Semua Bab Belaian Hangat Om Bastian: Bab 131 - Bab 140

155 Bab

131. Butuh Suaka untuk Sembunyi

“Duh… kenapa harus ini hasilnya? Tamat aku… pasti tamat ini!”Naira berdiri di tengah kamar mandi, masih terpaku pada dua garis merah di testpack yang ada di tangannya.Perasaan yang tadinya campur aduk—antara takut, bingung, dan sedikit berharap—tiba-tiba saja berganti menjadi keputusan yang mendadak namun pasti.“Oke, yang pasti, Om Tian gak perlu tau tentang kehamilanku.”Rasa sakit dari penolakan Bastian tadi pagi masih begitu segar di benaknya. Sikap dingin dan acuh tak acuh Bastian, ditambah dengan penampilan wanita asing yang penuh keintiman, menghancurkan sisa-sisa harapan yang selama ini dia coba pertahankan.“Yah, gimana aku bisa berharap ke cowok kayak Om bakalan peduli ke seorang bayi, ketika dia aja gak peduli ke aku?! Om Tian cuma bakalan ngeliat kehamilan aku ini sebuah beban—sama kayak dia ngeliat aku. Cuma beban doang.”Tanpa berpikir panjang lagi, Naira membuang testpack ke tempat sampah di kamar mandi.Suara plastik yang menyentuh dasar tempat sampah bergema di kepa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-26
Baca selengkapnya

132. Bersembunyi dari Dunia dan Darinya

Meski masih terkejut, Helena segera mengerti betapa serius situasi ini. “Ra, aku bakalan bantuin kamu. Aku ada teman yang punya kosan murah di dekat rumahku. Tempatnya mungkin nggak mewah, kamu nggak apa-apa soal itu? Mungkin juga nggak ada AC, tapi kamar mandi dalam ada.”Helena perlu menjelaskan yang terburuk dulu agar Naira bisa memikirkannya.Tapi karena Naira memang sudah terdesak, maka dia menyahut cepat, “Gak apa-apa, Len. Gak masalah! Pokoknya ada!”Dia sudah tak bisa berpikir mengenai fasilitas apalagi kemewahan.“Yah, pokoknya kamu bisa tinggal di sana untuk sementara. Aku bakalan kasi tau mereka kalau kamu butuh tempat untuk menginap beberapa waktu.”Naira merasa beban berat sedikit terangkat dari pundaknya. Meski masih ada ketakutan yang menghantui, setidaknya sekarang dia tahu bahwa dia tidak sendirian.“Makasih, Len. Aku gak tau apa yang harus aku lakuin kalo gak ada kamu.”Dia mengucapkannya sungguh-sungguh tulus.“Nggak usah khawatir, Ra. Aku bakalan bantu kamu ngelewa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-26
Baca selengkapnya

133. Menemukan Elvita dan Pria Itu

Matanya melihat testpack yang tergeletak di antara sampah lainnya.Dia memungut testpack itu dengan tangan gemetar, dan melihat dua garis merah terang yang terpampang di sana.“Na-Naira hamil… dia… dia hamil… astaga dia hamil!”Seketika, jantungnya berdetak cepat, darahnya berdesir dingin. Naira hamil, dan dia sangat yakin itu anaknya.Perasaan bersalah, takut, dan juga kemarahan bercampur menjadi satu di dalam dirinya."Gimana bisa dia malah nggak kasi tau aku?" pikir Bastian dengan marah, meski kemarahan itu lebih ditujukan pada dirinya sendiri.Dia menyadari bahwa sikap dinginnya mungkin telah membuat Naira takut untuk berbicara.Tapi sekarang, tidak ada waktu untuk merenungi kesalahan. Dia harus menemukan Naira dan membicarakan hal ini—sebelum semuanya semakin rumit."Cari Naira. Aku harus cari dia!"Bastian segera keluar dari apartemen, melewati ruangan yang masih menyisakan jejak-jejak kehadiran Naira.Dengan tekad bulat, dia melajukan mobilnya menuju rumah Elvita, ibu Naira, ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-02
Baca selengkapnya

