Home / Rumah Tangga / Maaf, Aku Memilih Mundur / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Maaf, Aku Memilih Mundur: Chapter 51 - Chapter 60

90 Chapters

Bab 51

“Mas, tolong ambilin popok, dong!” teriak wanita yang kini tengah duduk di atas ranjang. “Mas! Kamu denger gak, sih?!”Wanita itu kembali berteriak. Tak peduli jika posisinya sekarang tengah bersisian dengan bayi mungil yang masih terlelap. Hingga akhirnya ….Lengkingan suara tangis bayi yang belum genap 100 hari itu, mampu memecah kesunyian yang ada di rumah bercat putih tersebut. “Berisik!” teriak wanita paruh baya yang kini sudah berdiri sambil berkacak pinggang, tepat di ambang pintu kamar sang bayi. “Kamu itu sebenernya becus ngurus bayi gak sih, Lis? Apa kamu gak sadar, kalo tangisan anakmu itu bikin sakit telinga tau gak!” Untaian kalimat pedas dilontarkan oleh wanita yang beberapa helai rambutnya mulai memutih itu. Wanita berambut pirang yang tak lain adalah Lisa, istri dari Yogi, memutar mata malas saat mendengar ocehan sosok yang kini masih menatap tajam kepadanya. Hingga dengan nada nyinyir, Lisa menimpali ocehan lawan bicaranya itu. “Ibu jangan teriak-teriak dong! Tuh,
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 52

“Teganya Ibu mengatakan hal seperti itu pada makhluk yang bahkan tak bisa melawan Ibu!”“Ya! Tentu aku tega! Memang siapa dia, sampai aku tak tega melakukannya?” berang Jubaedah yang kini semakin menatap marah pada sang menantu. Dari sorot matanya saja, sudah bisa menggambarkan, sebesar apa kebencian Jubaedah pada anak Lisa. “Aarrghhh!” teriak Yogi frustasi. “Kalian ini benar-benar membuatku pusing, tau gak!”“Ribut aja terus kerjaannya!”Laki-laki itu mengayunkan langkah dengan rasa kesal yang membuncah. Bahkan suara tapak kaki yang sengaja dihentak-hentakkan, beradu dengan ubin lantai rumahnya. Yogi melangkah pergi meninggalkan dua wanita yang tak pernah tampak akur tersebut. “Entah apa salah dan dosaku. Cobaan selalu datang bertubi-tubi, kayaknya kok betah banget,” keluh Yogi lemas, sembari meninggalkan kamar sang istri dan memilih pergi ke teras rumahnya. Entah Tuhan memang sedang mengirimkan cobaan pada laki-laki 38 tahun tersebut. Atau memang Tuhan sedang mulai memberikan kar
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Bab 53

“Masuk kau! Dasar tak berguna!” “Lho … lho … pelan-pelan, Bu!”Bu Lastri terkejut, saat Jubaedah dengan kasar menarik lengan Lisa. Sementara istri dari Yogi tersebut tengah menggendong sang putri. Brak! Dengan keras Jubaedah menutup pintu utama rumah Yogi. Kemudian dengan kuat ia men-dorong tubuh sang menantu hingga terduduk di sofa ruang tamu, “Sudah kubilang, jangan sesekali kamu keluar rumah! Ngerti gak sih!”“Bu! Pelan-pelan! Aku lagi gendong Aurora!” Tanpa rasa takut, Lisa memprotes apa yang dilakukan oleh ibu mertuanya. “Perse-tan dengan kau dan anakmu itu! Aku mau kalian berdua pergi dari rumah ini sekarang juga!” bentak Jubaedah tak peduli. “Kau dan a-nak si-alanmu itu hanya akan mempermalukan keluargaku!”“Cukup!” Lisa tak lagi bisa menerima semua penghinaan yang dilayangkan Jubaedah setiap hari. “Apa kau tak ingat nenek tua?! Siapa yang merayuku untuk menjadi menantu keluarga ini. Sampai kau dan anak perempuanmu itu membuat skenario agar aku bisa segera menikah dengan Y
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Bab 54

