Beranda / Urban / Sang Pewaris Konsorsium / Bab 301 - Bab 310

Semua Bab Sang Pewaris Konsorsium: Bab 301 - Bab 310

524 Bab

Bab 301

“Lalu, kenapa belum ada yang mencoba mengkonfirmasi apakah dia sudah mati atau masih hidup? Sebagian besar keluargamu terburu-buru mengumumkan kematiannya ke publik setelah mereka tidak bisa menghubunginya. Belum lagi, kamu dan anggota keluargamu tidak membuang-buang waktu untuk memperebutkan warisan keluargamu,” tambah Daffa.Dia bersandar ke mobil, matanya menusuk Aidan dengan penuh tanya.Hanya Aidan yang bisa melihat ekspresi wajah Daffa karena dia berbaring di tanah, menghadap tepat ke arah Daffa yang sedang memandangnya. Matanya bergerak ke kanan dan kiri seraya berpikir, “Sial. Aku dalam masalah besar sekarang. Pria ini benar. Tidak ada yang repot-repot mencari ayah nominalku walaupun sudah beberapa saat sejak dia menghilang. Satu-satunya orang yang mencarinya adalah kakak tiriku yang bodoh dan orang ini. Namun, aku yakin Kate tidak mengenal orang ini karena dia adalah orang yang bodoh. Sebaliknya, orang ini jelas-jelas memiliki kekayaan dan kemampuan yang besar. Orang-orang s
Baca selengkapnya

Bab 302

Aidan masih terkapar di tanah, matanya berkaca-kaca oleh rasa takut. Edward telah menebak setiap kata yang ingin dia katakan. Namun, cara Edward mengatakan kata-kata itu membuatnya terdengar kurang mengancam.“Kecuali … dia dan pria sebelumnya tidak pernah takut pada keluargaku dari awal,” pikir Aidan. Menyadari hal itu, dia dengan cepat menoleh untuk memandang Daffa yang sekarang sedang duduk di dalam mobil.Dia terus berpikir, “Pria ini memiliki pistol model terbaru yang harganya sangat mahal. Itu sudah cukup untuk membeli setidaknya seperempat dari saham Grup Aruna! Jika aku tidak kebetulan melihat pistolnya tadi, aku tidak akan menyadari itu adalah model yang sangat mahal!”Dia lalu bangkit dari tanah, duduk dengan tegak walaupun masih gemetar. Ketika dia melakukannya, dia dengan hati-hati memperhatikan Edward. Dia tahu Edward adalah petarung yang terampil dan khawatir dia akan menghentikannya mencoba berbicara dengan Daffa.Jika itu terjadi, dia tidak akan mendapatkan kesempat
Baca selengkapnya

Bab 303

Daffa tampak sangat tenang dan bahkan tidak membuka matanya saat mengangguk. Kemudian, dia membuka matanya, berkata, “Aku sudah mempertimbangkan kemungkinan itu.”Dia menyandarkan tangannya di kaca mobil, tangan mengepal seraya dengan letih melanjutkan, “Mengingat umur Aidan, dia tidak akan berani bersikap seperti ini jika dia tidak ada orang berpengaruh yang mendukungnya. Belum lagi, dia tidak akan pernah bisa membeli mobil sport semahal itu.”Tebakannya membuat Erin menarik napas tajam.“Menilai dari penampilannya, seseorang pasti memberitahunya mengenai hubungannya dengan William belum lama sambil memanjakannya untuk mendapatkan kepercayaannya. Ketika aku mendekatinya sebelumnya, aku menyadari dia memiliki bekas terbakar matahari di tubuhnya dan kapalan di tangannya, sesuatu yang hanya dimiliki oleh buruh kasar,” ujar Daffa. Dia bersandar ke kursinya, matanya menyipit. “Orang itu pasti sudah berbohong pada Aidan. Lalu, aku yakin orang itu memiliki beberapa saham Grup Aruna. Kalau
Baca selengkapnya