134. Mencari Naira

“Anda kenapa malah mengancam saya?” tanya Helena dengan nada tegas meski tangannya gemetaran memegang ponsel. “Anda yang tidak becus mengurus Naira kenapa malah galak ke saya?”Sebenarnya dia berusaha mengendalikan rasa cemas yang semakin membesar di dalam dirinya. Helena juga bisa merasakan betapa putus asanya Bastian untuk menemukan Naira."Helena, aku nggak akan mengulangi pertanyaanku," kata Bastian dengan nada dingin. "Di mana Naira? Aku tau kamu ngerti di mana dia."Helena mencoba menahan gemetar di suaranya, meskipun jantungnya berdetak kencang. “Aku sudah bilang, aku nggak bisa kasi tau kalian. Naira butuh waktu untuk sendiri. Dia minta aku untuk nggak ngomong apa pun lokasi dia ke siapa pun.”Bastian menghela napas panjang, wajahnya semakin mengeras. “Aku nggak punya pilihan lain, Helena. Kalau kamu terus menutupinya, aku terpaksa melaporkanmu ke polisi. Kamu tau itu bisa dianggap penculikan atau tindakan menghalangi keluarga untuk bertemu dengan Naira.”Ancaman itu membuat H
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-03
Baca selengkapnya

135. Menemukannya Bersama Pria Lain

“Nai!” seru Bastian. Hatinya mencelos karena Naira tidak sendirian.Naira berada dalam pelukan seorang pria tak dikenal. Tubuhnya terlihat kecil dan rapuh di bawah rintik hujan, wajahnya tersembunyi di dada pria itu, seolah-olah mencari perlindungan yang tak seharusnya datang dari orang lain.“Nai!”Tanpa pikir panjang, Bastian berlari ke arah mereka, mengabaikan Elvita yang memanggil-manggil namanya dari belakang.Tubuhnya basah kuyup, tapi itu tak penting. Yang ada dalam pikirannya hanyalah satu hal: Naira.Setibanya di bangku taman itu, Bastian menarik Naira dari pelukan pria itu dengan kasar, menyebabkan Naira terhuyung ke belakang."Apa yang kamu lakukan sama dia?" bentak Bastian ke pria asing itu, suaranya penuh amarah dan frustrasi.Dia hampir tak mengenali dirinya sendiri dalam kemarahannya. Dia tak peduli siapa pria itu—yang dia tahu hanya bahwa Naira adalah miliknya, dan tidak ada pria lain yang berhak memeluknya seperti itu.Pria itu, yang masih duduk, segera berdiri dan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-05
Baca selengkapnya

136. Aku Mencintaimu, Nai

“Aku udah gak mau disentuh Om!” pekik Naira.Elvita bingung akan apa yang diucapkan putrinya. Kenapa itu malah terdengar aneh dan mencurigakan?Tanpa berkata apa-apa, Elvita langsung memeluk Naira, menggenggamnya erat seolah-olah putrinya akan hancur jika dia melepaskannya.Pelukan itu membuat Naira merasakan sedikit kenyamanan, meskipun hatinya masih kacau balau.Air mata Naira mulai mengalir lagi, menyatu dengan rintik hujan yang jatuh ke tubuh mereka. "Mami... aku... aku gak tau harus gimana lagi..." Naira berbisik, tubuhnya lemah di pelukan ibunya.Namun, sebelum Naira bisa melanjutkan, tangan kuat Bastian tiba-tiba menariknya dari pelukan Elvita.Dengan wajah serius dan tegas, Bastian meraih lengan Naira dan menariknya ke dalam pelukannya sendiri. Tatapan matanya penuh dengan tekad, sementara tubuhnya yang basah kuyup tetap tegak, seolah-olah hujan tak berarti apa-apa baginya."Aku di sini sekarang, Nai," kata Bastian dengan suara rendah namun penuh keyakinan. "Aku nggak akan memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-09
Baca selengkapnya

137. Mencintaiku? Menikahiku? Penuhi Dulu Syaratku

“Nai, tolong percaya aku.” Bastian memandang Naira. “Tapi, sebelum itu, aku pingin kita berada di ruang yang hangat dulu. Naira udah terlalu lama terkena hujan.”Tidak menyangkal akan ucapan Bastian, Naira mengangguk. Bersama ibunya, mereka bertiga pergi ke mobil Bastian.Bastian lekas menyalakan penghangat udara untuk mereka, terkhusus Naira. Tak lupa pria itu mengalungkan jas yang ada di mobilnya ke Naira agar wanita tercintanya cepat mendapatkan rasa hangat.Hingga akhirnya mereka tiba di apartemen Bastian, Naira meminta izin untuk mandi dulu.Setelah semua orang berkumpul dalam ruangan di sana usai membersihkan badan masing-masing, pembicaraan kembali dilanjutkan.Elvita mendekat ke putrinya sambil merengkuh pundak Naira saat mereka berdampingan duduk di sofa panjang ruang tengah.“Gimana, sayang? Kamu… apa kamu benar-benar akan nerima dia?” Suara Elvita pelan namun tajam, sementara matanya yang kini memicing menatap Naira dengan penuh harap.Di dalam hatinya, Elvita berjuang anta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-11
Baca selengkapnya

