All Chapters of Tertawan Gairah CEO Arogan: Chapter 81 - Chapter 90
90 Chapters
BAB 81
Kotak itu berisi perhiasan dan dress cantik dari brand 'Christian Dior' yang diberikan Paman Wiston untuk Kimberley, dia juga memberikan nota check berbulan madu ke Berlin untuk Jack dan Kimberley, Itu hadiah pernikahan dari Paman Wiston. "Oh iya, ini untuk Kimberley." ucap Paman Wiston--menyerahkan kotak. "Wah!" "Apa itu?" tanya Jack. "Aku memberikan hadiah perhiasan dan dress untuk Kimberley." Paman Wiston--menyerahkan kotak. "Aku bisa membelikan itu untukmu." ucap Jack menoleh. "Jangan begitu, ini hadiah dari Paman." Kimberley berbisik. "Wah, terima kasih Paman." ucap Kimberley membuka kotak--matanya berbinar. "Paman harap, kau menyukainya." "Aku pasti suka, terima kasih Paman." "Iya anak cantik." "Untukku tidak ada?" tanya Jack. "Ini aku memberimu nota check, ini untuk kalian berdua berbulan madu." Paman Wiston menyerahkan nota check sejumlah uang. "Kau menghinaku? Seperti aku tidak bisa membayar." "Kau mau uang ini tidak?" tanya Paman Wiston. "Baikl
Read more
BAB 82
"Hehehe, iya Paman."'Aduh! Kenapa pertanyaannya seperti itu.' batin Rose. Rico dan Rose menjadi salah tingkah! Sorenya mereka kembali ke Milan, Jack dan Kimberley pulang dengan hati yang sangat bahagia, mereka sudah menjadi pasangan suami istri, Jack juga merasa senang, acara pernikahannya berjalan sesuai dengan rencananya. "Pak Jack, tadi bicara apa dengan paman Wiston? Terlihat sangat serius." tanya Kimberley. Jack menoleh, mengelus pipi Kimberley, "Hanya membicarakan soal villa, dulunya tidak sebagus itu, ternyata dia merenovasinya tahun lalu." Jack terpaksa membohongi Kimberley, dia tidak ingin menceritakan masalah kehidupannya, itu menambah beban pikiran Kimberley. "Oh begitu, ini kita langsung pulang ke Mansion?" "Memangnya kau ingin pergi ke mana sayang? Ini sudah malam." "Tidak, apa kita tidak pergi membeli makanan atau camilan." ucap Kimberley--merangkul tangan Jack. "Hahaha, kau ingin membeli makanan?" Kimberley mengangguk. "Mungkin, kalau nanti sampai
Read more
BAB 83
Penjaga itu terkejut, langsung membalikan badan. "Tidak, tidak ada masalah, aku ke sini hanya untuk menambah pesanan, Pak Jack minta ice cream dark choco dengan topping oreo, itu pesan dua dan dua lagi itu dark choco crunchy oke." ucap Rico--menunjuk layar menu. "Baik Tuan." Penjaga mengangguk. "Uangnya tidak kurang?" "Tidak Tuan, uang yang Pak Jack berikan sudah cukup." "Pantas saja dia tidak memberiku uang." "Kita tunggu saja, Tuan." ucap Rose. Rico, Rose dan dua penjaga itu menunggu pesanan selesai, kemudian kembali ke mobil. "Sudah Tuan." "Sebanyak ini?" Rico ternganga. "Iya Tuan, ini yang di minta Pak Jack." "Kimberley bisa menghabiskan??? ya sudah ayo kita bawa." Rico geleng-geleng! Mereka menenteng kantong makanan dari McDonald, penjaga membawanya ke mobil yang ditumpangi Maid. "Ini Jack." ucap Rico--menyerahkan ice cream. "Terima kasih asisten." Rico memutarkan bola matanya malas, kembali ke mobil. "Ini sayang, ice cream dark choco dengan top
Read more
BAB 84
