Semua Bab Belaian Hangat Om Bastian: Bab 91 - Bab 100

155 Bab

91. Surat dari Bastian

Dalam beberapa hari berikutnya, Naira mulai memperhatikan perubahan-perubahan kecil dalam perilaku Bastian yang sebelumnya mungkin tidak akan dia sadari. Setiap gerak-gerik Bastian kini terlihat mencurigakan di matanya, dipengaruhi oleh informasi yang dia dapatkan dari Wildan.Suatu malam, Naira terbangun dan mendapati sisi tempat tidur Bastian kosong. Dia mendengar suara samar-samar dari ruang kerja. Dengan hati-hati, Naira mengendap-endap mendekati ruangan itu.'Om lagi ngapain tuh?' Pintu ruang kerja sedikit terbuka, dan Naira bisa melihat Bastian sedang berbicara di telepon dengan suara rendah dan tegang."Pastikan semuanya bersih. Tidak boleh ada jejak." Bastian berkata dengan nada yang belum pernah Naira dengar sebelumnya. "Aku tidak peduli berapa biayanya. Lakukan saja!"Jantung Naira berdegup kencang. Apakah ini bukti dari apa yang Wildan katakan?Keesokan harinya di kantor, Naira memperhatikan Bastian lebih seksama. Dia melihat bosnya itu beberapa kali menelepon dengan berbi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

92. Aku Sudah Dimanipulasi

Naira duduk terpaku di ruang notaris, air mata masih mengalir di pipinya. Pikirannya berputar cepat, mencoba mencerna semua informasi yang baru saja dia terima. Tiba-tiba, seperti potongan puzzle yang akhirnya tersusun, semuanya mulai terasa masuk akal.Dia teringat kembali pertemuan pertamanya dengan Wildan di toko buku, bagaimana pria itu "kebetulan" muncul untuk menyelamatkannya dari preman. Lalu pertemuan "tidak sengaja" di seminar bisnis, dan bagaimana Wildan dengan cepat menawarkan "kebenaran" tentang Bastian."Ya ampun," Naira berbisik pada dirinya sendiri. "Aku udah dimanipulasi."Dengan tangan gemetar, dia mengeluarkan ponselnya dan membuka semua pesan dari Wildan. Kini dia bisa melihat dengan jelas bagaimana Wildan secara sistematis menanamkan benih keraguan dan kecurigaan dalam dirinya terhadap Bastian.Naira berdiri tiba-tiba, mengejutkan Pak Harto. "Maaf, Pak, saya harus pergi sekarang. Terima kasih banyak."Dia berlari keluar dari kantor notaris, pikirannya fokus pada sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

93. Taktik Kejam Bastian

Bastian mengadakan pertemuan rahasia dengan tim elitnya di sebuah ruang bawah tanah yang aman. Tim ini terdiri dari ahli IT, mantan agen intelijen, dan pengacara handal."Kita perlu mendapatkan bukti kecurangan Wildan yang disembunyikan dari ayahnya di Seroja Group," Bastian memulai. "Tapi ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati."Ravi, ahli IT tim tersebut, angkat bicara. "Bos, saya sudah melakukan penelitian awal. Seroja Group menggunakan sistem keamanan tingkat tinggi, tapi ada celah kecil yang bisa kita manfaatkan.""Jelaskan," pinta Bastian."Wildan sering mengakses sistem dari luar kantor menggunakan laptop pribadinya. Jika kita bisa mendapatkan akses ke laptopnya, kita bisa masuk ke sistem Seroja tanpa terdeteksi," jelas Ravi.Mia, mantan agen intelijen, menambahkan, "Saya punya informasi bahwa Wildan sering mengunjungi sebuah klub malam eksklusif setiap Jumat. Kadang dia membawa laptopnya ke sana untuk bekerja atau bertemu klien. Kita bisa memanfaatkan kesempatan itu."Ang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

