Home / Rumah Tangga / SAUDARA MISKIN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of SAUDARA MISKIN: Chapter 11 - Chapter 20

74 Chapters

11

Aku bingung bagaimana aku pulang tanpa membawa surat untuk Yuli. Aku tidak tega melihat wajah sedihnya. Tuhan izinkan aku menyenangkan anak ku untuk kali ini.Sambil memikirkan apa yang harus aku lakukan, aku teringat emak. Ya Tuhan aku lupa belum ke rumah emak. Pasti emak menungguku. Aku bergegas ku percepat langkahku. Benar saja emak menungguku di teras. Dapat kutangkap signal kecemasan pada wajah emak." Narti, emak kira kamu kenapa kenapa. Emak takut kamu tidak mau merawat emak,"" Ma afkan Narti ya mak. Tadi masih banyak pekerjaan,""Tadi kebetulan Bu Surti lewat depan rumah jadi sekalian emak beli sayur. Nanti tinggal kamu masak,"Aku memasak dengan sejuta pikiran berkecamuk. Bagaimana nasib Yuli. Aku harus memperjuangkan masa depanya. Jangan sampai ia seperti kedua orang tuanya. Anak ku harus sukses.Ditengah kegalauan yang melanda, tangan ku ikut teriris pisau. Perih." Narti, kamu kenapa ? Emak lihat kamu tidak seperti biasanya. Kamu sakit ?"Memang ikatan batin seorang ibu
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

12

Aku pulang dengan sejuta pikiran berkecamuk. Sebenci itukah adik adiku kepadaku. Rasanya memang aku tiada nilainya di mata mereka." Neng kenapa pulang lesu begitu ? Belanjaanya mana ?" tanya Bang Usman. " Bu Surti tidak jualan, bang. Semua warga mengambil sembako di kelurahan kecuali keluarga kita,"" Astagfirulloh, Neng tidak boleh iri dengan rezeki orang lain. Rezeki sudah ada yang mengatur,""Eneng tau bang. Tapi bukankah rakyat kecil seperti kita seharusnya berhak menerima bantuan ? Semua orang di kampung membicarakan kita bang. Tatang yang memberi surat edaran itu,"" Mungkin dia lupa, neng. Sudah jangan suudzon kepada orang lain. Tidak baik. Insya Allah akan ada gantinya,"Seperti yang pernah aku bilang hidup di kampung harus menebalkan telinga. Mungkin kalau omongan yang lain, aku masih bisa sabar. Tapi kalau masalah keluarga, bisa membuat hati ini bersedih. Apalagi aib keluarga. Bukankah tidak pantas menceritakan aib keluarga kepada orang lain ?" Neng, hari ini abang tidak
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

13

" Cukup Nisa. Selama ini mbak diam atas semua perlakuan kamu. Tetapi jika terus terusan kamu memfitnah mbak, aku tidak terima," . Entah kekuatan apa yang merasuki diri ku untuk membentak Nisa." Mbak yang keterlaluan mempermalukan suamiku di depan warga kampung. Suamiku itu orang terpandang mbak. Dia perangkat desa. Jadi mbak jangan macam macam,"Nisa pergi meninggalkan rumahku. Tuhan, aku ini kakak kandung nya , hanya karena strata sosial dia tidak ada hormatnya. Tapi biarlah Allah Maha Melihat. Dia tau mana yang benar dan mana yang salah. Aku percaya akan ada kebahagiaan dibalik kesabaran yang tulus.***Keesokan harinya...Badanku lemas, kepalaku pusing, perut mual. Berat sekali ku angkat badanku beranjak dari tempat tidur. Tapi aku harus tetap masak. Yuli harus sekolah, emak dan Bang Usman harus ku masakan. Walau sempoyongan, aku harus tetap ke rumah emak. Sesampai di rumah emak bukanya langsung masuk, aku beristirahat di kursi yang ada di teras emak. Badanku terasa lemas.Emak m
last updateLast Updated : 2024-05-16
Read more

