"Sebentar ya." Rico mampir ke sebuah toko bunga. Beberapa saat Rose menunggu di luar, Rico datang membawa sebuket bunga mawar merah. "Rose, ini untukmu." ucap Rico--menyerahkan bunga. "Astaga Tuan, terima kasih, ini cantik sekali." Rose mencium aroma bunga. "Seperti yang menerimanya." "Hahaha, kau memang jago berbicara manis." ucap Rose dengan pukulan kecil. Di sisi lain Kimberley dan Jack menuju mansion, tetapi di tengah perjalanan Kimberley minta berhenti ke sebuah toko obat. "Kenapa kau turun di sebuah toko? Kau mau beli obat apa?" tanya Jack menoleh. "Sebentar ya, kau tunggu di mobil saja." ucap Kimberley turun dari mobil. Kimberley membeli obat penggugur kandungan, dia tidak ingin hamil sebelum menikah, mengingat tadi malam Jack mengeluarkan itu tepat di dalam yang biasa saja menjadikannya hamil, dia juga membeli obat penurun panas jika nanti Jack menanyakan sesuatu, dia bisa punya alasan. "Kau beli obat apa?" tanya Jack memeriksa. "Ini."ucap Kimberly menyer
'Telepon dari Jack? Kenapa dia menelponku? Padahal kita satu lokasi.' batin Rico mengangkat telepon. "Halo, kenapa kau menelponku, aku sudah bilang iya aku akan urus photoshoot hari ini." "Oh bukan, aku salah sambung kukira tadi Kimberley." Tutt! "Aneh sekali pria itu, apa matanya bermasalah." ucap Rico melanjutkan pekerjaannya "Astaga kenapa bisa salah sambung? nah ini nomor Kimberley." [TELEPON KIMBERLEY♡] "Halo Pak." "Halo Sayang, hari ini aku pulang sore ya karena banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan karena besok aku libur lagi." "Oh begitu, ya sudah selesaikan dulu, hati-hati Pak. "Iya Sayang, tunggu!" "Kenapa Pak?" "Bisakah aku minta cium sedikit saja agar aku lebih semangat." "Muach." "Terima kasih sayang! Muach, tunggu aku pulang." "Permisi Pak." Sekretaris datang--mengejutkan. "Masuk." sahut Jack dari dalam ruangan. "Silakan Pak." ucap Sekretaris pria. Jack menandatangani beberapa berkas dan menemui Rico, Sementara Rico sudah menyiapkan pho
"Kalian tolong urus ruangan itu, karena ruangan itu akan digunakan untuk photoshoot.""Oh ya Pak sebentar, tunggu di sini dulu ya saya panggilkan Tuan Jack.""Jack bagaimana?" tanya Rico di depan kamar."Kimberley belum selesai, dia masih dirias, memangnya sudah siap semua?" tanya Jack merapikan baju."Mereka sudah menunggumu dari tadi."Beberapa saat Kimberley keluar mengenakan gaun putih bersih dengan riasan wajah Kimberley terlihat sangat cantik.Rico terdiam memandang Kimberley.Jack melebarkan matanya ,terpesona dengan penampilan Kimberley."Astaga sayang! Kau cantik sekali." ucap Jack mendekati."Terima kasih Pak, kau juga tampan." Kimberley tersenyum lebar."Kalian memang serasi!" ucap Rico mengacungkan jempol."Ayo Sayang." Jack menggandeng tangan.Hari yang cerah bersama matahari yang mengintip dua pasangan menuju ke ruangan photoshoot, mereka terlihat tampan dan cantik semua penghuni mansion jadi terharu melihat pemandangan itu."Pak bisa dimulai?" tanya tukang fotografi.J
[TELEPON ROSE] "Halo Rose, kau kenapa tidak ada kabar?" "Maaf Tuan, aku sedang sakit." "Astaga pantas saja, kau tidak bisa dihubungi, lalu bagaimana keadaanmu sekarang, aku datang ke apartment ya?" "Sudah membaik, tak perlu Tuan, di luar juga sedang hujan." "Tidak masalah, aku akan tetap ke sana! Tunggu aku Rose." "Tapi Tuan..." Tuttt! Rico langsung mematikan telepon dan bergegas menuju apartment Rose, di seperjalanan Rico berpikir dia harus membawa apa untuk Rose, akhirnya dia berhenti di sebuah minimarket, dia membeli beberapa bahan untuk masak dia juga membeli camilan, susu, dan suplemen vintamin C untuk Rose. Tak lama setelah 30 menit Rico tiba dan segera membantu merawat Rose di apartment. "Astaga! Kau masih demam?" tanya Rico memeriksa. "Tenang saja, nanti demamnya juga menurun." "Kau sudah makan?" tanya Rico--meletakan barang. "Sudah tadi siang..." "Sekarang sudah sore, ayo makan, aku tadi membeli makanan untukmu, kau ada obat?" Rico sambil membuka mak
