Putus asa lantaran tidak ada perkembangan dalam upaya mengingat rangkaian peristiwa, Esther membaringkan lagi kepalanya lantaran usaha itu hanya membuat kepalanya terasa makin sakit. Kalau saja, ini bukan situasi yang membingungkan seperti sekarang, dia mungkin akan sedikit terhibur melihat bibir Gaara yang terbuka sedikit. Pemandangan yang sangat berbeda dengan dirinya sehari-hari, dia sangat polos dan menggemaskan, cukup untuk membuat Esther menahan diri untuk tidak menjerit.Wajah si gadis sontak memanas.“G—Gaara …,” bisik Esther lembut. Dibandingkan diam saja dan hanya mencoba sendiri mengais puing-puing ingatan dia berpikir bahwa bertanya pada Gaara akan sedikit mengembalikan memorinya yang terlupakan. “Gaara …,” panggilnya lagi mencoba membangunkan si berandal.Lelaki itu tetap bergeming, menyadari bahwa itu tidak cukup berefek untuk membuatnya terjaga akhirnya Esther mengguncang kepalanya sedikit. Jari-jarinya yang panjang menyentuh rahangnya yang tegas, salah satu daya tarikn
Last Updated : 2024-07-01 Read more