Semua Bab Tertawan Gairah CEO Arogan: Bab 51 - Bab 60
90 Bab
BAB 51
Apa yang keluar dari mulut Jack seakan membuat jantung Kimberley berdetak cepat, mata pria itu menjadi teduh dan aroma musk yang menenangkan, itu semua membuat Kimberley rindu, selalu ingin bersamanya. 'Aku juga mencintaimu Pak.' batin Kimberley semakin tak kuat menahan air matanya pun berjatuhan, rasanya mulut itu begitu sulit menyuarakan. "Hei sayang, tenang, katakan saja." Jack mengusap air mata Kimberley. Kimberley mengangguk sambil terus menangis. "Aku juga mencintaimu Pak." lirih Kimberley masih terus menangis. Jack tersenyum lebar, sambil masih mengusap tetesan air mata Kimberley yang membasahi wajah cantiknya. "Sini..." lirih Jack memeluk Kimberley yang masih menangis. Tangisan Kimberley pecah, dia tak bisa berkata-kata lagi, dia hanya ingin menangis dan menangis. Dia sudah lama tidak pernah merasakan pelukan, merasa di peluk dan memeluk. Jack tidak banyak bertanya lagi, dia menenangkan Kimberley yang terus saja mengeluarkan air mata. 'Selembut ini hatimu, apa yan
Baca selengkapnya
BAB 52
"Rapi sekali, kau mau pergi ke mana?" tanya Jack. "Pergi jalan-jalan sebentar." jawab Rico langkahnya terhenti--menoleh. "Oh bersama Rose, ya sudah Pergilah." Tanpa jawaban Rico berlalu pergi. "Rico kenapa?" tanya Kimberley. "Dia pagi-pagi sudah rapi, katanya mau jalan-jalan mungkin dengan Rose." "Biarkan saja..." Pagi itu mereka sarapan bersama, kemudian mereka pergi jalan-jalan di kota. Di lobi apartment, Rose sudah siap menunggu kedatangan Rico, berpakaian casual berwarna hitam dengan rambut terurai. 'Astaga, cantik sekali.' batin Rico di dalam mobil. Rose tersenyum memasuki mobil, "Kau hari ini cantik sekali Rose!" kata Jack--fokus menyetir. "Terima kasih Tuan." Mereka berjalan menuju Mall Galleria Vittorio Emanuele. "Maaf ya, aku mengajakmu ke sini, aku tidak tahu harus pergi ke mana." "Tidak apa Tuan, ini juga jalan-jalan, oh ya aku mau ice cream, apa kau mau?" ucap Rose--menunjukkan kedai Gelato. "Ayo ke sana, kau suka rasa apa?" tanya Rico. "A
Baca selengkapnya
BAB 53
Menyeret Kimberley kedalaman mansion, para Maid terkejut padahal mereka sebelumnya baik-baik saja, lagi-lagi Jack dikuasai egonya. Bug! "Sekarang katakan padaku! Siapa pria tadi?" tanya Jack menghempaskan Kimberley ke ranjang. "Katakan Kimberley!" Jack segera mengunci pintu. "Dia hanya pria asing yang pernah menolongku saat di bandara dan di Perancis, bahkan aku baru saja mengenalnya Pak." ucap Kimberley tertunduk. "Oh, jadi karena dia kau melupakanku sampai-sampai kau tidak mengabariku waltu itu? Jangan-jangan kau hanya alasan, pria tadi yang mengajakmu ke Perancis." ucap Jack--merampas wajah Kimberley. Di luar kamar Rico yang baru saja pulang, mendengar kegaduhan dari kamar Jack itu langsung menguping di depan pintu, 'Kenapa mereka seperti bertengkar? Apa benar mereka sedang bertengkar? Bukannya mereka baik-baik saja?" Rico bergumam dalam hati. "Tidak Pak, aku jujur aku baru mengenalnya sebatas hanya menolongku tidak lebih dari itu dan aku hanya..." ucapan Kimberly t
Baca selengkapnya
BAB 54
