“Mh… udah pagi….” Naira terbangun pada akhirnya.Pagi itu, sinar matahari masuk melalui celah-celah tirai tipis kamarnya, menyelimuti ruangan dengan cahaya lembut yang mengusir sisa-sisa malam.Naira terbangun dengan perasaan yang berbeda—lebih ringan, lebih hangat. Seluruh tubuhnya masih merasakan sisa-sisa kelembutan Bastian dari pertemuan intim mereka yang kedua di tengah malam.‘Om Tian… yang akhir-akhir ini dingin dan susah terjangkau, malam tadi kayak … nunjukin sisi yang lebih lembut, lebih hangat, sesuatu yang selama ini aku rindukan banget! Ya ampun… setiap sentuhan Om dan bisikan dia… kayak… kayak bawa harapan baru dalam hatiku, harapan yang selama ini aku kubur dalam-dalam karena takut. Astaga, ngapain aku jadi lebay gini, sih?’Naira memutar tubuhnya, berharap menemukan Bastian di sampingnya, masih terlelap dengan damai. Namun, yang dia temukan hanyalah ranjang yang dingin dan kosong.Rasa kecewa menyelinap cepat, tetapi dia segera mengenyahkan pikiran itu.‘Mungkin Om Tia
Last Updated : 2024-08-20 Read more