan yang terjadi di depan matanya langsung membuat Ariana merasa syok.“Nichole, bagaimana hasilnya? Apa alatnya berfungsi dengan baik?” tanya Saka yang masuk ke sebuah ruangan khusus di mansion itu.Dalam ruangan itu, terdapat Nichole dan dua orang lainnya. Mereka sedang melacak dan mendengarkan apa yang sedang Maria dan komplotannya lakukan.“Ini, Presdir. Anda harus mendengarkan rekaman yang sudah kita dapatkan,” ucap Nichole sembari menyerahkan headphone yang tadi ia kenakan pada Saka.“Untuk lokasinya, mereka berhenti di sekitar area ini.” bawahannya yang lain menunjukkan peta dengan titik merah menyala di sana.Saka mengangguk paham, lalu menerima headphone yang Nichole berikan dan memakainya. Salah satu bawahannya menunjukkan monitor yang menampilkan video dari kamera kecil yang Saka letakkan di koper uang.Dengan serius
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status