Sore itu, apartemen mewah Naira yang dibelikan Bastian dipenuhi aroma menggoda dari dapur. Jendela-jendela besar memantulkan cahaya senja keemasan, menciptakan suasana hangat yang kontras dengan kegelisahan yang masih menyelimuti Naira.Sedangkan Naira justru sedang duduk di sofa ruang tengah, matanya menerawang jauh, pikirannya masih terpaku pada kejadian di kantor pagi tadi.Bastian melirik Naira dari balik konter dapur, hatinya terenyuh melihat gadis itu masih tampak murung. Dia mengaduk pasta dalam panci, uap mengepul membawa aroma rempah yang menggugah selera. "Hei, Nai," panggilnya lembut, "bisa tolong ambilin garam di lemari sebelah kanan?"Naira tersentak dari lamunannya, lalu bangkit perlahan. "Oh, sure, Om!" jawabnya, berjalan menuju dapur.Saat Naira mendekat, Bastian tersenyum hangat. "Coba cicipi ini," ujarnya, menyodorkan sendok berisi saus pasta. Naira mencicipinya, dan untuk pertama kalinya sejak pagi, sebuah senyum kecil terbentuk di bibirnya."Enak," pujinya tulus.B
Last Updated : 2024-07-26 Read more