All Chapters of Dinikahi Milyarder, Diganggu Mantan Suami: Chapter 81 - Chapter 90

123 Chapters

81. Di Rumah Sendiri (a)

Setelah menaruh semua belanjaan di rumah, Vena pergi lagi dengan sopir pribadinya menuju ke rumah sakit. Dia menemui dokter kandungan yang dahulu pernah menangani kehamilannya.Selama satu jam lamanya, dia melakukan konsultasi, hingga akhirnya pulang ke rumah.Di rumah, suasana sudah kosong, tak ada pembantu yang biasa menyambutnya. Iya, semua ini wajar karena memang mereka semua terlanjur diberi hari libur oleh Mario selama satu Minggu.Tadinya, Mario memang berencana liburan dengan Vena, jadi dia meliburkan mereka semua. Namun, kenyataan dia harus rapat membahas bisnis bersama Om Tiyo.Meski begitu, Vena sama sekali tidak keberatan. Malahan, dia senang karena bisa memasak untuk seminggu ke depan. Tapi, walau demikian, untuk mengurus kebersihan rumah— tetap saja diperlukan bantuan jasa pembersih rumah harian.Baru saja Vena menjatuhkan diri di atas sofa ruang tengah, tiba-tiba ada suara langkah kaki masuk dengan terburu-buru.Itu adalah Mario. Dia terlihat serius sembari melonggarkan
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

82. Di Rumah Sendiri (b)

Vena menyiapkan makan siang di atas meja. Dia tersenyum memandangi sang suami yang duduk di kursinya. Senyum tak kunjung luntur dari bibir Mario. Dia bahagia merasakan bagaimana berumahtangga sebenarnya— tak perlu melihat para asisten rumah tangga berkeliaran. Kini, dia hanya di rumah saja bersama sang istri. “Jujur, Sayang, aku lebih bahagia hidup seperti ini denganmu— cuma berdua saja di rumah, kita makan bersama masakan kamu,” katanya masih betah melihat makanan yang ada di meja. Vena mengambilkan makanan, lalu disajikan ke hadapan Mario. Dia bercanda, "maksudnya kamu mau setiap hari makan masakanku?“ "Jangan salah paham loh, ya, aku bukan meminta kamu di dapur, kok.” Mario menoleh kepada istrinya dengan tatapan serius. Meski dia tahu barusan itu bercanda, tapi dia tahu kalau Vena memang senang bisa memasak untuknya. "Sebenarnya sih nggak apa, Mas, aku saja yang masak.“ "Nggak, kita nggak usah ngomong ini lagi. Di keluarga kita, menantu nggak boleh masak. Nanti malah ada pemb
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

83. Fitnah Lagi?

Vena menunggu lama, tapi tak kunjung melihat sang suami kembali masuk ke ruang makan. Dia menjadi curiga, lalu memutuskan berdiri dan mencarinya.Di ruang tengah tidak ada, ini membuatnya makin bertanya-tanya. Dia pun berjalan ke sekitar, dan ketika mendekati ruang tamu— terdengar ada suara gaduh di depan."Suara siapa itu ... oh." Vena tersadar kalau mengenali suaranya. Dia keluar rumah, melihat di kejauhan, tepatnya di sekitar pagar depan ada Mario, Bianka dan beberapa petugas keamanan rumah. "Bianka? Buat apa dia ke sini?"Tak mau berlama-lama, dia berjalan menghampiri mereka semua."Ada apa ini?" tanyanya.Mario kaget melihat istrinya datang. Dia menyesal karena terlalu lama di sini sampai wanita itu mencarinya. "Sayang, kamu ngapain keluar sini?""Harusnya aku yang tanya, ngapain kamu ada di sini? Terus wanita ini ..." Vena memalingkan pandangan ke arah Bianka. Dia mengerutkan dahi. "Ngapain kamu di sini? Mau buat keributan apa bagaimana?"Bianka sedang menahan amarah saat meliha
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

