"Naira," panggil Mona ragu. "Aku ... aku minta maaf, ya. Aku nggak bermaksud nyebarin gosip."Wajahnya terlihat canggung dan malu.Naira tersenyum tipis. "It's okay, Kak Mona. Aku ngerti, kok."Malam itu, di apartemennya, Naira menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan campur aduk. Ponselnya berdering, pesan dari Bastian:"Aku bentar lagi pulang, baru kelar menjamu klien di resto."Naira tersenyum sedih. 'Gini amat cinta ke Om Tian, sih? Berasa rintangan selalu aja ada, ya ampun. Kuat gak sih aku ntar? Mo ampe kapan selalu ada cewek-cewek yang napsu ama Om?' Dia membatin sedih.***Bastian duduk di ruang kerjanya, jemarinya mengetuk-ngetuk meja saat otaknya berputar mencari solusi. Setelah beberapa saat, dia meraih ponselnya dan menghubungi Pak Handa, detektif swasta kepercayaannya."Pak Handa, saya butuh informasi lengkap tentang Rina. Latar belakang, kondisi keuangan, utang, semuanya. Secepatnya." Kemudian dia memberikan data mengenai Rina ke Pak Handa.Dua hari kemudian, Bast
Last Updated : 2024-08-08 Read more