“Aduh, Tuan … biar saya saja yang menyelesaikannya,” kata Inah, merasa tidak enak hati membiarkan Zain bergumul dengan asap kompor.“Tidak apa, Bi. Ini untuk istriku. Dia lagi sakit,” sahut Zain lembut, menolak tawaran Inah dengan halus.“Tapi, Tuan—”“Bibi tidak usah cemas, gaji Bibi tidak akan kupotong,” seloroh Zain, memotong perkataan Inah.“Bukan begitu maksud saya, Tuan. Ini sudah tugas saya. Masa Tuan yang harus menyelesaikannya,” protes Inah, bersikeras.“Bi, menyediakan makanan untuk istri adalah tugas seorang suami. Karena aku sibuk, jadi aku harus mengalihkan tugasku kepada Bibi, dengan syarat aku harus membayar Bibi. Sekarang aku sedang tidak sibuk. Jadi, biarkan aku melaksanakan kewajibanku. Memangnya Bibi mau menggantikanku untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadaku di yaumil akhir nanti?”Pernyataan dan pertanyaan Zain membuat Inah melongo. Ia tak menyangka Zain seorang lelaki yang sangat menyadari tanggung jawabnya. Zaman sekarang sudah sangat susah menemukan lela
Last Updated : 2024-06-15 Read more