Semua Bab Tertawan Gairah CEO Arogan: Bab 71 - Bab 80

145 Bab

BAB 71

"Ponselku tertinggal di ruang tengah!" ucap Rico--berlari. "Menyita waktu saja!!!" geram Jack--turun dari mobil. "Mana kuncinya, Bu???" "Tuan Rico mencari ponsel ya? Ini ponselnya." ucap Kepala Maid--menyerahkan ponsel. "Astaga! Untung saja aku ingat." "Lain kali jangan sampai lupa, Tuan." "Tolong periksa lagi, jangan ada yang tertinggal!" ucap Jack. Jack geleng-geleng. "Bagaimana barang-barangmu sayang?" "Sudah semua, Pak." Kimberley mengangguk. Jack berwajah datar, seperti sedikit tidak punya mood. Akhirnya mereka berangkat ke Bellagio pukul 09.00 pagi mobil yang ditumpangi Rico berjalan lebih awal, kemudian mobil Jack, disusul dua mobil Alphard. "Wah, bagus sekali Tuan." ucap Rose--melihat pegunungan. "Iya, kau tidak memotretnya?" tanya Rico--fokus menyetir. "Iya Tuan, ini bagus sekali pemandangannya." Rose meraih ponsel dan memotret pemandangan di sekitar jalanan menuju Bellagio, dia juga memotret Rico di dalam mobil dan mereka berdua berfoto bersama.
Baca selengkapnya

BAB 72

"Ayo Nyonya." ajak Rose--masuk gereja. Rose masuk mendampingi Kimberley, semua mata tertuju pada Kimberley, langkah demi selangkah dia mendekati punggung pria yang menoleh ke arahnya dengan senyum lebar, mata bertemu dengan mata, saling menatap satu sama lain dan tersenyum. 'Pria itu di sampingku, pria yang dulunya menjadikanku sebagai tawanannya, pria yang sudah merubah seluruh kehidupanku, pria yang pernah bersikap kasar hanya karena aku membantah, sekarang aku akan menikah dengannya, semoga ini awal dari kebahagiaanku.' Kimberley bergumam dalam hati. Kimberley merasa bahagia karena pernikahannya dengan cek berjalan sesuai rencana. Pendeta di hadapan mereka juga ikut tersenyum, seluruh jemaat menyalakan lilin untuk pembacaan doa pembuka kemudian melantunkan lagu pujian dan pendeta menyampaikan firman Tuhan, itu sangat khidmat. Jack dan Kimberley sesekali menoleh--saling pandang dan tersenyum. Jemaat sebagai saksi, akhirnya mereka mengikat janji kudus dan tanda tangan perja
Baca selengkapnya

BAB 73

Jack mengusap air matanya, sebentar lagi dia akan menjadi suami sekaligus menjadi ayah. Kimberley juga meneteskan air mata, Itu air mata bahagia! Pesan yang disampaikan Jack mampu menghipnotis, membuat para tamu terharu, hingga ... menangis. Paman Wiston juga terharu, dia bahagia sampai mengeluarkan air matanya. Tak lupa fotografer juga mengambil gambar fotografi beberapa bagian dari acara pernikahan, mulai dari awal sampai acara selesai, fotografer mengambil gambar pengantin pria dan wanita kemudian mengambil gambar pengantin dengan para keluarga dan tamu-tamu lainnya. "Kalian pasangan yang serasi, selamat ya." ucapan selamat teman bisnis Jack. "Terima kasih, terima kasih." ucap Jack. "Astaga pasangan muda ini, membuatku ingin pingsan." "Selamat atas pernikahan Pak Jack William." "Selamat atas pernikahan kalian ya." Para Kolega menjabat tangan--memberi ucapan selamat. Jack tidak mengambil pusing urusan kantor, karena kantor diliburkan dua hari, tapi Jack tidak m
Baca selengkapnya

