All Chapters of Badboy yang Harus Aku Taklukan: Chapter 31 - Chapter 35
35 Chapters
Si Jahil Gaara
Putus asa lantaran tidak ada perkembangan dalam upaya mengingat rangkaian peristiwa, Esther membaringkan lagi kepalanya lantaran usaha itu hanya membuat kepalanya terasa makin sakit. Kalau saja, ini bukan situasi yang membingungkan seperti sekarang, dia mungkin akan sedikit terhibur melihat bibir Gaara yang terbuka sedikit. Pemandangan yang sangat berbeda dengan dirinya sehari-hari, dia sangat polos dan menggemaskan, cukup untuk membuat Esther menahan diri untuk tidak menjerit.Wajah si gadis sontak memanas.“G—Gaara …,” bisik Esther lembut. Dibandingkan diam saja dan hanya mencoba sendiri mengais puing-puing ingatan dia berpikir bahwa bertanya pada Gaara akan sedikit mengembalikan memorinya yang terlupakan. “Gaara …,” panggilnya lagi mencoba membangunkan si berandal.Lelaki itu tetap bergeming, menyadari bahwa itu tidak cukup berefek untuk membuatnya terjaga akhirnya Esther mengguncang kepalanya sedikit. Jari-jarinya yang panjang menyentuh rahangnya yang tegas, salah satu daya tarikn
Read more
Merajut Memori
Esther menarik napas lega tatkala mendengar pintu kamar Gaara tertutup rapat. Entah mengapa dia merasa lebih leluasa ketika pria itu memilih untuk menunggunya di luar kamar. Jadinya, dia punya waktu lebih untuk sendirian lebih lama.Gadis itu menggigit bibirnya ketika melihat secara langsung kamar mandi milik si pemuda. Jujur saja, dia sedikit iri melihat bath tub berkaki yang ada di tempat ini, pun juga ada tempat khusus untuk shower. Demi Tuhan! Esther semakin menganga ketika menjelajah lebih dalam dan menemukan sebuah jacuzzi di kamar mandinya.Tanpa pikir panjang, Esther menanggalkan seluruh pakaiannya dan melangkah menuju ke dalam pancuran.“Siapa yang bisa menolak godaan untuk mandi saat badan selengket ini?” ujar Esther pada diri sendiri.Siraman air pertama yang mengenai kulitnya secara spontan langsung membantu merileks-kan seluruh tubuhnya yang beberapa saat lalu terasa tegang dan kaku. Dia memejamkan mata dan seketika pula pikirannya kembali melayang pada kejadian-kejadian
Read more
I'm Overzealous
Esther menatap pantulan dirinya pada cermin yang besar yang ada di kamar Nelsy. Tidak dibutuhkan banyak proses sama Esther tiba-tiba saja sudah merasa dekat dengan gadis cantik itu. Bahkan sekarang dia sudah dibawa ke rumahnya dan di make up dan hair do olehnya pula. Tetapi beranikah dia menyematkan satu kata yang begitu asing untuk mendefinisikan dirinya? Ya, cantik.Rambut keperakannya yang biasa lurus kini sedikit bergelombang di bagian bawahnya. Perubahan yang asing, tetapi cocok untuknya. Secara keseluruhan Esther menyukai penampilannya, kecuali satu hal.Dahinya mengernyit melihat ujung rok yang hanya menutupi setengah dari pahanya. “Nelsy, aku tidak yakin bisa mengenakan ini.”Nelsy yang terpanggil kontan terkejut mendengar kalimat yang barusan keluar dari mulutnya. Saat itu dia sedang sibuk dengan curl iron untuk mengikalkan rambutnya panjangnya pula. “Apa kau bilang? Rok itu terlihat menakjubkan kalau kau yang memakainya, Esther!”Entahlah, kloset pakaian Esther lebih banyak
Read more
Esther Cemburu
Gaara menatap bosan pada sekeliling ruangan. Pesta yang dia hadiri saat ini tidak ada yang menarik perhatian. Minuman yang sama, orang-orang yang sama, dan wanita murahan yang sama. Benar-benar membosankan.Disampingnya, Grace juga diam seribu bahasa. Tampaknya dia juga sama tidak nyamannya dengan dia. Hanya saja dia tidak mengerti apa motif perempuan itu mendatanginya sore tadi. Karena Gaara tidak punya alasan untuk mangkir, maka pada akhirnya dia menyetujui menjadi patner gadis itu datang ke pesta ini. Kalau boleh jujur, Gaara pun juga jadi teringat urusannya dengan Vinson yang belum usai. Makanya dia pikir laki-laki itu mungkin datang mengingat dia dan Elise (sang penyelenggara pesta) lumayan dekat dan kerap ketahuan sering affair. Tetapi setelah mencoba mencari segala penjuru tempat dia tidak bisa menemukan lelaki itu di mana pun.“Gaara, kau mau menari?” tanya Grace tiba-tiba, sepertinya dia mencoba untuk mencairkan kebisuan diantara mereka berdua.“Hn.” Gara merespon seadanya, t
Read more
Kiss
Esther mendongak tatkala dia mendengar pertanyaan yang Gaara berikan. Dia tersenyum sebagai balasan tanpa kata. Jenis senyuman yang biasa Gaara lihat dibibir gadis itu. Gaara entah mengapa merasa lega melihatnya, tetapi dia tidak siap atas apa yang terjadi setelah itu. Tepatnya ketika wajah si gadis sudah mendadak sangat dekat dengannya. Kemudian tanpa aba-aba gadis itu langsung menciumnya begitu saja.Kekagetan yang mampir dalam benak Gaara sirna begitu saja, sebab di detik berikutnya sang pemuda langsung melumat bibir Esther dengan balasan yang lebih ganas. Sisi rasionalnya menguap, dia justru sudah masa bodo dengan segala hal termasuk fakta bahwa gadis yang menciumnya sekarang sedang mabuk berat. Di alam bawah sadarnya, Gaara cukup yakin bahwa sejatinya si gadis juga menginginkan dirinya.Esther mengkonfirmasi praduga Gaara dengan cara melingkarkan lengannya sendiri dileher pemuda itu tanpa disuruh. Bahkan dia membuat pergerakan sendiri dengan menduduki pangkuannya untuk memperdala
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status