Bab 304

“Keluarga angkatku tidak memperlakukanku dengan baik seperti yang dipercayai oleh dunia luar. Lalu, wanita yang membawaku pergi dari panti asuhan—yah, dia memperjelas betapa muaknya dia terhadapku. Ibu angkatku sering mengungkapkan betapa tidak berdayanya dia saat aku diganggu oleh semua orang, tapi aku tahu dia juga tidak menyukaiku,” ungkap Moris, mengamati situasinya sambil menatap Daffa dengan hati-hati.Namun, kekecewaan segera menyesakkan dadanya saat mengetahui bahwa jawaban yang dia inginkan tidak akan datang.Daffa terus memandang Moris, tahu apa yang dia pikirkan. Dia diam-diam merasa lucu melihat reaksi lelaki itu. Ketika semua orang masih tertegun oleh perubahan situasi yang tiba-tiba, dia mengangkat tangannya, mengarahkannya ke atas kepala Moris.Itu membuat Moris membeku, menahan napasnya sampai tangan Daffa diletakkan di kepalanya. Barulah saat itu dia kembali tenang.Daffa menaikkan sebelah alisnya, tapi dia tidak menyampaikan pendapatnya. Yang dia lakukan hanyalah
Baca selengkapnya

Bab 305

Namun, ketika Moris baru hendak mengatakannya, dia berhenti sebelum menggelengkan kepalanya.Edward menaikkan alisnya kebingungan, tidak menyangka ini akan terjadi. Langsung setelahnya, alisnya berkerut dan dia ingin menanyakan alasannya. Saat itulah Edward melihat tatapan penuh isyarat dari Daffa.Dia langsung terdiam tapi diam-diam panik, tidak bisa menyembunyikan kecemasan yang kian membesar di matanya seraya dia menatap lelaki pirang itu.Tatapan Moris tertunduk, jemarinya bergerak-gerak sementara air mata menggenang di matanya. Dia menyuruh dirinya sendiri untuk menahan napas. Tidak ingin siapa pun melihat dia menangis, dia terus menundukkan kepalanya.Tetap saja, dia menjawab dengan lantang, “Itu adalah keputusan yang besar. Sebelum aku menentukannya, aku harus menanyakan pendapat ibu angkatku.”Dia lalu mengangkat kepalanya dan tidak lagi menyembunyikan perasaannya, dengan sungguh-sungguh berkata, “Tidak penting bagaimana dia memperlakukan aku sebelumnya. Tanpa dia, aku mun
Baca selengkapnya

Bab 306

Bahkan tulang rusuk Aidan yang patah pun tidak menghentikannya menyuarakan keterkejutannya. Dia perlahan menurunkan tangannya, membelalakkan matanya dan menggertakkan giginya pada Moris. “Itu mustahil!”Daffa mengangkat bahunya dan tidak mengatakan apa-apa lagi.Saat itulah suara seorang wanita terdengar dari mobil di dekat sana. Selain Daffa, tidak ada yang menyadarinya tiba di tempat itu. Beberapa saat berlalu saat Kate turun dari mobil, lengannya menyilang, dan dagunya menengadah tinggi pada Aidan.“Hari ini adalah pertama kalinya aku pernah mendengar namamu. Aku tahu ayahku memiliki lebih dari satu keluarga dan bahwa dia adalah ayah dari banyak anak haram.”“Namun,” ujung bibirnya melengkung seraya dia mencemooh, “aku tidak peduli. Yang lebih kukhawatirkan adalah bahwa ibumu—bibiku—telah berencana mewarisi kekayaan Keluarga Aruna sejak bertahun-tahun yang lalu.”“Dia bahkan menggunakan cara yang hina dengan menukarmu dan Moris tanpa sepengetahuan kami.”Masih berlutut di tana
Baca selengkapnya

Bab 307

Alis Aidan berkerut mendekat. Kepalanya menengadah ke atas seraya matanya menusuk Kate, berharap membuatnya lengah dan melihat apa yang dia pikirkan.Semuanya berjalan sesuai yang dia perkirakan, tapi sayangnya, dia tidak melihat apa yang dia inginkan di mata Kate. Ada angin puyuh rasa takut, rasa tidak puas, rasa sakit, dan banyak emosi lainnya di dalamnya. Yang tidak ada di dalam tatapannya adalah keinginan besar baginya untuk mati.Sebelum menatapnya, Aidan berasumsi Kate hanya merasakan kebencian pada saat itu. Jika dia harus menggali lebih dalam, dia pasti akan menduga ada kegembiraan yang sadis di dalam matanya, tidak sabar untuk melihatnya mati. Namun, kenyataannya ternyata berbeda dengan apa yang dia sangka.Setiap bagian tubuhnya menegang sementara aura dingin terpancar darinya. Itu berkebalikan dengan kehadiran Kate yang hangat dan mengundang, sesuatu yang dia tolak untuk terima dengan lapang dada.Kate menundukkan kepalanya, secara bersamaan gemetar seolah udaranya dingi
Baca selengkapnya

