Dev segera melepas kemejanya, pria itu kembali mendaratkan ciuman kasar, kemudian Lexa membalas ciuman itu semakin liar di atas tubuh besar berotot kokoh, mereka saling adu kemampuan di ranjang, 'Seksi juga tubuh Dev.' batin Lexa. Usia Dev 27 tahun yang terbilang lebih dewasa dua tahun dari Lexa, mereka saling mengenal sejak duduk di universitas dan mereka mencintai satu sama lain tapi mereka berpisah saat itu Dev harus bekerja di turki, dan akhirnya Lexa memutuskan hubungan, kemudian Lexa bekerja sebagai wanita bayaran seorang CEO. "Ayo Lexa, cepat puaskan aku!" ucap Dev frustasi. 'Aku melakukan ini demi uang, kalau tidak ada uang aku tidak akan mau tidur denganmu Dev.' Lexa bergumam dalam hati. Lexa menggerayangi seluruh tubuh pria itu, menjelajahi setiap inci dan menikmatinya seperti santapan yang lezat, kemudian Lexa asik bermain dengan alat vital Dev. "Iya sayang, kau menyentuh tepat di sana, itu nikmat sekali..." Sentuhan dari Lexa benar-benar membangkitkan gairah, D
Sehari setelahnya, akhirnya kantor diliburkan selama satu pekan, Karena hari cuti bersama dan memang Jack juga berencana meliburkan kantor saat cuti bersama. Rico bangkit dari duduknya, "Aku tunggu di halaman ya." "Rico!" panggil Jack di ruang makan. Langkah Rico terhenti, "Apa Jack?" ucap Rico--menoleh malas. "Ini kuncinya, kau tidak berangkat bersamaku, kau pakai mobil biasannya." ucap Jack--menyerahkan kunci mobil Porsche. "Baiklah..." jawab Rico sumringah. Menyelesaikan sarapannya, Jack bangkit dari duduk, dan segera berangkat ke kantor. "Sayang! Aku berangkat ya." teriak Jack. Kimberley berlari ke halaman, "Sayang tunggu! Dasimu ketinggalan." ucap Kimberley--memasang dasi Jack. Rico membelalak, "Baiklah, aku berangkat dulu saja." Jack hanya menoleh dan mengangguk sambil menunggu dasi dari istrinya. 'Daripada aku melihat pemandangan sialan itu.' batin Rico berangkat menuju kantor bersama Rose. "Kau tidak ingin ikut aku ke kantor, sayang?" tanya Jack. "Tidak
Dibacanya botol di tangan Jack, "Obat untuk penggugur kandungan? astaga! Kimberley?" Jack seketika melotot, segera meneriaki Kimberley dari dalam kamar, suara itu menggelegar terdengar sampai di luar kamar, dia terkejut telah menemukan sebotol obat untuk menggugurkan kandungan di kamarnya, dia menduga bahwa itu pasti memiliki Kimberley, tidak mungkin itu milik Maid. "KIMBERLEY!!!" teriak Jack. Kimberley tengah bersantai di balkon itu langsung terkejut dengan suara lantang suaminya, dia bingung kenapa tiba-tiba Jack berteriak seperti orang yang sedang marah. "Kenapa Jack meneriakiku seperti itu? Apa ada masalah? Apa aku membuat kesalahan?" ucap Kimberley--menuju kamar. Tanpa pikir panjang Kimberley segera menuju sumber suara Jack dari kamarnya, Kepala Maid juga datang bersama Maid lain memeriksa. "Ya Tuhan! Ada apa meneriakiku seperti itu?" tanya Kimberley polos. Dengan wajah datar dan rahang yang mengeras Jack terlihat sangat marah, "Kau masih bertanya ada apa?! Tidak ta
Kimberley membelalak, "Bagaimana bisa, aku tidak tau, seperti apa?" "Kau letakkan saja makanan di mulutmu lalu kau kunyah sedikit dan aku akan mengambilnya dari mulutmu." "Ke--kenapa begitu? Aku tidak bisa melakukan itu." protes Kimberley geleng-geleng "Cepat lakukan itu sekarang, aku lapar! Atau kau ingin hukuman yang lebih dari itu?" Kimberley geleng-geleng, segera menyuap makanan ke dalam mulutnya dan mengunyahnya, dengan sigap Jack meraih dan mengambil makanan itu dari mulut istrinya. "Ayo cepat!" "I--iya ini, Pak." ucap Kimberley--perlahan menyuap makanan ke mulutnya. Jack langsung mengambil makanan dari mulut istrinya, "Mmm..." Kimberley seketika mematung, dia tidak tau jalan pikiran suaminya seperti apa dengan mengetahui cara makan yang seperti ini, itu terbilang aneh dan menjijikan tapi itu juga membuat Kimberley menjadi geli dan bergairah. Jack sambil mengunyah, "Enak sayang!" 'Aneh sekali saat aku melakukan itu padanya meskipun aku sedikit merasa jijik, justru ak
