Home / Romansa / SUPER CHEF WHO LOVES ME / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of SUPER CHEF WHO LOVES ME : Chapter 51 - Chapter 60

108 Chapters

MELUPAKAN

Alena dan mamanya langsung keluar dari kafe lalu menuju tempat parkir. Mereka masuk mobil dan bersiap untuk meninggalkan area insiden yang membuat hati Alena sulit untuk percaya kepada Dylan kembali. Namun, mobil terpaksa berhenti karena Dylan dengan kedua tangan terentang menghadang.Alena menekan klakson beberapa kali supaya pria tersebut cepat menepi, tetapi usaha itu tak berhasil. Dylan justru semakin nekat. Dia mendekat hingga ke bemper depan."Minggir, nggak! Kalau tidak, aku nekat menabrakmu! " teriak Alena dengan muka merah padam."Enggak! Kamu gak boleh pergi, Alena! Tunggu aku selesaikan semua urusan ini,"ucap Dylan dengan kedua tangan telangkup depan dada. Wajah pria tersebut memelas dengan kedua mata berkaca-kaca."Selesaikan semua masalah keluarga kamu dengan Tuan Hadi Wijaya! Aku gak perlu membeli harga dirimu agar kita bisa menikah? Minggirlah!"teriak Alena lalu menekan klakson berulang kali. Dari dalam kafe, Rendi berlari menghampiri. Pria ini langsung masuk mobilnya.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PERTEMUAN BERKESAN

"Tentu saja. Ya sudah, kita istirahat dulu. Besok akan menjadi hari yang begitu menyenangkan untukku, Mom."Alena langsung menarik tangan Dokter Pamela masuk rumah, tetapi wanita yang menggunakan piyama itu menolak keras. "Alena ... kasih tahu Mommy, besok kita ketemu siapa?"tanya Dokter Pamela yang membuat Alena langsung tertawa. "Tunggu saja besok pagi, Mom," ucap Alena lalu berlari masuk kamar.***Tubuh Alena bergetar saat mendengar caci makian dari Dylan. sungguh wanita ini tidak menyangka pria tersebut akan menelepon dirinya dengan perilaku tidak berakhlak di luar kebiasaan.Tubuh Alena benar-benar bergetar saat mendengar caci makian dari bapak biologis putranya itu. Seharusnya dia minta maaf dengan berlaku sopan padaku, batin Alena."Apa maksudmu, Tuan Dylan? Kenapa tiba-tiba mencaci makiku seperti ini?" tanya Alena seraya menahan emosi yang hampir siap meledak. Jemari tangan terkepal karenanya."Kau memang pantas untuk dicaci-maki. Apakah ini adalah alasanmu untuk gak mau me
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PRIA PENGAGUM

"Saya Abimana, panggil saja Abi," balasnya dengan tersenyum ramah ke arah Alena.Entah mengapa pertemuan kali pertama dengan pria tampan itu, menjadi pertemuan paling berkesan untuk Alena.Beberapa menit kemudian, bus pun telah berhenti. Tampak Abi dan ibunya sudah bersiap untuk turun dari bus."Saya permisi dulu, Nona. Terima kasih atas kursinya. Semoga kita bisa bertemu lagi," pamitnya dengan ramah."Iya, Tuan, hati-hati. Semoga kita bisa terlaksana," balas Alena sambil berharap bisa bertemu dengan si pria tampan lagi.Abimana dan ibunya lalu segera turun dari bus di sebuah halte, sementara Alena masih akan turun di halte berikutnya.Beberapa menit kemudian, bus itu akhirnya melaju kembali dan Alena rasakan hanya beberapa menit saja, bus telah berhenti di halte tujuan Alena akan turun.Alena pun bergegas turun dari bus dan lanjut memesan ojek online menuju ke rumah sakit di mana dirinya akan melakukan interview. Tampak jalanan saat itu sangat ramai, hingga driver ojol harus berputar
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

