"Cepatlah!" ucap Jack. "Sabar, aku masih mengambil yang ini!" ucap Rico. "Sini, aku dulu!" Jack merebut spatula. "Tidak! Aku yang lebih dulu!" Rico balik merebut. "Sini!" Kimberley terkejut melihat dua pria itu bertengkar karena berebut makanan, akhirnya dia mengambil alih. "Astaga, sini aku saja yang mengambilkan!" geram Kimberley--mengambil porsi untuk Jack dan Rico. "Aku kurang..." ucap Rico. "Aku tambah lagi Sayang." Jack menyodorkan piringnya. Riko yang melihat sikap aneh Jack itu geleng-geleng kepala, "Terserah kau saja..." Rico kembali melanjutkan makan. Kali ini bisa dilihat, Jack lebih banyak porsi makan di banding Rico, karena dia merasa cemburu, dia tak mau kalah dengan asistennya itu. "Kau yakin Jack? Makan sebanyak itu?" tanya Rico. "Memangnya kenapa? Apa masalahnya denganmu?" "I--iya Jack, kau yang paling menyukai masakan istrimu, sudahlah jangan bersaing karena makanan." Kimberley mengetahui apa yang menjadi sumber masalah, Jack merasa cembur
Tiba-tiba ponsel Lexa berbunyi, itu telepon dari Dev Merdy, Lexa memilih menolak panggilan itu, tapi sialnya panggilan itu berbunyi kembali, akhirnya Lexa dengan malasnya dia terpaksa mengangkat panggilan telepon dari Dev. [TELEPON DEV] "Halo Dev, ada apa? "Aku merindukanmu, Lexa." "Jangan banyak basa-basi, apa maumu?" "Besok aku kembali ke Milan, ayo kita jalan-jalan berdua." "Tidak bisa, aku sibuk banyak pekerjaan yang harus diurus, kapan-kapan saja ya." "Ya sudah, kalau begitu, aku main ke apartemenmu saja, jangan menolak, kau mau dibawakan apa?" "Uang saja!" "Itu hal yang mudah, sesuai perjanjian kita waktu itu." "Baiklah!" "Oke, tunggu aku Lexa, aku sudah tak sabar bertemu denganmu." "Iya dev." Karena Lexa sudah jenuh, ditambah lagi dia juga mendengar kabar bahwa Jack telah menikah dengan Kimberley, itu menambah kejenuhan dan merusak mood Lexa, dia mematikan panggilan, dan kembali ke apartemen. Sementara Rico di mansion terlihat sudah rapi itu bersiap
"Ya sudah, ayo cepat, sebelum Nyonya Kimberley terbangun, nanti bisa-bisa dia kecewa." ucap Rose--menarik tangan. "Memangnya kita mau mencari es krim di mana?" tanya Rico. "Kita cari saja di toko pusat perbelanjaan es krim, pasti di sana banyak sekali." "Memangnya bisa pesan banyak." "Bisa Tuan, letaknya di dekat mall yang waktu itu kita datangi?" "Oh, apa di sana lengkap?" "Dulu aku pernah membeli es krim di sana, banyak sekali jenis es krim dan permen." Mereka ke sebuah toko es krim terlengkap di Milan, mereka memesan beberapa jenis es krim, yang mana es krim itu dilapisi kemasan dan di letakkan dalam satu tempat seperti box, jadi mereka mudah membawanya. "Kau tau di mana tempatnya Rose?" "Iya, aku tau tuan, di sebelah sana nanti ada sebuah toko es krim." "Coba tunjukkan saja jalannya Rose." "Itu di sana..." ucap Rose--menunjuk toko es krim. Mereka turun dari mobil dan segera masuk ke dalam toko es krim. "Oh seperti rumah es krim, di sini es krimnya lengkap
"Aku tau Jack! Apa rencanamu?" Rico sambil memeriksa ponselnya. "Panggil staff itu ke ruanganku sekarang, aku tunggu!" Rico bergegas memanggil staff yang kemarin sempat berbicara dengan Lexa untuk menghadap ke ruangan CEO. Jack penasaran, apa yang dibicarakan Lexa pada staffnya itu, dia curiga kalau Lexa melakukan sesuatu yang merugikan dirinya atau berniat untuk merusak hubungannya dengan Kimberley, mengingat Lexa itu menyukai Jack William. "Permisi Pak." "Masuk!" sahut Jack dalam ruangan. "Maaf Pak Jack, ada apa Bapak memanggil saya?" "Saya melihat CCTV kemarin kau bicara dengan seorang wanita di halaman kantor, apa yang kalian bicarakan?" Staff itu mencoba mengingat kejadian kemarin sore saat sepulang dari kantor, "Oh wanita yang memanggil saya di halaman waktu itu dan menanyakan sesuatu pada saya." "Wanita itu bertanya apa?" tanya Rico--cepat. "Karena dia melihat papan bunga di halaman kantor, kemudian bertanya kapan acara pernikahan pemilik kantor kemudian bertanya tent