84. Orang Misterius Lagi? (a)

Mau tidak mau, Vena harus menuruti bianka untuk pergi ke rumahnya. Semua itu demi membuktikan bahwa tidak mungkin Daniel ada di sana. Dalam benaknya, dia sudah bisa menebak kalau kemungkinan besar Daniel telah berselingkuh. Iya, berdasarkan dari omongan Bianka yang tampak kecewa.Sepanjang perjalanan, Vena duduk di kursi belakang bersama wanita itu. Sesekali, dia menengok ke arah perutnya yang telah membuncit. Meski muak, tapi dia merasa kasihan."Kita sudah sampai," ucap Mario yang duduk di kursi depan sebelah dari kursi sopir. Vena menengok ke luar jendela. Dia tetap diam hingga mobil berhenti di halaman depan rumahnya.Seperti biasa, kawasan rumah di sini sangat sepi, apalagi di waktu siang begini. Banyak orang yang beraktifitas di luar— jalanan pun ramai.Vena turun, lalu disusul oleh Bianka. Usai bicara ke sopir, Mario ikut turun dari mobil. Dia menghela napas panjang sembari menengok ke penampakan rumah sang istri. Kenangan awal mula perkenalan mereka pun kembali muncul di ke
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

85. Orang Misterius Lagi? (b)

Vena, Mario dan Bianka mendatangi kafe yang ada di dekat rumah. Begitu menginjakkan kaki di situ, Vena langsung teringat saat diajak makan di sini oleh Mario dahulu. Dia tersenyum sendiri— karena pria itu keceplosan tentang bulan madu. "Ngapain kamu senyum-senyum? Kamu pasti ingat tentang Mas Dani 'kan? Dulu waktu masih pacaran kalian sering sekali ke sini." Bianka bicara dengan nada yang sinis karena dikuasai perasaan cemburu sekaligus kesal. Sekalipun sudah tak menginginkan Daniel, dia tak sudi kalau pria itu malah beralih mencintai Vena lagi. Dia merasa dihina kalau seperti ini. Mario sempat melirik ke arah sang istri, melihatnya mmenghapus senyuman dari bibir. Dia penasaran, apa yang ada di benaknya? Vena membalas omongan Bianka dengan berkata, "mending kamu nggak usah ngomong apa-apa. Kita di sini mau saling membuktikan, oke?" Bianka hanya mendengus. Mario menghela napas panjang, mencoba menepis segala macam pemikiran buruk. Dia sangat yakin kalau tidak mungkin Vena
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more

86. Marah?

Selama perjalanan pulang, Mario tidak mengatakan apapun. Pria itu hanya menengok ke luar jendela. Ini membuat Vena makin curiga, dia heran dengan sikapnya yang seperti tidak mau melihatnya. Tetapi, dia tetap diam sampai di rumah.Begitu sampai di rumah, Mario langsung masuk ke dalam kamar. Vena ikut masuk ke dalam, lalu menutup pintu yang ada di belakangnya. Baru setelahnya, ia menaruh perhatian ke sang suami. "Ada apa? Kamu dari tadi sepeti menghindariku?"Sambil melepaskan kancing kemejanya, Mario masuk ke ruangan ganti. Dia sibuk membuka pintu lemari, dan mengambil satu kaos santai berwarna biru.Diabaikan terang-terangan, Vena mengikutinya. Dia berdiri di ambang pintu ruang ganti itu— lalu memandangi pria itu. "Kamu kok malah diam saja? Ada apa?""Aku cuma lagi mikir." Mario membuang kemejanya di keranjang kotor, lalu ganti dengan kaos santai tadi. Setelahnya, dia menutup pintu lemari, sempat menatap wanita itu sekilas sebelum akhirnya melepaskan jam tangan— dan ditaruh di laci k
last updateLast Updated : 2024-07-27
Read more

