Aku masih tersenyum sembari menjabati tangan setiap orang yang datang ke rumahku. Di dalam pikiranku, aku merasa mereka sangat aneh. Mereka menatap aku dengan wajah iba, dan suara bisik-bisik pun masih mampu kudengar dari beberapa orang yang ke luar masuk dari rumahku. "Kasihan ya istri dan anaknya," "Saya ga yakin Bu Helda dan anak-anaknya bisa bertahan setelah kepergian Pak Satyo," "Memang umur ga ada yang tahu ya, Mbak," "Kasihan, padahal Pak Satyo masih cukup muda," Kalimat-kalimat itulah yang sedari tadi tertangkapku di pendengaranku. "Delyna, kau tak perlu berpura-pura kuat. Menangis bukanlah satu hal yang menjijikkan," aku mendengar perkataan itu dari Dennis, pemuda yang menjadi tetanggaku sejak dua tahun belakangan ini. Aku mengerutkan keningku. Aneh sekali, pikirku. "Delyn, tante tahu kamu anak yang kuat, tapi kehilangan sosok yang paling kamu sayang itu tentu tidak akan mudah. Tetaplah tersenyum jika itu yang membuatmu merasa baik." Tante Rina yang adalah salah satu r
Last Updated : 2024-05-13 Read more