BAB 74

Mendekati senja, para Maid datang membawa kue pernikahan, Jack dan Kimberley langsung memotong kue itu, dan para tamu bersorak. "Kau lapar sayang?" tanya Jack. "Nanti saja, Kau mau ini, Pak?" Kimberley menunjuk kue. "Boleh, sedikit saja." Tiba-tiba ada dua anak laki-laki datang, itu keponakan Jack. "Paman Jack, aku mau kue itu." "Oh iya sebentar ya, aku ambilkan." Jack mengambil sendok, "Coba dulu, enak tidak?" tanya Jack--menyuap. "Enak Paman." "Aku juga mau mencobanya..." "Sini..." Jack menyuapi bocah satunya. Bocah itu mengangguk! "Biar kuambilkan, ini untukmu dan ini untukmu juga." Kimberley mengambilkan porsi kue untuk dua bocah itu. "Terima kasih bibi, terima kasih paman." "Sama-sama sayang." ucap Kimberley, "Hehe, anak itu lucu sekali." lanjutnya. "Nanti kita buat yang seperti itu..." "Jangan bicara di sini, Pak." "Kenapa?" tanya Jack--merangkul pinggang. "Malu, banyak orang Pak." Jack tertawa kecil! Pemandangan pegunungan lebih terlihat
Baca selengkapnya

BAB 75

"Hehehe, maaf Kimberley, mungkin aku sedikit merasa tidak enak badan." "Kalau kau tidak kuat, kau boleh istirahat Lily, acaranya juga sudah selesai mungkin kita hanya makan malam dan berbincang saja." "Iya Kimberley." Sementara Jack masih diam menikmati makanannya, di tengah makan, dia melihat suatu keanehan dengan sahabat Kimberley yang suka menatap Rico dari awal, Jack memang suka mengamati orang-orang di sekitarnya. "Bagaimana soal universitas, Rose?" "Dia akan wisuda." jawab Rico. "Yang di tanya bukan Tuan." "Hehehe..." Rose menoleh, "Iya Nyonya, bulan depan aku akan wisuda." "Itu artinya, kau sudah lulus Rose?" tanya Kimberley terkejut "Iya Nyonya." Rose tersenyum. "Selamat ya Rose." ucap Kimberley--tersenyum. Jack ikut tersenyum. "Rose, kau mau diambilkan apa? Aku mau mengambil makanan lagi ke sana." "Bawakan dessert saja, Tuan." "Oke, sebentar aku ambilkan." "Dia menjadi pembantumu, haha." pekik Kimberley. Rico memang suka makan tapi dia juga
Baca selengkapnya

BAB 76

"Mantan kekasihku." jawab Lily--lirih. "Aku bisa merasakan ini tidak begitu sempit tapi, rasanya masih nikmat." Rico memaju mundurkan sambil membungkam mulut Lily, dia takut kamar ini tidak kedap suara jika suara Lily terdengar sampai luar, itu akan menjadi masalah, sebelumnya Rico hanya ingin mengingatkan Lily tapi, Rico tidak bisa membendung hasratnya. Lily terbawa suasana, tapi dia berusaha menahan suara, dia tidak mau ada orang yang mengetahuinya. Rico hanya menyentuh milik Lily, mereka juga tidak berciuman, permainan itu sebatas memuaskan hasrat. Ahhh! "Enak ya?" tanya Rico. Lily langsung mengangguk. "Ahhh, mau lebih cepat?" Lily hanya pasrah menikmati tubuhnya dihujani Rico, dia sudah lama tidak melakukan hal ini setelah putus dari mantan kekasihnya di Perancis, dia hanya sering menonton film dewasa dan memuaskan dirinya sendiri, itu sisi lain dari Lily yang tidak diketahui siapapun, bahkan Kimberley tidak mengetahuinya. "Enak hem?" Rico mempercepat gerakan--
Baca selengkapnya

BAB 77

"Selamat malam istriku sayang" Kimberley seketika mencair! "Selamat malam juga suamiku sayang." Diraihnya selimut, tidur berhadapan saling mendekap tanpa jarak, Kimberley bisa mencium aroma musk dari tubuh Jack. Di sisi lain, Lily di kamarnya belum tidur, dia mencoba menempelkan telinga ke dinding, dia mendengar suara seseorang yang terdengar samar itu suara Rico dan Rose, ternyata kamar mereka bersebelahan. 'Ternyata Rico dan Rose tidur satu kamar?' Lily bergumam dalam hati--menggigit jari. Lily masih teringat kejadian bersama Rico tadi, dia menyimpan rahasia itu karena dia juga sedikit takut dengan ancaman Rico. 'Sebaiknya besok aku langsung pulang ke Perancis.' batin Lily--beranjak tidur. Kring! Pukul 07.00 pagi alarm ponsel Rico berbunyi, perlahan membuka matanya mendapati Rose tengah bercermin. Rose meraih ponsel, mematikan alarm, mendekati, "Kenapa Tuan menyalakan alarm?" tanya Rose. "Aku takut kesiangan lagi Rose." Rico meraih ponsel, beranjak dari ranj
Baca selengkapnya