87. Kemesraan di Rumah (a)

Setelah makna malam, Vena membereskan kamar tidur, dan melakukan rumah tangga lain. Dia menikmati waktunya sebelum akhirnya berada di dapur— lalu memasak untuk makan malam. Senyum melebar di bibirnya karena seluruh rumah ini seperti dalam kendalinya. Iya, wajar saja dia bahagia karena selama ini harus menahan diri. Semua kegiatan rumah tangga harus dikerjakan oleh para pembantu. Untuk urusan memasak, bersih-bersih, urusan laundry, dan lain-lain.Sebagai seorang Nyonya, dia dilarang menyentuh hal-hal yang seperti ini di kediaman Winata. Padahal memasak dan menghabiskan waktu merawat rumah sudah menjadi hobi baginya.Di saat dia sibuk di dapur, Mario masih ada di dalam ruang kerjanya. Dia sudah tidak marah akibat kejadian tadi siang. Suasana hati sudah membaik karena kepercayaannya kepada sang istri sudah kembali.Tak berselang lama, ada ketukan di pintu, sebelum akhirnya dibuka. Vena terlihat di ambang pintu. Dia berkata, "makan malam sudah siap,
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

88. Kemesraan Di Rumah (b)

Vena menjatuhkan diri di atas salah satu kursi yang melingkari meja makan. Dia menghela napas panjang, rambut terlihat berantakan dan wajah pun kelelahan. "Aku capek, loh, rasanya tenagaku terkuras," gerutunya sembari mengambil alat makan di kedua sisi hidangan steak. "—gara-gara kamu juga sekarang dagingnya pasti sudah dingin." Mario yang duduk di seberang meja menahan tawa. Dia sama saja dengan Vena, lumayan berantakan— terutama pada bagian rambut. Dia mengiris daging steak, kemudian menggunakan garpu untuk memakan potongannya. Senyum merekah di bibirnya kala berkomentar, "mmm ... enak kok, Sayang, nggak menyangka juga ternyata istriku bisa buat steak." Vena tersenyum pula. Dia tidak lagi cemberut karena pujian itu. Tanpa mengatakan apapun, dia ikut menikmati makanan buatannya. "Oh iya," ucapnya membuka obrolan setelah beberapa menit kemudian, "kamu beneran nggak ada kerjaan?" "Nggak ada, ta
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

89. Kemesraan di Rumah (c)

Usai makan malam, Vena membereskan meja makan. Dia menaruh semua piring dan gelas kotor di dalam wastafel, lalu mencuci semua itu.Mario tidak betah hanya memandangi punggung Vena. Dia berdiri dari kursinya, lalu mendekati wanita itu, dan memeluknya dari belakang.Dengan lembut, dia mengecup pundak Vena yang terbuka. Dia bisa menghirup aroma bunga-bunga yang berasal dari sabun di kulitnya.Vena berenti mencuci sejenak untuk melirik sang suami. Dia tersenyum. "Ada apa? Manja belum kelar-kelar dari tadi?""Aku nggak betah kalau nggak diperhatikan," sahut Mario sengaja bersuara manja. Dia menyerang istrinya dengan kecupan-kecupan lagi di bagian leher hingga ke sekitar tengkuk. "Misal ada asisten pembantu, kamu jelas nggak bakalan begini.""Justru karena nggak ada siapapun di rumah ini, kita harus maksimal mesra-mesraan, Sayang."Vena tergelak. Dia kembali mencuci sisa piring yang ada di wastafel. "Iya, iya, tapi aku lagi c
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more

90. Ada Teror?

Kelelahan membuat Vena dan Mario tertidur lelap malam ini. Jarum jam di dinding sudah menunjukkan pukul dua dini hari.Tiba-tiba tidur Mario terganggu karena merasa ada suara benda jatuh. Dia membuka mata perlahan, mengerjap-ngerjap untuk sesaat— kemudian melihat sekitar. Pandangan mata tertuju ke sang istri yang masih tidur pulas dengan kepala bersandar di dada telajangnya.Tadinya, dia menganggap suara barusan sebagai halusinasi belaka, tapi saat hendak tidur lagi— suaranya kembali muncul.Suara-suara seperti beberapa benda jatuh yang berasal dari lantai bawah.Mario mulai merasa resah, apa mungkin ada pencuri? Pemikiran itu sama sekali tidak pernah muncul dalam benaknya karena itu tak mungkin.Seluruh bangunan rumah ini dilindungi oleh pagar tinggi, dan ada beberapa petugas keamanan yang selalu berjaga dua puluh empat jam bergantian.Dia terpaksa membangunkan Vena. "Sayang, sayang bangun ..."Perlu beberapa
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status