All Chapters of Dikontrak 365 Hari jadi Istri Presdir Dingin: Chapter 71 - Chapter 80

235 Chapters

Bab 71 - Meluruskan Kesalahpahaman?

Aksa menghela napas panjang. Mencoba berpikir positif. Dalam diam, ia menyakinkan dirinya kalau Ocha tidak mungkin tega meninggalkan anaknya begitu saja.Aksa mengingat, dulu saja dirinya sakit dan yang rela merawatnya adalah Ocha, padahal saat itu seharusnya Dewi yang merawat. Apalagi, seorang anak. Ibunya benar, Ocha tidaklah setega itu. Pasti, dia sengaja menitipkan anaknya pada orang kepercayaannya. Entah pada siapa? Aksa, jadi semakin merasa tak enak hati karena tidak bisa bertanggung jawab penuh pada mereka berdua.Lagi dan lagi, dia menyesali diri karena tak tegas pada Dewi waktu itu sehingga timbul kesalahpahaman antara dirinya dan Ocha.Namun, tak ada gunanya menyesal sekarang. Dia hanya harus berbicara empat mata dengan Ocha untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya. “Jadi ... saya menjelaskan langsung pada intinya saja, ya, Pak Aksa,” kata Ocha memecahkan keheningan, menatap Aksa sebentar.
Read more

Bab 72 - Menyesal

Ocha mengernyit bingung, menatap Aksa yang masih berdiri mematung tanpa kata.Ditatapnya Dita dengan raut penuh tanya, tetapi wanita berhijab itu hanya mengangkat bahu, juga tak tahu apa yang terjadi?Pelan, Aksa berjalan menghampiri mereka dan menatap Ocha penuh harap. “Bisa bicara sebentar?” tanyanya pelan. “Ada apa ya, Pak? Apa ada yang kurang jelas dari penjelasan saya tadi?” Ocha mencoba bersikap santai. Padahal, di dalam sana jantungnya mulai ribut.Aksa menggelengkan kepalanya pelan seraya menarik napas. “Di luar pekerjaan,” katanya pada akhirnya.Lagi dan lagi, Ocha menoleh pada Dita seolah menanyakan maksudnya. Namun, wanita itu justru tampak menahan senyumnya. Mundur selangkah dan langsung masuk ke mobil seakan memberikan kesempatan untuk Aksa dan Ocha berbicara.“Ada apa, Pak Aksa?” tanya Ocha menaikkan alisnya. “Itu ... saya ....”Ocha memicing, menunggu Aksa melanjutkan kalimat
Read more

Bab 73 - Izinkan Aku Bertemu Anakku!

Dua minggu kemudian. Di sebuah ballroom mewah, dihiasi dengan dekorasi elegan dan nuansa futuristik, beserta iringan musik lembut yang mengalun indah, menambah meriah acara peluncuran produk baru dari Infinite Allure. Banyak tamu-tamu dari berbagai kalangan yang hadir, dari petinggi perusahaan-perusahaan, hingga media yang berjejer, bersiap untuk meliput kegiatan. Tak terkecuali Aksa, yang juga malam ini datang karena sesuatu hal. Tidak bohong, dia ingin melihat Ocha. Syukur-syukur, bisa bertemu dan berbicara dengannya. Akhir-akhir ini, wanita itu rame sekali di kepalanya. Aksa sampai melupakan masalahnya dengan Dewi yang sampai sekarang masih santer diperbincangkan di sosial media. Dia tak melakukan klarifikasi seperti permintaan netizen. Toh, ia berpikir lama-lama beritanya akan tenggelam seperti hubungannya dengan Dewi yang tenggelam oleh air mata pengkhianatan. Aksa yang hendak duduk, tak sengaja men
Read more

Bab 74 - Jatuh Cinta?

