All Chapters of Tertawan Gairah CEO Arogan: Chapter 41 - Chapter 50
90 Chapters
BAB 41
"Aduh, maaf ya aku tak sengaja." ucap rose segera memungutnya. Rose memungut kertas yang jatuh, Rico juga segera membantu memungut tanpa disadari mereka menoleh. "Astaga Rose! Maaf aku tidak tahu, hahaha." "Tidak apa Tuan, kupikir siapa yang menabrakku, kenapa buru-buru sekali?" tanya rose. "Yaa, aku harus menyelesaikan sedikit tugasku dari Pak Jack, agar bisa lebih lama menemanimu nanti." Rico tersenyum lebar. "Ada-ada saja, tapi kenapa tidak lihat jalan?" Rose geleng-geleng. "Iya maaf, tadi aku berjalan sambil memikirkanmu eh, maksudku aku tidak fokus." "Oh begitu." Rose geleng-geleng menahan tawa. Mereka berjalan bersama menuju ruangan CEO. Beberapa staff memandang iri, tak sedikit dari mereka bergosip. "Lihat itu, model baru dekat terus sama asistens CEO." "Pak Jack tidak di kantor, mereka berduaan saja." "Mereka merasa seperti ini kantor mereka, haha." "Pasti dia sudah dipakai sama asisten itu." "Bayarannya berapa ya satu malam? haha." Rose mendengar
Read more
BAB 42
"Tidak Pak, kau memang tampan! Aku menonton drama ini karena kisah percintaannya, bukan pemainnya Pak, Pak Jack cemburu ya?" ucap Kimberley--menatap Jack. "Kata siapa aku cemburu?" Jack membuang muka. "Aku melihat dari wajahmu, kau cemburu Pak." Kimberley meraih kedua pipi Jack, dan perlahan mendaratkan ciuman di bibir. Tap! "Astaga Jack!" Rico yang menerobos kamar Jack itu langsung terkejut melihat kegiatan intim. Mendengar ucapan Rico itu Kimberley berhenti dari kegiatan intim, dia terkejut dan malu. "Oh Rico..." "Kau kebiasaan, masuk tanpa mengetuk pintu." ucap Jack menoleh ke arah Rico. "Hehehe, maaf aku tidak sengaja, tadi buru-buru aku kira kalian ke mana?" Jack belum menjawab. "Ya sudah, kalau begitu aku kembali ke kamar saja ya, kalian lanjut saja." "Eh tunggu sebentar, Rico!" "Iya sudah, maafkan aku! Aku kan aku sudah minta maaf." ucap Rico membelakangi. Jack beranjak dari ranjang, "Aku ingin bicara sebentar denganmu." Mereka berdua bicara di b
Read more
BAB 43
"Tidak masalah, itu urusanmu, tapi jika dia hamil kau harus tanggung jawab." Mendengar itu Rico terdiam banyak berpikir. "Sementara dirimu yang tidur bersama Kimberley, apa kau tidak takut jika Kimberley hamil dan kau belum menikahinya?" Jack terdiam! "Iya! Aku mengerti." "Sebaiknya kau cepat menikahinya, jangan sampai membuatnya trauma karena dia hamil sebelum menikah, waktu pertama kau bilang dia juga masih perawan dan akhirnya kau yang mengambilnya dan sekarang kau harus membayar semua itu." Rico menegaskan. "Membayar? kau kira jalang? wanita bayaran?" "Bukan itu, maksudku kau harus tanggungjawab." "Iya nanti kupikirkan, sebenarnya aku ingin secepatnya menikah dengan Kimberley." "Iya! lebih cepat lebih baik." "Oh begitu ya?" Kimberly datang--memotong pembicaraan mereka. Dua pria itu terbelalak menoleh bersamaan. 'Apa Kimberley sudah mendengar pembicaraanku dengan Rico?' batin Jack. 'Aduh, sejak kapan Kimberley di situ?' Rico bergumam dalam hati. "Kalian
Read more
BAB 44
