Home / Rumah Tangga / SAUDARA MISKIN / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of SAUDARA MISKIN: Chapter 21 - Chapter 30

74 Chapters

21

"Bang kita ikut pindah ke rumah Bu Maya saja," ucapku sambil terisak pelan." Eneng kenapa ?" Bang Usman kaget melihatku pulang dengan keadaan menangis.Ku tarik nafas dalam dalam. Ku kuatkan hati. Ku bulatkan tekad untuk mengambil keputusan besar ini. Semoga langkah yang ku ambil ini benar." Eneng bertahan disini buat siapa mas ? Tadi eneng bertemu Leli. Dia menuduh eneng sengaja ingin mempermalukan mereka gara gara kita mengadakan tahlilan untuk emak. Dan katanya dia mewakili Nisa dan Mbak Lastri sudah menganggap kita bukan saudara lagi. Narti pikir, lelah juga berdamai dengan keadaan, selalu menyabarkan hati. Bukanya hati ini juga berhak untuk tentram bang ?" Aku berkata sambil berusaha menahan linangan air mata yang jatuh.Bang Usman menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan keluar lagi. Sejenak dia diam." Neng, kamu yakin ? Abang takut dikira egois. Ini keputusan besar."Ku pejamkan mata. Memori memori di kampung kelahiran ini mulai menari nari diatas kepala. Saat aku kecil.
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

22

" Ini istrinya Fandi ?" tanyanya dengan menatap ku sinis.Aku mengangguk dan menunduk. Aku merasa beliau tidak suka dengan ku. Dari cara memandangnya, beliau terlihat sinis. Ia juga memandangku dari atas sampai ke bawah dengan tatapan tidak suka." Fandi, ini tante Mira adiknya ibu," Bu Maya memperkenalkanya sebagai adik nya.Bang Usman menyalaminya dengan takzim. Begitupun aku dan Yuli." Mbak mbak tau istrinya Fandi seperti ini lebih baik dari dulu dijodohkan dengan Tina," kata Tante Mira.Rasanya hatiku seperti di sayat sembilu lagi. Ingin aku ikut kesini agar bisa menemukan ketentraman hati tetapi yang datang malah sebaliknya. Bang Usman memahami situasi ini. Dia menggenggam erat tanganku." Mira, bicara apa kamu ini," tegur mertua ku. Aku yakin mertua ku orang yang baik. Beliau mengajak kami menuju kamar yang sudah disediakan." Cucu Yang Ti mau kamar sendiri ?" tanya mertua ku." Mau Yang Ti," Yuli mengangguk cepat. Ku lihat binar kebahagiaan terpancar di raut wajahnya. Semoga
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

23

Malam harinya aku berunding dengan Bang Usman. Apa mungkin suamiku yang hanya lulusan SMP bisa meminpin perusahaan raksasa tersebut. Kami tentu harus belajar dari bawah. Aku dan suamiku tertarik juga dengan usaha restaurant. Mungkin disitulah keputusan Bang Usman. Keesokan harinya kami sekeluarga diajak ibu mertua belanja di mall. Mataku terkagum kagum melihat tingginya gedung gedung menjulang, ramainya wara wiri kendaraan. Maklum hidupku di kampung dan aku hampir tidak pernah ke kota. " Narti nanti jangan ndeso kamu. Buat malu saja," ucap Tante Maya ketus sepertinya dia melihatku yang melihat gedung gedung pencakar langit saat di mobil." Biarin kenapa sih Mir. Dia menantuku," bela ibu mertua.Aku tersenyum." Ma af tante kalau kelihatan norak soalnya pemandangan di kota berbeda dengan di desa saya. Saya orang desa bukanya biasa kalau terkagum kagum dengan pemandangan kota ? Pun dengan orang kota pasti akan terkagum kagum dengan asrinya suasana desa. Hidup itu sawang sinawang tant
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