“Apa lagi, sih?” Ocha mulai emosi. “Izinkan aku bertemu anakku.”Aksa menatap Ocha dengan serius. Sama sekali tak ingin melepaskan sedikit pun raut wajah mantan istrinya itu. “Kenapa aku harus mengizinkanmu?” tanya Ocha menatap lurus ke depan. Matanya mulai panas. Namun, ia tetap mencoba agar tak ada buliran bening yang keluar dari sana di hadapan pria bergelar ayah kandung putranya itu. “Dia anakku, Cha. Aku juga berhak untuk dekat padanya,” jawab Aksa apa adanya.Ocha menatap Aksa sebentar seraya tersenyum miris. Dengan sedikit kasar, Ocha melepaskan tangan dari cekalan Aksa. “Sekarang baru kamu bilang begitu? Selama ini ke mana aja? Saat aku mengandung, sampai melahirkan, kamu ke mana? Kamu bilang akan selalu ada buat kami, tapi apa?”“Kamu selalu mengutamakan anak kamu pada Mbak Dewi, dan ... mengabaikan kami,” kata Ocha pelan, tetapi penuh penekanan. Aksa menunduk, sesekali berusaha menelan l
Read more

Bab 75 - Dirundung Dilema

“Nggak ada cinta-cintaan, malas banget!” sungut Ocha kesal. Bibirnya mengerucut sebal bak pantat ayam.Dirinya merasa sangat tidak mungkin jatuh cinta pada Aksa seperti yang Lala katakan.Justru, Ocha sakit hati dengan sikap pria itu. Selama bersamanya, hanya awal doang yang bahagia, bukan?Dan ketika hamil, pelan-pelan malah makan hati tiap harinya.Bukannya diberi perhatian lebih, justru diabaikan seolah-olah tidak ada artinya sama sekali.Ocha tahu, pernikahan mereka punya perjanjian hingga 365 hari saja.Namun, baru berlangsung beberapa bulan saja, tak bisa dipungkiri bahwa dirinya yang memang kekurangan kasih sayang justru membuatnya merasa nyaman dan bodohnya karena merasa dicintai, serta disayangi semenjak kehadiran Aksa dalam hidupnya.Hanya saja, ternyata perhatian, kepedulian, serta ketulusan Aksa padanya, cukuplah singkat. “Lagian, katanya bukan cinta, tapi ngapain sampai mepet-mepet segala ke tembok
Read more

Bab 76 - Permohonan Aksa

Di dalam mobil, Aksa memandangi sebuah rumah sederhana di mana Ocha dan Lala baru saja masuk ke dalamnya. Suasana di sana terlihat tenang. Cahaya lampu dari dalam rumah menerangi hingga ke halaman depan. Perasaan bersalah, terus saja menggerayangi di dalam hati, menyelimuti jiwanya. Terlebih, sebelumnya juga sempat melihat Ocha yang baru menjemput putra mereka di malam yang dingin menusuk kulit. Tadinya, Aksa sudah akan pulang ke rumah, tetapi begitu berada di parkiran, dia tak sengaja melihat Ocha dan Lala yang juga terlihat akan pulang. Seketika itu, Aksa pun memutuskan diam-diam mengikuti mereka. Sekadar mencari tahu tempat tinggal mantan istrinya agar memudahkannya bertemu sang buah hati, nantinya. Kalau tidak inisiatif mengikuti mereka bak mata-mata, Aksa tidak akan tahu kalau Ocha menitipkan anaknya pada wanita yang sepertinya adalah ibunya Yaya. Sebenarnya, hati Aksa cukup sakit melihat mantan istrinya tersenyum pada pria lain. Terutama pria itu juga pernah m
Read more

Bab 77 - Kita Nikah Lagi Aja!

“Huh ...!” “Please!” kata Aksa lagi, bahkan sebelum Ocha melanjutkan kalimatnya. Dan setelah banyak pertimbangan, Ocha pun akhirnya memutuskan. “Baiklah,” katanya singkat. Namun, berhasil membuat Aksa mengulas senyumnya karena bahagia dan terharu. Dia merasa, perjuangannya kali ini, diam-diam mengikuti mobil Lala tak sia-sia. Karena sekarang hasilnya telah dibayar kontan. Hati Ocha luluh dan ia akan segera bertemu dengan putranya. “Terima kasih,” lirih Aksa, kemudian bangkit tanpa melepas tautan tangannya pada Ocha hingga wanita itu yang berusaha menarik tangannya sendiri. Ocha membuka pintu dengan lebar. Memberi ruang mantan suaminya menemui anak mereka untuk yang pertama kalinya. “Masuklah. Tapi, kamu harus memelankan suara karena dia sudah tidur," pinta Ocha. Aksa pun mengangguk cepat. “Tentu.” Dia masuk dengan hati-hati, menatap sekeliling rumah yang tampak sederhana, tetapi ia merasa di dalamnya penuh dengan kehangatan. Seandainya, Ocha mengizinkannya ti
Read more

Bab 78 - Izinkan Aku Menikahinya, Ma!