CANDU YANG TIMBUL

Restu mengikuti ke mana arah mata sobatnya itu memandang. Dia pun tersenyum dan langsung paham, sepertinya Abimana sedang tertarik dengan wanita berambut ikal panjang tersebut."Jadi si rambut panjang itu yang membuatmu bengong seperti kesambet setan, Bi?" canda Restu.Abimana pun tersadar bahwa dirinya terpergok oleh Restu sedang mengamati dokter baru itu. "Eehh, oohh. Hmn, itu ... ahh, sudahlah," balas Abimana terbata-bata dan bingung mau menghindar."Bukannya kamu sudah dijodohkan dengan Sandra?" tanya Restu mengingatkan Abimana akan rencana orang tuanya.Pria yang ditanya barusan seketika berubah ekspresi wajah menjadi murung. Dia tidak memiliki ketertarikan apa pun terhadap Sandra apalagi perasaan khusus. Itu benar-benar murni perjodohan yang diatur antar orang tua. Restu jadi tidak enak hati terhadap Abimana.Pria berkulit agak gelap daripada Abimana tersebut lalu menepuk pundak sahabatnya. "Sori, Bro! Aku gak maksud bikin kamu jengkel."Restu lalu bersandar pada dinding gazebo,
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

PRIA BERJODOH

"Tenang, Dokter Abimana! Schedule kita masih setengah jam lagi. Buat mencuri pandang gadis tadi,"timpal Restu sambil tertawa lirih."Bukan soal itu. Aku perlu menukar kemeja yang kering. Tadi sesaat setelah interview aku bilang ke Alena akan mendampinginya dalam memeriksa pasien,"jelas Abimana dengan wajah serius."Buruan kalo gitu! Gara-gara adegan tadi, pikiran kamu jadi soak," celetuk Restu sekenanya.Kedua pria yang sama-sama jangkung ini berjalan berdampingan meninggalkan halaman kafe. Abimana masih terbayang-bayang adegan intim bersama Alena tadi. Dia tersenyum lebar.Alena yang sudah sampai ruang praktek dan langsung mengunci pintu. Wanita ini gegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hanya ada waktu lima belas menit saja untuk bersiap menerima pasien. Alena menyelesaikan mandi dalam waktu sepuluh menit lalu berhias dengan super kilat. Saat pada menit terakhir ....Tok! Tok! Tok!"Permisi!" Terdengar seorang wanita ucap salam dari luar pintu.Alena yang baru saja selesai be
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

DOKTER ABIMANA MELAMAR

"Dokter Abimana mengaku bahwa kalian sudah bertunangan. Saya minta sama kamu, untuk membujuk Abimana agar mau menikahi Fransiska."Nama itu langsung melekat dalam benak Alena. Wanita tersebut ikut jadi tim penyeleksi karyawan baru. Namun, Alena tetap bingung dengan pengakuan Abimana tanpa konfirmasi lebih dahulu."Maaf, Prof. Silakan saja tanyakan langsung ke Dokter Abimana! Saya tidak ada hak untuk itu.""Kamu kebanyakan protes! Sudah saya bilang kalau Abimana dan Fransiska itu sudah lama dekat. Anak saya hanya mau dengan Abi. Maka dari itu, saya minta kamu untuk bicarakan ini dengan Abimana."Alena mulai lelah berdebat dengan pria itu. Rupanya Profesor Suteja tak mau mengalah. "Saya sudah banyak berjasa di rumah sakit ini. Saya juga bisa minta pihak management untuk ....""Sudah, Prof! Saya ada pasien yang perlu ditangani. Maaf, saya tidak bisa lama-lama. Permisi." Alena tahu apa yang ada dalam benak pria tua itu. Dia pun bergegas pergi dari sana untuk membuang rasa sesak dalam dada
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

SEORANG PSIKOPAT

Alena menatap tajam ke kedua mata Abimana. Wanita ini sangat sulit untuk mereka-reka dari modus yang direncanakan oleh Abimana. Namun, dari sorot mata teduh pria tersebut menampilkan sebuah kejujuran. Alena memejamkan mata dan berharap ini sebuah mimpi. Begitu dirinya membuka mata, keadaan masih sama."Dari mana Dokter tahu semua itu?"tanya Alena yang penasaran."Siapa yang paling dipercaya dalam keluarga kamu. Kebetulan kami adalah sahabat yang terpisah oleh waktu.""Apakah Bang Rendi?""Tentu saja. Kami sudah berteman akrab semasa kuliah," jelas Abimana dengan gaya santai."Dokter Fransiska cantik dan pasti cerdas. Dia jadi bagian tim penyeleksi karena punya keistimewaan, kan?"tanya Alena seraya mengamati wajah Abimana.Drrtt! Drrtt!Ponsel milik Abimana berdering. Dokter tampan ini segera merogohnya dari dalam saku celana. Tampak pada layar tertera nomor kontak mamanya."Sebentar! Aku terima telepon dulu. Permisi,"ucap Abimana yang langsung ke luar ruangan."Nak, jaga dia baik-baik
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