“Breng-sek!” “Ups, maaf ya Ibu Mertua dan Kakak Ipar,” tukas Lisa santai, tanpa merasa bersalah sedikitpun. “Ingat, uang yang kalian pakai, sudah seharga rumah ini. Bahkan sertifikat rumah ini pun sudah ada di tanganku. Jadi, jika ada yang harus angkat kaki dari rumah ini. Itu bukan aku, melainkan kalian!” Sembari melenggang pergi, Lisa memberikan ancaman kecil kepada sang mertua dan juga kakak iparnya. Jubaedah dan Yessi pun sontak saling melirik dan sama-sama meneguk ludah kasar. Rahasia yang selama ini dijaga baik-baik, kini justru terkuak karena kesalahan mereka sendiri. “Katakan padaku, apa keuntungan dari ju-di on-line yang kalian lakukan?” tanya Yogi dengan nada datar. “Jawab aku, Bu!” bentak Yogi kemudian. Saat laki-laki itu tak mendapat jawaban apapun dari mulut ibu maupun kakak perempuannya. Hingga gelengan kepala dari Jubaedah menjawab pertanyaan Yogi. Membuat Yogi yang masih belum bisa meredam amarah yang memuncak, kembali murka. Mantan suami Devi i
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Bab 55

“Mas ….”“Ada apa ini? Siapa dia? Kenapa-”Sosok lain tiba-tiba memekik dari arah ruang tamu, tepat menghadap ke arah Yogi yang masih melakukan keme-sraan dengan sang istri. “Lho, kamu ….”Namun tiba-tiba, sosok asing itu justru mengatupkan bibir rapat-rapat. Kala melihat siapa dua orang yang masih terlihat intim tersebut. “Li-lisa,” ucapnya lirih dan tergagap. Tapi suaranya masih bisa didengar dengan baik oleh Yessi yang kini sudah ada di sisi kanannya. Mantan kakak ipar dari Devi tersebut tampak mengernyit heran, sebab dengan jelas ia mendengar sang suami menyebutkan nama adik ipar barunya. Meski dengan suara lirih dan terbata. “Kamu kenal wanita mu-rahan ini, Mas?” tanyanya penasaran. Hening! Tak ada sedikitpun jawaban yang diterima oleh Yessi, hingga dengan tak sabaran ia menarik lengan kanan suaminya tersebut. “Mas! Kamu denger aku ngomong gak sih!” sentak Yessi kasar. “Bukannya jawab, ini malah sibuk ngeliatin be-tina gatel ini!”“Mas Hans? Kok kamu disini, Sayang?”Mata k
last updateLast Updated : 2024-07-28
Read more

Bab 56

“Syukurlah pembukaan toko sejak kemarin sampai hari ini, berjalan dengan lancar.”“Iya, Bu. Semoga hari ini juga lancar seperti dua hari kemarin ya, Bu,” timpal sosok lain yang memakai setelan berwarna merah bata tersebut. Yang langsung kembali ditimpali oleh wanita cantik di hadapannya, “Aamiin, semoga saja ya, Put.“Saya izin ke belakang dulu ya, Bu,” ucapnya lagi.Ya! Hari ini, adalah hari ketiga pembukaan toko roti baru milik Sri Devi atau yang biasa dipanggil Devi, mantan istri Yogi. “Semoga ini adalah buah dari do’a dan kesabaran kami,” ungkap Devi lirih.Pada hari ini bukan hanya hari ketiga pembukaan toko milik Devi, melainkan juga hari dimana Devi dan Yogi genap satu tahun bercerai. Sejak sebelum bercerai dengan Yogi, Devi memang sudah lebih dulu bekerja sebagai freelancer perusahaan Arya. Hingga saat dirinya benar-benar sudah menyandang status janda, Devi akhirnya bekerja sebagai salah satu staff di kantor Arya.“Wah, tokomu boleh juga, Dev. Congrats yaa …”Tiba-tiba sebuah
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

Bab 57

“Lebih baik pecat aja karyawan macam dia. Pemalas dan tak tau diri!”“Tolong jaga sikap Anda di sini, jika masih ingin dihargai layaknya seorang tamu,” ucap Siska yang tak suka dengan sikap yang ditunjukan oleh mantan ibu mertua dan kakak ipar Devi tersebut.Melihat reaksi yang ditunjukan oleh Siska, membuat Jubaedah dan Yessi seketika saling pandang. Mungkin mereka cukup heran, sebab upaya keduanya membuat nama Devi jelek di muka umum, kali ini gagal. “Biar saya aja yang melayani mereka, Put.”Tiba-tiba suara Devi terdengar, membuat Siska menoleh dengan tatapan heran. Srett!Siska menarik lengan Devi dengan cepat dan sedikit men-cekal lengan sang sahabat. Tatapan wanita berambut pendek itu tampak menakutkan. Ditambah dengan suara berbisik yang sengaja ditekan, menambah aura mencekam dari wanita yang masih memakai blazer hitam tersebut. “Kamu apa-apaan, sih?!”Devi menatap lekat manik mata Siska dan melepaskan cekalan tangan wanita itu secara perlahan. Dengan senyum mengembang, wani
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