Merobek piyama tidur! Aaaa! "Pak? Apa yang kau lakukan?" tanya Kimberley terkejut. "Sudah diam saja." Jack memaksa. "Jangan Pak, jangan." Kimberley geleng-geleng. "Diam saja, jangan membantah!" "Agh!" teriak Kimberley. Jack langsung memasukkan miliknya menerobos milik Kimberley, hentakan demi hentakan dirasakan. "Egh, sempit sekali." "Ahhh, hentikan Pak." Ahhhh! Jack terus memompa lubang kenikmatan Kimberley. "Diam!" "Mmhh." "Aghhh!" Jack mempercepat gerakan memompa. "Pak jangan, ampun Pak!" "Ampun? Oke, aku lebih cepat sayang." "Ahhhh!" erangan Kimberley, "Pakkk!" "Ahhhhhh!" puncak kenikmatan itu mereka dapatkan. Kali ini Jack melepas di dalam, tidak pikir panjang karena dia ingin menikahinya dan memiliki keturunan dari Kimberley. Mereka langsung pergi beristirahat! Paginya Rico sudah di depan pintu kamar karena hari ini dia juga ke kantor, mereka berangkat bersama. "Jack? Ayo berangkat, katanya hari ini ke kantor." Tidak ada jawaban da
Read more
BAB 45
"Sebentar ya." Rico mampir ke sebuah toko bunga. Beberapa saat Rose menunggu di luar, Rico datang membawa sebuket bunga mawar merah. "Rose, ini untukmu." ucap Rico--menyerahkan bunga. "Astaga Tuan, terima kasih, ini cantik sekali." Rose mencium aroma bunga. "Seperti yang menerimanya." "Hahaha, kau memang jago berbicara manis." ucap Rose dengan pukulan kecil. Di sisi lain Kimberley dan Jack menuju mansion, tetapi di tengah perjalanan Kimberley minta berhenti ke sebuah toko obat. "Kenapa kau turun di sebuah toko? Kau mau beli obat apa?" tanya Jack menoleh. "Sebentar ya, kau tunggu di mobil saja." ucap Kimberley turun dari mobil. Kimberley membeli obat penggugur kandungan, dia tidak ingin hamil sebelum menikah, mengingat tadi malam Jack mengeluarkan itu tepat di dalam yang biasa saja menjadikannya hamil, dia juga membeli obat penurun panas jika nanti Jack menanyakan sesuatu, dia bisa punya alasan. "Kau beli obat apa?" tanya Jack memeriksa. "Ini."ucap Kimberly menyer
Read more
BAB 46
'Telepon dari Jack? Kenapa dia menelponku? Padahal kita satu lokasi.' batin Rico mengangkat telepon. "Halo, kenapa kau menelponku, aku sudah bilang iya aku akan urus photoshoot hari ini." "Oh bukan, aku salah sambung kukira tadi Kimberley." Tutt! "Aneh sekali pria itu, apa matanya bermasalah." ucap Rico melanjutkan pekerjaannya "Astaga kenapa bisa salah sambung? nah ini nomor Kimberley." [TELEPON KIMBERLEY♡] "Halo Pak." "Halo Sayang, hari ini aku pulang sore ya karena banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan karena besok aku libur lagi." "Oh begitu, ya sudah selesaikan dulu, hati-hati Pak. "Iya Sayang, tunggu!" "Kenapa Pak?" "Bisakah aku minta cium sedikit saja agar aku lebih semangat." "Muach." "Terima kasih sayang! Muach, tunggu aku pulang." "Permisi Pak." Sekretaris datang--mengejutkan. "Masuk." sahut Jack dari dalam ruangan. "Silakan Pak." ucap Sekretaris pria. Jack menandatangani beberapa berkas dan menemui Rico, Sementara Rico sudah menyiapkan pho
Read more
BAB 47
"Kalian tolong urus ruangan itu, karena ruangan itu akan digunakan untuk photoshoot.""Oh ya Pak sebentar, tunggu di sini dulu ya saya panggilkan Tuan Jack.""Jack bagaimana?" tanya Rico di depan kamar."Kimberley belum selesai, dia masih dirias, memangnya sudah siap semua?" tanya Jack merapikan baju."Mereka sudah menunggumu dari tadi."Beberapa saat Kimberley keluar mengenakan gaun putih bersih dengan riasan wajah Kimberley terlihat sangat cantik.Rico terdiam memandang Kimberley.Jack melebarkan matanya ,terpesona dengan penampilan Kimberley."Astaga sayang! Kau cantik sekali." ucap Jack mendekati."Terima kasih Pak, kau juga tampan." Kimberley tersenyum lebar."Kalian memang serasi!" ucap Rico mengacungkan jempol."Ayo Sayang." Jack menggandeng tangan.Hari yang cerah bersama matahari yang mengintip dua pasangan menuju ke ruangan photoshoot, mereka terlihat tampan dan cantik semua penghuni mansion jadi terharu melihat pemandangan itu."Pak bisa dimulai?" tanya tukang fotografi.J