"Ayolah Jack, kita bicarakan dengan Kimberley, kita selesaikan, agar kau tahu bagaimana cerita yang sebenarnya." ucap Rico--menarik tangan Jack. "Tunggu sebentar." Jack menahan Rico di luar. "Kau ganti bajumu, Rico sebentar lagi masuk." titah Jack. Kimberley mengganti pakaiannya, berjalan perlahan karena efek kejadian tadi. "Kimberley, apa kau baik-baik saja? basa-basi Rico memasuki kamar. "Iya, aku baik-baik saja." jawab Kimberley dengan raut wajah ketakutan. Jack yang sudah duduk di sofa panjang itu hanya mengamati dengan tatapan tajam. "Jadi bagaimana? Jack marah karena kau bertemu pria asing tadi? Siapa pria asing itu Kimberley?" tanya Rico. Sebelum Kimberley buka suara dia menoleh ke arah Jack yang menatapnya, "Saat di bandara, ada pria yang menolongku saat minumanku akan terjatuh, dia hanya sebatas itu tidak ada kegiatan lebih diantara kita dan saat di Perancis juga kita bertemu lagi saat itu dompetku terjatuh, dia menemukannya dan mengembalikan padaku, untuk ta
Baca selengkapnya
BAB 55
Sinar matahari menyilaukan, perlahan Jack membuka mata dan menoleh ke arah Kimberley yang masih tidur, beranjak menuju balkon mengedarkan pandangan di sekitar hutan-hutan yang lebat pohon di sana terlihat menjulang tinggi lengkap dengan kicauan burung, menghirup udara pagi dan menenangkan pikirannya. Jack teringat peristiwa kemarin yang membuatnya cemburu hingga hari ini, lamunannya berhenti ketika Kepala Maid datang menegur, memberitahu masakan sudah matang, waktunya sarapan pagi kemudian dia berjalan ke kamar, Kimberley juga belum bangun, dia memutuskan pergi sarapan sendiri. Jack membayangkan seperti apa rasanya menjadi Kimberley, padahal bersamanya perempuan yang sempurna, siapa laki-laki yang bersamanya pasti akan merasa bahagia karena Kimberley tipe wanita yang baik dan tulus namun kenapa Kimberley membuatnya cemburu mematahkan perasaan ini. Perasaan itu tidak hilang, Jack hanya cemburu! Selesai makan, tiba-tiba Kimberley datang , duduk di sebelah Jack. "Pak." Panggil Kimb
Baca selengkapnya
BAB 56
Suara tembakan senjata api itu melambung tinggi ke atas menembus udara, suaranya terdengar sangat keras hingga ... membuat Kimberley terkejut langsung menghentikan langkahnya, para penjaga menoleh ke arah Jack. Kimberley membalikkan badan, mencari sumber suara tembakan tadi berasal dari Jack, jauh berdiri di sana dengan senjata api di tangannya. Salah satu penjaga menghampiri Jack, "Maaf Tuan, Nyonya memaksa untuk keluar dari mansion ini." Jack hanya mengangguk sambil menatap tajam gadisnya, 'Kimberley, kenapa kau malah ingin pergi dariku, terang-terangan kau ingin meninggalkanku.' Jack bergumam dalam hati. 'Jika senjata api itu meluncur ke tubuhku, pasti hari ini aku mati, apa Jack setega itu padaku? Dia benar-benar akan membunuhku hanya karena masalah sepele? Aku benar-benar salah, aku salah di tempat ini.' Kimberley bergumam dalam hati. Kimberley menatap Jack dari jauh, matanya menuju ke arah senjata api yang ada di tangan Jack itu berpindah, dia menelan salivanya ber
Baca selengkapnya
BAB 57
"Kenapa?" tanya Jack. "Kenapa kau peduli padaku? Bukannya tadi kau mengabaikanku, dan kau tak mempercayaiku Pak?" Jack beralih menatap Kimberley--meletakan Ipad. "Karena aku cemburu! Aku benci melihat pria itu mendekatimu dan menyentuhmu!" kata Jack menatap tajam. "Tapi aku jujur, aku sudah menjelaskan pria itu bukan siapa-siapa, aku baru mengenalnya bahkan jika aku diberi pilihan, aku tidak ingin mengenal pria itu, pria pembawa masalah seharusnya dia tidak bertemu denganku lagi." kata Kimberley sambil menangis. Hiks! Dia benar-benar tidak bisa menahan tangisannya, dia menangis di depan pria menyebalkan itu. Jack masih diam di tempat. "Dengan cara apalagi aku menjelaskan padamu Pak? Aku sudah jujur, pria asing itu bukan siapa-siapa!" Air mata Kimberley terus berjatuhan. "Kenapa kau tidak percaya padaku Pak?!" teriak Kimberley. Hiks! Jack beranjak mendekati gadisnya. "Hmm..." memeluk erat Kimberley. Hanya pelukan yang meruntuhkan ego dan gengsi mereka. Kim