Bab 58

“Jadi gimana, Bu? Siapa yang mau bayar?”“Kalo gak bisa bayar jangan sok-sokan!” ucap salah satu pengunjung toko roti tersebut.Beberapa orang tampak mulai gelisah. Menunggu giliran untuk membayar di kasir. Namun, setelah ditunggu hingga beberapa waktu. Jubaedah dan Yessi justru masih saling menunjuk, siapa yang harus membayar. Tanpa ada tanda-tanda kapan masalah itu akan terselesaikan.“Bayar buruan, Bu!” Tanpa, menghiraukan beberapa pelanggan yang sudah menggerutu, Yessi masih bersikukuh meminta sang ibu untuk membayar. Namun, Jubaedah pun sebelas dua belas dengan sang anak. Dengan pendirian teguh dan sifat keras hatinya, Jubaedah tetap tak mau menuruti permintaan sang putri, “Kok Ibu, sih? Kamulah yang bayar!”“Ck! Kalo emang gak bisa bayar mending kalian minggir, deh!” Seorang ibu-ibu yang sudah habis kesabarannya, segera maju dan menyingkirkan ibu dan anak tersebut. “Kere tapi sok sugih! Gak punya duit tapi sok jadi nyonya!”Gerutuan ibu-ibu itu tentu jelas terdengar oleh Yessi
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

Bab 59

“Kenapa diem, Bu?”Semua orang yang ada di toko itu sontak menoleh bersamaan. Pada sosok lain yang kini berdiri di ambang pintu masuk toko.“Li-Lisa …,” gumam Jubaedah pelan.Bukan hanya itu, bahkan kini wajah wanita paruh baya itu tampak pias dan memucat. Terlebih saat sosok yang ternyata adalah Lisa, istri dari Yogi, tampak memandang Jubaedah dan Yessi dengan tajam.“Kalian!” Hingga tak lama setelahnya, seorang ibu-ibu lainnya terlihat menyusul masuk ke dalam toko. Sembari membawa beberapa paper bag di tangannya. “Dasar cu-rut tak bertanggung jawab! Bisa-bisanya kalian meninggalkan belanjaan begitu saja. Kalo ilang, apa kalian yakin bisa menggantinya?!”Alis Devi bertaut menjadi satu. Ia bisa mengenali Lisa, tapi Devi tak mengenali sosok lain yang kini berdiri bersisian dengan istri dari mantan suaminya tersebut.“Apa Ibu masih menganggap Devi itu menantu Ibu? Begitu maksud Ibu, bukan?” Tanya Lisa pada Jubaedah yang kini berdiri mematung dengan keringat yang hampir membanjiri waja
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

Bab 60

“Sebaiknya kalian semua pulang dan bawa saja roti itu !”Perdebatan keluarga mantan suami Devi itu sudah semakin tak bisa ditolerir. Entah apa yang ada di pikiran mereka, jika Devi saja merasa malu tapi hal yang sama seolah tak dirasakan oleh empat wanita itu.“Apa kau sedang mengusir kami?!” Bukannya pergi, Jubaedah justru semakin meradang dan menganggap devi merendahkan mereka dengan cara mengusir secara terang-terangan.“Maaf, Bu. Saya tak bermaksud mengusir sama sekali. Tapi, perdebatan keluarga kalian tak seharusnya menjadi konsumsi publik. Jadi saya sarankan lebih baik kalian selesaikan masalah kalian di rumah,” ucap Devi mencoba memberi pengertian.Seperti apapun perlakuan Jubaedah sekeluarga kepada dirinya, di masa lalu. Namun Devi juga tak bisa membiarkan empat orang tersebut semakin mendulang malu atas ulah mereka sendiri.“Bagaimanapun juga, Ibu dan Mbak Yessi adalah Nenek dan Bibi dari kedua anakku. Rasa malu yang akan kalian tanggung, mau tak mau nantinya juga akan berim
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status