94. Jebakan Maut

Tanpa disadari Pak Sudono, merger itu sebenarnya akan memberikan Bastian kontrol penuh atas Seroja Group. Hanya karena Beliau terlalu syok akan berita yang dibawa Bastian, Beliau tidak memiliki waktu untuk berpikir panjang.Dan itulah yang memang diinginkan Bastian.Sementara itu, Wildan yang mulai mencium ada yang tidak beres, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia mendekati Naira, mencoba mendapatkan informasi."Aku harus ngomong apa, Om?" tanya Naira sambil berbisik dan membekap ponsel dengan tangan.Bastian yang sudah mengantisipasi hal ini, telah mempersiapkan Naira yang harus mengatakan informasi palsu yang akan semakin menjebak Wildan."Katakan saja begini ...." Bastian mengajari Naira apa yang harus dikatakan.Permainan catur yang dimainkan Bastian semakin rumit. Setiap langkah direncanakan dengan matang, menggiring Wildan ke posisi skakmat tanpa disadari."Om, jelasin deh, sebenarnya apa yang lagi Om rancang." Naira memaksa ingin tau.Terpaksa, Bastian membeber
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

95. Serangan Balik

Mata Wildan menyiratkan ketidakpahaman. Dia diinformasikan sudah mengundurkan diri dari posisi Manajer Pelaksana, padahal itu sebuah paksaan!"Sampai kapan kamu harus membohongi Papa dan mengambil uang perusahaan untuk kepentinganmu?!" bentak Pak Sudono lebih keras.Wildan langsung termangu di tempatnya. Bagaimana ayahnya tahu?"Lebih baik kamu ke luar negeri dan perbaiki dirimu di sana!" Pak Sudono seraya mengambil sebuah map dan melemparkannya pada Wildan. "Papa masih baik padamu dengan tidak membuka ini di dewan direksi atau kau akan diseret ke penjara!"Mata Wildan melotot, tak mengira ayahnya memiliki file rahasia yang sudah dia lindungi serapat mungkin.Kemudian, dengan otak yang cepat untuk menganalisis, Wildan pun baru menyadari bahwa dia telah dijebak oleh Bastian."Bastian sialan!" rutuknya sambil menggebrak tembok di dekatnya. "Ini pasti ulah dia!" geramnya dengan suara rendah.Dia ingin protes. Namun, semua bukti kecurangannya sudah ada di tangan Bastian dan diberikan ke a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya

96. Rencana Pembunuhan

Bagaimana mungkin Naira tidak panik? "Om, jangan ampe foto-foto itu~"Bayangan mengenai ibunya mengetahui hubungannya dengan Bastian lebih mengerikan ketimbang jika publik tahu.Bastian memeluk Naira erat. "Kita hadapi ini bareng-bareng."Mereka memutuskan untuk mengambil langkah berani. Bastian mengatur konferensi pers mendadak. Di hadapan media, dia mengungkapkan tentang upaya pemerasan yang mereka alami, tanpa menyebut nama Wildan."Kami tidak akan tunduk pada ancaman," tegas Bastian di depan kamera. "Dan kepada siapapun yang mencoba mengganggu privasi kami, ingatlah bahwa hukum tidak memihak pada Anda."Langkah ini mengejutkan Wildan. Dia tidak menyangka Bastian akan membawa masalah ini ke publik. Sekarang, jika foto-foto itu tersebar, justru akan semakin memperkuat klaim Bastian tentang upaya pemerasan."Bastian bangsat!" Wildan mengamuk dan menghancurkan apapun yang ada di dekatnya.Sementara itu, Ravi dan timnya berhasil melacak sumber serangan cyber ke salah satu rekan Wildan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

97. Kepulangan Elvita

Namun, tanpa mereka sadari, tim keamanan Bastian telah mendeteksi kehadiran Wildan di bandara Scarlet meski dia menggunakan identitas palsu. Bastian telah diperingatkan dan pengawalan untuknya diperketat.Ketika mobil Bastian tiba, Wildan memberi sinyal pada si pembunuh bayaran untuk bergerak. Namun, begitu pembunuh bayaran itu mendekat, dia langsung diringkus oleh tim keamanan Bastian yang menyamar sebagai orang random di sana.“Jangan sampai dia kabur! Itu dalangnya!” teriak salah satu tim Bastian.Wildan, yang panik melihat rencananya gagal, mencoba melarikan diri. Namun, dia dengan mudah ditangkap oleh polisi yang sudah bersiaga di sekitar lokasi atas laporan Bastian."Lepasin aku!" teriak Wildan saat diborgol. "Kamu bakalan membayar untuk ini, Bastian bajingan!"Bastian, yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan, hanya menggelengkan kepala dengan sedih. "Kamu udah ngehancurin dirimu sendiri, Wildan," gumamnya.Wildan dan si pembunuh bayaran segera dibawa ke kantor polisi. Denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