BAB 78

"Kenapa cepat sekali?" tanya saudara Wiston. "Iya, aku banyak sekali pekerjaan, jadi aku harus segera kembali ke Perancis." "Ngomong-ngomong kau sudah memiliki kekasih?" tanya saudara Wiston. "Aku masih lajang." "Jadi, aku boleh minta nomor teleponnya kan, hehehe?" "Iya nanti, hehe." "Keponakanku satu itu memang masih lajang." sahut paman Wiston. Satu ruang makan sontak tertawa. Tiba-tiba Jack dan Kimberley datang. "Kalian ke mana saja? Ayo sarapan." tanya paman Wiston. "Aku dan Kimberley mencari angin segar di luar." jawab Jack. Dirainya kursi, "Duduk sayang, kau mau makan apa?" "Ikan laut saja..." "Baiklah, aku juga makan ikan laut." Paman Wiston melihat itu langsung tersenyum, ternyata keponakannya itu memperlakukan istrinya dengan baik. "Kalian ini selalu saja, pagi-pagi sudah mesra." gerutu Rico. "Memangnya kenapa? Kalau kau mau, mesra saja dengan Rose." Rose terperanjat mendengar ucapan Jack, melebarkan matanya kemudian tersenyum malu. "Rose kekasihny
Baca selengkapnya

BAB 79

"Ini uang dariku untukmu, kau masih ingat ucapanku kan?" Dari orang yang kau kagumi, Rico. Lily tertegun membaca pesan surat itu ternyata uang itu dari Rico, dia segera menyimpan dan pergi beristirahat. [Villa La Rosa B&B, Bellagio.] Hari kedua di Bellagio, Rico dan Rose menghabiskan waktu mereka dengan berenang hingga ... turun hujan. 'Langitnya mendung, tapi aku ingin berenang' batin Riko mengenakan Boxer. "Tuan mau ke mana?" tanya Rose "Mau berenang Rose." "Memangnya ada kolam?" "Ada, kolamnya di atas." "Aku mau ikut!" Rose beranjak. "Baiklah, kau ganti pakaianmu.' Rico pergi lebih dulu menuju kolam, dia sengaja ingin berenang sambil main hujan. Tak lama Rose datang mengenakan bikini berwarna kuning, Rico melebarkan matanya dia tidak pernah melihat Rose berpakaian bikini. Terlihat seksi! "Tuan Rico." Rose datang Melambaikan tangan. 'Seksi sekali tubuhnya, benar-benar tubuh model.' batin Rico--menelan salivanya. "Ini sepertinya mau hujan, Tuan." ucap
Baca selengkapnya

BAB 80

Derai air hujan membasahi tubuh mereka, tabrakan sensual di dalam kolan itu terasa menenangkan. "Aku mencintaimu sayang, selamanya akan selalu begitu." "Aku juga mencintaimu." Paman Wiston yang tengah mencari keberadaan mereka, tak sengaja di lantai atas, memperhatikan kegiatan mereka,dia terdiam di tempat sebenarnya Paman Wiston ingin mengingatkan mereka untuk makan siang sebelum kembali ke Milan, tapi dia tidak ingin mengganggu mereka. Tap! Kimberley membuka matanya dan mendapati Paman Wiston di ujung pintu, dia langsung menyudahi ritual berciuman. Menepis tubuh Jack! "Pak, sudah hentikan." Perlahan mendorong tubuh Jack. Jack masih memaksa merangkul pinggang Kimberley, memeluk erat dan mencium istrinya. "Kenapa sayang? Kenapa sudah? aku belum puas." "Itu, di sana ada Paman." Kimberley berbisik. "Kau mau membohongiku lagi? Mencari alasan?" "Tidak Pak, aku serius, di sana ada Paman Wiston." Jack menoleh, mulutnya ternganga--dia terkejut. "Hei Paman! Sedan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status