" Kalau abang tidak mau pulang, eneng pulang sendiri,"" Eh Narti, enak sekali kamu mau pulang, pekerjaanmu di dapur itu banyak," serta merta mertua ku muncul begitu saja.Aku terdiam. Sejenak berpikir. Bukankah Bang Usman sangat hormat kepada Emak ku. Bukan kah Bang Usman selalu sabar saat diperlakukan tidak adil oleh saudara ku. Bukan kah Bang Usman selalu diam jika dihina adik adik ku . Bukankah aku terbiasa diperlakukan seperti ini. Dipandang sebelah mata karena materi membuatku sadar diri.Aku berjalan ke dapur untuk segera mencuci piring. Baru akan menyabun piring pertama, ada tangan yang mencegahku." Mbak, jangan," Rina memegang tanganku." Rin, sudah tidak apa apa, mbak disuruh ibu,"Entah mungkin ibu mertuaku mengikuti kemana saja aku pergi. Aku berbicara dengan siapa saja, pasti beliau tau." Rina, biarkan Narti yang mencuci piring itu,"" Ibu, kenapa tidak menyuruh Rina atau Winda saja untuk mencuci piring. Kasian Mbak Narti bu, dia hamil,"" Kamu sama Winda tidak pantas m
Last Updated : 2024-05-20 Read more