138. Taktik Jitu Bastian

“Eh? Kok balik ke kosan?” Bastian bingung sekaligus tak rela.Dia sudah membayangkan akan hidup bersama lagi dengan Naira di satu atap yang sama.“Iya, aku mau tinggal di sana ampe kelar bulananku di sana.” Naira membuat keputusan. “Kenapa? Mau ngelarang? Mau ribut?”Naira menatap penuh menantang ke Bastian, menyebabkan pria itu semakin dilema.Jika dia menyatakan keengganannya, bukankah janjinya tadi ke Naira hanya terdengar omong kosong? Katanya mau melakukan apa pun demi Naira, ya kan?Tak berdaya, Bastian melirik ke Elvita.Memahami kebingungan calon menantunya, Elvita pun bicara ke putrinya, “Emang kurang berapa hari lagi di sana, sayang?”“Sekitar seminggu lagi, Mih.” Naira menjawab ibunya.“Aku ikut tinggal di sana!” Bastian membuat keputusan.Naira dan Elvita sama-sama melongo kaget.“Mana bisa, Om?!” pekik Dania. “Walaupun itu kosan campur, tapi kalo kumpul kebo gitu tanpa surat nikah yah bisa diarak warga, ntar!”Bastian kelimpungan. “Aku… aku bakalan bikin surat nikah untuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-16
Baca selengkapnya

139. Pembalasan Dimulai

“Nah kan, aku tetap bisa tinggal di sini bareng kamu, tanpa perlu takut diarak warga.” Bastian tersenyum.Nada suaranya terdengar santai, tapi matanya jelas menunjukkan bahwa dia tidak akan melepaskan Naira begitu saja.Naira terdiam, mulutnya ternganga tak percaya. Ini tidak mungkin! Bagaimana bisa Bastian secepat itu memanipulasi keadaan dan menempati kamar sebelahnya?Sial! Dia merasa dikalahkan tanpa bisa berbuat apa-apa. Namun, dia tidak akan menyerah begitu saja."Jadi, Om mau bermain kayak gini, ya?" gumam Naira, matanya memicing, mencoba mencari cara untuk membalas taktik Bastian yang licik.Bastian hanya mengangkat bahu. "Aku kan cuma ingin dekat sama kamu, Nai. Aku nggak akan ganggu kamu di kos. Tapi, kalau ada apa-apa, kamu tau aku selalu ada di sebelah, ya kan?"Naira mendengus kesal. “Om pikir ini lucu? Aku nggak akan tinggal diam, Om. Aku bakal kasih paham apa artinya menghadapi seorang wanita yang sakit hati.”Bastian mendekat, menatap Naira dengan penuh keseriusan, mes
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-17
Baca selengkapnya

140. Ujian Ketahanan

“Iya, maaf, Nai. Kemarin aku salah sama kamu.”Bastian sambil menghela napas panjang, frustasi. Setiap langkah yang dia ambil untuk mendekati Naira seolah hanya membuat mereka semakin jauh.Namun, di balik semua ketegangan ini, Bastian melihat sesuatu yang lain. Meskipun Naira bersikap galak dan jutek, ada rasa sakit di balik setiap ucapan tajamnya.Bastian tahu bahwa Naira sedang melindungi dirinya sendiri, takut terluka lagi.Meski sikap Naira melukai harga dirinya, Bastian mulai menyadari bahwa ini bukan hanya tentang memenangkan hati Naira kembali. Ini tentang membuktikan bahwa dia bisa dipercaya, meski dunia Naira saat ini terasa penuh tembok tinggi.Dan meski setiap hari Bastian harus menelan cemoohan atau penolakan dari Naira, dia takkan mundur.Dia bersumpah, apapun yang terjadi, dia akan terus menunjukkan cintanya, meskipun harus melalui hari-hari berat yang dipenuhi ujian.Naira mungkin bisa bersikap galak dan dingin, tapi Bastian tidak akan berhenti. Jika itu yang diperluka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status