"Ya Tuhan, aku melihat celana dalam Tuan Rico?" batin Rose melotot. Rose menggeledah koper milik Rico, "Astaga, hahaha, kau baru menyiapkan celana dalam, Tuan?" "Hehehe, iya Rose, aku bingung membawa baju yang mana, aku juga bingung membawa berapa baju?" Rose tersenyum sambil geleng-geleng, "Sini, biar aku bantu, Tuan." Rose membantu Rico menyiapkan barang bawaannya yang akan dibawa ke Berlin, seperti beberapa pakaian, perlengkapan mandi, tak lupa juga dompet dan barang penting lainnya, Rico melihat itu merasa seperti dia bersama ibunya, dia melihat sifat Rose yang keibuan itu membuatnya bahagia dan semakin mencintai Rose. "Oke, sudah beres, sekarang kita harus beristirahat." "Oh iya sebentar Rose, apa aku boleh melihat barang bawaanmu?" "Lihat saja Tuan, silakan." Rico segera meraih koper milik Rose, karena dia merasa penasaran, Rico menggeledah koper milik Rose tapi, yang ditemukan pertama kali dan yang paling dia ingat adalah bikini milik Rose, dia memang terbilan
"Astaga! Baru kali ini aku menaiki jet pribadi sayang." ucap Kimberley tersenyum lebar. "Kau sudah dua kali menaiki jet pribadi, yang pertama waktu Jack menjemputmu di Perancis." ucap Rico. Kimberley bingung, "Astaga Benarkah? Aku tidak pernah merasa sebelumnya." "Waktu itu kau tertidur sayang, jadi kau tidak tau." "Pantas saja." "Aku juga baru naik jet pribadi pertama kali, terima kasih Pak Jack." ucap Rose. Jack hanya tersenyum, mereka mulai menaiki pesawat, masuk ke dalam pesawat jet pribadi yang terlihat sangat sepi, karena hanya mereka berempat dan pilot beserta pramugari dalam pesawat. [Berlin, Jerman] Setibanya di Berlin, mereka turun dan segera menuju hotel yang berada di dekat bandara Brandenburg, hotel itu berjarak lumayan dekat, mereka menaiki taksi sekitar 800 meter dari bandara, akhirnya siang hari mereka tiba di Hotel Brandenburg, Jack sudah memesan dua kamar dengan king bed untuknya dan istrinya kemudian satu kamar lagi untuk Rico dan Rose. "Akhirnya kita ti
Ucapan Rose membuyarkan, "Tuan! Kenapa kau diam saja, ayo cepat naik ke pinggir pantai sebelum hiu itu muncul." "Oh, Iya Rose!" 'Sungguh? Ini pertama kalinya, Tuan Rico menggendongku! Kenapa jantungku jadi berdebar-debar?' batin Rose. Rico segera menggendong rose ke pinggir pantai kemudian Rico segera pergi ke toilet dekat pantai. "Sudah, turunkan saja aku di sini." "Baiklah Rose." "Kalian sudah puas berenang di pantai?" tanya Jack. "Aduh sebentar ya, aku mau ke toilet, aku sudah tidak tahan lagi!" ucap Rico--berlari menuju ke toilet. "Aneh sekali!" pekik Jack. "Iya Pak, tadi kata Tuan Rico ada ikan hiu, jadi kami segera ke pinggir pantai." "Ikan hiu? Apa benar di sana ada hiu?" "Mungkin hiu itu jinak." ucap Kimberley. "Ya sudah, kau pesan makananmu." "Menunggu Tuan Rico saja, Pak." Di sisi lain Rico yang tengah buang air kecil di toilet itu, dia merasa sedikit lega dan kembali berkumpul untuk makan bersama. "Aduh lega sekali!" ucap Rico membenarkan cela
'Kenapa Rose belum tidur? Dia malah mendekatiku, dia sedang apa? Astaga! Dia menyentuh tubuhku!' batin Rico. Perlahan menyentuh otot Rico, 'Ya Tuhan, Tuan Rico tidur tanpa berpakaian? Ototnya terlihat kokoh sekali, aduh, wajahnya ternyata tampan juga, hmm ... aroma ambernya masih tercium.' batin Rose. Tiba-tiba Rico membuka mata dan Rose sangat terkejut, dia pura-pura ketakutan agar Rico tidak curiga bahwa dia memang sengaja mendekati Rico.Rico membuka mata dan menoleh, "Kau belum tidur?"Deg! Rose memasang wajah memelas, "A--aku belum bisa tidur, aku takut Tuan." "Baiklah, sini peluk aku tapi kau harus tidur, karena besok pagi kita akan berkunjung ke tiga lokasi, itu akan melelahkan." ucap Rico--membenarkan posisi tidurnya. "Iya Tuan..." 'Aku sebenarnya belum tidur Rose, aku tau apa yang kau lakukan padaku tadi, hehehe, lumayan aku bisa memeluk Rose, ternyata dia juga sedikit nakal, semoga malam ini tidak membangkitkan gairahku.' batin Rico. Rose mengangguk segera meme