Baca selengkapnya
BAB 58
"Tentu saja sayang." jawab Jack. "Kau mengadakan acara pernikahan berapa hari." Tanya Rico. "Sehari saja cukup." "Kau ingin tema seperti apa sayang." tanya Jack. "Sederhana saja, aku ingin pernikahan seperti memakai gaun putih dan banyak dekorasi bunga." "Oke nanti aku atur." jawab Rico. "Bolehkah aku mengundang Lili?" tanya Kimberley. "Lili sahabatmu? Tentu saja boleh." jawab Jack. "Jadi para Maid dan Bodyguard kau ajak semua?" tanya Rico. "Ya, mereka semua akan ikut ke acara itu, lalu siapa yang mengatur acaranya pasti butuh banyak orang." "Ya, kau benar juga." Rico menambah porsi. Tiba-tiba raut wajah Kimberley menjadi sedih, dia teringat kedua orang tuanya, dia akan menikah tanpa orang tuanya tapi justru lebih baik seperti ini daripada menjadi masalah baginya. Jack melihat ekspresi Kimberley itu langsung bisa menangkap bahwa Kimberley memikirkan kedua orang tuanya, Jack sengaja tidak menanyakan hal itu, dia berusaha menghiburnya. "Sayang! Apa kau melupakan
Baca selengkapnya
BAB 59
"Sebaiknya kita berteman saja." Jawab Lexa--tersenyum. "Oke, tidak apa-apa yang penting aku bisa dekat denganmu setiap saat, hehehe." "Kau tidak bekerja?" tanya Lexa di sela makan. "Kebetulan aku sudah tidak di Turki, aku pindah bekerja, mengurus Bar di Perancis, tapi sekarang aku cuti dan aku kembali ke Milan untuk menemuimu." "Baguslah!" "Kau masih menjadi wanita bayaran?" tanya Dev. "Tidak, sudah lama, sudah 2 tahun lalu aku tidak lagi menjadi wanita bayaran." jawab Lexa. "Bagus! Sekarang kau bisa menjadi wanita bayaranku." Lexa tidak menjawab. "Kau mau?" "Baiklah, aku mau jika bayarannya cocok." jawab Lexa menatap Dev. "Tentu saja, bayarannya 2 kali lipat dari bayaranmu sebelumnya, mau?" tawar Dev. 'Lumayan juga, uang tambahan.' batin lexa. "Baiklah aku mau." Lexa mengangguk. Dev Merdy adalah mantan kekasih Lexa, dia orang asli Milan, dia bekerja di Kantor perusahaan digital di Turki tapi saat ini dia pindah bekerja di Perancis, dia pemilik salah satu B
Baca selengkapnya
BAB 60
"Iya Rose, ini memang mansion, ayo turun." jawab Rico. Rose turun dari mobil, mengedarkan pandangannya di sekitar mansion, beberapa penjaga menyambut. "Tenang saja, dia calon istriku!" Rico berbisik dan para penjaga mengangguk. "Silakan, Tuan, Nyonya." "Eh, tidak perlu memanggilku Nyonya." Rose memberi hormat--memasuki mansion. Rose kagum, dia tak menyangka bosnya itu memiliki mansion yang sebesar ini, siapa wanita yang tidak ingin diperistri oleh seorang Jack William. "Mansion ini pasti muat untuk banyak orang ya." "Untuk satu kampung juga muat Rose." Mereka menelusuri mansion lebih jauh menuju ruang tengah, yang tampak luas di sana beberapa sofa dengan desain klasik berwarna cream. Sementara Jack dan Kimberley bersiap, "Kita pergi berdua saja?" tanya Kimberley--memakai parfum. "Tidak, kita pergi bersama Rico dan Rose." jawab Jack merapikan pakaiannya. "Oh, Rico sungguh mengajak Rose ke sini?" tanya Kimberley. "Iya, mereka akan mengurus acara kita." Te
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status