14

" Aku dan Toni sudah mengambil keputusan bahwa nanti Toni akan membayar orang untuk merawat emak. Kasiann Narti dia hamil. Untuk gaji nya nanti Toni yang bayar. Percuma bermusyawarah dengan orang tak berperasaan," ucap Kang Sabar.Ma afkan Narti mak, padahal Narti sudah berjanji akan merawat emak. Tetapi bagaimana, kehamilan ini menyiksaku.***Tiga bulan pertama kehamilanku benar benar membuat aku kepayahan tak mampu melakukan pekerjaan berat. Beruntung aku mempunyai anak sebaik dan sepintar Yuli. Dia yang menggantikanku mengerjakan pekerjaan rumah.Memasuki trimester dua, keadaanku membaik. Badanku tidak selemas dulu. Aku lumayan bisa melakukan aktifitas." Neng, abang dapat kabar kalau ibu pulang dari umroh, kita jenguk yuk neng. Sekalian memberi kabar kalau eneng hamil,"Bang Usman mengajak ku mengunjungi orang tuanya. Sebenarnya aku sedikit berat untuk kesana. Berbeda denganku yang begitu disayang emak. Ibu Bang Usman tidak suka dengan kami. Bahkan dari cerita, sejak Bang Usman k
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

15

" Kalau abang tidak mau pulang, eneng pulang sendiri,"" Eh Narti, enak sekali kamu mau pulang, pekerjaanmu di dapur itu banyak," serta merta mertua ku muncul begitu saja.Aku terdiam. Sejenak berpikir. Bukankah Bang Usman sangat hormat kepada Emak ku. Bukan kah Bang Usman selalu sabar saat diperlakukan tidak adil oleh saudara ku. Bukan kah Bang Usman selalu diam jika dihina adik adik ku . Bukankah aku terbiasa diperlakukan seperti ini. Dipandang sebelah mata karena materi membuatku sadar diri.Aku berjalan ke dapur untuk segera mencuci piring. Baru akan menyabun piring pertama, ada tangan yang mencegahku." Mbak, jangan," Rina memegang tanganku." Rin, sudah tidak apa apa, mbak disuruh ibu,"Entah mungkin ibu mertuaku mengikuti kemana saja aku pergi. Aku berbicara dengan siapa saja, pasti beliau tau." Rina, biarkan Narti yang mencuci piring itu,"" Ibu, kenapa tidak menyuruh Rina atau Winda saja untuk mencuci piring. Kasian Mbak Narti bu, dia hamil,"" Kamu sama Winda tidak pantas m
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

16

Winda menghampiri mereka." Ibu ibu saya Winda adiknya Bang Usman. Ini ada sedikit oleh oleh. Silahkan," Winda menyerahkan sebungkus paperbag untuk mereka." Oalah adiknya Pak Usman. Borong belanjaan juga mbak buat anaknya Pak Usman yang di dalam perut ?" tanya salah seorang ibu." Iya bu buat calon keponakan. Saudara tetap saudara kan bu walau kondiai yang tidak sama," Winda sengaja melirik Leli dan Nisa.Sepertinya mereka merasa, mereka hanya mencibir cibirkan bibirnya.***Winda tidak bisa berlama lama di rumahku karena Rania telefon mencarinya. Tetapi aku sangat berterimakasih kepada Winda, membelikan kebutuhan bayiku selengkap ini. Semoga Allah senantiasa melancarkan rezekimu Win. Setiap kebahagiaan yang engkau ciptakan untuk orang lain. kebahagiaan itu akan kembali padamu dengan lebih indah.***Ke esokan pagi entah apa yang mendorongku ingin sekali menengok emak. Ingin memeluk emak. Ingin berlama lama dengan emak. Setelah aku meminta izin ke Bang Usman, aku bergegas ke rumah e
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

17

Masih saja mereka memusuhiku saat emak sudah tiada. Bukan berharap dibela emak lagi. Tapi satu kekuatanku telah pergi. Satu malaikatku meninggalkanku selamanya. Aku rasa kebersamaanku dengan emak hanya sebentar. Bahkan disaat emak belum melihat anak ku yang kedua lahir.Aku tidak ikut mengantar emak ke pembaringan terakhirnya. Semoga emak tenang disana. Insya Allah Narti akan selalu mengirim do'a untuk emak.Para tamu satu persatu mulai beranjak pulang. Aku pelan pelan merapikan rumah emak. Rumah ini sekarang sepi tanpa emak lagi. Aku harus kuat demi bayi yang di dalam perutku.Setelah pemakaman, semua saudara saudara ku berkumpul lagi di rumah emak." Semuanya sudah berkumpul ? Leli mau bicara,". Tumben sekali dia memulai pembicaraan. Tidak ada yang menyahut ucapan Leli. Semua hanyut dalam kesedihan masing masing karena emak meninggal." Jadi gini, bagaimana kalau rumah emak ini kita jual. Kita bagi hasilnya ber empat. Mbak Narti nggak usah. Kan sudah diberi sawah oleh bapak," kata
last updateLast Updated : 2024-05-24
Read more