98. Elvita Datang

Setelah mendengar tentang rencana kedatangan Elvita, Bastian terlihat gelisah. Dia berjalan mondar-mandir, pikirannya berkecamuk."Nai," kata Bastian akhirnya, "Aku rasa kita belum siap mengungkapkan hubungan kita pada mamimu."Naira mengangguk pelan, "Aku juga ngerasa gitu, Om. Tapi apa yang bisa kita lakuin? Mami udah memutuskan untuk datang besok."Bastian terdiam sejenak, otaknya berputar cepat mencari solusi. "Biar aku yang menangani ini," katanya akhirnya. "Kamu nggak perlu khawatir."Malam itu, sementara Naira tertidur, Bastian diam-diam melakukan beberapa panggilan telepon. Dia menggunakan koneksi dan pengaruhnya untuk mengatur sesuatu tanpa sepengetahuan Naira.Keesokan paginya, saat Naira sedang bersiap-siap untuk menjemput ibunya di bandara, ponselnya berdering. Itu telepon dari Elvita."Halo, Mi?" jawab Naira."Sayang, maaf banget," suara Elvita terdengar menyesal. "Mami nggak jadi pulang hari ini. Ada klien penting yang tiba-tiba ingin bertemu untuk proyek besar. Mami ngg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

99. Hebatnya Persiapan Bastian

Saat Naira hendak mengambil kopor besar di dalam lemari, Bastian justru mencegahnya. Pria itu menarik tangannya."Bentar, Nai," kata Bastian dengan tenang. "Ikuti aku."Bastian membimbing Naira keluar dari apartemen mereka dan menuju ke pintu unit sebelah. Dengan cepat, dia membuka pintu unit tersebut menggunakan kunci yang ada padanya."Eh?" Mata Naira membulat selebar yang dia mampu.Naira terkejut melihat interior apartemen yang hampir identik dengan unit mereka, namun ditata seolah-olah hanya dihuni oleh seorang wanita."Om, ini ... apa?" tanya Naira kebingungan.Bastian tersenyum. "Aku udah nyiapin ini sejak lama. Bareng ama unit atas namamu. Inilah 'apartemenmu' yang bakalan kita tunjukin ke mamimu."Naira terpana melihat detail yang Bastian siapkan. Ada foto-foto Naira sendirian, beberapa barang pribadi yang dia kenali, bahkan baju-bajunya sudah tersusun rapi di lemari."Tapi gimana ama-""Semua udah diatur," potong Bastian. "Aku bakalan pura-pura baru aja datang untuk mengecek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

100. Om Gak Kangen Aku?

"Aku ... aku mo ngecek dapur dulu. Siapa tau ada yang belum-"Naira lebih baik kabur ketimbang dia menyaksikan kemesraan ibunya dengan Bastian. Itu akan menjadi hal sulit baginya sekarang."Vi, tuh Naira jadi canggung karena kamu manja gini." Bastian menjauhkan kepala Elvita dari lengannya selembut mungkin.Karena itu, Elvita tersenyum dan akhirnya dia mengalah."Sini, Sayang. Maaf kalo Mami malah mesraan gini ama Bastian." Elvita mencegah putrinya yang hendak pergi dari tempatnya. Akhirnya mereka kembali duduk bertiga. Sementara Bastian dan Elvita terlibat dalam percakapan, Naira berusaha keras untuk terlihat santai dan normal. Dia duduk di sofa single, sengaja mengambil jarak dari Bastian untuk menghindari kecurigaan."Jadi, Ra," Elvita bertanya, "gimana kerjaanmu akhir-akhir ini? Mami dengar ada proyek besar yang lagi kamu tangani?"Naira meneguk tehnya sebelum menjawab, berusaha menenangkan diri. "Oh, iya Mi. Proyek kali ini cukup menantang, tapi menyenangkan. Kami lagi mengemban
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status