SANG EKSEKUTOR

"Kau telah membuatku terancam dengan faktor kekuasaan Profesor Suteja. Kalian berdua telah menerorku. Padahal aku suka membunuh dokter umum saja," ucap Abimana sambil mengusap bibir Fransiska yang bergetar. "Sekarang kamu tinggal minum ini agar rasa sakitmu hilang."Wanita malang ini pelan-pelan membuka mulut dibantu oleh tangan Abimana. Kemudian cairan dalam botol kecil telah dituangkan sampai tandas ke dalam mulut Fransiska.Akhirnya, mata yang sudah memerah dengan lelehan air mata di kedua pipi langsung saja terpejam. "Maaf, Sandra! Gak seharusnya kamu tergila-gila padaku. Aku harus melakukan ini, agar hidupku bisa nyaman kembali. Kau dan papamu gak memberiku pilihan. Padahal, kamu bisa tetap bisa hidup, jika tidak mengejar-ngejar aku," ucap Abimana sambil memandangi tubuh yang mulai melemah lalu dari mulutnya keluar busa bergelembung.Beberapa saat, Abimana melepaskan ikatan pada tangan dan kaki Sandra. Pria ini langsung membopong tubuh Sandra ke atas ranjang yang telah dilapisi
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

ABIMANA CURIGA

"Waitres tadi kasih tahu kalau rok saya ngeflek. Saya lagi mens. Saya tinggal ke minimarket beli pembalut dulu,"ucap Alena."Jauh gak?"tanya Abimana sambil mengendarkan pandangan."Enggak, itu!" Alena berucap sambil menunjuk arah minimarket."Perlu diantar?""Enggak, ah. Orang beli pembalut, masa mau diantar. Malu. Permisi,"ucap Alena yang langsung berlari sambil menutupi pantat dengan tas. Abimana tersenyum melihat tingkah Alena.Rendi yang sedari tadi telah menunggu Alena di dalam minimarket langsung tersenyum lega melihat kedatangan adik angkatnya. Pria ini harus waspada dengan gerakan dari Abimana. Dia berharap tidak ada keinginan Abimana untuk menyusul kepergian Alena. Wanita berambut panjang di bawah bahu tersebut mulai membuka pintu minimarket. Rendi mengawasi dari tempat showcase yang berada di sisi depan dekat kaca jendela. Begitu telah berada di dalam Alena celingukan mencari Rendi. Pria ini pun tersenyum karena si adik angkat tidak melihatnya."Alena, kemari!"panggil Rendi
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

FAKTA MENGEJUTKAN

Rendi lalu menjalankan mobilnya menuju rumah dan kini, kedua kendaraan roda empat tersebut langsung berhadapan. Rendi tidak ingin dikenali oleh Abimana langsung membunyikan klakson. Gerbang pun langsung dibuka oleh sekuriti. Abimana yang berniat masuk mengikuti mobil Rendi langsung dihadang oleh dua sekuriti.Rendi melihat Abimana sempat debat dengan sekuriti dari kaca spion. Ia mengemudikan mobil menuju garasi lalu memarkirnya. Analis ini berjalan menuju dalam rumah. Tampak Dokter Pamela dan Alena duduk di ruang tamu."Selamat sore,"sapa Rendi kepada kedua wanita."Selamat sore, Ren,"balas Dokter Pamela. Sementara Alena menatapnya dengan pandangan meminta penjelasan."Nyonya sudah kasih tahu Alena?"tanya Rendi sambil duduk di hadapan kedua wanita."Berapa kali aku bilang, panggil Mama. Kamu itu sudah aku anggap anak, Rendi,"protes Dokter Pamela. Pria ini melirik Alena dengan ekor matanya dan tetap ada pandangan tidak terima di sana."Aku sudah merasa nyaman dengan panggilan itu. Teri
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status