Ocha masih melongo. Berusaha mencerna perkataan Aksa. Bahkan, untuk berkedip saja kini ia kesusahan.Di dalam sana, jantungnya pun seakan ingin bertukar peran dengan paru-paru. Dia menatap Aksa dengan tajam. “Bercandamu gak lucu, Mas!” cibirnya. “Masa bercanda ngajak nikah-nikahan? Kamu pikir pernikahan itu mainan?”Aksa tersenyum tipis. Cepat, ia menjawab. “Apa raut wajahku terlihatbercanda?” tanyanya serius. Ocha kini tak menjawab. Sejatinya, ia memang tak menemukan raut bercanda di wajah Aksa. Namun, meskipun begitu, Ocha tak mau ambil hati. Takut kalau terlalu percaya, justru nyungsep ke lubang yang sama.Ocha menyeringai sinis, mengalihkan pandangan ke arah lain. “Jangan ngawur!” ketusnya. “Aku serius, Ocha.”Sebuah helaan napas dikeluarkan Ocha. “Mas! Lebih baik kamu pulang dulu sana, deh. Kayaknya kamu udah ngantuk!”Ocha berlalu lebih dulu, berdiri di depan pint
Read more

Bab 79 - Pernyataan Cinta

“Ma, tapi kenapa? Apa yang salah pada Ocha? Bukankah Mama juga sangat menyayanginya?”Karin menarik napas panjang, beralih duduk di sofa dengan tatapan yang masih lurus ke depan. Selang beberapa detik, ia pun berkata, “Tidak ada yang salah padanya. Ocha wanita baik, sopan, sabar, ramah, dan kuat.”“Tapi, kenapa Mama melarangku menikah dengannya?” tanya Yaya butuh penjelasan. “Mama pasti punya alasan, kan?”Karin terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menjawab, “Dia baik, tapi tidak bisa menjadi istrimu.”Yaya membuang napas kasar. Lantas berjalan mengambil tempat di dekat ibunya. “Bagaimana Mama bisa tau kalau Ocha tidak bisa menjadi istriku. Aku bahkan belum bertanya padanya.” Yaya menatap ibunya penuh tanya. “Aku mencintainya, Ma.”“Sekali Mama bilang tidak, tetap tidak!” tegas Karin.Wanita paruh baya itu langsung beranjak dari duduknya dan berlalu begitu saja. Masuk ke kamar meninggalkan Yaya yang masih me
Read more

Bab 80 - Kecelakaan?

Ocha sontak terkejut mendengar pertanyaan itu. Dia menatap Yaya dengan tajam. “Kenapa lu menanyakannya? Gue ... gue belum siap untuk memikirkan hal seperti itu.”Yaya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, mencoba mengerti. “Tapi, bagaimanapun juga, lu harus melanjutkan hidup, Cha. Anak lu butuh sosok Ayah dan kamu tentu butuh pria yang bisa melindungi lu, juga Aqil,” tutur Yaya.Ocha tersenyum sinis. “Gue belum mikir ke sana, Ya. Lagian, gue ini janda, punya anak. Susah kalau harus cari suami. Mana ada coba pria yang mau sama janda seperti gue?”Yaya kini menatap Ocha dengan serius. “Gue, Cha. Gue mau jadi suami lu.”Mendengar pernyataan Yaya yang sangat tiba-tiba, Ocha seketika menelan ludahnya yang terasa kelu.Yaya menunduk sejenak, mengumpulkan keberanian untuk melanjutkan. “Sebenarnya ... gue sudah mencintai lu sejak lama. Tapi gue selalu takut untuk mengatakannya. Gue ingin menikahi lu, Cha.”“Gue janda, Ya.” Hany
Read more
PREV
1
...
678910
...
24
DMCA.com Protection Status