Read more
BAB 48
[TELEPON ROSE] "Halo Rose, kau kenapa tidak ada kabar?" "Maaf Tuan, aku sedang sakit." "Astaga pantas saja, kau tidak bisa dihubungi, lalu bagaimana keadaanmu sekarang, aku datang ke apartment ya?" "Sudah membaik, tak perlu Tuan, di luar juga sedang hujan." "Tidak masalah, aku akan tetap ke sana! Tunggu aku Rose." "Tapi Tuan..." Tuttt! Rico langsung mematikan telepon dan bergegas menuju apartment Rose, di seperjalanan Rico berpikir dia harus membawa apa untuk Rose, akhirnya dia berhenti di sebuah minimarket, dia membeli beberapa bahan untuk masak dia juga membeli camilan, susu, dan suplemen vintamin C untuk Rose. Tak lama setelah 30 menit Rico tiba dan segera membantu merawat Rose di apartment. "Astaga! Kau masih demam?" tanya Rico memeriksa. "Tenang saja, nanti demamnya juga menurun." "Kau sudah makan?" tanya Rico--meletakan barang. "Sudah tadi siang..." "Sekarang sudah sore, ayo makan, aku tadi membeli makanan untukmu, kau ada obat?" Rico sambil membuka mak
Read more
BAB 49
Paginya Rico berangkat ke kantor sendiri karena Jack tidak masuk lagi, Rico teringat ponselnya tidak ada, hilang? 'Ke mana ponselku, apa tertinggal di mobil?' Rico bergumam dalam hati. Dia mencari ke dalam mobil yang semalam ditumpangi tapi hasilnya nihil tidak ada jejaknya. "Coba ku cari lagi di kamar." katanya menuju kamar. "Kenapa tidak ada juga, ke mana ponselku? Siapa yang mengambilnya? Itu ponsel mahal ya Tuhan, kembalikan ponselku." ucap Rico geram--masih mencari di kamar. Ingatan terakhirnya saat di apartment, dia meletakkan ponsel di meja ruang utama, kemudian ke kamar dia tidak membawanya, dia tertidur dan langsung pulang. "Apakah ponselku tertinggal di apartment Rose? Aduh gawat!" kata Rico cemas--menggigit bibir. Mengingat itu Rico merasa malu karena wallpaper ponselnya adalah foto Rose, dia segera pergi menuju apartment Rose. "Tuan tidak sarapan dulu?" tanya Kepala Maid. "Tidak bu, aku buru-buru." jawab Rico berjalan cepat. Di sisi lain Rose bangun men
Read more
BAB 50
[Mansion] "Pagi sayang." ucap Jack melihat kedatangan Kimberley--mengoles selai roti. "Kenapa kau tidak membangunkanku Pak?" "Tadi kau tidur pulas, aku tidak ingin membangunkan, kau terlihat kelelahan." Kimberley menghampiri Jack di meja makan. "Aku lapar..." kata Kimberley--memegang perutnya. "Ayo sini makanlah." "Sebentar Tuan Nyonya, sebentar lagi masakannya matang." ucap Maid--menyerahkan gelas. Jack memang bangun pagi sekali saat para Maid masih memasak, tetapi Kimberley sudah Kelaparan akhirnya Kimberley ingin membantu. "Tidak perlu, Nyonya duduk saja, nanti Tuan marah." "Tidak akan, lihatlah dia diam saja, tidak apa aku ingin membantu sedikit saja atau ini aku bawa ke meja ya." Jack melihat itu malah teringat seperti mediang Ibunya, dan Jack langsung tersenyum. 'Andai saja Mama masih hidup, pasti Mama senang mengenal Kimberley.' Jack pergumam dalam hati. Jika kedua orang tuanya masih hidup, Jack merasa lengkap pasti akan lebih bahagia, lamunan Jack buyar sa
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status