“Jadi berangkat hari ini?” tanya Zain pada Amisha, saat mereka tengah menikmati sarapan pagi.“Terima kasih,” ujar Zain, refleks menoleh ke kiri ketika Inah tiba-tiba datang, menghidangkan secangkir kopi untuknya.“Iya,” sahut Amisha singkat, mengoles sehelai roti tawar dengan selai kacang.“Kurasa aku masih sempat mengantarmu,” imbuh Zain setelah melirik jam di pergelangan tangannya.“Tidak usah. Gianna sudah memesan jemputan bandara,” tolak Amisha halus.Ia melipat roti yang sudah diolesnya. Memegangnya dengan dua tangan, lalu memasukkan bagian sudutnya ke mulut.“Oh .…” Zain sedikit kecewa.Terkadang Amisha terlalu mandiri dan terkesan tidak membutuhkannya. Tetapi paling tidak, ia harus tetap bersyukur Amisha masih berpikir untuk minta izin padanya.“Selama kau di Kota S, aku akan kembali ke rumahku,” kata Zain, memberitahu Amisha rencananya.“Kenapa? Kamu tidak betah tinggal di sini?” Amisha mengernyit.Semenjak rumah Zain selesai direnovasi, mereka memang sepakat untuk menghabisk
Last Updated : 2024-06-10 Read more