"Pak Jack?"Kimberley terkejut kala melihat CEO William Group ada di atas tubuhnya.Sebenarnya ada apa ini?Mengapa dia bisa di kamar mewah yang tak dikenalnya dengan sang atasan?Di atas kasur ... dan dalam keadaan terikat?!Ingatan terakhirnya adalah saat dia hendak menuju apartemen. Seseorang tiba-tiba menyerangnya dari belakang. Kimberley hendak berteriak meminta tolong, tetapi obat bius ternyata bekerja cepat pada tubuhnya. Sektika dia merasakan kegelapan melingkupinya.Hanya saja, dia samar-samar melihat tiga bodyguard dan seseorang yang tak asing ....?Tunggu ... pria yang tak asing itu adalah asisten Jack dan sahabatnya--Rico!"Kenapa? Apa kau terkejut?" ucap Jack tiba-tiba, "Apa kau akan mengabaikanku seperti hari-hari yang lalu?""Pak? Sebenarnya ada apa ini? Kenapa Bapak mengikat saya seperti ini?" ucapnya frustasi.Tapi, Jack justru tersenyum sinis.Pria tampan itu bahkan mendekat padanya. Kimberley dapat mencium bau alkohol yang begitu kencang dari Jack--bercampur aro
Kimberley terdiam.Sebenarnya, apa yang membuat Jack seperti ini?Beberapa waktu lalu, Kimberley baru saja naik jabatan dari staff biasa menjadi sekretaris Jack."Aduh, bisa telat ini kalau tidak lari!" paniknya kala itu.Kimberley berjalan terburu-buru karena biasanya, dia berangkat ke kantor pagi sekali karena tidak ingin telat. Bukan karena jarak kantor dan apartmentnya jauh, tapi itu sudah kebiasaannya sejak dulu.Hanya saja, hari ini bisa-bisanya dia telat bangun!Ting!Untungnya, tak menunggu lama, lift menuju ruang sekretaris--tempat barunya setelah naik jabatan--terbuka.Hanya saja, matanya tak sengaja berpapasan dengan Jack William CEO dari perusahaan William Group!Kimberley sontak menundukan kepala sebelum memasuki lift. "Permisi, Pak."Namun alih-alih menjawab, Jack hanya mengangguk.Kimberly jadi mati gaya menghadapi langsung sang CEO yang terkenal karena muda dan brillian itu--untuk pertama kalinya.Bukan karena merasa gugup berdua karena terpesona pada pria tampan yang
Rico menghela napas.Asisten Jack itu menggeleng tak percaya dengan apa yang baru dia lakukan.Segera, dia membawa Kimberley kepada Jack yang kini menatapnya tajam."Ikat dia!" titahnya.Rico mengangguk. Diam-diam, dia merasa ngeri pada sang sahabat.Sebenarnya, dimulai dari kapan perubahannya? Apa dari kedatangan Kimberley sebagai sekretaris waktu itu?***"Ric, apa kau tahu siapa sekretaris baruku?"Pertanyaan Jack kala itu membuat Rico yang baru datang mengerutkan kening. "Maksudmu Kimberly?""Setahuku, dia dulunya staff administrasi, tapi kinerjanya bagus sekali. Bahkan, dia lolos seleksi ketat untuk jadi sekretaris," ucapnya panjang lebar, "Ada apa?"Bukan menjawab, Jack hanya mengangguk dan mulai membuka berkasnya.Hal ini membuat Rico yang notabenenya sahabat merangkap asisten pria itu bingung.Padahal, tadi pagi saat Rico diperintahkan menuju rumah untuk mengambil berkas yang tertinggal, Jack masih biasa saja.Ada apa dengan pria dingin ini yang mendadak menanyakan perempuan?
Malam semakin larut. Namun, Jack belum memejamkan mata.Setelah sahabatnya pergi, ia masih menunggu sampai Kimberley sadar.Diperhatikannya wajah cantik gadis itu dalam diam.Sepertinya, semesta mendengar keinginannya.Tak lama, Jack melihat Kimberley mulai membuka mata."Akhirnya kau bangun juga. Bagaimana misi kabur dari mansion, Sayang? Lancar bukan?" tanyanya langsung.Kimberley tampak terkejut dan hendak berbicara.Namun, Jack tak membiarkannya.Pria itu langsung mencium bibir Kimberley--kasar. Sebenarnya, dia tidak mau melakukan hal menjijikan lagi.Tapi, sepertinya hanya hal ini yang dapat mengikat Kimberley!"Kau membantah dan menolakku pantas dihukum!" geram Jack penuh penekanan di atas tubuh gadisnya. "Ampun Jack, tolong jangan lakukan itu," ujar Kimberley dan memohon, "Kumohon jangan lakukan itu Jack.""Aku sudah katakan padamu jadilah penurut, dan aku tidak akan bersikap kasar."Jack berusaha menulikan telinganya kala mendengar Kimberley menangis.Hasrat dan amarahnya