Paginya Rico berangkat ke kantor sendiri karena Jack tidak masuk lagi, Rico teringat ponselnya tidak ada, hilang? 'Ke mana ponselku, apa tertinggal di mobil?' Rico bergumam dalam hati. Dia mencari ke dalam mobil yang semalam ditumpangi tapi hasilnya nihil tidak ada jejaknya. "Coba ku cari lagi di kamar." katanya menuju kamar. "Kenapa tidak ada juga, ke mana ponselku? Siapa yang mengambilnya? Itu ponsel mahal ya Tuhan, kembalikan ponselku." ucap Rico geram--masih mencari di kamar. Ingatan terakhirnya saat di apartment, dia meletakkan ponsel di meja ruang utama, kemudian ke kamar dia tidak membawanya, dia tertidur dan langsung pulang. "Apakah ponselku tertinggal di apartment Rose? Aduh gawat!" kata Rico cemas--menggigit bibir. Mengingat itu Rico merasa malu karena wallpaper ponselnya adalah foto Rose, dia segera pergi menuju apartment Rose. "Tuan tidak sarapan dulu?" tanya Kepala Maid. "Tidak bu, aku buru-buru." jawab Rico berjalan cepat. Di sisi lain Rose bangun men
[Mansion] "Pagi sayang." ucap Jack melihat kedatangan Kimberley--mengoles selai roti. "Kenapa kau tidak membangunkanku Pak?" "Tadi kau tidur pulas, aku tidak ingin membangunkan, kau terlihat kelelahan." Kimberley menghampiri Jack di meja makan. "Aku lapar..." kata Kimberley--memegang perutnya. "Ayo sini makanlah." "Sebentar Tuan Nyonya, sebentar lagi masakannya matang." ucap Maid--menyerahkan gelas. Jack memang bangun pagi sekali saat para Maid masih memasak, tetapi Kimberley sudah Kelaparan akhirnya Kimberley ingin membantu. "Tidak perlu, Nyonya duduk saja, nanti Tuan marah." "Tidak akan, lihatlah dia diam saja, tidak apa aku ingin membantu sedikit saja atau ini aku bawa ke meja ya." Jack melihat itu malah teringat seperti mediang Ibunya, dan Jack langsung tersenyum. 'Andai saja Mama masih hidup, pasti Mama senang mengenal Kimberley.' Jack pergumam dalam hati. Jika kedua orang tuanya masih hidup, Jack merasa lengkap pasti akan lebih bahagia, lamunan Jack buyar sa
Apa yang keluar dari mulut Jack seakan membuat jantung Kimberley berdetak cepat, mata pria itu menjadi teduh dan aroma musk yang menenangkan, itu semua membuat Kimberley rindu, selalu ingin bersamanya. 'Aku juga mencintaimu Pak.' batin Kimberley semakin tak kuat menahan air matanya pun berjatuhan, rasanya mulut itu begitu sulit menyuarakan. "Hei sayang, tenang, katakan saja." Jack mengusap air mata Kimberley. Kimberley mengangguk sambil terus menangis. "Aku juga mencintaimu Pak." lirih Kimberley masih terus menangis. Jack tersenyum lebar, sambil masih mengusap tetesan air mata Kimberley yang membasahi wajah cantiknya. "Sini..." lirih Jack memeluk Kimberley yang masih menangis. Tangisan Kimberley pecah, dia tak bisa berkata-kata lagi, dia hanya ingin menangis dan menangis. Dia sudah lama tidak pernah merasakan pelukan, merasa di peluk dan memeluk. Jack tidak banyak bertanya lagi, dia menenangkan Kimberley yang terus saja mengeluarkan air mata. 'Selembut ini hatimu, apa yan
"Rapi sekali, kau mau pergi ke mana?" tanya Jack. "Pergi jalan-jalan sebentar." jawab Rico langkahnya terhenti--menoleh. "Oh bersama Rose, ya sudah Pergilah." Tanpa jawaban Rico berlalu pergi. "Rico kenapa?" tanya Kimberley. "Dia pagi-pagi sudah rapi, katanya mau jalan-jalan mungkin dengan Rose." "Biarkan saja..." Pagi itu mereka sarapan bersama, kemudian mereka pergi jalan-jalan di kota. Di lobi apartment, Rose sudah siap menunggu kedatangan Rico, berpakaian casual berwarna hitam dengan rambut terurai. 'Astaga, cantik sekali.' batin Rico di dalam mobil. Rose tersenyum memasuki mobil, "Kau hari ini cantik sekali Rose!" kata Jack--fokus menyetir. "Terima kasih Tuan." Mereka berjalan menuju Mall Galleria Vittorio Emanuele. "Maaf ya, aku mengajakmu ke sini, aku tidak tahu harus pergi ke mana." "Tidak apa Tuan, ini juga jalan-jalan, oh ya aku mau ice cream, apa kau mau?" ucap Rose--menunjukkan kedai Gelato. "Ayo ke sana, kau suka rasa apa?" tanya Rico. "A