Setelah beberapa saat terdiam, Ocha akhirnya menarik napas pelan, menetralkan suasana hatinya yang mendadak tak karuan. Dengan suara berat, ia menjawab, “Em ... sa—ya, Bu? Tapi, mohon maaf sebelumnya, Bu. Bukan saya menolak, tapi apa gak bisa Ibu mengutus yang lebih senior dari saya?” Ocha merasa berat hati. Di satu sisi, dirinya masih seumur jagung bekerja di perusahaan kosmetik yang sebenarnya adalah milik keluarganya Lala ini, jadi ia merasa tak pantas saja meng-handle tugas penting seperti itu. Di sisi lain, dia juga tak bisa terlalu sering berinteraksi dengan Aksa. Nanti, yang ada ia semakin tidak bisa menyembuhkannya dari luka yang disebabkan oleh pria itu. Rina tersenyum tipis, memahami apa yang Ocha rasakan? Namun, ia tetap mencoba memberikan pemahaman dengan suara lembutnya. “Justru, saya mengutus karyawan junior seperti kam
Baca selengkapnya