Bab 308

Perhatian Aidan tertuju pada Kate yang terus menatapnya dengan penuh rindu tapi tidak tampak akan segera turun dari mobil. Barulah saat itu dia menyadari bahwa dia ditinggalkan.Wanita muda itu, yang namanya muncul berkali-kali di dokumen penyelidikan latar belakang yang dia minta, sekarang bersikap jauh lebih kejam daripada sifat “naif” seperti yang seharusnya. Mulutnya menganga lebar seraya dia berseru, “Apa yang kamu lakukan, Kate? Aku adalah adikmu! Memangnya kenapa kalau kita memiliki ayah yang berbeda? Kita masih memiliki darah yang sama, kita berdua adalah Aruna! Aku hanya Aruna dari pihak ibuku. Namun, kamu membuangku di sini? Aku tahu kamu mampu menyelamatkan aku! Kamu hanya tidak berusaha lebih keras!”Teriakannya makin kencang setiap detiknya. Dia pasti akan berlari mengejar mobil Kate jika bukan karena rasa sakit di dadanya.Di sisi lain, Kate mengerutkan dahinya. Dadanya sesak oleh rasa bersalah ketika dia mendengar teriakan Aidan yang serak. Panik, dia menoleh ke arah
Baca selengkapnya

Bab 309

“Saya selalu menginginkan keluarga yang normal, tapi saya tidak pernah mendapatkannya. Itulah kenapa saya kehilangan harapan untuk memiliki kehidupan itu.” Sambil berbicara, dia bersandar ke kursi belakang, menghela napas dalam.Hanya keheningan muncul dari Daffa seraya lubang hidungnya mengambang tanpa disadari oleh siapa pun. Bau darah yang seperti besi kemudian menempel di belakang tenggorokannya. Bau itu makin menyengat ketika langkah kaki Edward mendekat ke mobil mereka.Pada saat itu, Daffa tahu situasinya sudah ditangani.Moris telah menatap keluar kaca mobil selama beberapa saat. Maka dari itu, dia melihat semua hal yang terjadi. Karena Edward sudah kembali, Moris menoleh untuk menatap Daffa dengan ekspresi yang rumit.Yang dia tanya hanyalah, “Tuan Halim, apakah Anda seseorang dengan uang yang sangat banyak?”Daffa langsung memahami apa yang dimaksud oleh anak itu dan menjawab dengan ketenangan yang tidak disangka, “Benar. Akan tetapi, kurasa orang-orang yang lebih miskin
Baca selengkapnya

Bab 310

Apa yang Moris dengar selanjutnya membuatnya bingung walaupun itu adalah rincian dari bertahun-tahun yang lalu.Felix hampir langsung menegakkan punggungnya. Dia juga menggunakan nada suara yang keras saat menjelaskan, “Tuan Halim, dia dan bosnya pernah datang untuk mengajukan kolaborasi bisnis dengan perusahaan saya. Hanya saja, mereka diusir.”Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai bagian akhir dari informasi yang dia sampaikan karena dia percaya menjelaskan bagian awal saja sudah cukup bagi Daffa untuk menebak apa yang terjadi selanjutnya.Daffa tahu Felix adalah orang yang beralasan, jadi dia tidak berbicara dan hanya berbalik untuk menyandarkan punggungnya ke kursi mobil sebelum memejamkan matanya.Moris ingin mengatakan sesuatu lagi tapi tidak tahu harus memulainya dari mana karena dia terlalu terkejut. Butuh beberapa menit baginya untuk merenungkan pilihan-pilihannya. Pada akhirnya, dia tetap terdiam tapi menatap Daffa dan Felix dengan hati-hati.Moris sudah tahu Daffa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
53
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status