18

" Ma afkan aku Narti, aku sangat membutuhkanya untuk kuliah Aliya," Kang Sabar berkata sambil menunduk.Ku lihat ada yang aneh dari gelagat Kang Sabar. Biasanya dia tegas dan berwibawa. Tetapi kenapa ia seperti sembunyi di punggung Mbak Lastri." Kang harusnya akang tetap membicarakan ini dengan adik adik akang. Narti tidak silau dengan uangnya Kang. Tapi Toni juga berhak tau,"" Eh Narti kenapa kamu takut kalau Toni tidak pulang lalu kamu tidak dapat jatah uang begitu ?"" Mbak ma af ya ini urusan saya dengan Kang Sabar," ucapku memberanikan diri." Dasar belagu. Awas kalau kamu mempengaruhi suamu saya," ucap Mbak Lastri sambil ngeloyor pergiiKang Sabar lebih banyak diam. Di hanya menunduk dan terus menunduk." Akang kenapa ? Ngomong sama Narti," ucapku membujuk Kang Sabar." Akang tidak apa apa Nar " jawabnya datar." Kang bahkan emak meninggal belum genap tujuh hari. Apa kata orang nanti Kang. Seandainya Narti yang jadi omongan, Narti sudah terbiasa kang. Tapi kalau akang. Kang Sa
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

19

Aku mengelus dada mendengar ucapan Nisa. Entah kapan dia bisa untuk tidak menebarkan bullyan untuk ku.Tak disangka pria yang aku perkirakan sopir tersebut membalikan badan. " Ma af ibu kami bukan rentenir," ucapnya dengan hormat." Lalu ada perlu apa mencari suami Mbak Narti pak?"" Ma af ibu, bukan urusan ibu," Ingin aku tertawa sebenarnya. Tapi yasudahlah ada yang jauh lebih penting. Ada gerangan apa mereka mencari suamiku. Mobil hanya bisa berhenti di pinggir jalan. Untuk ke rumahku harus jalan kaki.Tampak keluar dari mobil seorang ibu paruh baya dengan tampilan yang modis yang membuat dia tidak terlihat tua. Dan pada saat dia membuka kaca mata, entah perasaanku atau bagaimana, menurutku wajah ibu itu mirip dengan Bang Usman.Aku persilahkan ibu tersebut dan sopirnya masuk rumahku." Ma af ya pak bu keadaan rumahnya masih seperti ini,"" Ini rumah orang tuamu ?" tanya ibu itu." Ini rumah yang susah payah saya bangun bersama suami saya bu. Kemampuan kami baru seperti ini,"Ibu
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more

20

" Bagaimana kalau ibu kita ajak tinggal disini bang?" usulku pada Bang Usman." Neng bukan maksud abang menyanjung atau mengelukan ibu, tapi neng tahu sendiri kan ibu itu bergelimang harta. Apa sudi ibu tinggal di gubuk reyot seperti ini ?"Aku terdiam. Perkataan Bang Usman benar. Aku harus sadar diri. Mengajak almarhumah emak untuk tinggal disini saja aku tidak berani, apa lagi mengajak ibu mertua yang jelas jelas bukan orang sembarangan." Ya sudah neng nanti kita solat istikhoroh. Kita minta petunjuk Yang Diatas. Bagaimana yang terbaik untuk kita kedepanya,". Bang Usman mengerti kegelisahanku.Aku tersenyum.***" Asalamualaikum," ucap Yuli sepulang sekolah.Yuli mencium tanganku dan bapaknya dengan takzim." Wah handphone bagus keluaran terbaru ya Pak. Bapak habis dapat rezeki ya ?". Yuli keheranan sekaligus kagum dengan handphone di tanganya. Dia tampak membolak balik dan menggeser layarnya. Entah aku sendiri tidak paham. Belum sempat menjawab dan menjelaskan ke Yuli, handphone
last updateLast Updated : 2024-05-27
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status