24

Saat ku lihat pemandangan diluar, ekor mataku menangkap seseorang yang sangat ku kenal mengorek sampah. Dia seperti Kang Sabar.Bergegas aku keluar mengejar sosok itu. Tak kuhiraukan panggilan suami dan ibu mertua ku bersahutan. Aku keluar restoran dan sosok itu sudah tidak ada. Rasanya tadi benar yang ku lihat adalah Kang Sabar. Tapi mana mungkin Kang Sabar mengorek sampah." Eneng kenapa?" tanya Bang Usman menyusulku." Bang aku tadi seperti melihat Kang Sabar mengorek ngorek sampah,"" Mana mungkin Kang Sabar seperti itu neng. Mungkin eneng salah lihat,"Bang Usman menggandeng tangan ku untuk masuk restoran lagi. Tapi pikiranku terus berkecamuk dengan keadaan yang barusan aku lihat. Apa benar tadi Kang Sabar. Semoga Tuhan selalu melindungi kakak ku dimanapun dia berada." Ada apa Narti ?" tanya ibu mertua.Aku yang belum kembali konsentrasi tidak mampu menjawab pertanyaan ibu mertua."Narti tadi salah lihat orang bu. Dikira kakak nya," jawab suamiku." Tante lihat tadi kamu berlar
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

25

"Heh wanita kampung. Yakin sekali kamu. Perjanjian perjodohan itu tetap berlaku," ucap Bu Astri dengan berkacak pinggang.Perjanjian Perjodohan ?Permainan apa yang mereka lakukan sebenarnya ? Kalau begini caranya, lebih baik aku pulang kampung lagi daripada melihat suamiku mendua." Maya, perjanjian perjodohan itu tetap berlaku walaupun Fandi sudah berkeluarga karena perjanjian itu tampa pengecualian,"Aku terduduk lemas. Kenapa cobaan demi cobaan menghampiriku disaat aku tengah mengandung malaikat titipan Tuhan.Apa kebaikan mertuaku selama ini hanya setingan belaka? Apa kedatanganku disini hanya untuk disakiti ? Ah semoga apa yang aku fikirkan tidak akan terjadi.Ku lihat ibu mertua ku memandang dengan geram. Sepertinya beliau marah besar." Kita sama sama wanita, Astri. Apa kamu tega menyakiti wanita yang telah sah menjadi seorang istri Fandi. Dan istrinya tengah mengandung. Dasar tidak punya hati. Ayok Fandi, Narti,Yuli kita pergi dari sini." ucap ibu mertuaku sambil melangkah p
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

26

Bang Usman menoleh kearah ku. Sepertinya ia tahu perasaanku. Aku hanya membuang pandangan ke arah lain. Dia menggenggam tanganku." Neng, bukan maksud abang ingin mendua. Abang cuma ingin sama eneng. Bukan dengan yang lain,"Aku melengos kesal." Janji adalah hutang neng. Kita harus mengambil kesepakatan bersama. Agar bisa menemukan jalan keluar terbaik. Tidak baik masalah dibiarkan berlarut larut," ucap suamiku lagi." Narti kamu tenang saja. Ibu akan berusaha semampu ibu. Fandi tidak akan menikahi Tina. Ibu juga tidak setuju. Mereka hanya mengincar harta," jelas ibu.Aku memandangi mereka. Ada raut serius di wajahnya. Aku mengenal suamiku lama. Mengapa aku meragukan kejujuran dan kesetiaanya ? Tapi bukankah setiap orang bisa berubah ?" Percayalah," Suami dan Ibu mertuaku menggenggam erat tanganku." Bismillah. Semoga kepercayaanku tidak engkau sia sia kan bang," Ibu mertuaku tersenyum. Ada rasa damai melihat senyuman beliau. Mungkin karena aku rindu sosok emak." Lalu bagaimana ta
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

27

Tetapi aku berhenti saat merasakan perutku seperti mau haid tapi lebih sakit lagi. Aku berpegangan kursi. Suamiku buru buru menghampiriku." Neng kenapa ?" tanyanya dengan wajah penuh khawatir." Perutku bang. Sakit sekali. Seperti mau melahirkan. Tolong bang." rintihku.Seketika cairan putih menyembul begitu saja. Mungkin ini air ketuban ku. Ya Tuhan semoga tidak terjadi apa apa.Bang Usman bingung. Refleks dia menggendong ku yang entah sudah bertambah berapa kilo berat badanku memuju mobil.Mobil membelah keramaian kota. Tapi kemacetan menjadi hal biasa yang menghiasi kota besar." Tuan , bagaimana ini macet parah tampaknya dari depan ?" tanya Pak Asmat, sopir yang disuruh ibu mengantar kami. Ia ikut khawatir." Eneng sudah tidak tahan bang," air mataku bercucuran merasakan perut yang mulai kontraksi tak karuan." Pak Asmat saya tidak berpengalaman di kota pak. Bagaimana ini pak?" tanya suamiku tak kalah panik.Susah sekali hidup di kota besar yang apa apa harus ke rumah sakit. Kala
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