Rose membuka matanya, "Apa maksud, Tuan?" "Iya, maksudku kau ingin melihat tubuhku?" Rose tidak bisa menjawab pertanyaan itu, hanya diam, dia sebenarnya ingin melihat, itu hal yang paling dia kagumi dari Rico, memang pikiran Rose sedikit kotor tapi dia penakut. "Rose!" Panggil Rico--mendekati Rose. Rose menoleh tanpa jawaban. "Oke, aku tau jawabannya..." Rico spontan mengangkat tinggi pakaiannya di depan Rose. Rose terbelalak, dia segera menutup matanya. "Tidak! Tidak boleh, ayo buka matamu, lihat aku Rose!" Rico memaksa. "Tidak Tuan, jangan." "Oh, kau ingin aku memaksamu?" "Jangan Tuan, kenapa kau jadi seperti ini?" "Karena kau, sebenarnya kau mau, kau suka dengan tubuhku tapi kau malu, Rose." "Kata siapa?" Rose geleng-geleng. "Jujur saja Rose, hahaha." "Sudahlah Tuan, ayo beristirahat." Rose Beranjak pergi tidur lebih dulu, karena dia sudah merasa ngantuk, melanjutkan yang tadi dia sempat tertidur di mobil. Rico masih sibuk sejenak mengurus beberap
Read more
BAB 85
Semua mata tertuju pada Rico--asisten Pak Jack. "Aku beri kesempatan satu kali kalau kalian mengatakan hal-hal yang tidak benar mengenai atasan kalian, aku akan melaporkannya, dan kalian akan menerima resikonya, kalian berhadapan dengan Jack William kalian akan mati juga hari itu." Memang satu staff yang tidak bermoral itu pernah menyukai Pak Jack tapi dia terabaikan, karena Kimberley lebih unggul darinya kemudian Rico mengangkat Kimberley sebagai sekretaris Jack William. Rico tampak sangat emosi, dia berlalu pergi disusul Rose di belakangnya dengan membawa beberapa berkas kantor. "Mereka memang kurang ajar!" ucap Rico--terduduk. Rico emosi dengan beberapa staff yang pagi itu mereka jumpai, "Mereka memang benar-benar tidak bermoral, mereka tidak punya otak, kalau terjadi lagi aku akan laporkan pada Jack, kalau perlu sekarang saja aku laporkan." geram Rico. "Sabar Tuan..." Rose yang ketakutan melihat Rico tengah marah itu, dia terduduk di sofa, diam dan menunduk. Rico
Read more
BAB 86
Kimberley terbelalak, "Se--sekarang???" "Tenang saja, Maid tidak akan melihat, juga tidak ada yang melarang." Kimberley masih diam, dia tidak tau harus mulai dari mana. "Atau kau mau menyuapiku saja dengan mulutmu?" Jack menatap lekat istrinya--tersenyum nakal. Kimberley geleng-geleng, dia tidak mau. "Aku hanya bercanda, kecuali kau membuatku marah, mungkin aku akan menyuruhmu melakukan itu, ayo sini!" Kimberley malu kalau mencium Jack di ruang makan karena di sana ada beberapa Maid. "Terserah saja, aku tidak akan memaafkanmu!" Jack bangkit dari duduknya, menuju kamar tanpa menoleh ke arah istrinya, Kimberley langsung mengikuti di belakangnya. "Pak jangan begitu, iya aku mau, ayo sini..." Setibanya di kamar, Jack masih diam melepas pakaian dan terduduk di sofa memandang istrinya yang berdiri di depan pintu. 'Kenapa Jack malah melepas pakaiannya' batin Kimberley. "Kimberley, sini!" panggil Jack--menepuk pahanya. Jack mengisyaratkan agar Kimberley duduk di paha
Read more
BAB 87
"Cepatlah!" ucap Jack. "Sabar, aku masih mengambil yang ini!" ucap Rico. "Sini, aku dulu!" Jack merebut spatula. "Tidak! Aku yang lebih dulu!" Rico balik merebut. "Sini!" Kimberley terkejut melihat dua pria itu bertengkar karena berebut makanan, akhirnya dia mengambil alih. "Astaga, sini aku saja yang mengambilkan!" geram Kimberley--mengambil porsi untuk Jack dan Rico. "Aku kurang..." ucap Rico. "Aku tambah lagi Sayang." Jack menyodorkan piringnya. Riko yang melihat sikap aneh Jack itu geleng-geleng kepala, "Terserah kau saja..." Rico kembali melanjutkan makan. Kali ini bisa dilihat, Jack lebih banyak porsi makan di banding Rico, karena dia merasa cemburu, dia tak mau kalah dengan asistennya itu. "Kau yakin Jack? Makan sebanyak itu?" tanya Rico. "Memangnya kenapa? Apa masalahnya denganmu?" "I--iya Jack, kau yang paling menyukai masakan istrimu, sudahlah jangan bersaing karena makanan." Kimberley mengetahui apa yang menjadi sumber masalah, Jack merasa cembur