28

Mbak Lastri berlari terlalu kencang. Aku tak mampu untuk mengejarnya. Mungkin aku harus ke desa menemui Kang Sabar. Aku takut terjadi apa apa denganya. Atau aku bertanya saja dengan Aliya. Ahh bahkan aku belum bertanya tentang kelanjutan rekruitmen karyawan di rumah makan." Dia siapa Narti ? Kenapa kamu antusias sekali mengejarnya ?" tanya ibu mertua." Dia kakak ipar saya bu. Dulu kehidupanya membaik, tetapi kenapa sekarang dia menjadi baby sister. Narti takut ada yang tidak beres bu,"" Paling akal akalan kamu saja Narti. Supaya keluarga mu ikut menikmati semua ini. Sengaja kamu suruh kakak ipar mu menjadi baby sister,". Seperti biasa Tante Mira selalu menyinyiriku."Astagfirulloh. Bahkan mereka saja tidak menganggap Narti saudara, tante. Bagaimana mungkin Narti punya fikiran seperti itu ?"Sedih juga dituduh memanfaatkan harta ibu mertua. Sama sekali aku tak silau dengan harta. Karena kelak semuanya harus dihisab." Sudah neng, kapan kapan kita mengunjungi rumah di desa. Supaya ki
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

29

" Ada apa kesini ? Mau pamer ?" tanya Leli ketus.Aku mengelus dada. Kenapa masih sama saja sifat Leli. Kalau dulu aku dibenci karena miskin. Mengapa sekarang saat semua berputar aku masih saja dibenci ? Apakah aku memang sudah tidak dianggap kakak lagi olehnya ?" Astagfirulloh Lel. Apa yang mbak banggakan ? Semua yang kita punya hanyalah titipan,"Leli mencibirkan bibirnya." Sok alim," ucapnya.Aku mengelus dada. Berusaha menabahkan hati kembali. Tujuanku kesini bukan membuat keributan. Tetapi ingin mengetahui keberadaan Kang Sabar." Leli, mbak kesini bukan mau mengajak bertengkar. Mbak ingin mencari tau keberadaan keluarga Kang Sabar. Dimana mereka Lel ?"" Perduli apa Mbak Narti sama saudara ?"Ya Allah. Kenapa teganya Leli berkata seperti itu. Dulu saat aku tinggal di kampung, mereka bahkan tidak tau dan tidak mau tau keadaan ku. Yang di fikiran mereka hanya membenciku." Lel, tolong ceritakan apa yang sebenarnya terjadi," pintaku memohon.Leli mendekatiku. Ku kira dia akan ber
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more

30

"Nggak tau. Sudah lama Nisa tidak keluar rumah," jawabnya tanpa ada bias khawatir sedikitpun. Aku heran dengan adik ku satu ini. Enteng sekali fia menjawab. Apa tak ada sedikitpun rasa khawatir untuk Nisa dan Kang Sabar. Mata hatinya benar benar sudah tertutup oleh harta dunia." Lel, apa kamu tidak khawatir dengan Nisa ?" ucapku sehalus mungkin." Ngapain khawatir ? Apa saudara saudara ku juga akan mengkhawatirkanku ? Pasti mereka juga sibuk dengan urusan mereka sendiri sendiri. Yang terpenting sekarang itu mencari uang yang banyak. Agar tidak bergantung pada orang lain. Kayak Mbak Narti. Oppss keceplosan," ucapnya kembali menyinyiriku." Maksudmu ?"" Ya mbak Narti jadi kaya kan bukan karena usaha. Karena kebetulan saja," Aku mendengkus kesal." Rezeki sudah ada yang mengatur Lel," ucapku tegas. Seraya meninggalkanya masuk kedalam mobil.Kadang terlintas di pikiranku menyesal akan keputusanku meninggalkan kampung ini. Kedua saudara ku Kang Sabar dan Nisa tak jelas keadaanya. Berib
last updateLast Updated : 2024-05-30
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status