Read more
BAB 88
Tiba-tiba ponsel Lexa berbunyi, itu telepon dari Dev Merdy, Lexa memilih menolak panggilan itu, tapi sialnya panggilan itu berbunyi kembali, akhirnya Lexa dengan malasnya dia terpaksa mengangkat panggilan telepon dari Dev. [TELEPON DEV] "Halo Dev, ada apa? "Aku merindukanmu, Lexa." "Jangan banyak basa-basi, apa maumu?" "Besok aku kembali ke Milan, ayo kita jalan-jalan berdua." "Tidak bisa, aku sibuk banyak pekerjaan yang harus diurus, kapan-kapan saja ya." "Ya sudah, kalau begitu, aku main ke apartemenmu saja, jangan menolak, kau mau dibawakan apa?" "Uang saja!" "Itu hal yang mudah, sesuai perjanjian kita waktu itu." "Baiklah!" "Oke, tunggu aku Lexa, aku sudah tak sabar bertemu denganmu." "Iya dev." Karena Lexa sudah jenuh, ditambah lagi dia juga mendengar kabar bahwa Jack telah menikah dengan Kimberley, itu menambah kejenuhan dan merusak mood Lexa, dia mematikan panggilan, dan kembali ke apartemen. Sementara Rico di mansion terlihat sudah rapi itu bersiap
Read more
BAB 89
"Ya sudah, ayo cepat, sebelum Nyonya Kimberley terbangun, nanti bisa-bisa dia kecewa." ucap Rose--menarik tangan. "Memangnya kita mau mencari es krim di mana?" tanya Rico. "Kita cari saja di toko pusat perbelanjaan es krim, pasti di sana banyak sekali." "Memangnya bisa pesan banyak." "Bisa Tuan, letaknya di dekat mall yang waktu itu kita datangi?" "Oh, apa di sana lengkap?" "Dulu aku pernah membeli es krim di sana, banyak sekali jenis es krim dan permen." Mereka ke sebuah toko es krim terlengkap di Milan, mereka memesan beberapa jenis es krim, yang mana es krim itu dilapisi kemasan dan di letakkan dalam satu tempat seperti box, jadi mereka mudah membawanya. "Kau tau di mana tempatnya Rose?" "Iya, aku tau tuan, di sebelah sana nanti ada sebuah toko es krim." "Coba tunjukkan saja jalannya Rose." "Itu di sana..." ucap Rose--menunjuk toko es krim. Mereka turun dari mobil dan segera masuk ke dalam toko es krim. "Oh seperti rumah es krim, di sini es krimnya lengkap
Read more
BAB 90
"Aku tau Jack! Apa rencanamu?" Rico sambil memeriksa ponselnya. "Panggil staff itu ke ruanganku sekarang, aku tunggu!" Rico bergegas memanggil staff yang kemarin sempat berbicara dengan Lexa untuk menghadap ke ruangan CEO. Jack penasaran, apa yang dibicarakan Lexa pada staffnya itu, dia curiga kalau Lexa melakukan sesuatu yang merugikan dirinya atau berniat untuk merusak hubungannya dengan Kimberley, mengingat Lexa itu menyukai Jack William. "Permisi Pak." "Masuk!" sahut Jack dalam ruangan. "Maaf Pak Jack, ada apa Bapak memanggil saya?" "Saya melihat CCTV kemarin kau bicara dengan seorang wanita di halaman kantor, apa yang kalian bicarakan?" Staff itu mencoba mengingat kejadian kemarin sore saat sepulang dari kantor, "Oh wanita yang memanggil saya di halaman waktu itu dan menanyakan sesuatu pada saya." "Wanita itu bertanya apa?" tanya Rico--cepat. "Karena dia melihat papan bunga di halaman kantor, kemudian bertanya kapan acara pernikahan pemilik kantor kemudian bertanya tent
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status